Anda di halaman 1dari 8

Universitas Pamulang Akuntansi S-1

PERTEMUAN 17

PENGHITUNGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pertemuan 17 mengenai penghitungan Pajak


Pertambahan Nilai, mahasiswa mampu mengklasifikasikan pajak masukan dan pajak
keluaran sehingga dapat melakukan perhitungan PPN dengan benar.

B. URAIAN MATERI

1. Pengkreditan Pajak Masukan

Pajak masukan diatur dalam dalam Pasal 1 angka 24 Undang Undang


Pajak Pertambahan Nilai yang berbunyi “Pajak masukan merupakan Pajak
Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak
karena :
a. Perolehan Barang Kena Pajak dan/atau
b. Perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau
c. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean
dan/atau
d. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean
dan/atau
e. Impor barang kena pajak”.
Sebelum membahas mengenai pengkreditan pajak masukan, berikut
adalah ilustrasi mengenai pengenaan pajak masukan dan pajak keluaran : PT
Ogah Rugi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konveksi,
dikukuhkan sebagai PKP pada Tahun 2017 sehingga PT Ogah Rugi memiliki
kewajiban untuk melakukan pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN.

Dalam hal transaksi yang dilakukan oleh PT Ogah Rugi setiap harinya, pajak
masukan terjadi pada saat PT Ogah Rugi melakukan pembelian bahan baku
kepada supplier atau transaksi-transaksi lainnya seperti yang tertuang dalam
Pasal 1 angka 24 yang telah dijelaskan sebelumnya. Misalnya pada Tanggal 1
Januari 2021, PT Ogah rugi melakukan pembelian bahan baku pembuatan baju
berupa kain perca, benang jahit dan lain sebagainya dengan total nilai Rp
20.000.000, PT Ogah rugi melakukan pembayaran kepada penjual bahan baku

Perpajakan 2 207
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

sebesar Rp 22.000.000 terdiri dari Rp 20.000.000 harga barang dan Rp


2.000.000 adalah Pajak Masukan bagi PT Ogah Rugi.

Bahan baku yang dibeli kemudian diolah dan menjadi baju seragam yang dijual,
pada bulan Januari 2021 penjualan baju senilai Rp 30.000.000, PT Ogah Rugi
menerima pembayaran senilai Rp 33.000.000 terdiri dari Rp 30.000.000
merupakan harga jual dan Rp 3.000.000 adalah Pajak Keluaran bagi PT Ogah
Rugi. Sehingga pada bulan Januari 2021, PT Ogah Rugi mencatatkan Pajak
Masukan Rp 2.000.000 dan Pajak Keluaran Rp 3.000.000.

Pajak masukan yang dimiliki oleh PKP pada setiap masanya berhak untuk
dikreditkan selama memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Pajak masukan harus dikreditkan pada masa pajak yang sama dengan pajak
keluaran. Mengacu pada contoh diatas, maka Pajak Masukan senilai Rp
2.000.000 harus dikreditkan pada Masa Pajak Januari 2021 dengan seluruh
pajak keluaran yang tercatat di masa pajak Januari 2021.
b. Pajak masukan yang seharusnya dikreditkan, namun belum dilakukan
pengkreditan maka pajak masukan masih dapat dikreditkan pada masa pajak
berikutnya paling lama 3 bulan setelah masa pajak saat faktur pajak
diterbitkan tersebut berakhir. Mengacu pada contoh diatas, Faktur Pajak atas
pajak masukan senilai Rp 2.000.000 diterbitkan pada Masa Januari 2021,
pada point no 1 faktur pajak masukan tersebut harus dikreditkan pada Masa
Januari 2021 namun apabila perusahaan mengalami kendala dan pajak
masukan tersebut belum dikreditkan pada Januari 2021, pajak masukan
tersebut masih dapat dikreditkan sampai dengan bulan April 2021.
Contoh lain, apabila pajak masukan belum dikreditkan namun SPT Masa PPN
sudah dilaporkan : Atas perolehan BKP tanggal 8 Agustus 2021, PT ABC baru
menerima faktur pajak dari PT DEF pada tanggal 14 Desember 2021. PT ABC
sudah menyampaikan SPT Masa PPN untuk masa pajak Agustus, September,
Oktober 2021 dan SPT Masa PPN masa November 2021 belum dilaporkan.
Atas faktur pajak yang baru diterima tersebut, PT ABC belum
membebankannya sebagai biaya dan belum dikapitalisasi (ditambahkan)
dengan harga perolehan BKP. Maka, faktur pajak tersebut dapat dikreditkan
dengan pajak keluaran PT ABC dengan membetulkan SPT Masa PPN masa
pajak Agustus, September serta Oktober 2021 atau melalui penyampaian
SPT Masa PPN masa November 2021 (karena belum melebihi 3 bulan sejak

