Anda di halaman 1dari 42

PPN dan PPnBM

TARIF PAJAK DAN CARA MENGHITUNG PPN DAN


PPnBM
• PPN dan PPnBM yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan Tarif Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
• Tarif PPN & PPnBM
1. Tarif PPN secara umum adalah 11% mulai 1 April
2022
2. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% dan
paling tinggi 200%
3. Tarif PPN dan PPnBM atas ekspor BKP adalah
0%
• Tarif Khusus
Untuk kemudahan dalam pemungutan PPN, atas jenis barang
/ jasa tertentu atau sektor usaha tertentu diterapkan tarif PPN
“Final” misalnya 1%, 2%, atau 3% dari peredaran usaha, yang
diatur dengan PMK.
Dasar Pengenaan Pajak
• Dasar Pengenaan Pajak adalah dasar yang dipakai untuk
menghitung pajak yang terutang, yaitu: Jumlah Harga Jual,
Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai Lain yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
1. Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya
yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), tidak termasuk PPN yang
dipungut dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur
Pajak.
2. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya
yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena
penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), tidak termasuk pajak yang
dipungut dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur
Pajak.
3. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang
menjadi dasar penghitungan Bea Masuk
ditambah pungutan lainnya yang dikenakan
pajak berdasarkan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan Pabean untuk Impor
Barang Kena Pajak (BKP), tidak termasuk PPN
yang dipungut menurut Undang-undang.
4. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir.
5. Nilai Lain adalah suatu jumlah yang ditetapkan sebagai Dasar
Pengenaan Pajak dengan Keputusan Menteri Keuangan, yaitu;
a. Untuk pemakaian sendiri BKP dan atau JKP adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
b. Untuk pemberian cuma-cuma BKP dan atau JKP adalah Harga Jual
atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
c. Untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah
perkiraan Harga Jual rata-rata;
d. Untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per
judul film;
e. Untuk persediaan BKP yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan, adalah harga pasar yang wajar;
f. Untuk aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan sepanjang PPN atas perolehan aktiva tersebut menurut
ketentuan dapat dikreditkan, adalah harga pasar wajar;
g. Untuk kendaraan bermotor bekas adalah 1,1% dari Harga Jual.
h. Untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro
pariwisata adalah 1,1% dari jumlah tagihan atau jumlah yang
seharusnya ditagih.
i. Untuk jasa pengiriman paket adalah 1,1% dari jumlah tagihan
atau jumlah yang seharusnya ditagih;
j. Untuk jasa anjak piutang adalah 5% dari jumlah seluruh imbalan
yang diterima berupa service charge, provisi, dan diskon;
k. Untuk penyerahan BKP dan atau JKP dari Pusat ke Cabang atau
sebaliknya dan penyerahan BKP dan atau JKP antar cabang adalah
Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor.
l. Untuk penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau
melalui juru lelang adalah harga lelang.
Pengecualian PPN dan Fasilitas PPN
• Pengurangan atas pengecualian dan fasilitas PPN
agar lebih mencerminkan keadilan dan tepat
sasaran, namun dengan tetap menjaga kepentingan
masyarakat dan dunia usaha.
• Barang kebutuhan pokok, jasa kesehatan, jasa
pendidikan, jasa pelayanan sosial, dan beberapa
jenis jasa lainnya, diberikan fasilitas pembebasan
PPN sehingga masyarakat berpenghasilan menengah
dan kecil tetap terlindungi dari kenaikan harga
karena perubahan UU PPN.
Contoh Cara Menghitung PPN dan PPnBM

