Penyerahan Barang Kena Pajak adalah setiap kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak
TERMASUK PENYERAHAN BKP
a. Penyerahan hak atas BKP karena perjanjian
b. Pengalihan BKP karena perjanjian sewa beli dan/atau leasing
c. Penyerahan BKP kepada pedagang melalui lelang
d. Pemakaian sendiri / pemberian Cuma-Cuma atas BKP
e. BKP berupa persediaan / aktiva menurut tujuan semula tidak untuk diperjual belikan
f. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP antar
cabang
g. Penyerahan BKP secara konsinyasi
h. Penyerahan BKP oleh Pengusaha Kena Pajak 3
TIDAK TERMASUK PENYERAHAN BKP
a. Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang
Undang Hukum Dagang
b. Penyerahan BKP untuk jaminan utang-piutang
c. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan BKP
antar cabang dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat
pajak terutang
d. Pengalihan BKP dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambil alihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan
yang menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak
e. BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang
masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas
perolehannya tidak dapat dikreditkan
4
B. PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)
Definisi PKP
Menurut Pasal 1 UU PPN, PKP merupakan pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikarenakan pajak berdasarkan UU PPN, tidak
termasuk pengusaha kecil.
Syarat PKP
a. Memiliki pendapatan bruto dalam 1 tahun buku mencapai Rp 4,8 miliar.
b. Melewati proses survei yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Penyuluhan (KPP) dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP).
c. Melengkapi dokumen dan persyaratan pengajuan PKP atau pengukuhan PKP.
d. Ajuan menjadi PKP diajukan ke KPP atau KP2KP yang dimana wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
5
C. OBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 1984 yang kini sudah mengalami perubahan yakni
UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, yang termasuk dalam objek PPnBM
adalah sebagai berikut:
8
D. TARIF DAN DASAR PENGENAAN PAJAK
a. Tarif Umum
Tarif PPN 11% berlaku mulai 1 April 2022
b. Tarif Khusus
Untuk kemudahan dalam pemungutan PPN, atas jenis barang/jasa tertentu atau sektor
usaha tertentu.Berdasarkan UU PPN yang berlaku saat ini, PKP yang di wajibkan untuk
melakukan pembayaran pajak yaitu merekka yangmemiliki omzet mencapai Rp. 4,8 miliar
per tahun. UMKM hanya perlu membayar PPN final dengan tarif 1%, 2%, dan 3% dari
peredarannya.
9
Tarif Pajak
1) Tarif PPN 10% diterapkan atas:
a) Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean
b) Impor barang Kena Pajak
c) Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean
d) Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di
dalam daerah Pabean
e) Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
2) Tarif PPN 0 persen diterapkan atas:
a) Ekspor BKP berwujud
b) Ekspor BKP tidak berwujud
c) Ekspor JKP
d) Ekspor Jasa Kena Pajak
3) Tarif pajak PPN 10% dapat diubah paling rendah 5% dan paling tinggi 15% 10
1) Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut
UU PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
2) Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan JKP, ekspor JKP, atau ekspor BKP
Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk PPN yang dipungut menurut UU PPN dan potongan
harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau
seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan JKP dan/atau oleh penerima
manfaat BKP Tidak Berwujud karena pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean.
3) Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk
ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai kepabeanan dan cukai untuk impor BKP, tidak termasuk PPN dan
PPnBM yang dipungut menurut UU PPN.
11
4) Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir.
5) Nilai Lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak.
Dasar Pengenaan Pajak berupa Nilai Lain diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan dengan maksud untuk menjamin rasa keadilan dalam hal: Harga Jual,
Nilai Penggantian, Nilai Impor, dan Nilai Ekspor sukar ditetapkan; dan/atau penyerahan
Barang Kena Pajak yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak, seperti air minum dan
listrik.
12
E. DASAR PENGENAAN PAJAK KHUSUS
Dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 75/PMK.03/2010 tentang perhitungan nilai PPN
mengatur terkait kategori transaksi yang menggunakan nilai lain sebagai DPP. Transaksi-transaksi tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Jasa Biro Perjalanan
Penjualan tiket wisata (baik dalam maupun luar negeri) serta penjualan produk dari pihak lain seperti
jasa angkutan udara/laut dan darat, akan dikenakan DPP sebesar 10% dari nilai peredaran atau omzet.
Dengan catatan, penjualan tiket angkutan udara dalam negeri tidak termasuk sebagai omzet.
b. Jasa Pengiriman Paket
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.03/2010 mengatur terkait DPP untuk jasa pengiriman
paket dikenakan sebesar 10% dari jumlah yang ditagih atau yang seharusnya ditagih.
c. Jasa Pengurusan Transaksi
Jasa yang satu ini sering dikenal dengan istilah freight forwarding, merupakan jasa yang menjadi objek
PPN dengan pengenaan PPN yang berbeda dengan jasa lainnya.
