Anda di halaman 1dari 47

MODUL PANDUAN PRAKTIKUM

KOMPUTERISASI PERPAJAKAN 2 DAN PRAK

Disusun Oleh:
Team Pengembangan
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
(Perpajakan)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2012/2013
PPN DAN PPnBM

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

A.

UNDANG-UNDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


UU No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah telah diubah oleh UU No. 18 Tahun 2000, sebagai dasar
hukum PPN adalah tetap UU No.8 Tahun 1983 yang dalam Pasal 20-nya ditentukan
bahwa UU ini dapat disebut Undang Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan saat ini
telah diubah menjadi UU No. 42 Tahun 2009.

KARAKTERISTIK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


1. Pajak Tidak Langsung
2. Pajak Objektif
3. Pajak atas Konsumsi Dalam Negeri
4. Bersifat Multi Satge Levy (dikenakan pada setiap jalur distribusi barang / jasa)
5. Perhitungan dengan Indirect Substraction Method (mengurangkan PPN yang
dipungut penjual atas penyerahan barang/jasa dengan PPN yang dibayar kepada
penjual lain atas perolehan barang/jasa)
6. Tarif tunggal
MEKANISME PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
1.
Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai yang bersifat umum:
Adapun mekanisme ini diatur dalam Pasal 9 dan 13 UU PPN 1984, sebagai berikut:
a) Setiap Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyerahkan Barang Kena Pajak
(BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) diwajibkan membuat Faktur Pajak untuk
memungut Pajak yang terutang. Pajak yang dipungut dinamakan Pajak Keluaran /
PK (Output Tax). Hal ini sesuai dengan basis akrual (Accrual Bassis) yang
digunakan oleh UU PPN 1984.
b) Pada saat Penguasaha Kena Pajak tersebut diatas membeli Barang Kena Pajak
atau menerima Jasa Kena Pajak dari Pengusaha Kena Pajak lain, juga membayar
pajak yang terutang, yang dinamakan Pajak Masukan / PM (Input Tax)
c) Pada akhir masa Pajak, Pajak masukan tersebut dikreditkan dengan pajak
keluaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam hal jumlah Pajak
Keluaran lebih besar dari pada jumlah Pajak Masukan, maka kekuranganya
dibayar ke kas negara selambatlambatnya akhir bulan berikutnya. (PK > PM =
Kurang Bayar)
d) Apabila Jumlah Pajak Masukan lebih besar dari pada Pajak Keluaran, maka
kelebihan pembayaran pajak masukan ini dapat dikompensasikan dengan utang
pajak dalam masa pajak berikutnya atau diminta kembali (restitusi). (PM > PK =
Lebih Bayar)
e) Pada akhir masa pajak, setiap Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan
pemungutan dan pembayaran Pajak yang terutang kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) setempat, selambatlambatnya akhir bulan berikutnya.
2.

Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai yang bersifat khusus:


Mekanisme ini diatur dalam Pasal 16A UU PPN Tahun 1984, sebagai berikut:
a)
Instansi pemerintah, badan atau orang yang ditunjuk sebagai Pemungut PPN.
b)
Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak kepada pemungut PPN, wajib membuat Faktur Pajak.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

c)

Pada saat pemungut pajak tersebut melakukan pembayaran Harga Jual atau
penggantian, memungut pajak yang terutang, kemudiaan menyetorkan dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atas nama Pengusaha Kena Pajak
tersebut pada butir (b) dan melaporkan kepada KPP setempat.
d)
SSP tersebut pada butir (c) kemudiaan diserahkan kepada Pengusaha Kena
Pajak yang bersangkutan.
D. TARIF PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Pasal 7, Pasal 1 angka 26 dan Pasal 8A
1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (Sepuluh Persen).
2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas Ekspor Barang Kena Pajak adalah 0% (Nol
Persen).
3) Dengan Peraturan Pemerintah, tarif pajak sebagai mana dimaksud dapat diubah
menjadi serendah rendahnya 5% (Lima Persen) dan setinggi tingginya 15%
(Lima Belas Persen).
E.

OBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan atas:
a.
Penyerahan BKP (Barang Kena Pajak) didalam daerah pabean yang
dilakukan oleh pengusaha.
Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak meliputi, baik
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak maupun
pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak tetapi
belum dikukuhkan.
b.

Impor Barang Kena Pajak (BKP).


Pajak juga dipungut pada saat impor Barang Kena Pajak dan pemungutannya
dilakukan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, tanpa memperhatikan apakah
dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya, tetap dikenai pajak.

c.

Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan di dalam daerah


pabean oleh pengusaha.
Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak meliputi baik
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak maupun
pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak tetapi
belum dikukuhkan.
Penyerahan Jasa Kena Pajak yang telah diatur pada Pasal 1 angka 7 Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2000:
Setiap kegiatan pemberian JKP, termasuk pemakaian sendiri dan pemberian
cuma-cuma atas Jasa Kena Pajak
Sama hal nya dengan pemakaian sendiri atau pemberian cuma-cuma atas BKP,
pemakaian sendiri atau pemberian cuma-cuma atas JKP juga harus dikenakan
PPN

d.

Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam


daerah pabean.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

Untuk memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan impor Barang
Kena Pajak, atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari luar Daerah
Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di dalam Daerah Pabean juga dikenai PPN.
e.

Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.


Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di
dalam Daerah Pabean dikenai PPN

f.

Ekspor BKP oleh Pengusaha Kena Pajak.


Pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud hanya pengusaha
yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak

g.

Ekspor BKP tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak (UU PPN
pasal 4 ayat (1))
Yang dimaksud Barang Kena Pajak Tidak Berwujud adalah:
Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusasteraan, kesenian,
atau karya ilmiah,paten, desain, atau model, rencana, formula, atau proses
rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelktual/industrial.
Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial atau
komersial
Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial,
atau komersial

h.

Ekspor JKP oleh Pengusaha Kena Pajak (UU PPN pasal 4 ayat (1))
Termasuk dalam pengertian ekspor Jasa Kena Pajak adalah penyerahan Jasa Kena
Pajak dari dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean oleh Pengusaha Kena Pajak
yang menghasilkan dan melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud atas dasar
pesanan atau permintaan dengan bahan dan/atau petunjuk dari pemesan di luar
Daerah Pabean.

F. YANG TERMASUK DALAM PENGERTIAN PENYERAHAN BARANG KENA


PAJAK
Penyerahan BKP yang telah diatur dalam Pasal 1A angka 1 Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2000:
Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian.
Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan perjanjian leasing.
Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang.
Pemakaian sendiri atau pemberiaan cuma cuma atas BKP
Persediaan BKP dan Aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjual
belikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan
Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP antarcabang.
Penyerahan BKP secara konsinyasi
Penyerahan BKP oleh PKP dalam rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan
berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari PKP kepada
pihak yang membutuhkan BKP

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

G. TIDAK TERMASUK DALAM PENGERTIAN PENYERAHAN BARANG KENA


PAJAK
Bukan Penyerahan BKP/ tidak dikenakan PPN (Pasal 1A angka 2 Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2000):
Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam KUHD.
Penyerahan BKP untuk jaminan hutang-piutang.
Penyerahan BKP dari pusat ke cabang dan antar cabang bagi PKP yang memperoleh
izin melakukan pemusatan tempat pajak terutang dari Dirjen Pajak.
Pengalihan BKP dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan
pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang
menerima pengalihan adalah PKP.
BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
H. TIDAK TERMASUK BARANG KENA PAJAK
Jenis Barang Tidak Kena Pajak (Pasal 4A ayat (2) Perubahan Ketiga Undang-Undang
PPN 1984):
Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, seperti : minyak mentah, gas bumi, panas bumi, pasir dan kerikil, biji
timah, biji emas, dst.
Barang barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, seperti
: beras, gabah, jagung, sagu, gandum, kedelai, garam baik yang beryodium atau tidak,
daging, telur, buah, dan sayur-sayuran.
Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan
sejenisnya, tidak termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa
boga atau cattering.
Uang, emas batangan, dan surat surat berharga (saham, obligasi).
I. TIDAK TERMASUK JASA KENA PAJAK
1.
Jasa pelayanan kesehatan medis
2.
Jasa pelayanan sosial
3.
Jasa pengiriman surat dengan perangko
4.
Jasa keuangan
5.
Jasa asuransi
6.
Jasa keagamaan
7.
Jasa pendidikan
8.
Jasa kesenian dan hiburan
9.
Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan
10.
Jasa angkutan umum di darat dan air
11.
Jasa tenaga kerja
12.
Jasa perhotelan
13.
Jasa yang disediakan pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan secara umum
14.
Jasa penyediaan tempat parkir
15.
Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
16.
Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
17.
Jasa boga atau catering
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak
ATA 2012/2013
Halaman

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

J. SYARAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


Penyerahan barang yang dikenakan pajak harus memenuhi tiga syarat yang bersifat
kumulatif dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu:
Barang atau jasa yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak
Penyerahannya dilakukan di dalam Daerah Pabean
Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiaan usaha atau pekerjaannya.
K. SUBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
1.
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Otomatis:
a. Pabrikan / Produsen termasuk Pengusaha Real Estate / Industrial estate /
Developer.
b. Importir, Indentor.
c. Pengusaha yang mempunyai hubungan istimewa dengan Pabrikan dan atau
Importir.
d. Agen Utama dan Penyalur Utama dari Pabrikan dan atau Importir.
e. Pemegang Hak Patent dan Merk Dagang.
f. Pemborong bangunan dan harta tetap lainnya.
2. Pengusaha Kecil Yang Dikukuhkan Menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Yang bukan merupakan subyek PPN adalah:
a. Pengusaha yang menghasilkan barang-barang pertanian, perkebunan, peternakan,
kehutanan, perikanan yang belum diolah lebih lanjut.
b. Pengusaha Kecil (Mereka juga tidak boleh memungut PPN).
c. Pengusaha Jasa, untuk jasa-jasa yang tidak dikenai pajak sesuai dengan UU No.42
tahun 2009.
L.
a)
b)
c)

d)
M.
1)

KEWAJIBAN PKP Pasal 3A ayat (1) dan (2)


Memiliki Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)
Melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (Pasal 2
ayat (2) UU KUP)
Memungut Pajak Terutang
Membuat Faktur Pajak / FP (Pasal 13 UU PPN 1984).
Menyetor Pajak Terutang
Wajib mencatat sejumlah perolehan dan penyerahan BKP / JKP dalam
pembukuaan dan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan ketentuan (Pasal
6 dan 9 UU KUP).
Melaporkan Pajak terutang
Mengisi dan menyampaikan SPT Masa PPN (Pasal 3 UU KUP).
SYARAT PAJAK MASUKAN DAPAT DIKREDITKAN
Pengusaha yang melakukan pengkreditan telah berstatus PKP (sudah dikukuhkan).
2) Adanya bukti Pajak Masukan dalam bentuk Faktur Pajak Standar / Khusus yang sah,
benar dan lengkap.
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak
ATA 2012/2013
Halaman

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

3) Dilakukan dalam masa pajak yang sama, namun masih memungkinkan pada masa
pajak berikutnya, sepanjang tidak melampaui bulan ketiga setelah berakhirnya tahun
buku dan belum dibebankan sebagai biaya serta belum dilakukan pemeriksaan.
4) Pajak Masukan yang dikreditkan berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yaitu
pengeluaran untuk kegiatan produksi, distribusi, pemasaran dan manajemen dengan
syarat ada kaitannya dengan penyerahan yang terutang PPN dan sifatnya tidak untuk
tujuan konsumtif direksi, dewan komisaris, karyawan, dan pemegang saham.
N.

PAJAK MASUKAN YANG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN Pasal 16 B


1) Yang dibayar untuk perolehan BKP / JKP untuk pemanfaatan BKP / JKP dari luar
daerah pabean, sebelum pengusaha dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.
2)
Yang dibayar untuk perolehan BKP / JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung
dengan kegiatan usaha.
3)
Yang dibayar untuk perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor jenis sedan dan
station wagon, kecuali jika barang tersebut adalah untuk persediaan barang dagangan atau
untuk digunakan langsung sesuai dengan bidang usahannya, Misalnya usaha persewaan
kendaraan bermotor.
4)
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean
sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP.
5)
Perolehan BKP atau JKP yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5 atau ayat 9 UU PPN atau tidak mencantumkan
nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli BKP atau penerima JKP.
6)
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean
yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
6 UU PPN.
7)
Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan
pajak.
8)
Perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannnya tidak dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Masa PPN, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan.
9) Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKp berproduksi sebagaimana
dimaksud pada Pasal 9 ayat 2A UU PPN.
10) Perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas
penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN.
YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH Pasal 5
1) Penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah yang dilakukan oleh
pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah tersebut
didalam daerah pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
2) Impor Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah.
3) Pajak Penjualan atas Barang Mewah dikenakan hanya satu kali pada waktu
penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah oleh Pengusaha yang
menghasilkan atau pada waktu impor.

L.

M.

TARIF PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH Pasal 8


1) Tarif Pajak atas Penjualan Barang Mewah adalah paling rendah 10% (sepuluh persen)
dan paling tinggi 200% (dua ratus Persen).
2) Atas Ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah dikenakan Pajak dengan Tarif
0% (Nol Persen).

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

3) Dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan kelompok Barang Kena Pajak yang


tergolong Mewah yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan Tarif
sebagai mana dimaksud di atas.
4) Jenis Barang yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena
Pajak yang tergolong Mewah sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan (KMK).
N. PIHAK YANG WAJIB MEMBAYAR/MENYETORKAN
PPN/PPnBM
a. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
b. Pemungut PPN / PPnBM adalah :
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Bendahara Pemerintah Pusat dan Daerah
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

DAN

MELAPOR

O. DASAR PENGENAAN PAJAK (DPP)


1.
Harga Jual
Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh
penjual / pembeli jasa karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN dan potongan
harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.
2.

Penggantian
Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh
penjual / pembeli jasa karena penyerahan JKP, ekspor JKP, atau ekspor BKP tidak
berwujud, tetapi tidak termasuk PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam
faktur pajak.

3.

Nilai Impor
Nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan
lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Perundangundangan Pabean untuk impor BKP, tidak termasuk PPN.

4.

Nilai Ekspor
Adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta oleh eksportir.

5.

Nilai Lain
Nilai berupa uang yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar
untuk menghitung pajak yang terutang.

Contoh Kasus 1
PT ABC adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil. PT ABC menjual 60
buah kemeja pada Toko XYZ dengan harga Rp150.000 untuk setiap buahnya dan pemakaian
sendiri 15 buah kemeja dengan DPP harga jual tanpa menghitung laba kotor yaitu masingmasing Rp95.000. Maka atas transaksi yang terjadi di atas PPN yang terutang sebesar:

Atas penjualan 60 buah kemeja : 10% x (60 x Rp150.000)


Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak
ATA 2012/2013
Halaman

= Rp 900.000

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

Untuk pemakaian sendiri


142.500 +
Jumlah PPN terutang

: 10% x (15 x Rp95.000)

Rp

Rp1.042.500

Contoh Kasus 2
Perusahaan DOOMSDAY adalah perusahaan yang memproduksi kulkas. Barang tersebut
dikategorikan sebagai barang mewah dan dikenakan PPnBM dengan tarif sebesar 20%.
Selama bulan Desember 2012 perusahaan DOOMSDAY menjual 25 buah kulkas pada Toko
HEAVEN dengan harga jual Rp5.800.000 untuk setiap unit. Maka PPN dan PPnBM yang
terutang oleh perusahaan DOOMSDAY sebesar:

PPN yang terutang


: 10% x (25 x Rp5.800.000)
PPnBM yang terutang
: 20% x (25 x Rp5.800.000)
Jumlah PPN dan PPnBM yang terutang

= Rp14.500.000
= Rp29.000.000 +
Rp43.500.000

Jika Toko HEAVEN menjual kembali 25 kulkas tersebut di atas dengan harga Rp6.200.000
untuk setiap unit maka PPN yang terutang oleh Toko HEAVEN adalah sebesar:
10% x (25 x Rp6.200.000) = Rp15.500.000
Catatan:
Dalam hal ini Toko HEAVEN tidak boleh memungut PPnBM karena PPnBM hanya
dikenakan satu kali yaitu pada saat barang tersebut dijual oleh produsen atau pabrikan.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

SOAL SOAL PRAKTIKUM


1.

Berikut ini adalah data-data pembelian dan penjualan yang


dilakukan oleh PT Enrich selama tahun 2012:
Bulan
Pembelian
Penjualan
Juli
Rp 4.000.000
Rp 6.000.000
Agustus
Rp 8.000.000
Rp 7.000.000
September
Rp 5.000.000
Rp 8.000.000
Oktober
Rp 15.000.000
Rp 8.000.000
November
Rp 10.000.000
Rp 12.000.000
Desember
Rp 9.000.000
Rp 5.000.000
Berapakah besarnya Pajak Masukan, Pajak Keluaran, Lebih Bayar, dan Kurang Bayar
setiap bulannya?

2. Selama tahun 2012 PT Vodafone melakukan transaksi pembelian dan penjualan. Berikut
ini adalah data-datanya:
Bulan
Pembelian
Penjualan
Januari
Rp 12.300.000
Rp 8.400.000
Februari
Rp 10.800.000
Rp 11.000.000
Maret
Rp 8.900.000
Rp 6.800.000
April
Rp 9.000.000
Rp 7.500.000
Mei
Rp 16.900.000
Rp 10.800.000
Juni
Rp 4.000.000
Rp 7.500.000
Berapakah besarnya Pajak Masukan, Pajak Keluaran, Lebih Bayar, dan Kurang Bayar
setiap bulannya?
3. PT Volkswim selama 6 bulan pertama tahun 2012 melakukan kegiatan operasionalnya
sebagai berikut:
Bulan
Pembelian
Penjualan
Januari
Rp 6.500.000
Rp 4.000.000
Februari
Rp 8.200.000
Rp 6.000.000
Maret
Rp 5.000.000
Rp 8.000.000
April
Rp 15.200.000
Rp 11.500.000
Mei
Rp 8.000.000
Rp 2.000.000
Juni
Rp 10.000.000
Rp 9.800.000
Hitunglah besarnya Pajak Masukan, Pajak Keluaran, Lebih Bayar, dan Kurang Bayar
setiap bulannya!
4. PT Wolix adalah perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu. Selama bulan Juni
2012 PT Wolix menjalankan kegiatan usahanya sebagai berikut:
1 Juni 2012
: Membeli kulit sintetis untuk bahan baku dalam proses produksi
sepatu pada PT Homeypad senilai Rp20.000.000.
3 Juni 2012
: Menjual 500 pasang sepatu dengan harga Rp75.000.000 kepada Toko
Sepatu Gembul.
4 Juni 2012
: Mengekspor 2000 pasang sepatu wanita dengan nilai ekspor US$
1.800 (Nilai Konversi yang berlaku per 4 Juni 2012 USD 1 =
Rp9.500).
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak
ATA 2012/2013
Halaman

10

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

6 Juni 2012
10 Juni 2012
14 Juni 2012
20 Juni 2012
28 Juni 2012
29 Juni 2012
30 Juni 2012

: Menjual 150 pasang sepatu anak-anak kepada Toko Ceria seharga


Rp6.500.000.
: Membayar uang langganan telepon di Bank Daerah untuk bulan
Maret 2012 sebesar Rp7.600.000 (harga sudah termasuk PPN).
: Membeli bahan perekat sepatu dari PT Tomkins Women seharga
Rp2.500.000 (harga sudah termasuk PPN).
: Disumbangkan sejumlah sepatu untuk anak-anak korban gempa yang
menurut harga pasar wajar sebesar Rp8.500.000, termasuk laba 30%.
: Diterima kembali dari PT WAS SING SAE dengan Nota Retur tanggal
22 Juni 2012 sebagian dari sepatu yang dibeli seharga Rp3.000.000.
: Membayar ongkos renovasi ruang kantor direksi kepada perusahaan
kontraktor SAE sebesar Rp25.000.000.
: Menjual langsung barang-barang dari pabrik dalam rangka cuci
gudang kepada konsumen dengan harga Rp70.000.000.

Hitunglah berapa besarnya Pajak Masukan, Pajak Keluaran dan apakah terjadi Lebih
Bayar atau Kurang Bayar jika pada bulan Mei tahun 2012 terjadi Lebih Bayar
Rp1.500.000!
5. PT ZARA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garment. Selama bulan
Oktober 2012 transaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
1 Oktober 2012 : Menyerahkan sejumlah seragam yang telah dipesan oleh TNI dan
POLRI untuk upacara peringatan hari ABRI seharga Rp75.000.000.
3 Oktober 2012 : Menjual sejumlah kain tipe Santung kepada Toko Laku seharga
Rp25.000.000.
4 Oktober 2012 : Membayar uang langganan telepon sebesar Rp2.500.000 (harga
termasuk PPN).
10 Oktober 2012 : Menyumbang sejumlah pakaian seragam bagi anak-anak panti
asuhan My Heart dengan harga pasar Rp15.000.000 termasuk laba
25%.
13 Oktober 2012 : Dalam rangka ulang tahun perusahaan, PT Jayaku mengadakan bazar
murah dengan menjual langsung berbagai macam kain di halaman
pabrik kepada konsumen dengan harga Rp35.000.000.
14 Oktober 2012 : Mengirim kembali dengan nota retur tertanggal 12 Oktober 2012
sebagian dari benang sutera yang dibeli dari PT Kujaya karena salah
pengepakan seharga Rp12.000.000.
18 Oktober 2012 : Membayar kepada PT Sinaga atas pembelian accu untuk armada
mobil box sebagai alat pengangkutan seharga Rp51.000.000
(termasuk PPN).
20 Oktober 2012 : Membayar kekurangan atas pembelian kapas pada PT Bachdim
seharga Rp8.500.000.
25 Oktober 2012 : Membayar ongkos perbaikan mesin tenun kepada PT Berkah sebesar
Rp4.000.000.
30 Oktober 2012 : Diterima pembayaran dari KPKN Rp15.000.000 atas penyerahan
sejumlah pakaian seragam yang telah dipesan pada bulan Agustus
2012.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

11

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

Hitunglah berapa besarnya Pajak Masukan, Pajak Keluaran dan apakah terjadi Lebih
Bayar / Kurang Bayar jika diketahui pada bulan September 2012 terjadi Lebih Bayar
sebesar Rp3.500.000!
6. Berikut ini adalah transaksi yang terjadi selama bulan Juni 2012 pada PT KOKOH,
sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri furniture:
2 Juni 2012
: Diekspor sejumlah furniture dari rotan ke Libanon dengan nilai
ekspor US$ 25.000 (Kurs yang berlaku adalah US$ 1 = Rp 9.500).
4 Juni 2012
: Dijual kepada PT Reborn seperangkat furniture untuk interior kantor
sebesar Rp151.000.000.
10 Juni 2012
: Membayar uang langganan telepon untuk bulan Mei 2012 sebesar
Rp2.800.000 (harga sudah termasuk PPN).
12 Juni 2012
: Membayar sejumlah kayu jati yang dipesan dari PT Hamtaro sebesar
Rp68.000.000.
15 Juni 2012
: Diterima pembayaran dari Bapak Bombom atas pembelian 2 set
perlengkapan ruang tidur seharga Rp60.000.000.
20 Juni 2012
: Menyumbangkan sejumlah meja dan kursi ke sekolah dasar di daerah
terpencil yang nilai pasarnya diketahui sebesar Rp55.000.000
(termasuk laba 30%).
21 Juni 2012
: Diterima kembali dari PT Mardiasmo sebagian dari furniture yang
dipesan karena salah pengecatan dengan harga Rp18.000.000.
23 Juni 2012
: Memesan makanan untuk jamuan tamu berupa 20 box nasi di RM
Maknyoss (bukan PKP) seharga Rp250.000.
26 Juni 2012
: Diterima pembayaran dari PT Tom sejumlah furniture yang dipesan
pada bulan Mei 2012 seharga Rp48.000.000.
30 Juni 2012
: Membeli cat kayu dan dempul dari PT Jerry seharga Rp17.500.000.
Hitunglah berapa besarnya Pajak Masukan, Pajak Keluaran dan apakah terjadi Lebih Bayar /
Kurang Bayar jika diketahui pada bulan Mei 2012 terjadi Lebih bayar sebesar Rp2.500.000!

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

12

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKTUR PAJAK
PENGERTIAN FAKTUR PAJAK
UU PPN 1984 Pasal 1 huruf (t) yang dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 menjadi Pasal 1
angka 23 merumuskan: Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau
penyerahan Jasa Kena Pajak atau bukti pungutan pajak karena impor Barang Kena
Pajak yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
FUNGSI FAKTUR PAJAK
Faktur pajak berfungsi sebagai:
Bukti pungutan pajak bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyerahkan Barang
Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP).
Bukti pembayaran pajak ditinjau dari sisi pembeli BKP atau penerima JKP atau orang
pribadi atau badan yang mengimpor BKP.
Sarana untuk mengkreditkan pajak masukan.
C.

JENIS FAKTUR PAJAK


Terdapat 3 (tiga) jenis Faktur Pajak menurut UU PPN, yaitu:
Faktur Pajak Standar, termasuk dokumen-dokumen tertentu yang diperlakukan
sebagai Faktur Pajak Standar
Faktur Pajak Gabungan
Faktur Pajak Sederhana

KOMPONEN FAKTUR PAJAK


Nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan dan yang membeli (menerima) BKP
atau JKP
Jenis barang/jasa, DPP, dan potongan harga
PPN dan PPnBM yang dipungut
Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur pajak
Nama dan Tanda tangan yang berhak menandatangani faktur pajak
SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK
Pada saat penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP
Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan BKP dan atau sebelum penyerahan JKP
Pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap
pekerjaan
Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Untuk faktur pajak gabungan harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan
Contoh Kasus
PT. Limantara Indah Makmur dengan NPWP 31.224.198.7-413.000 beralamat di Jl.
Fatahillah No. 08 KM 50 Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat 117520. Perusahaan ini
melakukan pembelian kepada CV. Efficient & Cost Effective Provide yang memiliki NPWP
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak
ATA 2012/2013
Halaman

13

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

31.425.379.0-412.000 dan beralamat di Jl. Industri Kapal Dalam 9D Rt. 006/11, Tugu
Cimanggis, Depok.
Berikut ini adalah daftar pembelian yang dilakukan PT. Limantara Indah Makmur:
1) Susu kental manis 100 kaleng @ Rp 10.000
2) Gula 50 kg @ Rp 5.000
3) Kopi putih 100 pcs @ Rp 1.500

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

14

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

15

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

SOAL-SOAL PRAKTIKUM
Tentukan tanggal pembuatan faktur pajak serta hitung PPN dan PPnBM dari
transaksi-transaksi di bawah ini!
PT THE HAVES adalah sebuah industri tekstil yang terletak di Jl. Akses UI No. 2 Depok.
Perusahaan ini telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sejak Tanggal 17 Agustus
1995. Dalam bulan Desember 2012 transaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
PENYERAHAN/PENJUALAN
5 Desember 2012
Diekspor sejumlah tekstil ke Paris dengan Nilai Ekspor US$
400.000 (1$= Rp9.500).
7 Desember 2012
Diserahkan sejumlah tekstil sebagai bahan baku kepada PT.
Fajar selaku PKP yang berlokasi di kawasan Industri Cikarang seharga Rp75.000.000,
memperoleh fasilitas PPN tidak dipungut. Pembeli menginginkan Faktur Pajak
dikirim bersamaan dengan penyerahan barang.
10 Desember 2012
Diterima pembayaran dari KPKN sejumlah Rp15.000.000 atas
penyerahan tekstil. Surat tagihan dimasukkan tanggal 18 November 2012. SSP belum
diterima.
11 Desember 2012
Diserahkan sejumlah kapas kepada pabrik benang PT. Lintang
seharga Rp68.000.000 yang pembayarannya telah diterima tanggal 14 November
2012.
14 Desember 2012
Disumbangkan sejumlah tekstil kepada Yayasan Panti Kejora
Matahari yang menurut harga pasar wajar adalah Rp15.000.000 termasuk laba 20%.
15 Desember 2012
Diterima pembayaran dari PT. Yuka sebesar Rp30.000.000 atas
penyerahan sejumlah tekstil yang dilakukan tanggal 25 November 2012 yang pada
waktu itu Faktur Pajaknya belum dibuat.
20 Desember 2012
Dibagikan kepada karyawan sejumlah tekstil sebagai hadiah
lebaran, seharga Rp27.000.000 termasuk laba 20%.
22 Desember 2012
Diterima pembayaran dari KPKN sebesar Rp200.000.000 atas
penyerahan sejumlah tekstil kepada Depdiknas untuk pengadaan pakaian seragam
siswa SD yang dananya berasal dari luar negeri. Penagihan dilakukan tanggal 25
November 2012. SSP telah diterima.
25 Desember 2012
Diterima pembayaran uang muka 50% yaitu sejumlah
Rp2.500.000 dari PT. Komet untuk pesanan sejumlah tekstil yang penyerahannya
dilakukan bulan Januari 2012, sedangkan sisanya akan dibayar setelah barang
diterima.
30 Desember 2012
Diterima pembayaran dari PT. Andromeda sejumlah
Rp175.000.000 atas penyerahan sejumlah tekstil yang dilakukan tanggal 08
November 2012.
31 Desember 2012
Diterima kembali dari pabrik jamu PT. Muthia dengan Nota
Retur Tanggal 6 Desember 2012 sebagian dari tekstil yang dibeli pada bulan
September 2012 sebesar Rp6.000.000.
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak
ATA 2012/2013
Halaman

16

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

PEMBELIAN/PEROLEHAN
1) 6 Desember 2012
Membayar uang langganan telepon bulan
November 2012 sebesar Rp11.000.000 (termasuk PPN).
2) 9 Desember 2012
Diterima dari PT. Listiyani satu unit
pick-up Toyota Kijang dengan harga Rp45.000.000 termasuk
PPN 10% dan PPnBM 20%, yang digunakan untuk kegiatan
distribusi. Pembayaran dilakukan secara tunai.
3) 14 Desember 2012
Dilunasi tagihan dari PT. AKUH atas
pembelian kapas bulan Oktober 2012 sebesar Rp44.000.000
(termasuk PPN). Faktur pajak baru diserahkan oleh PKP penjual
pada saat pelunasan.
4) 16 Desember 2012
Diterima seperangkat peralatan pabrik
dari PT. Astarina seharga Rp385.000.000 (termasuk PPN)
berdasarkan pesanan tanggal 28 November 2012. Sesuai
kesepakatan pembayaran baru dilakukan bulan Januari 2013.
5) 17 Desember 2012
Dibayar tagihan dari pabrik accu Jupiter
atas pembelian accu untuk armada mobil box dari unit distribusi
pada bulan November 2012 seharga Rp67.100.000 (termasuk
PPN). Faktur pajak baru diterima pada saat pembayaran.
6) 20 Desember 2012
Dilakukan
pembayaran
kepada
pemborong PT. Asmoro atas renovasi bangunan rumah dinas
untuk staff direksi sebesar Rp55.000.000 (termasuk PPN).
7) 25 Desember 2012
Dikeluarkan dari Tanjung Priok sejumlah
benang dari Inggris sebesar:
Cost Insurance Freight
: USD 35.000
Bea masuk
: 20 %
PPh pasal 22
: 2,5 %
Biaya Pengangkutan
: Rp180.000
Sewa Gudang dari PT.PALAPA
: Rp2.500.000
Nilai kurs 1 $
: Rp9.600
8) 31 Desember 2012
Mengirim kembali dengan nota retur
tertanggal 28 Desember 2012, sebagian dari benang karena
salah pengepakan sehingga rusak, kepada PT. Djati Asmoro
seharga Rp18.000.000, yang merupakan bagian dari penyerahan
yang diterima tanggal 18 November 2012.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

17

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

KUIS FAKTUR PAJAK

PT. BECAK adalah sebuah industri mebeul yang terletak di Jl. Akses UI No. 77 Depok dengan
rnomor telepon 021-826-0250. Perusahaan ini telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
sejak Tanggal 25 September 1991. Sejak terdaftar di KPP Depok, PT. BECAK memiliki NPWP
01.562.465.4.305.000 dan KLU 36941.
Dalam bulan Februari 2013 transaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
PENYERAHAN/PENJUALAN
1) 2 Februari 2013 Diekspor sejumlah mebel ke Perancis dengan
Nilai Ekspor US$ 650.000
(1$= Rp. 9.000).
2) 5 Februari 2013 Diserahkan sejumlah kayu sebagai bahan baku
kepada PT. Cemungut selaku PKP yang beralokasi di kawasan
Industri Tambun seharga Rp85.000.000 memperoleh fasilitas
PPN tidak dipungut. Pembeli menginginkan Faktur Pajak dikirim
bersamaan dengan penyerahan barang.
3) 7 Februari 2013 Diterima pembayaran dari KPKN sejumlah
Rp30.000.000 atas penyerahan mebel tanggal 30 Desember 2012.
Surat tagihan dimasukkan tanggal 15 Januari 2013. SSP belum
diterima.
4) 10 Februari 2013
Diserahkan sejumlah kayu kepada PT.
Dian
Suka
Ngademin
seharga
Rp68.000.000
yang
pembayarannya telah diterima tanggal 14 Januari 2013 dengan
mendapatkan discount sebesar 10%.
5) 12 Februari 2013
Disumbangkan sejumlah mebel kepada
Yayasan Panti Kejora Bulan yang menurut harga pasar wajar
adalah Rp25.000.000 termasuk laba 20%.
6) 14 Februari 2013
Diterima pembayaran dari PT. Mimi
sebesar Rp45.000.000 atas penyerahan sejumlah mebel yang
dilakukan tanggal 25 Januari 2013 yang pada waktu itu Faktur
Pajaknya belum dibuat.
7) 16 Februari 2013
Dibagikan kepada karyawan sejumlah
mebel sebagai hadiah lebaran, seharga Rp33.000.000 termasuk
laba 20%.
8) 20 Februari 2013
Diterima pembayaran dari KPKN
sebesar Rp220.000.000 atas penyerahan sejumlah mebel kepada
Pemkot Depok. Penagihan dilakukan tanggal 25 Januari 2013.
SSP telah diterima.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

18

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

9) 25 Februari 2013
Diterima pembayaran uang muka 50%
yaitu sejumlah Rp5.000.000 dari PT. Komat Kamit untuk
pesanan sejumlah tekstil yang penyerahannya dilakukan bulan
Maret 2013, sedangkan sisanya akan dibayar setelah barang
diterima.
10) 26 Februari 2013
Diterima membayaran termin dari PT.
Advent sebagai berikut:
- Tanggal 26 Februari 2013 sebesar Rp20.000.000
- Tanggal 26 Maret 2013 sebesar Rp15.000.000
- Tanggal 26 April 2013 Rp10.000.000
11) 28 Februari 2013
Diterima kembali dari pabrik jamu PT.
Crit Kocrat Kacrit dengan Nota Retur nomor NR-25/II/12
tertanggal 25 Februari 2013 sebagian dari mebel yang dibeli pada
bulan Desember 2012 sebesar Rp10.000.000.
PEROLEHAN/PEMBELIAN
1. 5 Februari 2013
2. 9 Februari 2013

3. 13 Februari 2013

4. 16 Februari 2013

5. 17 Februari 2013

6. 20 Februari 2013

7. 23 Februari 2013

Membayar uang langganan telepon dan listrik bulan Januari


2013 sebesar Rp22.000.000 (termasuk PPN).
Diterima dari PT. Yuka satu unit pick-up Toyota Kijang dengan
harga Rp54.000.000 termasuk PPN 10% dan PPnBM 25%,
yang digunakan untuk kegiatan distribusi. Pembayaran
dilakukan secara tunai.
Dilunasi tagihan dari PT. Xsa Nency atas pembelian kayu bulan
Desember 2012 sebesar Rp44.000.000 (termasuk PPN). Faktur
pajak baru diserahkan oleh PKP penjual pada saat pelunasan.
Diterima seperangkat peralatan pabrik dari PT. Astarina seharga
Rp330.000.000 (termasuk PPN) berdasarkan pesanan Tgl 25
Januari 2013. Sesuai kesepakatan pembayaran baru dilakukan
bulan Maret 2013.
Dibayar tagihan dari pabrik accu Mars atas pembelian accu
untuk armada mobil box dari unit distribusi pada bulan Januari
2013 seharga Rp69.300.000 (termasuk PPN). Faktur pajak baru
diterima pada saat pembayaran.
Dilakukan pembayaran kepada pemborong PT. Todoan atas
renovasi bangunan rumah dinas untuk staff direksi sebesar
Rp66.000.000 (termasuk PPN).
Dikeluarkan dari Tanjung Priok sejumlah kayu dari Katar
sebesar:
Cost Insurance Freight
: USD 40.000
Bea masuk
: 20 %
PPh pasal 22
: 2,5 %
Biaya Pengangkutan
: Rp. 200.000

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

19

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

8. 25 Februari 2013

9. 29 Februari 2013

Sewa Gudang dari PT. Rama Yana : Rp.3.000.000


Nilai kurs 1 $
: Rp.9.500
Mengirim kembali dengan nota retur tertanggal 17 Februari
2013, sebagian dari kayu karena ada kesalahan sehingga rusak,
kepada PT Todoan Faldy seharga Rp20.000.000, yang
merupakan bagian dari penyerahan yang diterima tanggal 18
November 2012.
Melakukan perjalanan wisata bersama karyawan dengan
menggunakan jasa sebuah biro perjalanan. Selesai acara PT.
BECAK membayar tagihan dari pemberi jasa sebesar
Rp45.000.000 (outc)

Tentukan tanggal pembuatan faktur pajak serta hitung PPN dan PPnBM dari
transaksi-transaksi di atas!

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

20

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

KASUS PENGISIAN SPT MASA PPN


( FORMULIR 1111 )

PT. Mulia Angkasa adalah sebuah pabrikan peralatan elektronik yang berkedudukan di Jl.
Diponegoro No. 212, No. Telepon 8655475, Jakarta. Produk yang dipasarkan adalah AC,
Pesawat Televisi, OHP, VCD/LD Player dan lain-lain. Penyerahan produk tersebut disamping
terutang PPN 10% juga terutang PPnBM 10%. Perusahaan ini telah terdaftar dan memiliki
NPWP : 02.003.456.4.132.000 serta telah dikukuhkan sebagai PKP sejak tanggal 31 Mei
1990. Sedangkan No KLU : 54321. Merk yang digunakan untuk produknya adalah Ciyus.
Adapun transaksi yang tercatat dalam pembukuan bulan Januari 2013 adalah sebagai berikut:
PENJUALAN / PENYERAHAN
1. 5 Januari 2013
2. 7 Januari 2013

3. 8 Januari 2013

4. 10 Januari 2013

5. 12 Januari 2013
6. 14 Januari 2013

Ekspor sejumlah produk elektronik kepada Snow Black di Toronto,


Kanada dengan nilai ekspor Rp.2.500.000.000. PEB No.00028-1-13
tanggal 5 Januari 2013
Diterima pembayaran dari PT Susan, NPWP 02.003.454.6.133.000 atas
penyerahan sejumlah pesawat TV berwarna 32 pada tanggal 15
Desember 2012 dengan harga jual Rp.200.000.000. Dibuatkan Faktur
Pajak Standar Nomor Seri : 010.000-13-00000001.
Diserahkan komponen televisi seharga Rp 500.000.000 kepada PT
Ngurah Rai perusahaan elektronik selaku Kawasan Berikat, NPWP :
02.003.454.6.135.000. Mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut.
Dibuatkan Faktur Pajak Standar No Seri : 070.000-13-0000002 8
Januari 2013.
Menyampaikan surat tagihan kepada Pimpro DEPKOMINFO
sehubungan dengan penyerahan sejumlah alat elektronik dengan harga
dalam kontrak Rp.240.000.000 termasuk PPN 10% dan PPnBM 10%
yang penyerahannya dilakukan pada tanggal 2 Desember 2012 yang
pembayarannya akan dilakukan melalui KPPN dengan NPWP :
00.003.456.7.167.000 Faktur Pajak standar dilampirkan dengan No
Seri : 030.000-13-00000003 tanggal 10 Januari 2013
Ekspor sejumlah produk elektronik kepada Top Two PLc di London
dengan nilai ekspor sebesar 4.500.000.000 PEB No. 00109-I-13
tanggal 12 Januari 2013.
Menyetor PPN atas penyarahan satu unit mobil box yang semula
digunakan untuk kegiatan distribusi, yang dilakukan pada tanggal 1
Desember 2012 kepada PT. Ungu, NPWP : 02.004.436.6.147.000
dengan harga Rp.20.000.000 yang pembayarannya diterima pada
tanggal 8 Januari 2013. Mobil box ini dibeli pada tahun 2003 dengan
harga Rp.44.000.000 termasuk PPN. Atas penyerahan ini dibuatkan
Faktur Pajak Standar dengan No Seri : 090.000-13.00000004 tanggal 8
Januari 2013.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

21

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

7. 19 Januari 2013

8. 20 Januari 2013

9. 22 Januari 2013

10. 24 Januari 2013

11. 24 Januari 2013

12. 26 Januari 2013

13. 29 Januari 2013

14. 31 Januari 2013

Menyampaikan surat tagihan kepada BKKBN atas penyerahan


sejumlah OHP yang pembayarannya dilakukan melalui KPKN dengan
NPWP : 00.003.456.4.167.000. harga penyerahan OHP sesuai kontrak
Rp.165.000.000 termasuk PPN 10% dan PPnBM 10%, dilampiri
Faktur Pajak Standar No Seri : 030.000-13-00000005.
Diserahkan elektronik kepada Kedubes Malaysia, NPWP :
00.003.356.465.6.000 seharga Rp.800.000.000 pada tanggal 5
Desember 2012 Faktur Pajak tertanggal 20 Januari 2012 fasilitas
dibebaskan dari PPN dan PPnBM berdasar Surat Pembebasan dari
KPP Badora dibuatkan Faktur Pajak Standar dengan No Seri : 080.00013-00000006.
Menyampaikan surat tagihan kepada Bendaharawan KPP NPWP :
00.003.357.4.170.000 sehubungan dengan penyerahan satu unit AC
-2PK dengan harga dalam kontrak Rp.7.920.000 termasuk PPN 10%
dan PPnBM 10%. Dilampiri Faktur Pajak Standar denagan No Seri :
020.000-13-00000007.
Diserahkan 5 buah OHP kepada PT. Mirror dengan NPWP
02.125.004.4.252.000 dengan harga jual Rp.90.000.000 termasuk PPN
10% dan PPnBM 10%. Pembayarannya baru dilakukan pada tanggal
15 Maret 2013.
Menerima pembayaran dari PT. Laskar Pelangi dengan NPWP :
02.124.004.7.167.000 pabrikan mie instant di KBN Cawang atas
penyerahan sejumlah AC dan Kulkas dengan harga jual seluruhnya
Rp.150.000.000 yang penyerahannya dilakukan pada tanggal 12
Desember 2012 Faktur Pajak Standar No 010.000-13-00000008.
Diterima pembayaran atas pemindahtanganan sebuah generator pabrik
kepada PT. Habibie Ainun NPWP : 02.124.004.4.157.000 dengan
harga jual Rp 250.000.000. Pada tanggal 1 Desember 2009. Generator
ini dibeli pada 21 November 1999. Pada saat pengisian SPT, PPN yang
terutang belum disetor ke kas Negara. Dibuat Faktur Pajak Standar
dengan No Seri : 090.000-13-00000009.
Diterima kembali dari PT. Sundari NPWP : 02.125.004.4.156.000
dengan nota retur : No NR-I/I/13 tertanggal 25 Desember 2012,
peralatan listrik dengan harga jual Rp.40.000.000, yang terutang PPN
10% dan PPnBM 10%.
Diserahkan tiga unit mobil Sedan dinas direksi seharga
Rp.450.000.000 kepada PT Serdadu Kumbang. Mobil dibeli pada
tahun 2000 dengan harga jual Rp.750.000.000.

