Anda di halaman 1dari 92

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

(PPN) DAN BARANG MEWAH


(PPNBM)
PERKENALKAN.....

Nama : Sudarmanta
Tahun Lahir : 1987
Pekerjaan : ASN
di KPP Pratama Bandung Tegallega
Sebagai Account Representative
Rencananya begini

Pertemuan pertama kita bahas ketentuan


umumnya dulu

Pertemuan kedua kita bahas cara ngitung PPN itu


kayak gimana seh?

Pertemuan ketiga Kita bahas PPNBM

Pertemuan ke empat kita latihan kasus dan


mengisi SPT masa PPN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(PPN)

UU Nomor 42 Tahun 2009


Contoh....
“ Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
pajak atas konsumsi barang
dan jasa di Daerah Pabean
yang dikenakan secara bertingkat di
setiap jalur produksi dan distribusi.
TARIF PPN

Khusus atas ekspor BKP/JKP tarif PPN adalah 0%


DASAR PENGENAAN PPN

PPN = DPP x 11%


“DPP (Dasar Pengenaan Pajak) adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai
Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk
menghitung pajak yang terutang.”
Dasar Pengenaan Pajak

1. Harga Jual
2. Nilai Penggantian
3. Nilai Impor
4. Nilai Ekspor
5. Nilai Lain
Harga Jual

 adalah nilai berupa uang, termasuk semua


biaya yang diminta atau seharusnya diminta
oleh penjual karena penyerahan Barang Kena
Pajak (BKP), tidak termasuk PPN yang
dipungut dan potongan harga yang
dicantumkan dalam Faktur Pajak.
Harga Jual

Developer menjual rumah di kawasan


dago senilai 8 Milyar harga belum termasuk
pajak.
Nilai Penggantian

 adalah nilai berupa uang, termasuk semua


biaya yang diminta atau seharusnya diminta
oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa
Kena Pajak (JKP), tidak termasuk pajak yang
dipungut dan potongan harga yang
dicantumkan dalam Faktur Pajak.
Nilai Penggantian

PT.Aditya Makmur Sejahtera


menyerahkan jasa perbaikan Komputer
dengan nilai penggantian sebesar
Rp.1.110.000,00 termasuk PPN kepada
PT.Cahaya Sakti Nirwana.
Nilai Impor

 adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar


penghitungan Bea Masuk ditambah
pungutan lainnya yang dikenakan pajak
berdasarkan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan Pabean untuk Impor
BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut
menurut Undang-undang.
Nilai Impor

 PT Adhitya Makmur Persada Mengimpor


mesin pemotong pola kain dari China senilai
Rp800.000.000,00
Nilai Ekspor

 dalah nilai berupa uang, termasuk semua


biaya yang diminta atau seharusnya diminta
oleh eksportir.
Nilai Ekspor

 PT.Sejahtera Makmur Jaya menyerahkan


pemakaian hak cipta berupa merk dagangnya
kepada pemakai merk yang ada di Amerika
Serikat, maka kegiatan penyerahan
pemakaian hak cipta kepada pemakai merk di
Amerika Serikat tersebut merupakan ekspor
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud senilai
Rp.1.000.000.000,00
DPP Nilai Lain

adalah suatu jumlah yang ditetapkan sebagai Dasar


Pengenaan Pajak dengan Keputusan Menteri
Keuangan, yaitu;
a.Untuk pemakaian sendiri BKP dan atau JKP adalah
Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba
kotor;
b.Untuk pemberian cuma-cuma BKP dan atau JKP
adalah Harga Jual atau Penggantian setelah
dikurangi laba kotor;
c.Untuk penyerahan media rekaman suara atau
gambar adalah perkiraan Harga Jual rata-rata;
d. Untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil
rata-rata per judul film;
DPP Nilai Lain
e.Untuk persediaan BKP yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan, adalah harga pasar yang wajar;
f. Untuk aktifva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan sepanjang PPN atas perolehan aktiva
tersebut menurut ketentuandapat dikreditkan, adalah
harga pasr wajar;
g. Untuk kendaraan bermotor bekas adalah 10% (sepuluh
persen)dari Harga Jual.
h.Untuk penyerahan jasa biro perjalananatau jasa biro
pariwisata adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan
atau jumlah yang seharusnya ditagih.
i. Untuk jasa pengiriman paket adalah 10% (sepuluh persen)
dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih;
DPP Nilai Lain

