Anda di halaman 1dari 7

Nama : Wulan Trisna Aisani

NIM : A1C016157
Kelas :C
Prodi : S1 Akuntansi Reguler Pagi

LATIHAN SOAL
SOAL 1
A. Jelaskan penyebab dikeluarkannya Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pajak (SKPPKP) dan tipe WP dengan kriteria tertentu yang bagaimana yang
diberikan hak ini? Jelaskan pula mengenai restitusi!
Penyebab dikeluarkannya SKPPKB antara lain:
a. Kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran lampirannya,
b. Kebenaran penulisan dan penghitungan pajak
c. Kebenaran kredit pajak atau Pajak Masukan berdasarkan system aplikasi Direktorat
Jenderal Pajak, dan
d. Kebenaran pembayaran pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak.
Penyebab dikeluarkannya SKPPKP
SKPPKP dikeluarkan apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih
besar dari pada jumalah pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang
tidak seharusnya terutaang, dengan catatan wajib pajak tidak punya hutang pajak lain.
Wajib Pajak persyaratan tertentu yang dianggap mengajukan permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak antara lain:
1. Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu yang dapat diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak meliputi:
a. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
yang menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan lebih bayar restitusi;
b. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang
menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan lebih bayar restitusi dengan
jumlah lebih bayar paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
c. Wajib Pajak badan yang menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan lebih
bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah); atau
d. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai
lebih bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
2. Permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak oleh Wajib
Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 1, dilakukan dengan menyampaikan
permohonan secara tertulis dengan cara memberi tanda pada SPT lebih bayar atau
dengan cara mengajukan surat tersendiri.
3. Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 1 yang menyampaikan:
a. SPT lebih bayar dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
sesuai dengan ketentuan Pasal 17B Undang-Undang KUP;
b. SPT lebih bayar tanpa ada permohonan kompensasi maupun restitusi; atau
c. SPT pembetulan lebih bayar dengan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak, dianggap mengajukan permohonan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak.
4. Dalam hal Wajib Pajak menyampaikan SPT Pembetulan, maka penerbitan SKPPKP
berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal belum diterbitkan SKPPKP, maka dasar penerbitan SKPPKP adalah
SPT Pembetulan;
b. Dalam hal telah diterbitkan SKPPKP dan masih terdapat kelebihan pembayaran
pajak, maka atas kelebihan pembayaran pajak tersebut dapat diterbitkan SKPPKP
kembali.
5. Jumlah seluruh lebih bayar dalam SPT Normal dan SPT pembetulan sebagaimana
dimaksud pada butir 4 dapat diterbitkan SKPPKP sepanjang seluruh lebih bayar
tersebut tidak melebihi persyaratan lebih bayar sebagaimana dimaksud pada butir 1.
6. Dikecualikan dari permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran
pajak oleh Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud
pada butir 2, terhadap:
a. SPT lebih bayar yang disampaikan oleh Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C Undang-Undang KUP;
b. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai lebih bayar untuk Masa Pajak Januari sampai
dengan November yang disampaikan oleh PKP selain PKP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4b) Undang-Undang PPN;
c. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai lebih bayar yang disampaikan oleh PKP
berisiko rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4c) Undang-Undang
PPN;
d. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai yang disampaikan oleh Pengusaha Kawasan
Berikat dan/atau PDKB sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 147/PMK.04/2011 tentang Kawasan Berikat dan perubahannya.
7. Permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak sebagaimana
dimaksud pada butir 2 dan butir 3 diproses lebih lanjut dengan melakukan analisis
risiko,
Menurut KBBI, restitusi adalah ganti kerugian, pembayaran kembali, penyerahan bagian
pembayaran yang masih bersisa. Kaitannya dengan pajak yang kita bayar kepada Negara,
restitusi adalah pembayaran kembali pajak yang telah dibayar oleh Wajib Pajak. Artinya,
Negara membayar kembali atau mengembalikan pajak yang telah dibayar. UU KUP
secara umum menyebut restitusi sebagai “pengembalian kelebihan pembayaran pajak”
Secara umum, restitusi di atur dalam:
1. Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang KUP, “Direktur Jenderal Pajak, setelah melakukan
pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Lebih Bayar apabila jumlah kredit pajak
atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar dari pada jumlah pajak yang terutang.”
2. Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang KUP, “Berdasarkan permohonan wajib pajak,
Direktur Jenderal Pajak, setelah meneliti kebenaran pembayaran pajak, menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak lebih bayar apabila terdapat pambayaran pajak yang seharusny
tidak terutang, yang ketentuannya di atur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.”
3. Pasal 17B ayat (1) Undang-Undang KUP, “Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
pemeriksaan atas permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak, selain
permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak dari Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C dan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17D, harus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak paling lama 12 bulan sejak
surat permohonan diterima secara lengkap.”
4. Pasal 17D ayat (1) Undang-Undang KUP, “Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
penelitian atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib
Pajak dengan criteria tertentu, menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 3 bulan sejak permohonan diterima secara
lengkap untuk Pajak Penghasilan, dan paling lama 1 bulan sejak permohonan diterima
secara lengkap untuk PPN.”

