Anda di halaman 1dari 4

Assalamu’alaikum wr wb. Selamat Siang Ibu Marina Fitri Wahyuni, SE. M.Ak.

selaku tutor
matakuliah Hukum Pajak. Berikut jawaban saya atas soal tugas 2 ini, sekian terimakasih.

Nama : Nur Rohmawati


NIM : 044820719
Kelas Tuton : EKSI4202.30

SOAL 1
Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2020 setiap bulan sebesar Rp 200.000.000 jatuh tempo
misalnya tiap tanggal 15. Pajak Penghasilan Pasal 25 bulan Juni 2020 dibayar tepat waktu
sebesar Rp140.000.000. Atas kekurangan Pajak Penghasilan Pasal 25 tersebut diterbitkan Surat
Tagihan Pajak pada tanggal 18 September 2020. Hitunglah berapa jumlah yang harus dibayar,
jelaskan bagaimana ketentuan sanksi yang dikenakan dan ketentuan cara pembayarannya?

JAWAB :
Kekurangan bayar PPh Pasal 25 bulan juni 2020 akan dikenakan sanksi administrasi 2% per
bulan sejak dihitung sejak tanggal jatuh tempo. Karena dibayar tepat waktu pada bulan juli 2020
maka tidak ada sanksi telat bayar yang dikenakan, hanya saja, kurang bayar tetap dikenakan
sanksi sebesar 2% per bulan dihitungnya terhitung bulan (juli, agustus, september), berikut
perhitungannya :
Kekurang bayar pajak = Rp 200.000.000 - Rp 140.000.000
= Rp 60.000.000
Sanksi administrasi = 3 × 2% × Rp 60.000.000
= Rp 3.600.000
Jumlah yang harus dibayar = Kekurang bayar pajak + sanksi administrasi
= Rp 60.000.000 + Rp 3.600.000
= Rp 63.600.000

Sanksi STP  sanksi bunga 2% per bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Tagihan Pajak, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan Pasal 9 (3) UU No. 16 Tahun 2009.

SOAL 2
PT BTK berencana untuk mengajukan keberatan untuk SKPKB. SKPKB hasil pemeriksaan
adalah Rp.100.000.000. Pada closing conference, PT BTK bersedia membayar Rp 30.000.000
untuk SKPKB walaupun tidak terdapat lampiran perhitungan Pemeriksa atas SKPKB. Pada
tanggal 19 Januari 2020, PT BTK mengajukan keberatan. Beberapa bulan kemudian, hasil
Keberatan untuk SKPKB menunjukkan bahwa pengajuan keberatan diterima sebagian oleh
Hakim, sehingga jumlah pada SKPKB turun menjadi Rp80.000.000. Namun, PT BTK tetap tidak
terima karena menurut perhitungan PT BTK, PT BTK seharusnya hanya membayar
Rp30.000.000. Oleh karena itu, PT BTK kembali mengajukan banding. Hasil Putusan Banding
menunjukan bahwa PT BTK dikabulkan kembali sebagian sehingga pajak yang seharusnya
dibayar kembali sebesar Rp65.000.000.
a. Berapakah jumlah pajak (pokok dan sanksi) yang harus dibayar oleh PT BTK atas
keputusan hasil keberatan?
b. Berapakah jumlah pajak (pokok dan sanksi) yang harus dibayar oleh PT BTK atas
keputusan hasil banding?
c. Jelasakan apa syarat untuk pengajuan banding yang anda ketahui ?

JAWAB

Sebelum mengajukan keberatan


WP harus membayarkan
pajaknya sesuai yang
bersedia dibayar yaitu Rp
30.000.000
Pajak yang harus dibayarkan
berdasarkan keputusan
keberatan
= Rp 80.000.000 – Rp
30.000.000
= Rp 50.000.000
Sanksi administrasi = (Rp
80.000.000 – Rp 30.000.000) x
50%
= Rp
25.000.000
a. Sebelum mengajukan keberatan WP harus membayarkan pajaknya sesuai yang bersedia
dibayar yaitu Rp. 30.000.000
Pajak yang harus dibayarkan berdasarkan keputusan keberatan yaitu :
= Rp 80.000.000 – Rp 30.000.000
= Rp 50.000.000
Sanksi administrasi = (Rp 80.000.000 – Rp 30.000.000) × 50%
= RP 25.000.000
b. Pajak yang sudah disetor saat mengajukan keberatan adalah Rp 30.000.000. Sisa pajak
yang harus dibayarkan berdasarkan keputusan banding adalah Rp 65.000.000 – Rp
30.000.000 = Rp 35.000.000

Sanksi administrasi = (Rp 65.000.000 – Rp 30.000.000) × 100% = Rp 35.000.000


Total pajak yang harus dibayarkan atas keputusan banding
= Rp 35.000.000 + Rp 35.000.000
= Rp 70.000.000

c. Syarat untuk pengajuan banding menurut kementrian keuangan


1) Surat Banding/Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia.
2) Surat Banding dan kelengkapan administrasi diajukan kepada pengadilan pajak
dengan alamat Jl. Hayam Wuruk Nomor 7 Jakarta Pusat 10120.
3) Surat banding atas keputusan yang diterbitkan oleh DJP atau Pemda disampaikan
dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal keputusan yang dibanding diterima.
4) Surat banding atas keputusan yang diterbitkan oleh DJBC disampaikan dalam jangka
waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal keputusan yang dibanding diterima.
5) Surat gugatan disampaikan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari untuk gugatan
atas Pelaksanaan Penagihan, dan 30 (tiga puluh) hari untuk gugatan atas keputusan.
6) Terhadap 1 (satu) keputusan diajukan 1 (satu) surat banding dan terhadap 1 (satu)
pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) keputusan diajukan 1 (satu) surat gugatan.
7) Surat Banding/Gugatan dapat disampaikan dengan cara dikirim melalui ekspedisi
tercatat atau POS tercatat atau diantar langsung dan disampaikan melalui Loket
Penerimaan Surat Pengadilan Pajak

Sumber referensi :

1) BMP EKSI4202 “Hukum Pajak” Edisi 3 Universitas Terbuka


2) https://setjen.kemenkeu.go.id/in/page/banding-dan-gugatan

Anda mungkin juga menyukai