j. Untuk jasa anjak piutang adal 5% (lima persen)


dari jumlah seluruh imbalan yang diterima
berupa service charge, provisi, dan diskon;
k.Untuk penyerahan BKP dan atau JKP dari Pusat
ke Cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP
dan atau JKP antar cabang adalah Harga Jual
atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor.
l. Untuk penyerahan BKP kepada pedagang
perantara atau melalui juru lelang adalah harga
lelang.
SUBYEK DAN OBJEK PPN
Pengertian penyerahan Barang
Kena Pajak (Pasal 1A)
a. penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena
suatu perjanjian;
b. pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu
perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewaguna
usaha (leasing);
c. penyerahan Barang Kena Pajak kepada
pedagangperantara atau melalui juru lelang;
d. pemakaian sendiri dan/atau pemberian Cuma-cuma
atas Barang Kena Pajak;
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau
aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan;
Pengertian penyerahan Barang
Kena Pajak (Pasal 1A)
f. penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke
cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan
Barang Kena Pajak antar cabang;
g. penyerahan Barang Kena Pajak secara
konsinyasi; dan
h. penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha
Kena Pajak dalam rangka perjanjian
pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip
syariah, yang penyerahannya dianggap
langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada
pihak yang membutuhkan Barang Kena Pajak.
Pengertian Bukan Penyerahan
Barang Kena Pajak (Pasal 1A)
a. penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar
sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang;
b. penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-
piutang;
c. penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud
ada ayat (1) huruf f dalam hal Pengusaha Kena Pajak
melakukan pemusatan tempat pajak terutang;
d. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka
penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan
pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang
melakukan pengalihan dan yang menerima pengalihan
adalah Pengusaha Kena Pajak; dan
Pengertian Bukan Penyerahan
Barang Kena Pajak (Pasal 1A)
e. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang
menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada
saat pembubaran perusahaan, dan yang
Pajak Masukan atas perolehannya tidak
dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.
Siapakah Wajib mendaftar menjadi
Pengusaha Kena Pajak (PKP)?
Pengusaha yang melakukan :
 Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau
penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam daerah
Pabean; atau
 Melakukan ekspor Barang Kena Pajak,
 Pengusaha Kecil yang memilih dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, wajib melaporkan usahanya
pada Kantor Pelayanan Pajak setempat untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP),
dan wajib memungut, menyetor dan melaporkan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM) yang terutang.
Jadi Pengusaha Kena Pajak
(PKP) itu apa?
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha
yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
melakukan penyerahan BKP dan atau
penyerahan JKP dan atau ekspor BKP yang
dikenakan pajak berdasarkan Undang- Undang
Pajak Pertambahan Nilai yang wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, tidak
termasuk Pengusaha Kecil, yang batasannya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil memilih
untuk dikukuhkan sebagai PKP.
Kewajiban Pengusaha Kena
Pajak Apa? (pasal 3A)

a. Pengusaha yang melakukan penyerahan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
a, huruf c, huruf f, huruf g, dan huruf h, kecuali
pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, wajib melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
dan wajib memungut, Penyetor, dan melaporkan
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah yang terutang.
b. Pengusaha kecil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak.
Kewajiban Pengusaha Kena
Pajak Apa? (pasal 3A)

c. engusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan


sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
d. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) huruf d dan/atau yang memanfaatkan Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf e wajib
memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak
Pertambahan Nilai yang terutang yang
penghitungan dan tata caranya diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan.
Jadi PPN Dikenakan Atas apa?
(Pasal 4)

a.Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah


Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;
b.Impor Barang Kena Pajak;
c.Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
yang dilakukan oleh Pengusaha;
d.Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari
luar Daerah Pabean di dalam Daerah . Pabean;
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean; atau
f. Ekspor Barang berwujud/tidak berwujud dan/atau
Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
Negative List