B. Buatlah bagan atau mindmap atas seluruh jenis PPh yang harus dibayar (minimal 6 pasal
PPh, namun satu di antaranya haruslah tentang Pasal 29), obyek pajaknya, lengkap
dengan tarif pajaknya! (terlampir di bagian rangkuman bagan)

SOAL 2
Teguh adalah pengusaha bengkel di Sleman. Usaha tersebut dimulai pada Maret 2015. Pada
Mei 2015, Teguh menikah dengan Wati yang merupakan PNS dengan penghasilan per bulan
Rp 2.850.000 dan tunjangan Rp 90.000. Dari pernikahan mereka, lahir seorang anak pada
tanggal Juni 2016. Wati mengajak adiknya untuk tinggal bersama.
a. Kapan Teguh wajib memiliki NPWP ?
Teguh wajib memiliki NPWP paling lambat 1 bulan setelah saat usaha bengkelnya mulai
dijalankan yaitu bulan April 2015, yang tentunya setelah memperoleh penghasilan
disetahunkan yang melebihi PTKP.
b. Bagaimana pembayaran dan pelaporan pajak Teguh dengan istrinya? Jelaskan dokumen
yang harus dibuat, baik untuk pembayaran maupun pelaporan!
Pembayaran:
Teguh dikenakan PPh Pasal 21. Penyetoran PPh pasal 21 harus dilakukan paling lama
tanggal 10 bulan berikutnya. Jadi untuk PPh pasal 21 yang terutang pada Mei 2015
(setelah menikah), Teguh wajib menyetor ke kas negara paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya. Ketika tanggal jatuh tempo pembayaran bertepatan dengan hari libur atau hari
libur nasional maka Teguh dapat melakukan pembayaran pada hari kerja berikutnya.
Keterlambatan penyetoran PPh pasal 21 dalam suatu masa pajak akan dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo
pembayaran sampai tanggal dilakukan pembayaran dan bagian dari bulan (misal
terlambat 1 hari) tetap dihitung sebagai keterlambatan penuh 1 bulan.
Pelaporan:
Pelaporan PPh pasal 21 harus dilakukan oleh Teguh paling lama akhir bulan ketiga
setelah tahun atau bagian tahun pajak. Dalam hal batas akhir pelaporan bertepatan pada
hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pelaporan dapat dilakukan pada
hari kerja berikutnya.
Dokumen-dokumen:
3 jenis formulir SPT yang diperlukan oleh Teguh yaitu SPT Tahunan Orang Pribadi 1770,
SPT Tahunan Orang Pribadi 1770S, dan SPT Tahunan Orang Pribadi 1770SS.