PEMBELIAN / PEROLEHAN
1. 02 Januari 2013
2. 05 Januari 2013
3. 06 Januari 2013

Dibeli secara tunai dari PT. Ayat-Ayat Cinta sebuah komputer seharga
Rp.35.200.000 (termasuk PPN).
Diterima bahan baku dari PT. Barbie seharga Rp.5.500.000 (termasuk
PPN) berdasarkan pesanan tanggal 01 Januari 2013. Sesuai
kesepakatan pembayaran akan dilakukan bulan Februari.
Dilunasi tagihan dari PT. Kibong-Kibong atas pembelian bahan baku
bulan Desember 2012 seharga Rp. 2.420.000 (termasuk PPN)

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

22

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

4. 09 Januari 2013
5. 10 Januari 2013
6. 12 Januari 2013
7. 15 Januari 2013
8. 20 Januari 2013
9. 21 Januari 2013
10. 24 Januari 2013
11. 26 Januari 2013
12. 28 Januari 2013
13. 28 Januari 2013
14. 29 Januari 2013
15. 29 Januari 2013
16. 30 Januari 2013

Dibayar uang langganan telepon Rp 6.820.000 termasuk PPN kepada


PT. Ipeh, sesuai dengan kuitansi tanggal 9 Januari 2013.
Diterima sebuah AC dari PT. Rizki seharga Rp.5.600.000 (termasuk
PPN). Pembayaran baru dilakukan bulan April 2013.
Dibayar PPN atas impor dari Turki ke Bank Mandiri, sebesar
Rp.42.800.000. Disamping itu dibayar sewa gudang sebesar
Rp.2.000.000 kepada PT. Sarah, di area pelabuhan.
Dibeli secara tunai dari PT. Adit peralatan kantor seharga
Rp.6.000.000.
Dibayar tagihan listrik Rp.7.000.000 kepada PT. PLN, sesuai dengan
kuitansi tanggal 20 Januari 2013.
Diterima bahan baku dari PT. Sundari seharga Rp.10.000.000. Sesuai
kesepakatan pembayaran akan dilakukan bulan Maret.
Dilunasi tagihan dari PT. Dian atas pembelian mesin pabrik seharga
Rp.10.000.000 (belum termasuk PPN, penyerahan telah dilakukan
pada tanggal 28 Desember 2012).
Dikeluarkan dari Tanjung Priok, mesin yang diimpor dari Korea. PPN
yang terutang Rp.140.000.000 mendapat fasilitas pembebasan. Dibayar
sewa gudang kepada PT. Xsa sebesar Rp.3.000.000.
Membayar biaya pemasangan iklan disurat kabar PAJAK milik PT.
Todoan, pada tanggal 15 Januari 2013, sebesar Rp.5.000.000.
Diterima dari PT. Ridwan, satu unit sedan TOYOTA COROLLA
dengan harga Rp.174.000.000 sudah termasuk PPN 10% dan PPnBM
dengan tarif 35%. Pembayaran dilakukan secara tunai.
Diterima Faktur Pajak tertanggal 21 Desember 2012 dengan PPN
Rp.4.000.000 dari pabrik accu PT. Merry, atas penyerahan sejumlah
accu untuk armada mobil box pada tanggal 5 November 2012.
Diserahkan pembayaran Rp.50.000.000 dari PT. Rayhan , atas renovasi
villa milik perusahaan.
Mengirim kembali dengan Nota Retur Nomor NR-12/I/13 tanggal 29
Januari 2013, sebagian dari botol kepada pabrik botol PT. Abdul,
seharga Rp.20.000.000 yang
merupakan bagian dari penyerahan yang diterima pada tanggal 18
Oktober 2012.

INSTRUKSI :
Masukkan seluruh transaksi tersebut ke dalam SPT Masa PPN 1111 untuk Masa Pajak
Januari 2013 atas nama PT. Mulia Angkasa dengan keterangan tambahan sebagai berikut :
a. Faktur Pajak dibuat sesuai dengan Kep. Dirjen pajak Nomor: KEP-549/PJ/2003.
Faktur Pajak dibuat pada tanggal jatuh tempo saat pembuatan Faktur Pajak, kecuali
sebelumnya ada pembayaran, dibuat pada saat pembayaran.
b. Selama bulan Januari 2011 telah dibelanjakan sebanyak Rp.50.000.000 untuk biaya
membangun sendiri satu unit gudang ukuran 500m.
c. Dalam SPT Masa PPN Masa Pajak Desember 2011, terdapat kelebihan pembayaran
PPN sebesar Rp.10.000.000 yang diterima untuk dikompensasikan ke Masa pajak
berikutnya.
d. Dalam hal PM>PK, kelebihan supaya dikompensasikan dengan utang pajak pada
Masa Pajak Berikutnya
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak
ATA 2012/2013
Halaman

23

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

KUIS
PENGISIAN SPT MASA PPN (FORMULIR 1111)

PT. TTM Industrial Parts adalah sebuah pabrik penghasil komponen dan suku cadang motor
penggerak mula yang berkedudukan di Jalan Raya Rancaekek KM 24,5, Bandung dengan
No. Telp : 022-77969900. Produk yang dipasarkan adalah engine block, crank shaft, piston,
klep, pompa tanah dan karburator cylinder. Penyerahan produk tersebut disamping terutang
PPN 10%, juga terutang PPnBM 10%. Perusahaan ini telah terdaftar dan memiliki NPWP :
01.071.271.9.055.000 serta telah dikukuhkan sebagai PKP sejak tanggal 15 Mei 1995.
Sedangkan No. KLU : 29113. Merek yang digunakan untuk produknya adalah
RENDEVOUZ . Sebagai penanggung jawab terhadap kegiatan perpajakan, maka ditunjuk
Manajer Admnistrasi yaitu Litna Tarigan. Dalam bulan Oktober 2012, dapat dihasilkan
transaksi yang tercatat dalam pembukuan sebagai berikut:

PENJUALAN/PENYERAHAN
5 Oktober 2012

7 Oktober 2012

8 Oktober 2012

10 Oktober 2012

12 Oktober 2012

Diekspor sejumlah komponen penggerak ke International Exco, Ltd.


Singapura dengan nilai ekspor Rp 3.500.000.000,- dengan nomor
dokumen PEB 13005-10-12
Diterima pembayaran dari PT. LYSM Indonesia dengan NPWP :
02.193.955.8.058.000 atas penyerahan sejumlah komponen dan suku
cadang motor penggerak pada tanggal 19 September 2012 dengan
harga jual Rp 4.500.000.000,- . Dibuatkan Faktur Pajak Standar Nomor
Seri : 010.000-11-00000001.
Diserahkan 10 engine block seharga Rp 850.000.000,- kepada PT.
UNYIL dengan NPWP: 01.283.582.3.426.000. Mendapat fasilitas
PPN Tidak Dipungut. Dibuatkan Faktur Pajak Standar No. Seri :
070.000-12-00000002.
Menyampaikan Surat Tagihan Pajak kepada Pimpro PT. AADC, Tbk.
sehubungan dengan penyerahan sejumlah karburator cylinder dengan
harga dalam kontrak Rp 1.200.000.000,- termasuk PPN 10% dan
PPnBM 10% yang penyerahannya dilakukan pada 9 September 2012
dan pembayarannya akan dilakukan melalui KPPN Bandung I dengan
NPWP : 00.014.225.7.424.000 , dibuatkan Faktur Pajak Standar
dengan No. Seri: 020.000-12-00000003.
Diserahkan sejumlah komponen kepada PT. OINK Engineering dengan
NPWP : 31.160.062.1.403.000 dengan harga jual Rp 700.000.000,termasuk PPN 10% dan PPnBM 10%. Pembayarannya baru dilakukan
pada tanggal 20 Desember 2012. Faktur Pajak Standar No. Seri :
010.000-11-00000004.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

24

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

22 Oktober 2012

25 Oktober 2012

28 Oktober 2012

Menyumbang 15 buah pompa tanah kepada Panti Asuhan Anak


Beta dengan nilai jual BKP sebesar Rp 110.000.000,- termasuk laba
10%. Terutang PPN 10% dan PPnBM 10%. Dibuatkan Faktur Pajak
Sederhana No. Seri : FSD 14022-10-12.
Menerima pembayaran dari PT. Ondel - Ondel dengan NPWP :
02.019.328.0.001.000 atas penyerahan 20 klep dengan harga jual
seluruhnya Rp 400.000.000,- yang penyerahannya dilakukan pada
tanggal 12 September 2012. Faktur Pajak Standar No. Seri : 010.00012-00000005.
Diterima kembali dari PT. Rempong Jaya dengan NPWP :
02.215.679.8.072.000 sebuah Nota Retur : NR-1/10/11 dengan
dokumen yang dipersamakan dengan faktur pajak tertanggal 27
Oktober 2012, sejumlah crank shaft dan piston dengan harga jual Rp
220.000.000,- yang terutang PPN 10% dan PPnBM 10%.

PEMBELIAN/PEROLEHAN
03 Oktober 2012

06 Oktober 2012

08 Oktober 2012

11 Oktober 2012

12 Oktober 2012

17 Oktober 2012

Dibeli secara tunai dari CV. Dian Komputer dengan NPWP :


02.589.770.3.088.000 sebanyak 35 buah komputer PC seharga Rp
220.000.000,- ( termasuk PPN ) dengan Faktur Pajak Standar No.
Seri : 010.000-12-00000006.
Diterima bahan baku dari PT. Angin Ribut dengan NPWP :
01.973.737.8.002.000 seharga Rp 2.200.000.000,- ( termasuk PPN )
berdasarkan pesanan tanggal 30 September 2012. Sesuai kesepakatan,
pembayaran baru akan dilakukan pada 14 November 2012
Dilunasi tagihan dari PT. Hamtaro dengan NPWP :
02.197.671.7.412.000 atas pembelian bahan baku bulan September
2012 seharga Rp 935.000.000,- ( termasuk PPN ) dengan Faktur Pajak
Standar No. Seri : 010.000-11-00000007.
Dibayar uang langganan listrik sebesar Rp 8.800.000,- termasuk PPN
kepada PT. PLN melalui afiliasi PT. Surya Utama dengan NPWP :
02.868.852.1.026.000 Terdapat Faktur Pajak Standar No. Seri :
010.000-11-00000008.
Dilakukan impor bahan baku dari Shanghai Senzua Co., Ltd. diluar
daerah pabean sebesar Rp 900.000.000,- dengan nomor dokumen : PIB
11012-10-12.
Diterima dari PT. Auto Mobilindo dengan NPWP :
69.883.427.2.008.000 satu buah sedan Honda City dengan harga Rp
308.000.000,- sudah termasuk PPN. Pembayaran dilakukan secara
tunai dengan Faktur Pajak Standar No. Seri : 010.000-11-00000009.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

25

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

24 Oktober 2012

31 Oktober 2012

Diterima Faktur Pajak No. Seri : 010.000-11-00000010 tertanggal 24


September 2012 dengan PPN sebesar Rp 50.000.000,- dari PT. WD
Abadi dengan NPWP : 02.414.295.2.056.000 atas penyerahan
sejumlah roll kabel dan peralatan kelistrikan untuk bahan baku pada
tanggal 20 September 2012.
Dikirim kembali kepada PT.
Blink dengan NPWP :
02.109.265.5.023.000 untuk sebagian komponen dan suku cadang yang
dibeli seharga Rp 495.000.000,- termasuk PPN dengan Nota Retur :
NR-2/10/12 beserta dokumen yang disamakan dengan faktur pajak.

