Anda di halaman 1dari 14

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

DAN PAJAK PENJUALAN BARANG


MEWAH (PPnBM)

Kelompok 3
-Anisa Arta Meiza
-Muhammad Rizki
-Febryan Adriel Syuhada
-Muhamad Zikri Supandi
Dasar Hukum
- UU No. 42 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KETIGA
ATAS UU NO. 8 TAHUN 1983 TENTANG PPN & PPn BM
- UU No. 18 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KEDUA
ATAS UU NO. 8 TAHUN 1983 TENTANG PPN & PPn BM
- PP No. 143 Th. 2000 TENTANG PELAKSANAAN UU PPN
TAHUN 2000
- PP No. 144 Th. 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA
YG TDK DIKENAKAN PPN
- PP No. 145 Th. 2000 TENTANG KELOMPOK BKP YG
TERGOLONG MEWAH YANG DIKENAKAN PPn BM
- PP No. 146 Th. 2000 TENTANG IMPOR/PENYERAHAN BKP
& JKP TERTENTU YANG DIBEBASKAN DARI PPN
- KMK No. 547 s.d. 554 & 567 s.d 570, 575 Tahun 2000 &
KMK No. 10, 11, 50 Tahun 2001
- Kep DJP No. 522 s.d. 526 & 539, 540, 546, 549 Thn 2000
A. Pajak Pertambahan Nilai Pajak Pertambahan Nilai
Barang Mewah (PPNBM)
(PPN)

Akuntansi PPN & PPnBM merupakan pencatatan suatu transaksi penjualan dan pembelian
barang dan atau jasa yang dikenakan pajak baik PPN maupun PPnBM.

Jenis penyerahan Barang kena pajak yang dikenakan PPnBM sebagai berikut:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha
yang menghasilkan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah tersebut di dalam Daerah
Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
2. Impor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah.
1. Penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian

2. Pengalihan Barang Kena pajak oleh karena suatu perjanjian sewa beli

B. Penyerahan Barang/Jasa dan perjanjian leasing;


Kena Pajak 3. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau
melalui juru lelang

UU No 18 tahun 2000 pasal


4. Pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak
1A
Persediaan Barang Kena Pajak dan aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
5 perusahaan, sepanjang Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan aktiva
tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan;

Penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya


6 dan penyerahan Barang Kena Pajak antar Cabang;

7 Penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyas


Objek Pajak pasal 4 menyebutkan bahwa Pajak Pertambahan Nilai
dikenakan atas:

1. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang


dilakukan oleh pengusaha 20 Akuntansi Perpajakan
2. Impor Barang Kena Pajak
3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh Pengusaha
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah
C. Objek Pajak Pabean di dalam Daerah Pabean
5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean
6. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
Objek PPN

Yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai atau biasa disebut dengan Objek PPN adalah:

1. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
2. Impor Barang Kena Pajak.
3. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean.
4. Ekspor barang kena pajak berwujud atau tidak berwujud dan ekposr jasa kena pajak oleh
PKP
Non Objek PPN

Barang dan jasa tertentu yang tetap diberikan fasilitas bebas PPN antara lain barang kebutuhan pokok, jasa kesehatan,
jasa pendidikan, jasa sosial, jasa asuransi, jasa keuangan, jasa angkutan umum, jasa tenaga kerja, vaksin, buku
pelajaran dan kitab suci, air bersih termasuk biaya sambung/pasang dan biaya beban tetap, listrik, rusun sederhana,
rusunami, RS, RSS, jasa konstruksi untuk rumah ibadah dan jasa konstruksi untuk bencana nasional dll.

Sedangkan barang tertentu dan jasa tertentu yang tetap tidak dikenakan PPN antara lain barang yang merupakan
objek Pajak Daerah, jasa yang merupakan objek Pajak Daerah, uang, emas batangan untuk kepentingan cadangan
devisa negara, surat berharga, jasa keagamaan, dan jasa yang disediakan oleh pemerintah.
Non objek ppn

1. Barang hasil pertambangan atau


pengeboran

2. Kebutuhan pokok

3. Makanan dan minuman yang disajikan dihotel, rumah


makan, restoran dan warung lainnya

4. Uang, emas batangan dan surat- surat berharga


Mekanisme pajak pertambahan nilai

Pkp wajib memungut ppn dari Ppn yg tercantum dalam faktur pajak sifatnya
pemberi/penerima bkp/jkp 11% dari sebagai pajak yang harus dibayar
harga jual

Untuk masa pajak setiap bulan, apabila jumlah pajak


keluaran lebih besar daripada pajak masukan, maka Pada waktu pkp melakukan pembelian/perolehan
bkp/jkp yg dikenakan ppn, maka pajak masukan yg
selisihnya harus di stor ke kas negara
dibayar dimuka

Pkp wajib menyampaikan spt masa ppn


setiap bulan ke kpp
Pengertian ppnbm
Ppnbm merupakan pajak yg dilkenakan
pada barang yg tergolong mewah yg
dilakukan oleh pengusaha untuk
menghasilkan atau mengimpor barang tsb

Objek ppnbm
• Bukan barang kebutuhan pokok
• Barang yg hanya dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
• Barang yg dikonsumsi masyarakat berpenghasilan tinggi
• Barang yg dikonsumsi hanya untuk menunjukan status atau
kelas sosial
Dasar pengenaan pajak

1. Nilai jual produk 2) Nilai impor 3) Nilai ekspor


(termasuk biaya tambahan (cukai impor, uang dari biaya (semua biaya yg
yang dikenakan oleh penjual ) masuk serta pungutan lainnya) dibebankan eksportir)

4) Nilai penggantian
(termasuk biaya penyerahan, 5) Nilai lainnya
eskpor jasa dan barang kena
pajak)
Faktur pajak
1) Faktur pajak standar
2) Faktur pajak gabungan Waktu pembuatan faktur pajak
3) Faktur pajak sederhana standar
4) Faktur pajak khusus
a) Pada akhir bulan setelah bulan
terjadinya penyerahan barang
b) Saat penerimaan terjadi sebelum
akhir bulan berikutnya
c) Saat pengusaha menyampaikan
tagihan kepada bendaharawan
Berapa tariff ppnbm ?

a) Kendaraan umum kategori tertentu, alat rumah tangga, alat pendingin, hunian mewah,,
televise dll dikenakan tariff 10%

b) Kendaraan bermotor kategori tertntu, alat fotografi , perlatan berolahraga impor dikenakan
tariff 20%

c) Kendaraan bermotor berat dan berbahan bakar solar, misalnya combi,pickup,dan minibus
dikenakan tariff 25%

d) Minuman bekas alcohol, bahan kulit impor, baru Kristal,bus, dan barang pecah belah
dikenakan tariff 35%
Contoh perhitungan ppnbm
Bapak Ahmad merupakan seorang pengusaha di bidang produksi film, pada suatu saat beliau membeli
sebuah mobil sport mewah dengan harga Rp900.000.000. Berdasarkan DPP, mobil tersebut terkena tarif
PPnBM sebesar 40%. Lalu, berapakah nilai uang yang harus dibayarkan Bapak Ahmad untuk membawa
masuk mobilnya ke Indonesia?

PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)


PPN = 11% x (Rp900.000.000 – (Rp900.000.000 x 40%))
PPN = 11% x (Rp900.000.000 – 360.000.000)
PPN = 11% x Rp540.000.000 =Rp 59.400.000
Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan Bapak
Ahmad adalah:
Harga Mobil + PPN + PPnBM = Rp1.319.400.000

Anda mungkin juga menyukai