Anda di halaman 1dari 5

A.

Faktur Pajak

Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak Pengusaha Kena Pajak (PKP), yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP).
Bagi PKP pembeli, Faktur Pajak dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkreditkan Pajak
Masukan.

Jenis - Jenis Faktur Pajak

1. Faktur Pajak Keluaran adalah faktur pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak saat
melakukan penjualan terhadap barang kena pajak, jasa kena pajak, dan atau barang kena
pajak yang tergolong dalam barang mewah;
2. Faktur Pajak Masukan adalah faktur pajak yang didapatkan oleh PKP ketika melakukan
pembelian terhadap barang kena pajak atau jasa kena pajak dari PKP lainnya;
3. Faktur Pajak Pengganti adalah penggantian atas faktur pajak yang telah terbit sebelumnya
dikarenakan ada kesalahan pengisian, kecuali kesalahan pengisian NPWP. Sehingga,
harus dilakukan pembetulan agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
4. Faktur Pajak Gabungan adalah faktur pajak yang dibuat oleh PKP yang meliputi seluruh
penyerahan yang dilakukan kepada pembeli barang kena pajak atau jasa kena pajak yang
sama selama satu bulan kalender;
5. Faktur Pajak Digunggung adalah faktur pajak yang tidak diisi dengan identitas pembeli,
nama, dan tandatangan penjual yang hanya boleh dibuat oleh PKP Pedagang Eceran;
6. Faktur Pajak Cacat adalah faktur pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas, benar,
dan/atau tidak ditandatangani termasuk juga kesalahan dalam pengisian kode dan nomor
seri. Faktur pajak cacat dapat dibetulkan dengan membuat faktur pjak pengganti;
7. Faktur Pajak Batal adalah faktur pajak yang dibatalkan dikarenakan adanya pembatalan
transaksi. Pembatalan juga harus dilakukan ketika ada kesalahan pengisian NPWP dalam
faktur pajak.

Fungsi Faktur Pajak

Faktur Pajak sangat berguna bagi PKP. Dengan adanya faktur pajak maka PKP
memiliki bukti bahwa PKP telah melakukan penyetoran, pemungutan hingga pelaporan SPT
Masa PPN sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Faktur pajak dapat dibetulkan. Jadi jika PKP melakukan suatu kesalahan dalam proses
pengisian, maka PKP dapat melakukan pembetulan. Jika tidak dilakukan pembetulan sama
sekali, maka hal ini akan merugikan PKP yakni pada saat auditor memeriksa pajak PKP.

B. Dasar Pengenaan Pajak

Dasar Pengenaan Pajak adalah nilai uang berupa jumlah harga jual, penggantian, nilai
impor, nilai ekspor, atau nilai lain yang dijadikan sebagai dasar untuk menghitung pajak yang
terutang.

 Harga jual
Adalah berupa uang yang diminta karena penyerahan BKP, tidak termasuk pajak
pertambahan nilai.
 Penggantian
Adalah berupa uang termasuk semua yang diminta karena penyerahan JKP, ekspor
JKP atau BKP tidak berwujud tetapi tidak termasuk PPN.
 Nilai Impor
Merupakan uang yang menjadi perhitungan bea masuk. Cost Insurance and Freight
(CIF) dapat dihitung dengan rumus Nilai Impor = CIF + Bea Masuk
 Nilai Ekspor
Merupakan nilai uang termasuk semua biaya diminta oleh eksportir.
 Nilai Lain

Merupakan nilai berupa uang yang digunakan sebagai Dasar Pengenaan Pajak untuk
penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang memenuhi kriteria tertentu.

Nilai lain yang ditetapkan tersebut adalah:

- Pemakaian sendiri dan pemberian cuma-cuma BKP dan atau JKP, DPP = Harga
jual atau penggantian setelah dikurang laba kotor.
- Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang.
- Penyerahan rekaman suara atau gambar dengan harga jual rata-rata.
- Penyerahan film cerita dengan harga jual rata-rata per judul film.
- Persediaan BKP yang tersisa saat pembubaran perusahaan dengan Harga Pasar
Wajar.
- Penyerahan BKP dan atau JKP dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan
Penyerahan BKP dan atau JKP antar Cabang, DPP= Harga Perolehan (HPP).
- Aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan sepanjang PPN
atas perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan.
- Penyerahan jasa biro perjalanan atau pariwisata dan penyerahan jasa pengiriman
paket, DPP 10% dari jumlah tagihan atau jumlah seharusnya ditagih.
- Penyerahan kendaraan bermotor bekas dengan DPP 10% x harga jual.
- Penyerahan jasa anjak piutang sama dengan DPP 5% x service charge dan diskon.
- Penyerahan produk hasil tembakau, DPP= harga jual eceran.
C. Pengkreditan Pajak Masukan