13
F. PAJAK MASUKAN DAN PAJAK KELUARAN
Pajak Masukan
Dalam Pasal 1 angka 24 UU PPN disebutkan bahwa Pajak masukan dalam PPN adalah pajak yang
seharusnya sudah dibayar oleh PKP atas perolehan barang/jasa kena pajak, pemanfaatan BKP tidak berwujud
dari luar daerah pabean, dan/atau impor BKP dalam masa pajak tertentu.
a. Karakteristik Pajak Masukan
Pada masa pajak yang sama, apabila pajak keluaran lebih besar, maka kelebihan pajak tersebut harus
disetorkan kepada negara. Sedangkan apabila pajak masukan lebih besar, maka kelebihan pajak
masukan tersebut dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya
b. Pengkreditan Pajak Masukan
Bagi pajak masukan yang dapat dikreditkan namun belum dikreditkan dengan pajak keluaran pada
masa pajak yang sama, maka dapat dikreditkan pada masa berikutnya dengan batas waktu 3 bulan
berikutnya setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan. Apabila PKP belum melakukan produksi
sehingga belum melakukan penyerahan yang dapat terutang pajak, maka pajak masukan atas
perolehan/impornya dapat dikreditkan. 14
Pajak Keluaran
Dalam Pasal Pasal 1 angka 25 UU PPN disebutkan bahwa Pajak keluaran dalam PPN adalah pajak
terutang yang wajib dipungut oleh PKP saat menyerahkan barang/jasa kena pajak, ekspor barang kena
pajak berwujud/tidak berwujud, dan ekspor jasa kena pajak.
a. Karakteristik Pajak Masukan
Pengenaan pajak keluaran diawali dengan penetapan tarif barang, lalu dipungut pajaknya oleh
penjual. PKP yang melakukan transaksi jual beli telah memungut pajak dari pembeli melalui
penjualan BKP miliknya dan pungutan tersebut akan dikreditkan nantinya. Batas waktu
pengkreditan pajak tersebut adalah 3 bulan setelah masa pajak berakhir sehingga PKP memiliki
waktu yang cukup untuk pengkreditan pajak.
Pencatatan dan penyetoran pajak ini sendiri menggunakan media faktur pajak, yang bisa dibuat secara
online melalui e-Faktur.
15
G. RESTITUSI KELEBIHAN PEMBAYARAN PPN
1. Pajak Masukan yang berasal dari perolehan BKP dan/atau JKP dari BKP yang diekspor
2. Pajak Masukan yang berasal dari perolehan BKP dan/atau JKP dari BKP dan/atau JKP
yang diserahkan kepada Pemungut PPN tersebut
3. Seluruh Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan BKP dan/atau JKP yang
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha melakukan penyerahan kena pajak
4. Dalam hal ekspor BKP Yang Tergolong Mewah, selain kelebihan Pajak Masukan, juga
dapat diminta kembali PPnBM yang telah dibayar atas perolehan BKP Yang Tergolong
Mewah yang diekspor
18
c. Restitusi Turis Asing
Berdasarkan Pasal 16E Undang Undang No.42 tahun 2009 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah yang sudah dibayar atas pembelian Barang Kena Pajak yang dibawa ke luar Daerah
Pabean oleh orang pribadi pemegang paspor luar negeri dapat diminta kembali.
PPN dan PPnBM yang dapat diminta kembali tersebut harus memenuhi syarat:
1. Nilai PPN paling sedikit Rp500.000,00 dan dapat disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
2. Pembelian BKP dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan sebelum keberangkatan ke luar Daerah Pabean
3. Faktur Pajak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5), kecuali pada
kolom NPWP dan alamat pembeli diisi dengan nomor paspor dan alamat lengkap di negara yang
menerbitkan paspor atas penjualan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri yang tidak
mempunyai NPWP.
Permintaan kembali PPN dan PPnBM dilakukan pada saat orang pribadi pemegang paspor luar negeri
meninggalkan Indonesia dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Direktorat
Jenderal Pajak di bandar udara yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
19
“ CONTOH DASAR
PERHITUNGAN PPN
20
1. CONTOH PPN KURANG BAYAR
PT A pada September 2022 menjual alas kaki atau sepatu sebanyak 10.000 pasang, dengan harga per
pasang sepatu adalah Rp5.000.000. Penjualan sepatu sebanyak 10.000 pasang itu dilakukan terhadap
5 perusahaan.
Berikut rincian PPN Keluaran PT A selama September 2022:
22
Maka, perhitungan PPN Terutang dari hasil penghitungan Pajak Keluaran (PPN Keluaran) dan Pajak
Masukan (PPN Masukan) pada bulan September 2022 adalah:
PPN Keluaran PT A September 2020
No. Nama PPN Keluaran
1. PT B = Rp250.000.000
2. PT D = Rp750.000.0000
3. PT E = Rp1.125.000.000
4. PT F = Rp1.250.000.000
5. PT G = Rp1.625.000.000 (+)
Total PPN Keluaran September 2022 = Rp5.125.000.000
PT A pada Oktober 2022 menjual alas kaki atau sepatu sebanyak 2000 pasang, dengan harga per
pasang sepatu adalah Rp5.000.000. Penjualan sepatu sebanyak 2.000 pasang itu dilakukan terhadap
3 perusahaan.
Berikut rincian PPN Keluaran PT A selama Oktober 2022:
PT A pada November 2022 melakukan penyerahan BKP penjualan produk alas kaki atau sepatu
sebanyak 5000 pasang, dengan harga per pasang sepatu adalag Rp5.000.000. Penjualan sepatu
sebanyak 5.000 pasang itu dilakukan terhadap 4 perusahaan.
Berikut rincian PPN Keluaran PT A selama November 2022:
33