c. Berapa Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Teguh pada tahun 2015 dan 2016?
Penghasilan tidak kena pajak teguh pada tahun 2015 dan 2016
1. Teguh sudah menikah. PTKP Teguh tahun 2015 adalah:
K/0 Rp 39.000.000
TK/0 Rp. 36.000.000
Jumlah Rp 75.000.000
2. Teguh sudah menikah dan mempunyai seorang anak dan adik ipar yang menjadi
tanggungannya. PTKP Teguh tahun 2016 adalah:
K/2 Rp 67.500.000
TK/0 Rp 54.000.000
Jumlah Rp121.500.000
d. Pada 2017, omset kotor usaha Teguh sebesar Rp 985.657.000. Hitung pajaknya!
Pajak yang harus dibayar Teguh pada tahun 2017 (tarif Pph final 1% dari omset kotor
bulanan)
1% x Rp 985.657.000 = Rp. 9.856.570

e. Pada tahun 2018 Teguh menyampaikan SPT dan ternyata Teguh baru sadar terjadi lebih
bayar Rp 5.250.000 pada 5 Mei 2018?
Dikarenakan adanya lebih bayar, KPP melakukan pemeriksaan, namun Teguh tidak
menyetujui seluruh hasil pemeriksaan, karena dari hasil pemeriksaan tersebut justru terbit
SKPKB sebesar Rp 765.550. Atas hal ini, Teguh mengajukan surat keberatan atas SKPKB
tersebut dan Surat Keputusan Keberatan menyatakan ditolak.
f. Berapa jumlah pajak yang harus dilunasi sebelum mengajukan keberatan?
Jumlah pajak yang hars dilunasi oleh Teguh sebelum mengajukan keberatan adalah
sebesar Rp Rp. 9.856.570
g. Berapa pula jumlah pajak yang harus dilunasi setelah adanya SK Keberatan jika Teguh
tidak mengajukan permohonan banding?

SOAL 3
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas SPT Tahunan PPh Badan tahun 2015 atas nama PT. CBA,
diterbitkan SKPKB tanggal 10 September 2017 dengan jumlah pajak yang masih harus
dibayar Rp 750.000.000.
a. Bila PT. CBA melunasi SKPKB tersebut pada tanggal 15 Oktober 2017, maka akan
dikenakan sanksi bunga penagihan. Apabila STP baru diterbitkan tanggal 15 Januari
2018, berapa sanksi bunga yang dikenakan atas keterlambatan tersebut?
Kekurangan Pajak yang terutang Rp 750.000.000
Bunga (2% x Rp 750.000.000 x 35/30) Rp 17.500.000
(Bunga pada mengangsur atau menunda pembayaran pajak. Pajak dibayar
berdasarkan Keputusan Angsuran atau Penundaan ditambah dengan bunga
sebesar 2 % sebulan, dan bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan)

b. Jika utang pajak dalam SKPKB tersebut tidak mampu dilunasi PT. CBA dalam jangka
waktu 1 bulan, WP memiliki hak untuk mengajukan angsuran atau penundaan
pembayaran pajak. Sebutkan persyaratan pengajuan angsuran atau penundaan tersebut!
Persyaratan Pengajuan Angsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak, sebagai berikut :
1. Surat Permohonan ditanda tangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal ditanda tangani
oleh bukan Wajib Pajak harus dilampiri Surat Kuasa sebagaimana ditentukan dalam
Peraturan Perundang-Undangan dibidang perpajakan.
2. Surat permohonan mencantumkan jumlah utang pajak yang pembayarannya
dimohonkan untuk diangsur, masa angsuran, dan besarnya angsuran atau jumlah
pajak yang pembayarannya dimohonkan untuk ditunda dan jangka waktu penundaan.
3. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan pengangsuran atau penundaan
pembayaran PBB tahun-tahun sebelumnya dan permohonan dimaksud juga harus
dilampiri foto copy surat pemberitahuan pajak terutang, Surat Ketetapan Pajak PBB,
atau surat tagihan pajak PBB, yang dimohonkan pengangsuran atau penundaan.
SOAL TAMBAHAN
Perbedaan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan :
1. Pajak Kini
a. Pengertian Pajak Kini
Pajak Kini (current tax) adalah jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak,
jumlah pajak ini harus dihitung sendiri oleh wajib pajak berdasarkan penghasilan
kena pajak dikalikan dengan tariff pajak, kemudian dibayar sendiri dan dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan peraturan perundang-undangan
pajak yang berlaku. Penghasilan kena pajak atau laba fiscal diperoleh dari hasil
koreksi fiskal terhadap laba bersih sebelum pajak berdasrkan laporan keuangan
komersial (laporan akuntansi).
b. Perhitungan Pajak Kini
Pajak kini adalah beban pajak penghasilan perusahan yang dihitung berdasarkan
tariff pajak penghasilan dikalikan dengan laba fiscal, yaitu laba akuntansi yang telah
dikoreksi agar sesuai dengan ketentuan perpajakan.
PT. Mekar Permai pada tahun 2015 mempunyai data sebagai berikut.
a. Laba bersih sebelum pajak komersial Rp500.000.000
b. Bunga deposito Rp20.000.000
c. Sumbangan untuk perayaan 17 Agustus 2015 sebesar Rp5.000.000
d. Aset tetap yang dimiliki terdiri atas :

Tahun Harga Masa Masa Metode


Aset Perolehan Perolehan(Rp) Manfaat Manfaat Penyusutan
(Komersial) (fiskal)
Tanah 2006 400.000.000 - - Garis Lurus
Bangunan 2006 800.000.000 20 tahun 20 tahun Garis Lurus
Inventaris 2006 200.000.000 5 tahun 4 tahun Garis Lurus

Beban penyusutan sebagia berikut :

Tahun Komersial (Rp) Fiskal (Rp)


2006 40.000.000 50.000.000
2007 40.000.000 50.000.000
2008 40.000.000 50.000.000
2009 40.000.000 50.000.000
2010 40.000.000 -
Rekonsiliasi Fiskal PT.Mekar Permai pada tahun 2015 dilakukan sebagai
berikut.
Laba bersih komersial sebelum PPh Rp. 500.000.000
Beda waktu:
Penyusutan (Rp. 10.000.000)
Beda tetap:
Pendapatn bunga (Rp. 20.000.000)
Sumbangan Rp. 5.000.000

Laba fiskal Rp. 475.000.000


Rugi fiskal yang dapat dikompensasikan (Rp. 175.000.000)
Laba kena pajak Rp. 300.000.000
PPh yang harus dibayar (25%x300.000.000) Rp. 75.000.000

Dengan demikian besarnya, pajak kini (pajak yang harus dibayar) oleh PT.
Mekar Permai adalah Rp75.000.000

2. Pajak Tangguhan
a. Pajak tangguhan diatur dalam PSAK Nomor 46 tentang Akuntansi Pajak
Penghasilan, pajak tangguhan memerlukan bagian yang cukup sulit untuk
dipelajari dan dipahami, karena pengakuan pajak tangguhan bias membawa
akibat terhadap berkurangnya laba bersih jika ada pengakuan beban pajak
tangguhan. Sebaliknya juga bias berdampak terhadap berkurangnya rugi bersih
jika ada pengakuan manfaat pajak tangguhan.
b. Pengakuan Pajak Tangguhan
Pengakuan kewajiban pajak tangguhan didasarkan pada fakta adanya
kemungkinan pelunasan kewajiban yang mengakibatkan pembayaran pajak
untuk periode mendatang menjadi lebih besar sebagai akibat pelunasan
kewajiban pajak.

Anda mungkin juga menyukai