Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : DITA ROLA VERONIKA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042325113

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4202/HUKUM PAJAK

Kode/Nama UPBJJ : 79/KUPANG

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Fungsi pajak
a. Fungsi pajak menurut tujuannya:
1) Untuk memenuhi kebutuhan keuangan pemerintah/belanja negara (budgetair)
2) Untuk mengatur, melakukan upaya stabilisasi, mengalokasikan dan
mendistribusikan pendapatan (regulerend)
b. Di dalam kehidupan terdapat barang-barang/kebutuhan publik yang dimanfaatkan
oleh masyarakat seperti jalan, kemananan dari TNI/Polri, subsidi pendidikan,
bantuan sosial, fasilitas umum yang dalam penyediaannya tidak mungkin
dibebankan atau ditanggung oleh pihak tertentu. Barang-barang public tersebut
juga umumnya tidak murah sehingga tidak akan ada orang/pihak tertentu yang
dengan sukarela menyediakannya. Oleh karena itu, pemerintah sebagai otoritas
yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan memiliki
kewenangan maka harus memungut pajak dari seluruh masyarakat dalam rangka
membiayai barang-barang public itu. Selain itu, kondisi ketimpangan dan
ketidakmerataan ekonomi pada tiap-tiap individu mengharuskan pemerintah untuk
melakukan intervensi melalui pemungutan pajak dari kelompok yang memiliki
tingkat ekonomi yang mapan untuk disalurkan kepada kelompok menengah ke
bawah dalam bentuk bantuan sosial, fasilitas dan lainnya sehingga tidak
menimbulkan konflik sosial.
2. Utang pajak
a. KNM dapat menutup utang pajak PPN yang berstatus kurang bayar sebesar Rp5
juta dengan mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
(restitusi) terhadap PPh yang lebih bayar sebesar Rp4 juta. Dari hasil pemeriksaan
akan diterbitkan SKPLB sehingga KNM akan mendapatkan restitusi PPh dan dalam
prosesnya akan dicross-check dengan utang pajak lainnya. Karena KNM memiliki
utang pajak PPN maka PPh yang lebih bayar tersebut akan mengurangi utang pajak
PPN dan sisanya sebesar Rp1 juta dapat disetorkan sendiri oleh KNM sehingga
utang pajaknya tertutup/berakhir.
b. Sebab-sebab berakhirnya utang pajak selain adanya pembayaran/pelunasan:
1) Kompensasi/pengimbangan
Pengalihan kelebihan pembayaran pajak dari jenis pajak tertentu ke utang pajak
lainnya.
2) Penghapusan utang pajak
Utang pajak dapat dihapus jika Wajib Pajak mengalami pailit/bangkrut
sehingga tidak dapat melunasi utang pajaknya.
3) Daluwarsa pajak
Ketentuan daluwarsa atau tenggat waktu baik daluwarsa penetapan maupun
penagihan pajak diatur untuk memberikan kepastian hukum terhadap kewajiban
perpajakan yang telah dilaksanakan sendiri oleh Wajib Pajak. Lewat dari
jangka waktu daluwarsa tersebut maka fiskus tidak dapat menetapkan atau
menagih pajak dari Wajib Pajak.
4) Pembebasan
Pengakhiran utang pajak yang dilakukan oleh fiskus secara jabatan tanpa
adanya persetujuan dari Wajib Pajak karena ada permohonan atau kondisi
ekonomi Wajib Pajak yang tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk
melunasi utang pajaknya.
5) Penundaan penagihan pajak
Penagihan dapat ditunda untuk jangka waktu tertentu hingga Wajib Pajak
memiliki kemampuan membayar baik seluruh atau mencicil utang pajak.
3. Hukum dan asas pemungutan pajak
a. Undang-undang berupa hukum berarti mengandung kaidah hukum maka undang-
undang merupakan hukum yang dikeluarkan untuk melindungi kepentingan
manusia sehingga harus dilandasi asas yang berlaku umum bagi hukum. Tentu ada
asas yang khusus berlaku untuk hukum pajak karena hukum pajak memiliki
karakteristik yang berbeda dengan jenis hukum lainnya. Selain itu, sesuai dengan
sistem hukum yang mengutamakan keadilan, sarana untuk mendapatkan hak dan
melaksanakan kewajibannya yang benar maka diperlukan sistem peradilan dalam
perundang-undangan peraturan pajak di Indonesia. Adanya peradilan yang
menangani pajak maka peradilan tersebut juga harus tunduk pada asas-asas yang
berlaku umum di sistem peradilan.
b. Asas-asas khusus sehubungan dengan pemungutan pajak:
1) Asas sumber
Pemungutan pajak dilakukan pada sumber yang menjadi dasar munculnya utang
pajak. Contoh: PPh Pasal 23 atas jasa yang diberikan oleh suatu badan usaha
dipotong oleh pihak yang menerima dan melakukan pembayaran atas jasa
tersebut.
2) Asas waktu yang tepat
Pajak dibayar pada saat Wajib Pajak memiliki kemampuan untuk membayar.
Contoh: PPh Pasal 21 terutang dan dipotong pada saat terjadinya pembayaran
kepada orang pribadi yang memperoleh penghasilan. Penentuan saat terutang
dan pemotongan PPh Pasal 21 pada saat pembayaran menunjukkan bahwa
pemotongan pajak dilakukan ketika pemikul beban pajak sedang mempunyai
uang atau kemampuan membayar.
3) Asas ekonomis
Sistem pemungutan pajak yang ditetapkan dalam hukum pajak harus
memperhatikan aspek keekonomiannya, yaitu mempertimbangkan biaya yang
mungkin dikeluarkan oleh negara atau Wajib Pajak dalam rangka menghimpun
penerimaan negara.
4. Sistem pemungutan pajak
a. Self-assessment system berarti masyarakat yang menurut undang-undang pajak
mempunyai kewajiban pajak, wajib menyelesaikan kewajiban pajaknya sendiri
yang terutang kepada negara sesuai dengan undang-undang pajak dan tidak
menunggu adanya penetapan dari petugas pajak. Sehingga, setiap subjek pajak
yang telah memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak harus secara aktif mendaftarkan
diri, menghitung, membayar dan melaporkan kewajiban pajaknya sendiri.
b. Contoh praktik/implementasi sistem self-assessment oleh Wajib Pajak:
Tn. Adi Nugroho adalah seorang pengacara kondang yang memiliki ratusan high-
profile clients dan sering menangani kasus-kasus sebesar. Tn. Adi melaksanakan
kewajiban perpajakannya menurut ketentuan umum UU PPh. Tn. Adi setiap bulan
menyetorkan sendiri PPh Pasal 25 sebagai angsuran PPh dalam tahun berjalan.
Kemudian, pada akhir tahun Tn. Adi juga menghitung sendiri kewajiban PPh
selama satu Tahun Pajak untuk menentukan apakah kurang atau lebih bayar.
Kemudian, setelah membayar kekurangan pembayaran (PPh Pasal 29) Tn. Adi
melaporkan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ke KPP di mana dia terdaftar melalui
saluran elektronik.

Anda mungkin juga menyukai