SEMUA PENYERAHAN BARANG


BERWUJUD, TIDAK BERWUJUD
DAN/ATAU JASA OLEH PKP ADALAH
OBJEK PPN, KECUALI
DIKECUALIKAN
NON BKP/JKP

Non BKP Non JKP

 Barang hasil pertambangan /  Pelayanan kesehatan medis


pengeboran yang diambil langsung  Pelayanan sosial
dari sumbernya.  Jasa keuangan
 Jasa keagamaan
 Jasa pendidikan
 Barang kebutuhan pokok yang
 Jasa kesenian dan Hiburan
sangat dibutuhkan rakyat.  Penyiaran yang tidak bersifat iklan
 Angkutan umum
 Uang, emas batangan, dan surat  Tenaga kerja
berharga.  Perhotelan
 Jasa yang disediakan pemerintah
 Makanan dan minuman yang  Jasa penyediaan tempat parkir
disajikan di hotel, restoran, warung.  Telepon umum dengan uang logam
 Pengiriman uang dengan wesel pos
 Jasa boga atau katering
Kesimpulan hari ini, Berapakah
Tarif PPN?
1. Tarif PPN adalah 11% (sepuluh persen)
2. Tarif PPN dan PPnBM atas ekspor BKP
adalah 0% (nol persen).
PJ.091/PPN/S/001/2017-00

CARA PERHITUNGAN PPN


DAN PELAPORANYA
MEKANISME PPN

PPN dikenakan atas penyerahan BKP/JKP di dalam


Daerah Pabean oleh Pengusaha
Pasal 4 ayat (1) UU PPN

BARANG MENTAH BARANG JADI

FAKTUR PAJAK FAKTUR PAJAK

Harga Jual 1000 Harga Jual 1500


PPN (PK) 110 + PPN (PK) 165 +
Total 1110 Total 1665
SUPPLIER
PKP B
PKP A KONSUMEN

PK 110 PK 165 TOTAL 165


PM 0 PM (110)
KB 110 KB 55
KARAKTERISTIK PPN

PAJAK ATAS
PAJAK TIDAK
PAJAK OBYEKTIF KONSUMSI
LANGSUNG
DALAM NEGERI

TIDAK DIKENAKAN
BERTAHAP
MENIMBULKAN
(MULTISTAGE)
EFEK PAJAK DENGAN METODE
BERGANDA PK - PM
BARANG/JASA KENA PAJAK
PENGERTIAN

Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN.
Jasa Kena Pajak (JKP) adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN.

Non
BKP/JKP
BKP/JKP

BKP/JKP
Mendapat
Fasilitas PPN
FASILITAS PPN

FASILITAS PM tidak
PM dapat Tidak
dikreditkan Dipungut PPN Dibebaskan dapat
dikreditkan

BKP JKP
 Alat angkut tertentu (pesawat, kapal, kereta)  Jasa persewaan, perawatan dan reparasi,
(PP 69 Tahun 2015, PMK-193/PMK.03/2015) kepelabuhanan alat angkut tertentu (pesawat,
 Anode slime (sampingan emas batangan) kapal, kereta)
(PP 106 Tahun 2015) (PMK-193/PMK.03/2015)
 BKP yang diperoleh dari proyek pemerintah
yang dibiayai dengan hibah/pinjaman LN  JKP yang diperoleh dari proyek pemerintah
(PP 42 Tahun 1995 sdtd. PP 25 Tahun 2001) yang dibiayai dengan hibah/pinjaman LN
 BKP atas pemasukan kedalam TPB, KEK, (PP 42 Tahun 1995 sdtd. PP 25 Tahun 2001)
KITE
(PP 32 Tahun 2009 sdtd. PP 85 Tahun 2015)
FASILITAS PPN

FASILITAS PM tidak
PM dapat Tidak
dikreditkan Dipungut PPN Dibebaskan dapat
dikreditkan