1. Pengusaha Kena Pajak (PKP) “A” dalam bulan April


2022 menjual tunai Barang Kena Pajak kepada PKP
“B” dengan harga jual Rp. 25.000.000,00
PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP “A”
= 11% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 2.750.000,00
PPN sebesar Rp. 2.750.000,00 tersebut merupakan
Pajak Keluaran yang dipungut oleh PKP “A”.
Sedangkan bagi PKP “B” PPN tersebut merupakan
Pajak Masukan.
2.PKP “B” dalam bulan Mei 2022 melakukan
penyerahan Jasa Kena Pajak dengan
memperoleh Penggantian sebesar
Rp. 15.000.000,00
PPN terutang yang dipungut oleh PKP “B”
= 11% x Rp. 15.000.000,00 = Rp. 1.650.000,00
PPN sebesar RP. 1.650.000,00 tersebut
merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak “B”.
3. Pengusaha Kena Pajak “C” mengimpor Barang
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dengan
Nilai Impor sebesar RP. 35.000.000,00
PPN yang dipungut melalui Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai = 11% x Rp. 35.000.000,00
= Rp. 3.850.000,00
4. Pengusaha Kena Pajak “D” mengimpor Barang Kena Pajak yang
tergolong Mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp. 50.000.000,00
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut selain dikenakan PPN
juga dikenakan PPnBM misalnya dengan tarif 20%

Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor:


Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah tersebut adalah:

Dasar Pengenaan Pajak Rp. 50.000.000,00


  PPN = 11% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 5.500.000,00
  PPn BM = 20% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 10.000.000,00
  Kemudian PKP “D” menggunakan BKP yang diimpor tersebut
sebagai bagian dari suatu BKP yang atas penyerahannya
 
dikenakan PPN 11% dan PPnBM dengan tarif misalnya 20%
Oleh karena PPnBM yang telah dibayar atas BKP
yang diimpor tersebut tidak dapat dikreditkan,
Maka PPnBM sebesar Rp. 10.000.000,00 dapat
ditambahkan ke dalam harga BKP yang
dihasilkan oleh PKP “D” atau dibebankan
sebagai biaya.
• Misalnya PKP “D” menjual BKP yang
dihasilkannya kepada PKP “X” dengan harga
jual Rp. 150.000.000,00 maka penghitungan
PPN dan PPnBM yang terutang adalah:
a. Dasar Pengenaan Pajak Rp. 150.000.000,00
b. PPN = 11% x Rp. 150.000.000,00
= Rp. 16.500.000,00
c. PPnBM =35% x Rp. 150.000.000,00
= Rp. 52.500.000,00
• PKP “D” dapat mengkreditkan PPN sebesar Rp.
5.500.000,00 yang dibayar pada saat impor
BKP tersebut terhadap PPN sebesar
Rp. 16.500.000,00
• Sedangkan PPnBM sebesar Rp. 10.000.000,00
tidak dapat dikreditkan baik dengan PPN
sebesar Rp. 16.500.000,00 maupun dengan
PPnBM sebesar Rp. 52.500.000,00
Mekanisme Pengenaan PPN
1. Pada saat membeli/memperoleh BKP/JKP, akan
dipungut PPN oleh PKP Penjual. Bagi Pembeli, PPN yang
dipungut oleh PKP Penjual merupakan pembayaran
pajak di muka atau disebut dengan Pajak Masukan.
Pembeli berhak menerima bukti pemungutan PPN
berupa Faktur Pajak.
2. Pada saat menjual/menyerahkan BKP/JKP kepada pihak
lain, wajib memungut PPN. Bagi Penjual, PPN tersebut
merupakan Pajak Keluaran. Sebagai bukti telah
memungut PPN, PKP wajib membuat Faktur Pajak.
3. Apabila dalam suatu masa pajak (jangka waktu yang
lamanya sama dengan satu bulan takwim) jumlah
Pajak Keluaran lebih besar daripada jumlah Pajak
Masukan, selisihnya harus disetorkan ke kas negara.
4. Apabila dalam suatu masa pajak jumlah Pajak
Keluaran lebih kecil daripada jumlah Pajak Masukan,
selisihnya dapat direstitusi (diminta kembali) atau
dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.
5. Pelaporan penghitungan PPN dilakukan setiap masa
pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan
Pajak Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa
PPN).
Contoh:
Sepanjang Bulan April 2022 PT ABC
mempunyai transaksi sebagai berikut:
1. Membeli bahan baku seharga
Rp. 100.000.000 (dipungut PPN sebesar
Rp. 11.000.000)
2.Membeli bahan penolong seharga
Rp. 40.000.000 (dipungut PPN sebesar
Rp. 4.400.000)
3.Menjual produknya seharga Rp. 200.000.000
(memungut PPN sebesar Rp. 22.000.000)
Penghitungan PPN:
Jumlah Pajak Keluaran Rp. 22.000.000
Jumlah Pajak Masukan Rp. 15.400.000 -
PPN Kurang Bayar Rp. 6.600.000
Jumlah PPN Kurang Bayar sebesar Rp. 6.600.000
harus disetorkan ke kas negara.
PPN atas Transaksi Perdagangan Aset Kripto
• Landasan aturan PMK No. 68/PMK.03/2022.
• Aset Kripto sebagai komoditi yang diperdagangan
merupakan Barang Kena Pajak (BKP) tidak berwujud.
• Pemungut PPN adalah Penyelenggara Perdagangan
Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) yang memfasilitasi
transaksi perdagangan Aset Kripto, Exchager, atau
Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) yang terdaftar di
BAPPEBTI dan penyelenggara jasa dompet elektronik
Aset Kripto.
• Jasa penyediaan sarana elektronik untuk memfasilitasi
Aset Kripto (jasa exchange dan dompet elektronik)
merupakan Jasa Kena Pajak (JKP) dan dikenai mekanisme
umum PPN.
• Tarif PPN:
1. Untuk Perdagangan Kripto:
a.) 0,11% x Nilai Transaksi Aset Kripto
*Jika PPMSE merupakan PFAK
b.) 0,22% x Nilai Transaksi Aset Kripto
*Jika PPMSE bukan merupakan PFAK

