PERTEMUAN 17
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Dalam hal transaksi yang dilakukan oleh PT Ogah Rugi setiap harinya, pajak
masukan terjadi pada saat PT Ogah Rugi melakukan pembelian bahan baku
kepada supplier atau transaksi-transaksi lainnya seperti yang tertuang dalam
Pasal 1 angka 24 yang telah dijelaskan sebelumnya. Misalnya pada Tanggal 1
Januari 2021, PT Ogah rugi melakukan pembelian bahan baku pembuatan baju
berupa kain perca, benang jahit dan lain sebagainya dengan total nilai Rp
20.000.000, PT Ogah rugi melakukan pembayaran kepada penjual bahan baku
Perpajakan 2 207
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Bahan baku yang dibeli kemudian diolah dan menjadi baju seragam yang dijual,
pada bulan Januari 2021 penjualan baju senilai Rp 30.000.000, PT Ogah Rugi
menerima pembayaran senilai Rp 33.000.000 terdiri dari Rp 30.000.000
merupakan harga jual dan Rp 3.000.000 adalah Pajak Keluaran bagi PT Ogah
Rugi. Sehingga pada bulan Januari 2021, PT Ogah Rugi mencatatkan Pajak
Masukan Rp 2.000.000 dan Pajak Keluaran Rp 3.000.000.
Pajak masukan yang dimiliki oleh PKP pada setiap masanya berhak untuk
dikreditkan selama memperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Pajak masukan harus dikreditkan pada masa pajak yang sama dengan pajak
keluaran. Mengacu pada contoh diatas, maka Pajak Masukan senilai Rp
2.000.000 harus dikreditkan pada Masa Pajak Januari 2021 dengan seluruh
pajak keluaran yang tercatat di masa pajak Januari 2021.
b. Pajak masukan yang seharusnya dikreditkan, namun belum dilakukan
pengkreditan maka pajak masukan masih dapat dikreditkan pada masa pajak
berikutnya paling lama 3 bulan setelah masa pajak saat faktur pajak
diterbitkan tersebut berakhir. Mengacu pada contoh diatas, Faktur Pajak atas
pajak masukan senilai Rp 2.000.000 diterbitkan pada Masa Januari 2021,
pada point no 1 faktur pajak masukan tersebut harus dikreditkan pada Masa
Januari 2021 namun apabila perusahaan mengalami kendala dan pajak
masukan tersebut belum dikreditkan pada Januari 2021, pajak masukan
tersebut masih dapat dikreditkan sampai dengan bulan April 2021.
Contoh lain, apabila pajak masukan belum dikreditkan namun SPT Masa PPN
sudah dilaporkan : Atas perolehan BKP tanggal 8 Agustus 2021, PT ABC baru
menerima faktur pajak dari PT DEF pada tanggal 14 Desember 2021. PT ABC
sudah menyampaikan SPT Masa PPN untuk masa pajak Agustus, September,
Oktober 2021 dan SPT Masa PPN masa November 2021 belum dilaporkan.
Atas faktur pajak yang baru diterima tersebut, PT ABC belum
membebankannya sebagai biaya dan belum dikapitalisasi (ditambahkan)
dengan harga perolehan BKP. Maka, faktur pajak tersebut dapat dikreditkan
dengan pajak keluaran PT ABC dengan membetulkan SPT Masa PPN masa
pajak Agustus, September serta Oktober 2021 atau melalui penyampaian
SPT Masa PPN masa November 2021 (karena belum melebihi 3 bulan sejak
Perpajakan 2 208
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Pada setiap akhir masa pajak, PKP melakukan perhitungan PPN Kurang
atau lebih bayar dengan menyandingkan jumlah pajak masukan dan pajak
keluaran pada masa pajak yang bersangkutan. Pajak Keluaran merupakan PPN
terutang yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan
penyerahan BKP dan/atau JKP atau dengan kata lain Pajak Keluaran adalah
pajak yang harus disetor ke kas negara oleh Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan penjualan, sedangkan Pajak Masukan merupakan pajak yang sudah
Perpajakan 2 209
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
dibayar oleh PKP pada saat melakukan pembelian. Jika dalam suatu masa pajak
pajak keluaran menunjukkan nilai yang lebih besar dari nilai pajak masukan,
maka selisihnya adalah PPN yang harus disetor oleh PKP ke kas negara paling
lambat akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan sebelum SPT
Masa PPN dilaporkan.
Contoh : Pada masa pajak Januari 2021, PKP GHI mencatatkan nilai pajak
keluaran sebesar Rp 10.000.000 dan pajak masukan senilai Rp 2.000.000, maka
PPN kurang atau lebih bayar dihitung sebagai berikut :
Maka, PPN kurang bayar senilai Rp 8.000.000 wajib disetorkan ke kas negara
paling lama tanggal 28 Februari 2021.
Apabila dalam suatu masa pajak, pajak masukan yang dapat dikreditkan
lebih besar dari pajak keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan
pembayaran pajak yang dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.
Contoh :
Perpajakan 2 210
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
C. LATIHAN SOAL
Perpajakan 2 211
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Perpajakan 2 212
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
10 Januari 2021 : Membeli secara tunai 1 buah mobil sedan dari PT Automatic
(NPWP : 01.444.787.0-266.000) senilai Rp 550.000.000
termasuk PPN dengan faktur no 010.000.21-000002266
12 Januari 2021 : Melakukan pembayaran hak paten kepada Gens Ltd di
Singapura atas penggunaan design genset dengan tagihan
nomor AHLN-44 senilai $4.000. Informasi kurs Menteri
Keuangan Rp 13.800
14 Januari 2021 : Menerima faktur pajak dengan Nomor 010.000-
21.000002266 tertanggal 4 Desember 2020 dari PT Mito atas
pembelian kabel senilai Rp 50.000.000. Faktur belum
diperhitungkan dalam SPT Masa PPN sebelumnya dan belum
dibebankan sebagai biaya
18 Januari 2021 : Melakukan pengiriman kembali plat baja senilai Rp
19.000.000 yang dibeli dari PT Tista Tanggal 7 Januari 2021
karena tidak sesuai dengan Nota Return No NR-0020
tertanggal 18 Janauri 2021
31 Januari 2021 : Melakukan pembangunan Gudang dengan menggunakan
tukang harian dari masyarakat sekitar tempat usaha seluas
350 m2. Biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 2021
diantaranya adalah biaya tukang Rp 250.000.000 dan biaya
material Rp 530.000.000 termasuk PPN dan biaya perolehan
tanah Rp 320.000.000
Anda diminta untuk mengklasifikasikan pajak masukan dan pajak keluaran PT
Halilintar dan melakukan perhitungan kurang (lebih) bayar PPN pada Masa Januari
2021 !
D. DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai. Sekertariat Negara. Jakarta
Perpajakan 2 213
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Perpajakan 2 214