Perpajakan 2 208
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

faktur pajak diterbitkan sehingga dapat dikreditkan pada masa November


2021).
c. Pengusaha Kena Pajak yang belum memiliki kegiatan berupa penyerahan
BKP dan/atau JKP dan/atau ekspor BKP dan/atau JKP, diperkenankan
mengkreditkan pajak masukannya dengan memenuhi ketentuan pengkreditan
pajak masukan
d. Pajak masukan yang dapat dikreditkan adalah yang dilengkapi dengan faktur
pajak yang memenuhi persyaratan formal dan material
e. Jika PKP tercatat melakukan penyerahan yang terutang pajak dan yang tidak
terutang pajak pada setiap masanya, maka pajak masukan yang dapat
dikreditkan hanya pajak masukan atas penyerahan yang terutang pajak.
f. Besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan oleh PKP yang melakukan
kegiatan usaha tertentu dilakukan penghitungan dengan menggunakan
pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan
g. Apabila pengusaha belum dikukuhkan sebagai PKP, maka pajak masukan
dapat dikreditkan senilai 80% dari total pajak keluaran yang seharusnya
dipungut
h. Jenis transaksi berikut ini merupakan jenis transaksi yang atas perolehannya
tidak diperkenankan untuk dikreditkan :
1) Perolehan BKP dan/atau JKP yang tidak memiliki hubungan langsung
dalam kegiatan usaha, meliputi kegiatan produksi, distribusi, pemasaran
dan manajemen.
2) Perolehan dan biaya pemeliharaan kendaraan bermotor sejenis sedan
dan station wagon, kecuali merupakan persediaan atau disewakan
3) Perolehan BKP dan/atau JKP yang faktur pajaknya dianggap cacat atau
tidak memenuhi ketentuan formil dan materiil.

2. Perhitungan PPN Kurang atau Lebih Bayar

Pada setiap akhir masa pajak, PKP melakukan perhitungan PPN Kurang
atau lebih bayar dengan menyandingkan jumlah pajak masukan dan pajak
keluaran pada masa pajak yang bersangkutan. Pajak Keluaran merupakan PPN
terutang yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan
penyerahan BKP dan/atau JKP atau dengan kata lain Pajak Keluaran adalah
pajak yang harus disetor ke kas negara oleh Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan penjualan, sedangkan Pajak Masukan merupakan pajak yang sudah

Perpajakan 2 209
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

dibayar oleh PKP pada saat melakukan pembelian. Jika dalam suatu masa pajak
pajak keluaran menunjukkan nilai yang lebih besar dari nilai pajak masukan,
maka selisihnya adalah PPN yang harus disetor oleh PKP ke kas negara paling
lambat akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan sebelum SPT
Masa PPN dilaporkan.

Contoh : Pada masa pajak Januari 2021, PKP GHI mencatatkan nilai pajak
keluaran sebesar Rp 10.000.000 dan pajak masukan senilai Rp 2.000.000, maka
PPN kurang atau lebih bayar dihitung sebagai berikut :

Pajak Keluaran Rp 10.000.000

Pajak Masukan (Rp 2.000.000)

PPN Kurang Bayar Rp 8.000.000

Maka, PPN kurang bayar senilai Rp 8.000.000 wajib disetorkan ke kas negara
paling lama tanggal 28 Februari 2021.

Apabila dalam suatu masa pajak, pajak masukan yang dapat dikreditkan
lebih besar dari pajak keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan
pembayaran pajak yang dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.

Contoh :

Masa Pajak Oktober 2021 :

Pajak Keluaran = Rp 1.500.000

Pajak Masukan = (Rp 3.000.000)

Lebih Bayar PPN = (Rp 1.500.000)

PPN lebih bayar senilai Rp 1.500.000 dapat dikompensasikan ke masa pajak


November 2021.

Masa Pajak November 2021 :

Pajak Keluaran = Rp 5.500.000

Pajak Masukan = (Rp 2.000.000)

Kompensasi Kelebihan Bulan Sebelumnya = (Rp 1.500.000)

Lebih Bayar PPN = (Rp 2.000.000)

PPN lebih bayar senilai Rp 2.000.000 dapat dikompensasikan ke masa pajak


Desember 2021.

Perpajakan 2 210
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Masa Pajak Desember 2021 :

Pajak Keluaran = Rp 6.000.000

Pajak Masukan = (Rp 5.000.000)

Kompensasi Kelebihan Bulan Sebelumnya = (Rp 2.000.000)

Lebih Bayar PPN = (Rp 1.000.000)

PPN lebih bayar senilai Rp 1.000.000 dapat diajukan pengembalian (restitusi)


pada bulan Desember 2021 atau akhir tahun buku.

C. LATIHAN SOAL

PT Halilintar merupakan usaha yang bergerak dalam produksi generator listrik.


Barang hasil produksinya dijual secara ekspor dan juga dijual di dalam negeri. Selama
bulan Januari 2021 terjadi transaksi sebagai berikut :
Data Transaksi Penjualan atau Penyerahan :
01 Januari 2021 : Menjual secara tunai genset dengan harga jual Rp
70.000.000 kepada PT Sentosa (NPWP : 01.968.024.1-
053.000)
02 Januari 2021 : Menerima uang muka penjualan dari PT Samudera (NPWP :
01.350.489.6-031.000) senilai Rp 20.000.000 atas kontrak
senilai Rp 85.000.000. Penyerahan barang akan dilakukan
pada tanggal 7 Januari 2021, pelunasan pada 7 Februari
2021
05 Januari 2021 : Menjual tunai beberapa genset dengan nilai harga jual Rp
150.000.000 kepada PT Siluet (NPWP : 01.319.100.6-
035.000) dengan diskon 10% dari harga jual
07 Januari 2021 : Ekspor sejumlah genset kepada New H Bhd, di Malaysia
dengan nilai ekspor $50.000 dengan Nomor PEB-0020
dimuat oleh Bea Cukai pada tanggal yang sama. Informasi
kurs Menteri Keuangan Rp 13.800
09 Januari 2021 : Menyerahkan tagihan kepada Bendaharawan Kementerian
Komunikasi (NPWP : 00.132.465.7-051.000) atas
penyerahaan sejumlah genset dengan nilai kontrak Rp

Perpajakan 2 211
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

180.000.000 termasuk PPN. Pembayaran dilakukan pada


tanggal 25 Januari 2021, SSP baru diterima 3 Februari 2021
11 Januari 2021 : Melakukan penyerahan Genset kepada Kedutaan Besar
Singapura di Indonesia dengan harga jual senilai Rp
17.000.000
17 Januari 2021 : Melakukan penyerahan ke PT Syaiful di Batam (NPWP :
1.522.303.8-200.000) sejumlah genset senilai Rp 19.000.000
19 Januari 2021 : Diterima kembali satu buah genset yang dijual kepada PT
Sentosa Tanggal 1 Januari 2021 karena ditemukan cacat
produksi dengan no Nota Return RE-0001 tertanggal 19
Januari 2021
21 Januari 2021 : Menjual sebuah mobil box milik perusahaan yang digunakan
untuk distribusi barang senilai Rp 85.000.000 kepada PT
J.Corp (NPWP : 01.485.171.6-205.000), dengan nilai sisa
buku Rp 90.000.000
22 Januari 2021 : Menyumbang 20 genset kepada petani di Bandung dengan
harga jual Rp 7.000.000 termasuk laba kotor Rp 700.000

Data Transaksi Pembelian atau Perolehan :


02 Januari 2021 : Membeli secara tunai komponen pembuatan genset dari PT
Tunggal (NPWP : 01.451.422.2.333.000) dengan harga jual
Rp 80.000.000 dengan No Faktur 010.001-21.00000222
05 Januari 2021 : Impor komponen pembuatan genset dari Wayapong Ltd
dengan rincian biaya : Harga Barang $3.000, biaya angkut
$5.000, biaya asuransi $400, Bea Masuk 3%, PPh Pasal 22
Impor 2.5% dan PPN atas impor telah dilakukan pembayaran
pada Tanggal 3 Januari 2021 berdasarkan PIB-0075
07 Januari 2021 : Melakukan pembelian secara tunai dari PT Tista (NPWP :
01.457.686.5.242.000) plat baja untuk pembuatan genset
dengan harga senilai Rp 99.000.000 termasuk PPN dengan
no faktur 010.000.21.00000244
08 Januari 2021 : Membeli secara tunai 1 unit mobil pick up dari PT JJ99
(NPWP : 01.457.577.2.443.000) senilai Rp 55.000.000 belum
termasuk PPN dengan faktur nomor 010.000.21.000002255

Perpajakan 2 212
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

10 Januari 2021 : Membeli secara tunai 1 buah mobil sedan dari PT Automatic
(NPWP : 01.444.787.0-266.000) senilai Rp 550.000.000
termasuk PPN dengan faktur no 010.000.21-000002266
12 Januari 2021 : Melakukan pembayaran hak paten kepada Gens Ltd di
Singapura atas penggunaan design genset dengan tagihan
nomor AHLN-44 senilai $4.000. Informasi kurs Menteri
Keuangan Rp 13.800
14 Januari 2021 : Menerima faktur pajak dengan Nomor 010.000-
21.000002266 tertanggal 4 Desember 2020 dari PT Mito atas
pembelian kabel senilai Rp 50.000.000. Faktur belum
diperhitungkan dalam SPT Masa PPN sebelumnya dan belum
dibebankan sebagai biaya
18 Januari 2021 : Melakukan pengiriman kembali plat baja senilai Rp
19.000.000 yang dibeli dari PT Tista Tanggal 7 Januari 2021
karena tidak sesuai dengan Nota Return No NR-0020
tertanggal 18 Janauri 2021
31 Januari 2021 : Melakukan pembangunan Gudang dengan menggunakan
tukang harian dari masyarakat sekitar tempat usaha seluas
350 m2. Biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 2021
diantaranya adalah biaya tukang Rp 250.000.000 dan biaya
material Rp 530.000.000 termasuk PPN dan biaya perolehan
tanah Rp 320.000.000
Anda diminta untuk mengklasifikasikan pajak masukan dan pajak keluaran PT
Halilintar dan melakukan perhitungan kurang (lebih) bayar PPN pada Masa Januari
2021 !

D. DAFTAR PUSTAKA

Untung Sukardji. (2010). Pokok-Pokok Pajak Pertambahan Nilai Indonesia, Jakarta :


PT. Raja Grafindo Persada.

Pemerintah Indonesia. 2009. Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai. Sekertariat Negara. Jakarta

Pemerintah Indonesia. 2021. Undang Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang


Harmonisasi Perpajakan. Sekertariat Negara. Jakarta

Perpajakan 2 213
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Heri Purwono. (2010). Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta:


Airlangga.

Perpajakan 2 214

Anda mungkin juga menyukai