Anda di halaman 1dari 22

PAJAK

PERTAMBAHAN
NILAI DAN
BARANG MEWAH
Ivan Aulia Pratama S. 501200581
Sella Murdini 501200568
Supriyati 501200563
01
Pajak Pertambahan Nilai
(PPN)dan Pajak Barang
Mewah (PPnBM)
PPN
PPN merupakan bentuk pemajakan atas konsumsi
barang dan jasa yang bersifat umum, yang dikenakan
pada setiap mata rantai jalur produksi dan distribusi.

PPN memiliki beberapa karakteristik berikut:


• Pajak tidak langsung
• Pajak objektif
• Pajak atas konsumsi dalam negeri
• Metode pengurangan tidak langsung
• Multi tahap
• Tarif tunggal
Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai ini di dasarkan atau
dipengaruhi atas beberapa faktor, yaitu perkembangan
transaksi bisnis dan pola konsumsi masyarakat yang
merupakan obyek dari Pajak Pertambahan Nilai.

Perkembangan transaksi bisnis yang dalam tahun ke tahun


perubahannya semakin dinamis, baik itu dalam hal jenis
transaksi maupun pola transaksi bisnis
PPnMB

Menurut Undang-Undang mengenai PPN dan PPnBM pada tahun 2009,


PPnBM ialah pajak yang hanya akan membebani berbagai jenis barang
yang termasuk mewah atau mahal.

Merujuk pada Pasal 8 UU Nomor 42 Tahun 2009,


tarif PPnBM yang paling rendah ditetapkan sebesar 10% dan paling
tinggi 200%. Jika pajak PPN dipungut pada setiap lini transaksi alias
dikenakan pada setiap pertambahan nilai dari barang atau dagang
(setiap transaksi), maka pajak PPnBM artinya pajak yang hanya
dipungut sekali saja.
02
Dasar Hukum Pajak
Pertambahan Nilai (PPN)
dan Barang Mewah
(PPnBM)
Pengumuman Nomor PEM-7/PJ.02/2015 tentang permintaan nomor seri
faktur pajak.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 106 tahun 2005 tentang


penyerahan barang kena pajak tertentu yang bersifat strategis yang tidak
dipungut pajak pertambahan nilai.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 248/PMK.010/2015 tentang perubahan


atas Peraturan Menteri Keuangan No. 162/PMK.03/2014 tentang tata cara penerbitan surat
keterangan bebas pajak pertambahan nilai atau pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan atas barang mewah kepada perwakilan negara asing dan badan internasional serta
pejabatnya.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-49/PJ/2015 tentang pelaksanaan


Peraturan Menteri Keuangan No. 174/PMK.03/2015 tentang tata cara
penghitungan dan pemungutan pajak pertambahan nilai atas penyerahan hasil
tembakau.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 268/PMK.03/2015
tentang tata cara pemberian fasilitas dibebaskan dari pengenaan pajak
pertambahan nilai atas impor dan penyerahan barang kena pajak tertentu yang
bersifat strategis dan tata cara pembayaran pajak pertambahan nilai barang kena
pajak tertentu yang bersifat strategis yang telah dibebaskan serta pengenaan
sanksi.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 269/PMK.010/2015 tentang batasan harga jual unit
hunian rumah susun sederhana milik dan penghasilan bagi orang pribadi Yang memperoleh unit hunian
rumah susun sederhana milik.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 268/PMK.03/2015 tentang tata cara pemberian fasilitas
dibebaskan dari pengenaan pajak pertambahan nilai atas impor dan penyerahan barang kena pajak tertentu
yang bersifat strategis dan tata cara pembayaran pajak pertambahan nilai barang kena pajak yang telah
dibebaskan serta pengenaan sanksi.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 163/PMK.03/2012


tentang kegiatan membangun bangunan yang dilakukan tidak dalam kegiatan
usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan
sendiri atau digunakan pihak lain.
03
Objek Pajak Pertambahan
Nilai (PPN)
1. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas :

a. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha.

b. Impor Barang Kena Pajak.

c. Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha.

d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean.

e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

f. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

g. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.