2. Untuk Mining:
1,1% x Nilai berupa uang atas aset kripto
yang diterima mining
* Untuk transaksi jasa mining aset kripto
Perlakuan PPN atas Kegiatan Membangun
Sendiri (KMS)
• PPN KMS bukan merupakan pajak baru, sudah
dikenakan sejak 1 Januari 1995. Pemerintah melakukan
penyesuain tarif PPN KMS berdasarkan UU Harmonisasi
Peraturan Perpajakan melalui PMK 61/PMK.03/2022.
• Kegiatan Membangun Sendiri (KMS) adalah kegiatan
membangun bangunan baru maupun perluasan
bangunan lama, yang dilakukan tidak dalam kegiatan
usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan
yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak
lain.
• Luas bangunan yang dibangun minimal 200m2
maka dikenakan PPN KMS.
• Tarif PPN KMS:
2,2% x Biaya yang dikeluarkan / dibayarkan
untuk membangun
• PPN KMS yang telah disetor dapat dikreditkan
sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan
pajak masukan dan pengisian Surat Setoran
Pajak.
• Contoh 1:
Pak Agus seorang karyawan bank, membangun
sendiri rumah tinggalnya. Pembangunan
dilakukan dalam bulan Juni 2022 dengan luas
bangunan 50m2. Biaya yang dihabiskan sebesar
Rp. 200.000.000,00.

Atas kegiatan tesebut tidak terutang PPN,


karena luas bangunannya dibawah 200m2.
• Contoh 2:
Pak Andi seorang pedagang daging, membangun
sendiri rumah tinggalnya. Pembangunan
dilakukan dalam bulan Agustus 2022 dengan
luas bangunan 200m2. Biaya yang dihabiskan
sebesar Rp. 800.000.000,00.

Atas kegiatan tersebut terutang PPN KMS:


2,2% x Rp. 800.000.000,00 = Rp. 17.600.000,00
PPN atas Penyerahan Kendaraan Bermotor
Bekas
• PPN atas penyerahan kendaraan bermotor
bekas bukan merupakan pajak baru. Pajak ini
sudah dikenakan sejak tahun 2000. Pemerintah
melakukan penyesuaian tarif PPN kendaraan
bermotor bekas berdasarkan UU HPP sesuai
dengan PMK No. 65/PMK.03/2022.
• Penyesuaian tarif PPN ini hanya berlaku bagi
Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pedagang
Kendaraan Bermotor Bekas.
• Tarif PPN atas penyerahaan kendaraan
bermotor bekas:
1,1% x Harga Jual
• Contoh:
Alvin adalah seorang PKP yang mempunyai
usaha showroom mobil bekas. Pada September
2022 Alvin berhasil menjual mobil bekas seharga
Rp. 100.000.000,00.
PPN terutang = 1,1% x Rp. 100.000.000,00
= Rp. 1.100.000,00
PPN atas Penyelenggaraan Teknologi Finansial
• PPN ini tidak dikenakan atas nominal transaksi
di layanan tersebut melainkan dikenakan
hanya atas biaya jasa dari pihak yang
memfasilitasi transaksi dan pengenaan PPN.
• Uang dan Dompet Elektronik Bukan Barang
Kena Pajak (BKP), namun Kegiatan Layanan
melalui uang dan dompet elektronik adalah
Jasa Kena Pajak (JKP).
• Jenis layanan uang dan dompet elektronik
antara lain:
- Registrasi pemegang uang elektronik
- Pengisian ulang (top up)
- Pembayaran transaksi
- Transfer dana
- Tarik tunai
- Pembayaran tagihan
- Layanan pay later
• Contoh 1:
Diketahui saldo uang elektronik Mima sebesar
Rp. 8.500,00. Atas saldo tersebut tidak
dikenakan pajak. Kemudian Mima melakukan
top up sebesar Rp. 1.000.000,00 dan terkena
biaya admin Rp. 2.000,00. Maka biaya admin
tersebut termasuk Jasa Kena Pajak (JKP).

Besaran PPN atas layanan top up Mima:


Rp. 2000,00 x 11% = Rp. 220,00
• Contoh 2:
Diketahui saldo uang elektronik Mima sebesar
Rp. 1.008.500,00. Mima melakukan transaksi
pembayaran belanja sebesar Rp. 500.000,00 dan
dikenakan biaya layanan Rp. 4.000,00. Maka
biaya layanan tersebut merupakan Jasa Kena
Pajak (JKP).

Besaran PPN atas layanan pembayaran belanja:


Rp. 4000,00 x 11% = Rp. 440,00
PPN atas Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP)
Tertentu
• PMK No. 71/PMK.03/2022 mengatur
Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan
penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) tertentu
wajib memungut dan menyetorkan PPN yang
terutang dengan besaran tertentu.
1. Jasa Pengiriman Paket Pos:
1,1% x Jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih
2. Jasa Biro/Agen Perjalanan Wisata:
1,1% x Jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih
3. Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarding):
1,1% x Jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih
4. Jasa Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Keagamaan, yang
juga menyelenggarakan perjalanan ke tempat lain:
- Jika tagihannya dirinci antara tagihan paket penyelenggaraan
perjalanan ibadah keagamaan dan tagihan paket
penyelenggaraan perjalanan ke tempat lain:
1,1% x Jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih
- Jika tagihannya tidak dirinci antara tagihan paket
penyelenggaraan perjalanan ibadah keagamaan dan tagihan
paket penyelenggaraan perjalanan ke tempat lain:
0,55% x Jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih
*Catatan:
Jasa penyelenggaraan perjalanan ibadah keagamaan
yang hanya menyelenggarakan perjalanan ibadah
keagamaan adalah jasa yang tidak dikenakan PPN.

5. Jasa Penyelenggaraan:
- Pemasaran dengan media voucer.
- Layangan transaksi pembayaran terkait dengan
distribusi voucer
- Program loyalitas dan penghargaan pelanggan
(consumer loyalty/reward program)
1,1% x Harga Jual Voucer
PPN atas Penyerahan Barang Hasil Pertanian
Tertentu
• PPN ini sudah dikenakan sejak tahun 2013.
• Pemerintah melakukan penyesuaian tarif PPN dan
jenis barang penyerahan hasil pertanian tertentu
berdasarkan UU HPP.
• Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan
penyerahan barang hasil pertanian tertentu dapat
memungut PPN yang dihitung dengan menggunakan
besaran tertentu yaitu:
1,1% x Harga Jual
*Berlaku mulai 1 April 2022
Daftar barang yang dibebaskan/tidak dipungut PPN
• Barang kebutuhan pokok (beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, daging,
telur, susu, buah-buahan, sayur-sayuran, gula konsumsi)
• Air bersih (termasuk biaya sambung/pasang dan biaya beban tetap)
• Listrik (kecuali untuk rumah tangga dengan daya > 6600 VA)
• Rusun sederhana, rusunami, RS & RSS
• Minyak bumi, gas bumi (gas melalui pipa, LNG & CNG), panas bumi
• Vaksin
• Mesin
• Hasil kelautan, perikanan, ternak
• Bibit atau benih
• Pakan ternak, pakan ikan dan bahan pakan
• Jangat dan kulit mentah
• Bahan baku kerajinan perak
• Buku pelajaran
• Kitab suci
• Emas batangan & granula
• Senjata/alutsista & alat foto udara
Daftar jasa yang dibebaskan atau tidak dipungut PPN

• Jasa kesehatan
• Jasa pendidikan
• Jasa sosial
• Jasa asuransi
• Jasa keuangan
• Jasa angkutan umum
• Jasa tenaga kerja
• Jasa konstruksi untuk rumah ibadah
• Jasa konstruksi untuk bencana nasional
Daftar barang dan jasa tertentu yang tetap
tidak dikenakan PPN
• Barang yang merupakan objek Pajak Daerah
(Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,
restoran, rumah makan, warung & sejenisnya)
• Jasa yang merupakan objek Pajak Daerah (Jasa
penyediaan parkir, jasa kesenian dan budaya, jasa
perhotelan, jasa boga atau katering)
• Uang/emas batangan untuk kepentingan cadangan
devisa negara & surat berharga
• Jasa keagamaan & jasa yang disediakan oleh
pemerintah
PPN atas Penyerahan barang Hasil Pertanian Tertentu

• PPN ini sudah ada sejak tahun 2013.


Pemerintah melakukan penyesuaian tarif PPN
dan jenis barang penyerahan hasil pertanian
tertentu berdasarkan UU HPP.
• Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan
penyerahan barang hasil pertanian tertentu
dapat memungut PPN yang dihitung dengan
menggunakan besaran tertentu, yaitu:
1,1% x Harga Jual
• Berlaku mulai 1 April 2022
• Omset petani dibawah Rp. 4,8 Milyar dalam
satu tahun tidak dikenakan PPN.

• Contoh:
Pak Deni adalah seorang PKP Petani Kopi yang
menjual biji kopi kering senilai Rp. 100juta di
Bulan Agustus 2022. Berapa PPN yang harus
dipungut atas penjualan tersebut?

PPN = 1,1% x Rp. 100juta = Rp. 1.100.000,00


Daftar Barang Hasil Perkebunan
Komoditi Jenis Barang
Kelapa Sawit - Tandan Buah Segar (TBS)
- Buah - Cangkang, ampas, daun, dan komposnya serta limbah
- Cangkang - Tempurung basah/kering
Kakao - Biji Kakai kering termasuk fermentasi/non fermentasi
- Buah - Kulit, sekam, selaput, dan sisa lainnya dan komposnya serta limbah

Kopi - Biji kopi kering


- Buah - Biji kopi sangrai
Aren - Nira aren
- Nira - Daun, ampas, dan komposnya
- Daung/batang
Jambu Mete - Mete gelondong (mete berkulit)
- Biji Mete - Kacang mete basah/kering, limbahnya
Lada - Lada hitam
- Buah - Lada Putih
Pala - Biji pala kering (berkulit dan dikupas)
- Biji - Buah pala kering, Fuli
- Buah - Bunga Pala
- Bunga - Fuli
- Kulit ari
Daftar Barang Hasil Perkebunan
Komoditi Jenis Barang
Cengkeh - Cengkeh kering
- Buah - Tangkai dan daung cengkeh kering
- Tangkai/daun
Karet - Slab
- Getah - Lump
- Sheet angin
- Lateks pekat
Teh - Pucuk segar teh
- Daun - Daun the kering fermentasi/non fermentasi
Tembakau - Tembakau rajang basah/kering
- Daun - Tembakau lembaran basah/kering
Tebu - Batang tebu
- Batang - Pucuk tebu
Kapas - Kapas hasil garuk dan sisir
- Buah - Kapas tidak digaruk dan tidak disisir
- Biji kapas
Kapuk - Kapuk hasil garuk dan sisir
- Buah - Kapuk glondong
- Biji dan kulit kapuk
Daftar Barang Hasil Perkebunan

Komoditi Jenis Barang


Rami, Rosella, Jute, Kenaf, - Serat mentah/diolah tanpa pintal
Abaca, dan lainnya
- Batang
Kayu manis - Kulit kayu manis dan bunganya, Lembaran
- Kulit batang - Tumbuk
Kina - Kulit kina kering lembaran/tumbuk
- Kulit batang
Vanili - Buah/biji Vanili kering
- Buah/biji
Nilam - Daun nilam (segar atau kering)
- Daun
Jarak pagar - Biji, ampas
- Daun

Anda mungkin juga menyukai