Anda di halaman 1dari 3

TUGAS II EKSI4202

NAMA : WACHIDATUR ROCHIMAH

NIM : 048385985

1). Tuan Andi ditagih untuk pajak penghasilan Pasal 25 sebesar Rp 300.000.000 setiap bulannya. Namun,
pada bulan Juni 2021, ia hanya membayar sebesar Rp 160.000.000. Dengan demikian, terjadi
kekurangan pembayaran sebesar Rp 140.000.000 (Rp 300.000.000 – Rp 160.000.000).

Direktur Jenderal Pajak mengeluarkan surat tagihan pajak pada tanggal 18 September 2021. Di
Indonesia, sanksi administrasi atas kekurangan pembayaran pajak ditentukan oleh Pasal 13 UU No. 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Pasal ini menyatakan bahwa
sanksi administrasi dikenakan sebesar 2% per bulan dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.

Periode waktu dari jatuh tempo pajak (15 Juni 2021) sampai tanggal tagihan pajak (18 September 2021).
Jika dihitung dalam bulan, jadi ada sekitar 3 bulan. Oleh karena itu, sanksi administrasi adalah 2% x 3
bulan = 6% dari jumlah kekurangan pembayaran.

Sehingga, sanksi administrasi yang harus dibayar Tuan Andi adalah 6% x Rp 140.000.000 = Rp 8.400.000.

Jumlah total yang harus dibayar oleh Tuan Andi adalah jumlah kekurangan pajak ditambah dengan
sanksi administrasI, Yaitu :

Rp 140.000.000 + Rp 8.400.000

= Rp 148.400.000.

Cara pembayaran denda dan pajak ini bisa dilakukan melalui teller bank persepsi atau melalui e-banking
dengan menggunakan kode akun sesuai dengan jenis pajaknya. Pembayaran harus dilakukan paling
lambat pada tanggal 25 bulan berikutnya setelah surat tagihan pajak diterbitkan.

Sebagai catatan, kesadaran untuk membayar pajak tepat waktu sangat penting. Selain menghindari
denda administrasi, pembayaran pajak juga merupakan bentuk kontribusi kita pada negara dan
masyarakat. Dengan begitu, pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik bisa terus berjalan.
2).

a. Berdasarkan informasi yang telah diberikan, pada awalnya pt angkasa mengajukan keberatan
terhadap surat ketetapan pajak kurang bayar SKPKB dengan nilai Rp. 250.000.000, pada closing
conference PT Angkasa bersedia membayar sebesar Rp. 50.000.000 untuk SKPKB walaupun tidak
terdapat lampiran perhitungan pemeriksa atas SKPKB. Selanjutnya pada tanggal 19 Januari 2021, PT
Angkasa mengajukan keberatan dan setelah beberapa bulan, hasil keberatan tersebut menunjukkan
bahwa pengajuan keberatan diterima oleh hakim. Sehingga jumlah SKPKB turun menjadi Rp.
100.000.000. Namun PT angkasa tetap tidak menerima keputusan tersebut, karena menurut mereka
seharusnya hanya membayar Rp. 50.000.000 dan akhirnya PT Angkasa kembali mengajukan banding.

b. Hasil Putusan Banding menunjukan bahwa PT ANGKASA dikabulkan kembali sebagian, sehingga pajak
yang seharusnya dibayar adalah sebesar Rp65.000.000.

c. Suatu permohonan banding dapat diterima untuk dipertimbangkan apabila dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :

1. Diajukan secara tertulis, artinya diajukan dengan media tulisan.

2. Dalam bahasa Indonesia, artinya tidak diperkenankan menggunakan bahasa lain.

3. Dikemukakan alasan dari banding, dalam surat banding harus dikemukakan alasan wajib pajak tidak
dapat menerima atau menyanggah keputusan keberatan.

4. Satu surat banding untuk satu keputusan keberatan Dan melampirkan salinan keputusan yang
dibanding. Satu surat banding hanya berisi keberatan atas satu keputusan keberatan tidak boleh untuk
beberapa keputusan keberatan. Oleh sebab itu, diperlukan lampiran salinan surat keputusan keberatan.

5. Banding diajukan terbatas hanya dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterima keputusan yang
dibanding. Dalam hal wajib pajak tidak dapat mengajukan banding dalam jangka waktu 3 bulan karena
sebab luar biasa (di luar kekuasaan wajib pajak) dan harus disertai bukti pendukung adanya keadaan luar
biasa tersebut.

6. Dalam hal banding banding diajukan terhadap besarnya jumlah pajak yang terutang, di dalam undang-
undang pengadilan pajak diatur bahwa banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang terutang
dimaksud telah dibayar sebesar 50%.
Sumber:
BMP EKSI4202
https://setpp.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai