NIM : 144221197
Kelas : Hukum Zakat dan Perpajakan
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TUGAS
MATA KULIAH : HUKUM ZAKAT DAN
PERPAJAKANPRODI : S1 EKIS
DOSEN PJMK : DR. H. HERU TJARAKA, SE, MSI, BKP, AK, CA
***************************************************************************
JAWABLAH SEMUA SOAL BERIKUT INI DAN KERJAKAN DENGAN DIKETIK DI
KERTAS UKURAN A-4, KEMUDIAN DISIMPAN DALAM FILE PDF DENGAN NAMA
: NIM_NAMA_TUGAS 15, LALU DIUPLOAD DI HEBAT E-LEARNING SESUAI BATAS
WAKTU YANG DITENTUKAN !
1. Jelaskan DPP dalam PPN ? Apakah jumlah bruto atau jumlah neto ? Beri
contohnya
Jawaban:
DPP merupakan total jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor, atau
nilai lain sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Harga yang dibebankan
pada penjual barang atau jasa saat transaksi atau sederhananya DPP PPN merupakan
harga dari sebuah barang atau jasa yang diserahkan. DPP digunakan untuk menghitung
besarnya pajak pertambahan nilai terutang (PPN). Jumlah yang digunakan adalah
jumlah neto.
Contohnya:
Riko merupakan karyawan tetap pada sebuah bank syariah yang belum menikah dan
memiliki pendapatan Rp 15.000.000/bulan. Riko baru mulai bekerja mulai bulanApril
2020 dan saat ini telah memasuki akhir tahun yaitu Desember 2020
Menurut saya tidak akan terjadi double taxation, karena pemungutan PPnBM selain
PPN ditujukan untuk mendapatkan keseimbangan pajak antara konsumen yang
berpenghasilan rendah dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi. Selain itu, juga
untuk mengendalikan pola konsumsi BKP yang tergolong mewah.
5. Jelaskan mekanisme pemungutan PPN oleh PEMUNGUT PPN ?
Jawaban:
a. Pemungutan dan penyetoran PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang atas
belanja pemerintah
b. Jumlah PPN yang wajib dipungut oleh Instansi Pemerintah sebesar 10%
(sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak.
c. Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak selain terutang PPN juga terutang
PPnBM, maka jumlah PPnBM yang wajib dipungut oleh Instansi Pemerintah
adalah sebesar tarif PPnBM yang berlaku dikalikan dengan Dasar Pengenaan
Pajak.
d. PKP Rekanan Pemerintah menyampaikan tagihan kepada Instansi Pemerintah
berdasarkan dokumen penagihan, untuk sebagian maupun seluruh pembayaran.
e. Jumlah tagihan sebagaimana dimaksud pada angka 3 termasuk jumlah PPN atau
PPN dan PPnBM yang terutang.
f. Instansi Pemerintah memungut PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang, pada
saat pembayaran dengan cara pemotongan secara langsung dari tagihan PKP
Rekanan Pemerintah.
g. Instansi Pemerintah membayar jumlah tagihan kepada PKP Rekanan
Pemerintah tidak termasuk jumlah PPN atau PPN dan PPnBM.
h. Instansi Pemerintah menyetor PPN atau PPN dan PPnBM yang telah dipungut
ke kas negara.
6. Apakah PKP bisa melakukan pembetulan /penggantian atas Faktur Pajak,
mengingatsekarang sudah dilakukan secara elektronik (e-faktur) ?
Jawaban:
Bisa, PKP dapat melakukan pembetulan atau penggantian Faktur Pajak yang salah
dalam pengisian atau penulisan sehingga tidak memuat keterangan yang benar,
lengkap, dan jelas, dengan cara membuat Faktur Pajak Pengganti.
Pembuatan Faktur Pajak Pengganti dilakukan untuk merevisi Faktur Pajak yang
sebelumnya telah dibuat untuk transaksi yang sama. Dibuat menggunakan NSFP yang
sama dengan faktur sebelumnya, hanya saja ada perubahan pada bagian kodefikasi
status Faktur Pajaknya. Faktur Pajak Pengganti itu dibuat oleh PKP yang melakukan
kekeliruan dalam memasukkan data pada faktur sebelumnya, misal salah menginput
harga barang.
PERTANYAAN :
a. Hitung PPN kurang/lebih bayar serta jelaskan kewajiban perpajakan PT
CHIRA.
Jawaban:
- 9 November tidak dihitung saat pembayaran
- 12 November PPN Keluaran
PPN = 37.000.000 x 11% = 4.070.000
- 18 November Pajak Keluaran
PPN = 20.000.000 x 11% = Rp2.200.000
- 23 November Pajak Masukan
PPN = 2.500.000
- 27 November Pajak Keluaran
PPN = 15.000.000 x 11% = 1.650.000
- 30 November Retur Penjualan (Pengurangan PPN Keluaran)
PPN = 8.750.000 x 11% = 962.500
Maka, Pajak Keluaran = 4.070.000 + 2.200.000 + 1.650.000 – 962.500 = 6.957.500
Pajak Masukan = 2.500.000
PPN Lebih Bayar = 1.750.000
Maka PPn Kurang Bayar dari PT Chira sebesar 6.957.500-2.500.000 -1.750.000 =
2.707.500
b. Kapankah PPN yang KB tersebut paling lambat harus disetorkan dan dilaporkan
?
Jawaban:
PPN yang belum dibayarkan oleh PT CHIRA tersebut wajib disetorkan dan dilaporkan
pada 15 Desember 2022 atau paling lambat dilaporkan pada akhir bulan tersebut yaitu
pada 31 Desember 2022.