INSTRUKSI:
Masukkan seluruh transaksi tersebut ke dalam E-SPT Masa PPN 1111 untuk masa pajak
Oktober 2012 atas nama PT. TTM Industrial Parts dengan keterangan tambahan sebagai
berikut :
a. Faktur Pajak dibuat sesuai dengan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor : PER13/PJ/2010. Faktur pajak dibuat pada tanggal jatuh tempo saat pembuatan faktur pajak
kecuali sebelumnya ada pembayaran, dibuat pada saat pembayaran.
b. Dalam SPT Masa PPN Masa Pajak Agustus 2012, terdapat kelebihan pembayaran PPN
sebesar Rp 3.000.000,- yang diterima untuk dikompensasikan untuk Masa Pajak Oktober
2012.
c. Dalam hal PM > PK , kelebihan pembayaran agar dikompensasikan dengan utang pajak
pada Masa Pajak bulan berikutnya.
Pelunasan
kurang bayar PPN dilakukan menggunakan SSP dengan NTPN :
09140104040200007 dan kurang bayar PPnBM dengan NTPN : 0914010404020008 pada
akhir batas pembayaran dan melakukan pelaporan SPT kepada KPP pada batas akhir
pelaporan masa pajak.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

26

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)


A.

DASAR HUKUM
Undang Undang No. 12 tahun 1985.
Diperbaharui melalui Undang-Undang No. 12 tahun 1994.

B. PENGERTIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN


Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi
dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun
1994.
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan
oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek (siapa yang
membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.
C. OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Bumi dan atau bangunan (yang telah diatur oleh menteri keuangan dan dituangkan dalam
UU No.12 Tahun 1985 Pasal 27).
D. PENGERTIAN BUMI DAN BANGUNAN
Menurut Ketentuan Umum UU No.12 Tahun 1985 pasal 1,

Bumi adalah permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada
dibawahnya.
Contoh : Sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang.

Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanamkan atau dilekatkan secara tetap
pada tanah / perairan di wilayah Republik Indonesia.
Contoh : Rumah tempat tinggal, bangunan, gedung, jalan tol, kolam renang, anjungan
minyak lepas pantai, pusat perbelanjaan.

E. KRITERIA OBJEK PAJAK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK BUMI DAN


BANGUNAN
1. Digunakan untuk melayani kepentingan umum yang tidak dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan.
2. Digunakan untuk pemakamam, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu.
3. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum dibebani
suatu hak.
4. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal
balik.
5. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh
menteri keuangan.
F. SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Subjek PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata:
- mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau;
- memperoleh manfaat atas bumi, dan atau;
- memiliki bangunan, dan atau;
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak
ATA 2012/2013
Halaman

27

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

- menguasai bangunan, dan atau;


- memperoleh manfaat atas bangunan
Wajib Pajak adalah Subjek Pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak.
G.

DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN


Dasar pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang ditetapkan per
wilayah berdasarkan keputusan menteri keuangan dengan mendengar pertimbangan
Bupati/Walikota serta memperhatikan:
Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar.
Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan
fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya.
Nilai Perolehan Baru.
Nilai Jual Objek Pajak Pengganti.
H. NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK (NJOPTKP)
NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi dan/atau bangunan yang tidak kena pajak.
Besarnya NJOPTKP berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.201/KMK.04/2000
adalah setinggi-tingginya Rp12.000.000 dengan ketentuan sebagai berikut:
Setiap Wajib Pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak 1 kali dalam satu
tahun pajak.
Apabila Wajib Pajak mempunyai beberapa objek pajak, maka yang mendapat
pengurangan NJOPTKP hanya satu objek pajak yang nilainya terbesar dan tidak bisa
digabungkan objek pajak lainnya.

I.

J.

DASAR PERHITUNGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN


Dasar Penghitungan Pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP):
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.46 tahun 2000 berlaku mulai 1 Januari 2001
besarnya persentase NJKP yang ditetapkan adalah:
Objek pajak perkebunan adalah 40%
Objek pajak kehutanan adalah 40%
Objek pajak pertambangan adalah 40%
Objek pajak lainnya (pedesaan dan perkotaan):
- apabila NJOPKP-nya Rp1.000.000.000,00 adalah 40%
- apabila NJOPKP-nya < Rp1.000.000.000,00 adalah 20%
TARIF PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Tarif PBB adalah sebesar 0,5%

K.

RUMUS PENGHITUNGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN


Rumus penghitungan PBB = Tarif x NJKP
b.
Jika NJKP = 40% x (NJOP - NJOPTKP) maka
besarnya PBB
= 0,5% x 40% x (NJOP-NJOPTKP)
= 0,2% x (NJOP-NJOPTKP)
c.

Jika NJKP = 20% x (NJOP - NJOPTKP) maka


besarnya PBB

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

28

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

= 0,5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP)


= 0,1% x (NJOP-NJOPTKP)
L.

PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PBB


Saat ini hasil penerimaan PBB 100% (seratus persen) diterima dan diatur oleh pemerintah
daerah.

Contoh kasus 1
Bpk Lionel Messoy memiliki sebidang tanah dan sebuah bangunan berupa rumah di Daerah
Kebayoran Lama dengan data sebagai berikut :

Tanah seluas 2000 m2 dengan NJOP Rp5.000.000.000

Bangunan seluas 1000 m2 dengan NJOP Rp2.500.000.000

Taman seluas 100 m2 dengan NJOP Rp20.000.000

Kolam renang 100 m2 dengan NJOP Rp250.000.000


NJOPTKP yang telah ditetapkan sebesar Rp12.000.000.
Jawaban Contoh Kasus 1
Nil. Jual Konversi
No.
Uraian
Kelas
per m2
NJOP
1
Tanah
2.500
2.508
055
2
Bangunan
2.500
2.625
017
3
Taman
200
225
031
4
Kolam
2.500
2.625
017
Renang
5
Jumlah NJOP Dasar sebagai perhitungan
6
NJOPTKP
7
NJOPKP
8
NJKP (40% x NJOPKP)
9
PBB ( 0,5% x NJKP)

Luas
(m)
2.000
1.000
100
100

Jumlah NJ
5.016.000
2.625.000
22.500
262.500
7.926.000
12.000
7.914.000
3.165.600
15.828

Contoh kasus 2
Seorang juragan nan dermawan, Bpk. Tabah, mempunyai sebuah rumah minimalis yang
terletak di Babelan dan memiliki sebuah ruko yang terletak di daerah Cempaka Putih, dan
memiliki rincian sebagai berikut:
Rumah di Babelan:
Tanah seluas 1000 m2 dengan nilai jual Rp500.000 per m2
Bangunan seluas 300 m2 dengan nilai jual Rp800.000 per m2
Ruko di Cempaka Putih:
Tanah seluas 200 m2 dengan nilai jual Rp3.500.000 per m2
Bangunan seluas 100 m2 dengan nilai jual Rp1.500.000 per m2

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

29

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

Berapakah PBB yang terutang atas masingmasing objek pajak yang dimiliki Bpk. Tabah jika
ditetapkan untuk NJOPTKP di Babelan Rp5.000.000 dan di Cempaka Putih Rp10.000.000?
Jawaban Contoh Kasus 2
Rumah di Babelan:
No.
1
2
3
4
5
6
7

(Dalam Ribuan)

Nil. Jual Konversi


Kelas
per m2
NJOP
Tanah
500
464
071
Bangunan
800
823
023
Jumlah NJOP Dasar sebagai perhitungan
NJOPTKP
NJOPKP
NJKP (40% x NJOPKP)
PBB ( 0,5% x NJKP)

Luas
(m)
1.000
300

Uraian

Rumah di Cempaka Putih:


No.
1
2
3
4
5
6
7

464.000
246.900
710.900
0
710.900
284.360
1.421,8

(Dalam Ribuan)

Nil. Jual Konversi


Kelas
per m2
NJOP
Tanah
3.500
3.375
050
Bangunan
1.500
1.516
020
Jumlah NJOP Dasar sebagai perhitungan
NJOPTKP
NJOPKP
NJKP (40% x NJOPKP)
PBB ( 0,5% x NJKP)

Luas
(m)
200
100

Uraian

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

Jumlah NJ

30

Jumlah NJ
675.000
151.600
826.600
10.000
816.600
326.640
1.633,2

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

Penentuan klasifikasi dari bumi dan bangunan didasarkan pada Keputusan Menteri
Keuangan, dan untuk peraturan yang terbaru adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor
150/PMK.03/2010 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, yang menggantikan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 523/KMK.04/1998.
KLASIFIKASI NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) BUMI
UNTUK OBJEK PAJAK SEKTOR PERDESAAN DAN SEKTOR PERKOTAAN

Kelas

Pengelompokan Nilai Jual Bumi


(Rp/m2)

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)


(Rp/m2)