Pajak masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan pajak keluaran dalam
masa pajak yang sama seperti :

1. Bagi pengusaha kena pajak yang belum berproduksi sehingga belum melakukan
penyerahan yang terutang pajak
2. Pajak masukan atas perolehan dan/atau impor barang modal dapat dikreditkan.
3. Pembeli barang kena pajak, penerima jasa kena pajak, pengimpor barang kena pajak,
pihak yang memanfaatkan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean,
atau pihak yang memanfaatkan jasa kena pajak dari luar daerah pabean wajib
membayar pajak pertambahan nilai dan berhak menerima bukti pungutan pajak.
4. PPN yang seharusnya sudah dibayar tersebut merupakan pajak masukan bagi pembeli
barang kena pajak, penerima jasa kena pajak, pengimpor barang  kena pajak, pihak
yang memanfaatkan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean, atau
pihak yang memanfaatkan jasa kena pajak dari luar daerah pabean yang berstatus
sebagai PKP.
5. Pajak masukan yang wajib dibayar tersebut oleh PKP dapat dikreditkan dengan pajak
keluaran yang dipungutnya dalam masa pajak yang sama.

Pajak masukan yang dikreditkan harus menggunakan faktur pajak yang memenuhi
persyaratan perundang-undang perpajakan. apabila dalam suatu masa pajak, pajak keluaran
lebih besar daripada pajak masukan, selisihnya merupakan ppn yang harus disetor oleh PKP.
Artinya, dalam suatu masa pajak dapat terjadi pajak masukan yang dapat dikreditkan lebih
besar daripada pajak keluaran. kelebihan pajak masukan tersebut tidak dapat diminta kembali
pada masa pajak yang bersangkutan, tetapi dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.

Atas kelebihan pajak masukan dapat diajukan permohonan pengembalian pada akhir
tahun buku. Kelebihan pajak masukan dalam suatu masa pajak dikompensasikan pada masa
pajak berikutnya. Namun, apabila kelebihan pajak masukan terjadi pada masa pajak akhir
tahun buku, kelebihan pajak masukan tersebut dapat diajukan permohonan pengembalian
(restitusi). termasuk dalam pengertian akhir tahun buku dalam ketentuan ini adalah masa
pajak saat wajib pajak melakukan pengakhiran usaha (bubar).

Dikecualikan dari ketentuan tersebut diatas, atas kelebihan Pajak Masukan dapat diajukan
permohonan pengembalian pada setiap Masa Pajak oleh:

1. PKP yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;


2. PKP yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak kepada Pemungut PPN
3. PKP yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang PPN tidak dipungut;
4. PKP yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;
5. PKP yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak; dan/atau
6. PKP dalam tahap belum berproduksi.

Pajak Masukan Atas Kredit

Pajak masukan yang telah dikreditkan dan telah diberikan pengembalian wajib
dibayar kembali oleh PKP dalam hal PKP tersebut mengalami keadaan gagal berproduksi
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak masa pajak pengkreditan pajak masukan
dimulai. Agar dapat dikreditkan, pajak masukan atas pengeluaran dalam rangka impor
dan/atau perolehan barang modal juga harus memenuhi syarat bahwa pengeluaran tersebut
harus berhubungan dengan adanya penyerahan yang terutang PPN

Besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan oleh PKP yang peredaran usahanya
dalam 1 (satu) tahun tidak melebihi jumlah tertentu, kecuali pkp yang melakukan kegiatan
usaha tertentu, dapat dihitung dengan menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan
pajak masukan. 
DAFTAR REFERENSI

Mardiasmo, (2016). Perpajakan. Edisi terbaru 2016. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/pengertian-e-faktur-contoh-faktur-pajak

https://klikpajak.id/blog/dasar-pengenaan-pajak/

Buku Materi Brevet Perpajakan Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai