Anda di halaman 1dari 6

PAJAK MASUKAN (PPN

Masukan)
Pengusaha yang melakukan
a. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam Daerah Pabean
b. Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean
c. Melakukan ekspor BKP berwujud
d. Ekspor JKP
e. Ekspor BKP tidak berwujud

Pajak yang dipungut dinamakan Pajak keluaran (output tax), membayar pajak yang
terutang yang dinamakan pajak masukan (input tax). Pada akhirnya masa pajak,
pajak masukan tersebut dikreditkan dengan pajak keluaran sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dalam hal jumlah pajak keluaran lebih besar daripada
jumlah pajak masukan, maka kekurangannya dibayarkan paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan sebelum SPT masa PPN
disampaikan. Sebaliknya, apabila pajak masukan yang jumlahnya lebih besar
daripada pajak keluaran, maka kelebihan pembanyaran pajak masukan dapat
dikompensasikan dengan utang pajak dalam masa pajak berikutnya atau diminta
kembali.
1.Mekanisme Pengkreditan Pajak Masukan

a. Apabila dalam suatu masa pajak, PKP selain melakukan


penyerahan yang terutang juga melakukan penyerahan yang
tidak terutang pajak, sepanjang bagian penyerahan yang
terutang pajak dapat diketahui dengan pasti dari
pembukuannya, maka jumlah pajak masukan yang dapat
dikreditkan adalah pajak masukan yang berkenaan dengan
penyerahan yang terutang pajak.

b. Besarnya masukan yang dapat dikreditkan oleh PKP yang


penghasilannya tidak melebihi jumlah RP1.800.000.000
menggunakan Pedoman Perhitungan Pengkreditan Pajak
Masukan (Deem PM).
2. Pajak Masukan yang tidak dapat Dikreditkan

Pajak masukan pada dasarnya dapat dikreditkan dengan


pajak keluaran dalam masa pajak yang sama (credit
method), akan tetapi untuk pengeluaran yang dimaksud
dibawah ini, pajak masukannya tidak dapat dikreditkan,
yaitu;
BISA DILIHAT DIBUKU HALAMAN 105.
(Hal ini disebabkan karena pajak masukan yang dibayar
telah diperhitungkan dengan pajak masukan atas perolehan
BKP atau JKP ersebut.).
Contoh:
Pada waktu dilakukan pemeriksaan ditemukan pajak masukan yan
tidak dilaporkan dalam SPT masa PPN (dalam rupiah)

Laporan SPT Masa Hasil Pemeriksaan


Pajak Keluaran 10.000.000 15.000.000
Pajak Masukan 8.000.000 11.000.000
Pajak yang Kurang Bayar 2.000.000 4.000.000

Dalam hal ini, pajak masukan yang dapat dikreditkan bukan sebesar Rp11.000.000
tetapi tetap sebesar Rp8.000.000, sesuai dengan yang dilaporkan dalam SPT masa.
Dengan demikian, perhitungan hasil pemeriksaan:
Pajak Keluaran = Rp15.000.000
Pajak Masukan = Rp 8.000.000 (-)
Kurang Bayar Menurut Hasil Pemeriksaan = Rp 7.000.000
Kurang Bayar Menurut SPT = Rp 2.000.000 (-)
Masih Kurang Dibayar = Rp 5.000.000
3. Pengkreditan Pajak Masukan Pada Masa
Tidak Sama

a. Pajak masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum


dikreditkan dengan pajak keluaran pada masa pajak
yang sama, maka dapat direditkan pada masa pajak
berikutnya paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya
sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.

b. Dalam hal jangka waktu tersebut telah dilampaui, maka


pengkreditan pajak masukan tersebut dapat dilakukan
melalui pembetulan SPT masa PPN yang bersangkutan.
Contoh Perhitungan Kompensasi:

Masa Pajak Mei 2012:


 Pajak Keluaran = Rp2.000.000
 Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan = Rp4.500.000 (-)
Pajak yang Lebih Dibayar = Rp2.500.000

Pajak yang lebih dibayar tersebut dikompensasikan pada masa pajak Juni 2012.
Masa Pajak Juni 2012:
 Pajak Keluaran = Rp3.000.000
 Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan = Rp2.000.000 (-)
Pajak yang kurang Dibayar = Rp1.000.000

Pajak yang lebih dibayar dari masa pajak Mei 2012


yang dikompensasikan ke bulan Juni 2012 = Rp2.500.000 (-)
Pajak yang Lebih Dibayar Juni 2012 = Rp1.500.000
Pajak yang lebih bayar tersebut dikompenasikan ke masa pajak Juli 2012

Anda mungkin juga menyukai