001

> 67.390.000,00 s/d 69.700.000,00

68.545.000,00

002

> 65.120.000,00 s/d 67.390.000,00

66.255.000,00

003

> 62.890.000,00 s/d 65.120.000,00

64.000.000,00

004

> 60.700.000,00 s/d 62.890.000,00

61.795.000,00

005

> 58.550.000,00 s/d 60.700.000,00

59.625.000,00

006

> 56.440.000,00 s/d 58.550.000,00

57.495.000,00

007

> 54.370.000,00 s/d 56.440.000,00

55.405.000,00

008

> 52.340.000,00 s/d 54.370.000,00

53.355.000,00

009

> 50.350.000,00 s/d 52.340.000,00

51.345.000,00

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

31

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

010

> 48.400.000,00 s/d 50.350.000,00

49.375.000,00

011

> 46.490.000,00 s/d 48.400.000,00

47.445.000,00

012

> 44.620.000,00 s/d 46.490.000,00

45.555.000,00

013

> 42.790.000,00 s/d 44.620.000,00

43.705.000,00

014

> 41.000.000,00 s/d 42.790.000,00

41.895.000,00

015

> 39.250.000,00 s/d 41.000.000,00

40.125.000,00

016

> 37.540.000,00 s/d 39.250.000,00

38.395.000,00

017

> 35.870.000,00 s/d 37.540.000,00

36.705.000,00

018

> 34.240.000,00 s/d 35.870.000,00

35.055.000,00

019

> 32.650.000,00 s/d 34.240.000,00

33.445.000,00

020

> 31.100.000,00 s/d 32.650.000,00

31.875.000,00

021

> 29.590.000,00 s/d 31.100.000,00

30.345.000,00

022

> 28.120.000,00 s/d 29.590.000,00

28.855.000,00

023

> 26.690.000,00 s/d 28.120.000,00

27.405.000,00

024

> 25.300.000,00 s/d 26.690.000,00

25.995.000,00

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

32

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

025

> 23.950.000,00 s/d 25.300.000,00

24.625.000,00

026

> 22.640.000,00 s/d 23.950.000,00

23.295.000,00

027

> 21.370.000,00 s/d 22.640.000,00

22.005.000,00

028

> 20.140.000,00 s/d 21.370.000,00

20.755.000,00

029

> 18.950.000,00 s/d 20.140.000,00

19.545.000,00

030

> 17.800.000,00 s/d 18.950.000,00

18.375.000,00

031

> 16.690.000,00 s/d 17.800.000,00

17.245.000,00

032

> 15.620.000,00 s/d 16.690.000,00

16.155.000,00

033

> 14.590.000,00 s/d 15.620.000,00

15.105.000,00

034

> 13.600.000,00 s/d 14.590.000,00

14.095.000,00

035

> 12.650.000,00 s/d 13.600.000,00

13.125.000,00

036

> 11.740.000,00 s/d 12.650.000,00

12.195.000,00

037

> 10.870.000,00 s/d 11.740.000,00

11.305.000,00

038

> 10.040.000,00 s/d 10.870.000,00

10.455.000,00

039

> 9.250.000,00s/d 10.040.000,00

9.645.000,00

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

33

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

040

> 8.500.000,00 s/d 9.250.000,00

8.875.000,00

041

> 7.790.000,00 s/d 8.500.000,00

8.145.000,00

042

> 7.120.000,00 s/d 7.790.000,00

7.455.000,00

043

> 6.490.000,00 s/d 7.120.000,00

6.805.000,00

044

> 5.900.000,00 s/d 6.490.000,00

6.195.000,00

045

> 5.350.000,00 s/d 5.900.000,00

5.625.000,00

046

> 4.840.000,00 s/d 5.350.000,00

5.095.000,00

047

> 4.370.000,00 s/d 4.840.000,00

4.605.000,00

048

> 3.940.000,00 s/d 4.370.000,00

4.155.000,00

049

> 3.550.000,00 s/d 3.940.000,00

3.745.000,00

050

> 3.200.000,00 s/d 3.550.000,00

3.375.000,00

051

> 3.000.000,00 s/d 3.200.000,00

3.100.000,00

052

> 2.850.000,00s/d 3.000.000,00

2.925.000,00

053

> 2.708.000,00 s/d 2.850.000,00

2.779.000,00

054

> 2.573.000,00 s/d 2.708.000,00

2.640.000,00

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

34

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

055

> 2.444.000,00 s/d 2.573.000,00

2.508.000,00

056

> 2.261.000,00 s/d 2.444.000,00

2.352.000,00

057

> 2.091.000,00 s/d 2.261.000,00

2.176.000,00

058

> 1.934.000,00 s/d 2.091.000,00

2.013.000,00

059

> 1.789.000,00 s/d 1.934.000,00

1.862.000,00

060

> 1.655.000,00 s/d 1.789.000,00

1.722.000,00

061

> 1.490.000,00 s/d 1.655.000,00

1.573.000,00

062

> 1.341.000,00 s/d 1.490.000,00

1.416.000,00

063

> 1.207.000,00 s/d 1.341.000,00

1.274.000,00

064

> 1.086.000,00 s/d 1.207.000,00

1.147.000,00

065

> 977.000,00 s/d 1.086.000,00

1.032.000,00

066

> 855.000,00 s/d 977.000,00

916.000,00

067

> 748.000,00 s/d 855.000,00

802.000,00

068

> 655.000,00 s/d 748.000,00

702.000,00

069

> 573.000,00 s/d 655.000,00

614.000,00

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

35

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

070

> 501.000,00 s/d 573.000,00

537.000,00

071

> 426.000,00 s/d 501.000,00

464.000,00

072

> 362.000,00 s/d 426.000,00

394.000,00

073

> 308.000,00 s/d 362.000,00

335.000,00

074

> 262.000,00 s/d 308.000,00

285.000,00

075

> 223.000,00 s/d 262.000,00

243.000,00

076

> 178.000,00 s/d 223.000,00

200.000,00

077

> 142.000,00 s/d 178.000,00

160.000,00

078

> 114.000,00 s/d 142.000,00

128.000,00

079

> 91.000,00 s/d 114.000,00

103.000,00

080

> 73.000,00 s/d 91.000,00

82.000,00

081

> 55.000,00 s/d 73.000,00

64.000,00

082

> 41.000,00 s/d 55.000,00

48.000,00

083

> 31.000,00 s/d 41.000,00

36.000,00

084

> 23.000,00 s/d 31.000,00

27.000,00

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

36

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

085

> 17.000,00 s/d 23.000,00

20.000,00

086

> 12.000,00 s/d 17.000,00

14.000,00

087

> 8.400,00 s/d 12.000,00

10.000,00

088

> 5.900,00 s/d 8.400,00

7.150,00

089

> 4.100,00 s/d 5.900,00

5.000,00

090

> 2.900,00 s/d 4.100,00

3.500,00

091

> 2.000,00 s/d 2.900,00

2.450,00

092

> 1.400,00 s/d 2.000,00

1.700,00

093

> 1.050,00 s/d 1.400,00

1.200,00

094

> 760,00 s/d 1.050,00

910,00

095

> 550,00 s/d 760,00

660,00

096

> 410,00 s/d 550,00

480,00

097

> 310,00 s/d 410,00

350,00

098

> 240,00 s/d 310,00

270,00

099

>170,00 s/d 240,00

200,00

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

37

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

100

<170,00

140,00

KLASIFIKASI NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) BANGUNAN


UNTUK OBJEK PAJAK SEKTOR PERDESAAN DAN SEKTOR PERKOTAAN

Pengelompokan Nilai Jual Bangunan


(Rp/m2)

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)


Bangunan (Rp/m2)

001

> 14.700.000,00 s/d 15.800.000,00

15.250.000,00

002

> 13.600.000,00 s/d 14.700.000,00

14.150.000,00

Kelas

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

38

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

003

> 12.550.000,00 s/d 13.600.000,00

13.075.000,00

004

> 11.550.000,00 s/d 12.550.000,00

12.050.000,00

005

> 10.600.000,00 s/d 11.550.000,00

11.075.000,00

006

> 9.700.000,00 s/d 10.600.000,00

10.150.000,00

007

> 8.850.000,00 s/d 9.700.000,00

9.275.000,00

008

> 8.050.000,00 s/d 8.850.000,00

8.450.000,00

009

> 7.300.000.00 s/d 8.050.000,00

7.675.000,00

010

> 6.600.000,00 s/d 7.300.000,00

6.950.000,00

011

> 5.850.000,00 s/d 6.600.000,00

6.225.000,00

012

> 5.150.000,00 s/d 5.850.000,00

5.500.000,00

013

> 4.500.000,00 s/d 5.150.000,00

4.825.000,00

014

> 3.900.000,00 s/d 4.500.000,00

4.200.000,00

015

> 3.350.000,00 s/d 3.900.000,00

3.625.000,00

016

> 2.850.000,00 s/d 3.350.000,00

3.100.000,00

017

> 2.400.000,00 s/d 2.850.000,00

2.625.000,00

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

39

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

018

> 2.000.000,00 s/d 2.400.000,00

2.200.000,00

019

> 1.666.000,00 s/d 2.000.000,00

1.833.000,00

020

> 1.366.000,00 s/d 1.666.000,00

1.516.000,00

021

> 1.034.000,00 s/d 1.366.000,00

1.200.000,00

022

> 902.000,00 s/d 1.034.000,00

968.000,00

023

> 744.000,00 s/d 902.000,00

823.000,00

024

> 656.000,00 s/d 744.000,00

700.000,00

025

> 534.000,00 s/d 656.000,00

595.000,00

026

> 476.000,00 s/d 534.000,00

505.000,00

027

> 382.000,00 s/d 476.000,00

429.000,00

028

> 348.000,00 s/d 382.000,00

365.000,00

029

> 272.000,00 s/d 348.000,00

310.000,00

030

> 256.000,00 s/d 272.000,00

264.000,00

031

> 194.000,00 s/d 256.000,00

225.000,00

032

> 188.000,00 s/d 194.000,00

191.000,00

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

40

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

033

> 136.000,00 s/d 188.000,00

162.000,00

034

> 128.000,00 s/d 136.000,00

132.000,00

035

> 104.000,00 s/d 128.000,00

116.000,00

036

> 92.000,00 s/d 104.000,00

98.000,00

037

> 74.000,00 s/d 92.000,00

83.000,00

038

> 68.000,00 s/d 74.000,00

71.000,00

039

> 52.000,00 s/d 68.000,00

60.000,00

040

< 52.000,00

50.000,00

SOAL-SOAL PRAKTIKUM
1. Uni Ola memiliki sebidang tanah dan restoran Masakan Padang yang didirikan di
atasanya.Luas tanah tersebut 500 M2 dengan nilai jual sebesar Rp.300.000/m2 dan luas
bangunan 210M2 dengan nilai jual Rp.650.000/M2. Hitunglah berapa besarnya PBB yang
harus dibayar Uni Ola !
2. Ibu Octa memiliki 2 obyek PBB yang terletak di Buah Batu dan Cirebon. Berikut ini
adalah data-data dari kedua obyek tersebut.
Di Buah Batu
Tanah seluas 800M2 dengan nilai jual Rp.1.250.000/M2
Bangunan rumah seluas 400M2 dengan nilai jual Rp.480.000/M2
Taman mewah seluas 50M2 dengan nilai jual Rp.175.000/M2
Di Cirebon
Tanah seluas 1000 M2 dengan nilai jual Rp.950.000/ M2
Bangunan rumah seluas 550M2 dengan nilai jual Rp.1.900.000/M2
Taman mewah seluas 200M2 dengan nilai jual Rp.300.000/M2
Kolam renang seluas 150M2 dengan nilai jual Rp.170.000/M2
Berapakah PBB yang terutang atas kedua obyek pajak yang dimiliki Ibu Octa jika
diketahui NJOPTKP di Buah Batu sebesar Rp.10.000.000 dan di Cirebon Rp.8.000.000?
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak
ATA 2012/2013
Halaman

41

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

3. Tuan Muda Yuka memiliki sebidang tanah di daerah, Samosir, Sumatera Utara. Tanah
tersebut luasnya 455M2 dengan nilai jual Rp.282.000/M2. Di atas tanah Tuan Muda Yuka
didirikan sebuah bangunan rumah seluas 300M2 dengan nilai jual Rp.810.000/M2.
Hitunglah besarnya PBB terutang yang harus di bayar oleh Tn. Muda Yuka!
4. Nyonya Dinda mempunyai Obyek PBB yang letaknya di Madura. Obyek PBB tersebut
antara lain:
Tanah seluas 900 M2 dengan nilai jual Rp.520.000/ M2
Rumah seluas 400 M2 dengan nilai jual Rp.3.800.000/ M2
Taman mewah seluas 250 M2 dengan nilai jual Rp 85.000 /M2

Pagar mewah sepanjang 100M2 dan tinggi 2M dengan nilai jual Rp195.000/M2
Berapakah besarnya PBB yang terutang yang harus dibayar Bapak Sultan Hasanudin dengan
ketentuan pemerintah setempat untuk NJOPTKP sebesar Rp.10.000.000?

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN


(BPHTB)

A.

DASAR HUKUM
Undang Undang No.21 Tahun 1997 yang telah diubah dengan Undang Undang N0.
20 Tahun 2000 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2001.
PENGERTIAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
Pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan bangunan. Adapun pengertian
perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang
mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah atau bangunan oleh orang pribadi atau
badan.
C.
1

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN MELIPUTI


Pemindahan hak karena:

Jual Beli

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

42

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

Tukar Menukar
Hibah Wasiat
Penggabungan Usaha
Waris
Hibah
Pemasukan dalam perseroan / Badan hukum lain
Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan hak
Penunjukan pembeli dalam lelang
Peleburan Usaha
Pemekaran Usaha
Pelaksanaan Putusan Hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap

Pemberian hak baru karena:


Kelanjutan Pelepasan Hak
Di luar pelepasan hak

D. HAK ATAS TANAH SEBAGAI PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN


BANGUNAN

Hak milik

Hak guna usaha

Hak guna bangunan

Hak pakai

Hak milik atas satuan rumah susun

Hak pengelolaan
E. SUBJEK PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah atau bangunan.
F. OBJEK PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
Perolehan hak atas tanah atau bangunan yang dapat berupa:
Tanah termasuk tanaman di atasnya
Tanah dan Bangunan
Bangunan
G. OBJEK PAJAK YANG TIDAK DIKENAKAN BPHTB
Objek Pajak yang tidak dikenakan BPHTB ditetapkan dalam Pasal 3 UU No.21 Tahun
1997 Jo UU No.20 Tahun 2000, yaitu:
a. Objek Pajak yang diperoleh Perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik.
b. Objek pajak yang diperoleh negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan atau
untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum dan yang semata mata
tidak digunakan untuk mencari keuntungan.
c. Objek pajak yang diperoleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang
ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan dengan syarat tidak melakukan atau

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

43

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

menjalankan kegiatan lain diluar fungsi dan tugas badan / perwakilan organisasi
tersebut.
d. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karena
perbuatan hukum lain dengan tidak ada perubahan nama.
e. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi / badan karena wakaf.
f. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi / badan yang digunakan untuk kepentingan
ibadah.
H. TARIF BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
Tarif BPHTB adalah sebesar 5 %
I.

DASAR PENGENAAN PAJAK


Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak yang ditetapkan dalam Pasal
6 UU No.21 Tahun 1997.

Yang dimaksud Nilai Perolehan Objek Pajak adalah dalam hal:


a. Jual Beli adalah harga transaksi
b. Tukar Menukar adalah Nilai Pasar
c. Hibah adalah Nilai Pasar
d. Hibah Wasiat adalah Nilai Pasar
e. Waris adalah Nilai Pasar
f. Pemasukan dalam perseroan/badan hukum lainnya adalah Nilai Pasar
g. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah Nilai Pasar
h. Peralihan Hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan
hukum adalah Nilai Pasar
i. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah Nilai
Pasar
j. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan di luar pelepasan hak adalah
Nilai Pasar
k. Penggabungan usaha adalah Nilai Pasar
l. Peleburan usaha adalah Nilai Pasar
m. Pemekaran usaha adalah Nilai Pasar
n. Hadiah adalah Nilai Pasar
o. Penunjukan pembeli dalam lelang adalah Harga Transaksi yang Tercantum dalam
Risalah Lelang
p. Pemberian hak baru

Apabila Nilai Perolehan Objek Pajak tidak diketahui atau lebih rendah daripada Nilai
Jual Objek Pajak Yang digunakan dalam pengenaan PBB pada tahun terjadinya perolehan
dasar pengenaan pajak yang dipakai adalah Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan.

J.

Apabila Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Banguan belum ditetapkan, besarnya nilai
jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan ditetapkan oleh menteri.

NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK


(NPOPTKP)
Nilai Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional setinggi tingginya
Rp60.000.000, kecuali dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

44

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunuan harus satu derajat ke atas dan ke bawah dengan pemberi hibah wasiat
termasuk suami / istri, maka nilai NPOPTKP ditetapkan secara regional setinggitingginya Rp300.000.000.
K.

UNTUK BPHTB YANG TERUTANG DARI WARIS, HIBAH WARIS


SEBESAR 50% DARI BPHTB YANG SEHARUSNYA TERUTANG.
Contoh Kasus 1
Setelah lama menabung, akhirnya Bapak Wawan membeli tanah dan bangunan dengan
nilai perolehan objek pajak (harga transaksi) Rp150.000.000. NPOPTKP yang
ditetapkan pemerintah daerah setem pat adalah Rp90.000.000. Berapakah besarnya
BPHTB terutang oleh Bapak Jaya?
Nilai Perolehan Objek Pajak
Rp150.000.000
NPOPTKP
Rp 90.000.000 NPOPKP
Rp 60.000.000
BPHTB terutang = 5% x Rp60.000.000 = Rp 3.000.000
Contoh Kasus 2
Seorang anak memperoleh warisan dari ayahnya sebidang tanah dan bangunan diatasnya
dengan nilai pasar sebesar Rp800.000.000. Berapa BPHTB terutang atas warisan tersebut
jika ditetapkan NPOPTKP sebesar Rp400.000.000?
Nilai Perolehan Objek Pajak
Rp800.000.000
NPOPTKP
Rp400.000.000 NPOPKP
Rp400.000.000
BPHTB yang seharusnya terutang
: 5% x Rp400.000.000 = Rp 20.000.000
BPHTB terutang
: 50% x Rp20.000.000 = Rp 10.000.000

L.

Catatan :
Jika didalam kasus terdapat dua nilai yaitu nilai perolehan dan nilai jual, maka yang
dipakai sebagai dasar pengenaan pajak adalah nilai yang terbesar.
SURAT KETETAPAN BPHTB KURANG BAYAR
Ketentuan tentang surat ketetapan BPHTB kurang bayar ditetapkan dalam Pasal 11 UU
No.21 Tahun 1997 tentang BPHTB jo UU No.20 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:
a. Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah ayat terutang pajak, Dirjen Pajak dapat
menerbitkan surat ketetapan BPHTB kurang bayar apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan atau keterangan lainnya ternyata jumlah pajak yang terutang kurang
bayar.
b. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam surat ketetapan BPHTB kurang bayar
ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan, jangka waktu
24 bulan, dihitung mulai saat terutanganya pajak sampai dengan diterbitkannya surat
ketetapan BPHTB kurang bayar.
Contoh Kasus 3
Seorang wajib pajak memperoleh tanah dan bangunan pada tanggal 17 Maret 2010
Nilai Perolehan Wajib Pajak
Rp135.000.000
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak
ATA 2012/2013
Halaman

45

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

NPOPTKP
Rp 60.000.000 NPOPKP
Rp 75.000.000
BPHTB Terutang = 5% x Rp75.000.000 = Rp 3.750.000
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2010 ternyata
ditemukan data yang belum lengkap yang menunjukan bahwa Nilai Perolehan Objek
Pajak sebenarnya adalah sebagai berikut.
Nilai Perolehan Objek Pajak
Rp150.000.000
NPOPTKP
Rp 60.000.000 NPOPKP
Rp 90.000.000
BPHTB yang seharusnya terutang = 5% x Rp90.000.000 = Rp 4.500.000
BPHTB yang telah dibayar
= Rp 3.750.000 BPHTB yang kurang bayar
= Rp 750.000
Sanksi administrasi berupa bunga dari 21 Maret 2008 sampai 31 Desember 2008:
10 Bulan x 2% x Rp 750.000
= Rp 150.000
Jadi Jumlah Pajak yang harus dibayar sebesar:
Rp 750.000 + Rp 150.000
= Rp 900.000
Catatan :
Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dikenakan untuk jangka waktu
maksimal 24 bulan. Jadi jika ditemukan data baru dalam jangka waktu lebih dari 24
bulan maka sanksi administrasinya sebesar 2% tetap dikalikan dengan 24 bulan.

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

46

Laboratorium Akuntansi Lanjut B


UNIVERSITAS GUNADARMA

SOAL-SOAL PRAKTIKUM
1

PT. Toba Hasian yang bergerak sebagai importir mobil sport yang berlokasi di Balige
menghibahkan sebidang tanah dari aktiva tetap perusahaan untuk dijadikan sarana
kesehatan masyarakat kepada Yayasan Sayang Mamah. Adapun harga jual tanah tersebut
Rp850.000/m2 sedangkan harga pasar tanah tersebut Rp1.100.000. Luas tanah yang
dihibahkan adalah 700 m2. berapakah BPHTB yang terhutang jika NPOPTKP
Rp280.000.000?

Pada tanggal 20 Januari 2012 Bpk. Donny Marpadot membeli tanah di daerah Cileungsi
seluas 900 m2. Di atas tanah tersebut terdapat 2 bangunan rumah yang luasnya masingmasing 250 m2 dan 200 m2. Hitunglah Berapa BPHTB terhutang jika diketahui harga jual
masing masing rumah Rp250.000.000 dan Rp200.000.000 dan harga jual tanah sebesar
Rp1.300.000/m2 dan NPOPTKP yang diperbolehkan oleh Pemda Bogor Rp60.000.000?

Pada tanggal 17 Desember 2011 PT. Pete menghibahkan sebidang tanah untuk
mendirikan sebuah klinik kepada RS Sehat Jasmani dengan NPOP sebesar
Rp500.000.000. NPOPTKP yang ditetapkan Pemda setempat adalah sebesar
Rp280.000.000. Hitung berapa BPHTB yang terutang!

Ny. Asami Emogu membeli sebidang tanah seluas 2500 m2 di kawasan Cakung dengan
harga beli obyek pajak sebesar Rp1.200.000 pada seorang makelar tanah. NPOPTKP
yang ditetapkan oleh Pemda Jakarta Timur adalah sebesar Rp50.000.000. Berapakah
BPHTB terutang atas tanah tersebut?

Pada tanggal 28 Februari 2012 Tn. Febriansyah memperoleh obyek pajak sebesar
Rp280.000.000. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tanggal 30 Desember
2012 ternyata ditemukan data yang belum lengkap yang menunjukan bahwa NPOP
sebenarnya adalah Rp350.000.000. Berapakah besarnya BPHTB yang terutang pada saat
Tn. Febriansyah memperoleh tanah dan bangunan dan berapakah BPHTB yang terutang
pada saat pemeriksaan 30 Desember 2012 serta berapa denda administrasi yang harus
dibayar pada tanggal 30 Desember 2012!

Tertanggal 31 Januari 2011 Bpk. Bapake memperoleh sebidang tanah seluas 1800 m2 dan
2 buah bangunan berdiri di atasnya. Diketahui harga masing masing bangunan adalah
Rp400.000.000 dan Rp300.000.000 dan harga tanahnya Rp1.000.000 per m2 dan
NPOPTKP Rp60.000.000. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tanggal 27 Juli
2011 ternyata ditemukan data yang belum lengkap yang menunjukkan bahwa Nilai
Perolehan Objek Pajak sebenarnya adalah Rp1.875.000/m2 untuk harga tanah dan masingmasing bangunan Rp475.000.000 dan Rp380.000.000. Berapakah besarnya BPHTB
terutang pada saat Bpk. Bapake memperoleh tanah dan bangunan dan berapakah BPHTB
yang terutang pada saat pemeriksaan tanggal 27 Juli 2011 serta berapakah denda
administrasi yang harus dibayar pada 27 Juli 2011?

Rosyani Saragi memperoleh hibah wasiat dari orang tua kandungnya berupa tanah seluas
500 m2. Diketahui bahwa nilai pasar tanah tersebut adalah Rp1.800.000/m2 sementara itu
nilai jual objek pajak atas tanah tersebut sebesar Rp1.000.000/m2. Berapa BPHTB
terutang atas tanah yang diperoleh tersebut jika NPOPTKP nya sebesar Rp278.000.000?

Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan 2 & Prak


ATA 2012/2013
Halaman

47

Anda mungkin juga menyukai