2. Secara Khusus PPN Juga Dikenakan Atas:
a. kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh
orang pribadi
b. penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh
PKP, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan karena
perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha

3. PPenyerahan Barang Kena Pajakenyerahan Barang Kena Pajak


Yang termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak adalah
1. penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian
2. pengalihan Barang Kena Pajak oleh karena suatu perjanjian sewa beli perjanjian sewa guna
usaha (leasing)
3. penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang
4. pemakaian sendiri atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak
5. Barang Kena Pajak berupa persediaan atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan
6) penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya atau penyerahan
Barang Kena Pajak antar cabang
7) penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi
8) penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian
pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap
langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena Pajak

4. Barang Kena Pajak Tidak Berwujud


Yang dimaksud dengan "Barang Kena Pajak Tidak Berwujud" adalah :
1. Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian atau
karya ilmiah, paten, desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek
dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa lainnya
2. penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial,
atau ilmiah
3. pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau
komersial
5. Ekspor Jasa Kena Pajak

1. Jasa Maklon

2. Jasa Perbaikan dan perawatan yang melekat pada atau untuk barang
bergerak yang dimanfaatkan di luar Daerah Pabean

3. Jasa konstruksi, yaitu layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan


konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan
jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi yang melekat pada atau
untuk barang tidak bergerak yang terletak di luar Daerah Pabean
6. Tidak Dikenai PPN

Jenis barang yang tidak dikenai:


1) barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya

2) barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak


3) uang, emas batangan, dan surat berharga

Jenis jasa yang tidak dikenai:


1) jasa pelayanan kesehatan medis
2) jasa pelayanan social
3) jasa pengiriman surat dengan perangko
4) jasa keuangan
5) jasa asuransi
6) jasa keagamaan
7) jasa Pendidikan
8) jasa kesenian dan hiburan
9) jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan
10) jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara
dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa
angkutan udara luar negeri
11) jasa tenaga kerja
12) jasa perhotelan
13) jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum
14) Jasa penyediaan tempat parkir
15) Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
16) Jasa pengiriman uang dengan wesel pos dan
17) Jasa boga atau catering
04
Tarif Dan Perhitungan
Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah
(PPnMB)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan ( UU HPP ), pemerintah menaikkan tarif PPN secara
bertahap, yakni 11% mulai April 2022. Dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9
dan Pasal 10 Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 disini masih
menggunakan tarif 10%

Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah dapat ditetapkandalam


beberapa kelompok tarif, yaitu tarif paling rendah 10% (sepuluh
persen) dan paling tinggi 200% (dua ratus persen). Perbedaan kelompok
tarif tersebut didasarkan padapengelompokan Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
PPN 10%

cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang


yang lama. Untuk jelasnya diberikan contoh cara
penghitungan sebagai berikut.

Pengusaha Kena Pajak A menjual tunai Barang Kena


Pajak dengan Harga Jual Rp25.000.000,00.
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah
= 10% x Rp25.000.000,00
=Rp2.500.000,00
Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp2.500.000,00 tersebut
merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak A
PPN 11%
PT A sebagai PKP yang bergerak di penjualan alat
elektronik menjual 10 set PC desktop kepada PT X
dengan total harga senilai Rp300.000.000. Maka,
berapa besaran PPN atas transaksi tersebut?

Besaran PPN= Tarif PPN x DPP


Besaran PPN= 11% x Rp300.000.000
Besaran PPN= Rp33.000.000
Maka, total nilai transaksi ditambahkan dengan PPN
sebesar Rp333.000.000. yang terdiri atas harga PC
Rp.300.000.000 dan PPN Rp.33.000.000
PPnBM
Bapak Ahmad merupakan seorang pengusaha di bidang produksi
film, pada suatu saat beliau membeli sebuah mobil sport mewah
dengan harga Rp900.000.000. Berdasarkan DPP, mobil tersebut
terkena tarif PPnBM sebesar 40%. Berapakah nilai uang yang harus
dibayarkan Bapak Ahmad untuk membawa masuk mobilnya ke
Indonesia?

Tarif 11% periode April 2022


PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – (Rp900.000.000 x 40%))
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – 360.000.000)
PPN = 10% x Rp540.000.000 = Rp54.000.0000
Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan Bapak Ahmad
adalah:
Harga Mobil + PPN + PPnBM
Rp900.000.000 + Rp54.000.000 + Rp360.000.000 = Rp1.314.000.000
Tarif 11% periode April 2022
PPN = 11% x (Rp900.000.000 – (Rp900.000.000 x
40%))
PPN = 11% x (Rp900.000.000 – 360.000.000)
PPN = 11% x Rp540.000.000 = Rp59.400.0000

Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan


Bapak Ahmad adalah:
Harga Mobil + PPN + PPnBM
Rp900.000.000 + Rp59.400.000 + Rp360.000.000 =
Rp1.319.400.000
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai