A. Latar Belakang
PPN adalah pungutan yang dikenakan dalam setiap proses produksi
maupun distribusi. Itulah alasannya kita sering menemukan PPN dalam
transaksi sehari-hari. Sebab, dalam PPN, pihak yang menanggung beban
pajak adalah konsumen akhir/pembeli. PPN mengikat pembeli dan penjual.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, PPN adalah kewajiban dari pembeli
sehingga dibayarkan oleh pembeli itu sendiri. Namun, kewajiban
pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN merupakan kewajiban
penjual/Pengusaha Kena Pajak (PKP).Penjual/PKP kemudian melaporkan
pemungutan PPN secara akumulatif ke Ditjen Pajak. Bukti pungutan PPN
ini disebut dengan faktur pajak.Di dalam sebuah faktur pajak dicantumkan
beberapa hal seperti, nama, alamat, barang atau jasa yang dibeli, NPWP,
dll. Penjual wajib melaporkan faktur pajak paling lambat pada akhir bulan
terjadinya transaksi.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja objek pajak masukan dalam PPN ?
2. Bagaimana karakteriktik pajak masukan?
3. Contoh cara menghitung PPN masukan
4. Jelaskan apa saja barang yang tidak dikenakan PPN?
5. Perlakuan pajak barang kebutuhan pokok sebagai barag tidak kena
PPN?
6. Bagaimana perlakuan PPN Terutang Bagi Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan Kegiatan tertentu (Pedagang Kendaraan Bermotor Bekas
dan Pedagang Emas)
C. Pembahasan
1. Apa saja objek pajak masukan dalam PPN ?
Secara garis besar Pajak masukan dalam PPN adalah pajak yang
seharusnya dibayar oleh PKP atas:
2
masa pajak tersebut pajak keluaran lebih besar, maka kelebihan pajak
keluaran tersebut harus disetorkan ke kas negara.
3
b. pengalihan Barang Kena Pajak oleh karena suatu
perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha
(leasing);
c. penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang
perantara atau melalui juru lelang;
d. pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas
Barang Kena Pajak;
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva
yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan,
yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan;
f. penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau
sebaliknya dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar
cabang;
g. penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; dan
h. penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena
Pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan
berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya
dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada
pihak yang membutuhkan Barang Kena Pajak.
4
ini, jumlah yang harus dibayarkan oleh PKP dapat berubah sesuai
dengan pajak masukan yang dibayar.
namanya PPN Terutang.
Contoh:
Pak sehun merupakan PKP yang telah melakukan beberapa
transaksi terhitung bulan September hingga November 2022.
Rincian transaksi yang dilakukan, terkait PPN yang menjadi
kewajibannya adalah sebagai berikut:
5
1. September 2022, atas penyerahan Barang Kena Pajak, PPN
Keluaran dari Pak Sehun adalah Rp50.000.000, sedangkan
PPN Masukannya sebesar Rp35.000.000. Maka pada bulan
Maret, Pak Sehun memiliki selisih sebesar Rp15.000.000.
Selisih tersebut merupakan PPN kurang bayar, karena nilai
PPN Keluaran lebih besar dari PPN Masukan.
2. Pada Oktober 2022, PPN Keluaran yang tercatat adalah
sebesar Rp60.000.000, sedangkan PPN masukannya
sebesar Rp72.000.000. Maka periode Oktober, Pak Sehun
memiliki selisih sebesar Rp12.000.000 yang berstatus
sebagai lebih bayar karena nilai PPN Keluaran lebih kecil
dari PPN Masukan.
3. Periode November 2022, PPN Keluaran adalah sebesar
Rp57.000.000, sedangkan PPN Masukan yang tercatat
adalah sebesar Rp42.000.000. Selisih PPN yang dimiliki
Pak Sehun adalah sebesar Rp12.000.000 dengan status
kurang bayar karena PPN Keluaran lebih besar dari PPN
Masukan.
Jawab
6
4. Barang yang tidak dikenakan PPN
Pengertian barang yang tidak kena PPN
Barang tidak kena PPN merupakan istilah bagi barang-barang
tertentu yang dalam penyerahannya tidak dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). Barang tidak kena PPN ini mengacu
pada barang-barang yang penggunaannya menyangkut hajat
hidup orang banyak.
7
a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran
yang diambil langsung dari sumbernya;
b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan
oleh rakyat banyak;
c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel,
restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya,
meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha
jasa boga atau katering; dan
d. uang, emas batangan, dan surat berharga.
salah satu jenis barang yang tidak dikenai PPN adalah barang
kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh orang banyak.
8
1. Beras dan gabah. Kriteria yang masuk dalam beras dan
gabah yang tidak kena PPN adalah, berkulit, dikuliti,
setengah giling atau digiling seluruhnya, disosoh atau
dikilapkan maupun tidak, pecah, menir, selain yang cocok
untuk disemai.
2. Jagung. Kriteria yang masuk dalam jagung yang tidak kena
PPN adalah, telah dikupas maupun belum, termasuk pipilan,
pecah, menir, tidak termasuk bibit.
3. Sagu. Kriteria sagu tidak PPN adalah, empulur sagu (sari
sagu), tepung, tepung kasar dan bubuk.
4. Kedelai. Kriteria kedelai yang tidak kena PPN
adalah berkulit, utuh dan pecah, selain benih.
5. Garam konsumsi. Kriterianya antara lain, garam yang
beryodium maupun tidak (termasuk garam meja dan garam
didenaturasi) untuk konsumsi/kebutuhan pokok masyarakat.
6. Daging. Kriteria daging tidak kena PPN adalah, daging
segar dari hewan ternak dan unggas dengan atau tanpa
tulang yang tanpa diolah, baik yang didinginkan, dibekukan,
digarami, dikapur, diasamkan, atau diawetkan dengan cara
lain.
7. Telur. Kriteria telur yang tidak PPN adalah, telur tidak
diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan atau
diawetkan dengan cara lain, tidak termasuk bibit.
8. Susu. Kriteria susu sebagai barang tidak kena PPN adalah,
susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan
maupun dipanaskan (pasteurisasi), tidak mengandung
tambahan gula atau bahan lainnya.
9. Buah-buahan. Kategori buah yang tidak kena PPN adalah
buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui
proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, digrading,
selain yang dikeringkan.
9
10. Sayur-sayuran. Yang masuk kategori sayur-sayuran tidak
kena PPN adalah, sayuran segar, yang dipetik, dicuci,
ditiriskan, dan/atau disimpan pada suhu rendah atau
dibekukan, termasuk sayuran segar yang dicacah.
11. Ubi-ubian. Termasuk dalam kategori ini adalah ubi segar,
baik yang telah melalui proses dicuci, disortasi, dikupas,
dipotong, diiris, digrading.
12. Bumbu-bumbuan. Kriteria bumbu-bumbuan yang tidak
dikenakan PPN adalah bumbu-bumbuan segar, dikeringkan
tetapi tidak dihancurkan atau ditumbuk
13. Gula konsumsi. Dalam gula konsumsi, yang tidak dikenakan
PPN meliputi, gula kristal putih asal tebu untuk konsumsi
tanpa tambahan bahan perasa atau pewarna.
10
5. Perlakuan pajak barang kebutuhan pokok sebagai barag tidak
kena PPN?
11
- Kendaraan bermotor bekas adalah kendaraan bermotor
beroda dua atau lebih, yang bukan baru, memiliki nomor
polisi dan telah terdaftar pada instansi yang berwenang.
- Pengusaha Kendaraan Bermotor Bekas adalah orang
pribadi atau badan yang kegiatan usahanya melakukan
penjualan Kendaraan Bermotor Bekas.
- Emas Perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun
yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari emas dan atau
logam mulia lainnya, termasuk yang dilengkapi dengan
batu permata dan atau bahan lain yang melekat atau
terkandung dalam emas perhiasan tersebut;
- Harga Jual Emas Perhiasan adalah nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh Pengusaha Toko Emas Perhiasan karena
penyerahan emas perhiasan, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut dan potongan
harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
- Kegiatan yang dilakukan oleh Pengusaha Toko Emas
Perhiasan meliputi;
a. membuat dan atau menjual emas perhiasan;
b. membuat emas perhiasan berdasarkan pesanan;
c. menyuruh orang lain untuk membuat emas perhiasan
yang akan dijual;
d. jual beli emas perhiasan;
e. jual beli emas perhiasan dengan batu permata;
f. memperbaiki dan memodifikasi emas perhiasan;
g. jasa-jasa lain yang berkaitan dengan emas perhiasan.
12
Daftar Pustaka
13
14