BKP JKP
BKP tertentu:
BKP atas  Senjata, amunisi, alat angkut darat, kendaraan lapis baja dan
 Jasa Kebandarudaraan tertentu
impor/penyerahan patroli oleh TNI/POLRI (PP 28 Tahun 2009)
kepada perwakilan  Vaksin oleh Program Imunisasi Nasional
Negara asing/  Buku pelajaran umum, kitab suci dan buku pelajaran agama  Jasa persewaan rumah sederhana,
badan internasional  Rumah sederhana rusun sederhana
PP 47 Tahun 2013 PP 38 Tahun 2003 (PP 38 Tahun 2003)
BKP strategis:  Jasa yang diterima kontraktor untuk
 Mesin pabrik pembangunan tempat ibadah
 Barang hasil kelautan dan perikanan, Jangat dan kulit mentah,
Air bersih (bukan Ternak, bibit/benih, Pakan ternak, Pakan ikan, bahan untuk (PP 38 Tahun 2003)
dalam kemasan) pakan, Barang hasil pertanian
 Bahan baku kerajinan perak (butiran/batangan)
 Data batas dan foto wilayah yang
 Rumah susun sederhana diterima Kemenhan dan TNI
 Listrik (kecuali rumah dengan daya di atas 6.600 VA)
(PP 38 Tahun 2003)
PP 40 Tahun 2015 PP 81 Tahun 2015
PPN PASAL 16 D
Pasal 16D UU PPN mengatur tentang pungutan pajak atas
aktiva perusahaan yang semula tidak untuk
diperjualbelikan
Syaratnya
 Penyerahan aktiva harus berupa BKP.
 Pihak yang melakukan penjualan adalah PKP.
 Jika pada saat pembelian tidak membayar PPN karena
pembelian dari non PKP atau pembelian terjadi sebelum UU PPN
1984 maka atas penjualan tidak terutang PPN.
 Semua penjualan aktiva yang memiliki pajak masukan dikenakan
PPN, kecuali penjualan aktiva yang pajak masukannya tidak
dikreditkan karena berupa station wagon & sedan (yang bukan
merupakan barang dagangan/ disewakan) serta aktiva yang tidak
memiliki kegiatan langsung dengan kegiatan usaha.
PPN Tidak Dipungut : Kawasan
Berikat
Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan
Berikat untuk menimbun barang impor
dan/atau barang yang berasal dari tempat
lain dalam daerah pabean guna diolah atau
digabungkan, yang hasilnya terutama untuk
diekspor. Terhadap penyerahan ke kawasan
berikat dan dari kawasan berikat, PPN-nya
tidak dipungut.

Nomor 255/PMK.04/2011
PPN KMS
Cara menghitung tarif PPN untuk kegiatan membangun
sendiri telah ditetapkan dalam pasal 3 PMK Nomor 163
Tahun 2012.
 Untuk menghitung PPN kegiatan membangun sendiri,
wajib pajak harus mengetahui Dasar Pengenaan Pajak yang
merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk
membangun properti tersebut (material, tanah, dan
bayaran pekerja).
 Selanjutnya, wajib pajak tinggal menghitung berdasarkan
tarif PPN sebesar 11% dari Dasar Pengenaan Pajak. Tapi,
jika Anda sudah memiliki tanah dan tinggal membangun
rumah, Dasar Pengenaan Pajak adalah 20% dari jumlah
biaya material serta upah pekerja.
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
KEWAJIBAN PENGUKUHAN

Pendaftaran NPWP Pengukuhan PKP

OMZET
≥ 4,8 M
WAJIB PKP
Memenuhi subjektif &
objektif

NPWP
Mendaftarkan diri untuk Tidak Wajib
memperoleh NPWP
OMZET PKP
< 4,8 M
WAJIB Pengusaha Memilih PKP
PAJAK kecil

Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang melakukan Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai
penyerahan yang dikenai PPN WAJIB dikukuhkan Pengusaha Kena Pajak (PKP) WAJIB memungut,
menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP), kecuali menyetor, dan melaporkan PPN atau PPN dan
pengusaha kecil, yaitu yang melakukan PPnBM yang terutang atas penyerahan BKP
penyerahan BKP dengan peredaran bruto tidak dan/atau JKP yang dilakukannya.
lebih dari 4,8 M.
Pasal 15 PER-20/PJ/2013 sdtd. PER-38/PJ/2013 PMK-68/PMK.03/2010 sdtd. PMK-197/PMK.03/2013
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
TATA CARA PENGUKUHAN PKP

Elektronik Manual
Pendaftaran melalui aplikasi Mengisi formulir dan mengirim ke KPP
e-registration beserta dokumen yang disyaratkan

Mengirimkan dokumen
yang disyaratkan ke
KPP Dapat disampaikan
langsung, pos, kurir
Dalam 14 hari tidak
dikirim dianggap batal.
Menerbitkan Bukti
Menerbitkan Bukti Penerimaan Surat
Penerimaan Surat
Wajib secara elektronik Wajib
Pajak Pajak
Memberi Memberi
keputusan dalam keputusan dalam
5 hari kerja PER-20/PJ/2013 sdtd. PER-38/PJ/2013
5 hari kerja
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
DOKUMEN YANG DISYARATKAN

Orang Pribadi
 Fotokopi KTP
 Fotokopi izin usaha
 Surat Keterangan Tempat
Kegiatan Usaha dari Lurah/Kades

PER-20/PJ/2013 sdtd. PER-38/PJ/2013


PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
DOKUMEN YANG DISYARATKAN

Badan
 Fotokopi Akta Pendirian
 Fotokopi NPWP Pengurus
 Fotokopi izin usaha
 Surat Keterangan Tempat
Kegiatan Usaha dari Lurah/Kades

PER-20/PJ/2013 sdtd. PER-38/PJ/2013


PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
DOKUMEN YANG DISYARATKAN

Badan KSO (JO)


 Fotokopi Akta Pendirian/
Perjanjian Kerjasama Operasi
(KSO/Joint Operation)
 Fotokopi NPWP masing-masing
anggota KSO
 Fotokopi NPWP Pengurus salah
satu perusahaan anggota KSO
 Fotokopi izin usaha
 Surat Keterangan Tempat
Kegiatan Usaha dari Lurah/Kades

PER-20/PJ/2013 sdtd. PER-38/PJ/2013


FAKTUR PAJAK

Setiap penyerahan atau pembayaran Faktur Pajak dibuat secara elektronik


BKP/JKP (mana yang lebih dulu) (e-Faktur) melalui aplikasi yang
dibuat Faktur Pajak disediakan DJP
PMK-151/PMK.03/2013

Menyerahkan BKP dan


membuat Faktur Pajak Faktur Pajak paling sedikit memuat:
1. nama, alamat, dan NPWP PKP
2. nama, alamat, dan NPWP Pembeli
Membayar BKP/JKP +
3. Nama dan jumlah barang
PPN 10% 4. Harga jual dan potongan harga
5. PPN dan PPnBM yang dipungut
PKP Pembeli 6. Kode, nomor, tanggal Faktur Pajak
7. Nama dan tanda tangan yang berhak
PER-16/PJ/2014
FAKTUR PAJAK

Penomoran nomor seri


Faktur Pajak WAJIB
menggunakan e-NoFa

Untuk memastikan e-Faktur


valid dilakukan dengan cara
memindai QR Code menggunakan
aplikasi QR Scanner pada
smartphone anda
Kode Nomor Seri Faktur Pajak
010.000.19.00000005
Kode untuk 2 digit pertama
01 : penyerahan (BKP) dan/atau (JKP) yang terutang PPN dan
PPN-nya dipungut oleh (PKP) Penjual yang melakukan
penyerahan BKP dan/atau JKP
02: penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN
Bendahara Pemerintah yang PPN-nya dipungut oleh
Pemungut PPN Bendahara Pemerintah
03 : Kode ini digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP
kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendahara
Pemerintah), yang PPN-nya dipungut oleh Pemungut PPN
Lainnya (selain Bendahara Pemerintah)
Kode Nomor Seri Faktur Pajak
010.000.19.00000005
04: digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang
menggunakan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Nilai Lain
yang PPN-nya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan
penyerahan BKP dan/atau JKP.
07: digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang
mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut atau Ditanggung
Pemerintah (DTP) atau ke kawasan berikat
08: digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang
mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN
09: Digunakan untuk penyerahan Aktiva Pasal 16D yang PPN-
nya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan
penyerahan BKP
SPT MASA PPN

SPT Masa PPN 1111 dibuat dalam


SPT PPN merupakan laporan atas: bentuk:
 Pajak keluaran (PK) atas penyerahan
 Pajak Masukan (PM) atas pembelian
Hard Copy
(WP OP dengan penyerahan max 25 Faktur Pajak/masa
dan max 400 juta/masa)
yang dilakukan PKP dalam satu masa pajak. atau
Elektronik (e-SPT)
PER-29/PJ/2015

Dilaporkan maksimal tanggal


SPT PPN wajib dilaporkan oleh PKP terakhir bulan berikutnya
PPN Terutang pada SPT disetor ke Kas Negara
setiap masa pajak sebelum SPT dilaporkan
PMK-243/PMK.03/2014

CONTOH TIMELINE
1 Aug 31 Aug 30 Sep

Masa penyerahan Masa penyetoran


BKP/JKP dan pelaporan
SPT MASA PPN

SPT Masa PPN


Elektronik juga
bisa dibuat melalui
aplikasi
e-Faktur

Untuk dilaporkan ke KPP


Untuk kepentingan atau melalui e-Filing pada
pencetakan https://djponline.pajak.go.id
Faktur Pajak Keluaran Vs Pajak Masukan

Pajak keluaran adalah bukti pemungutan


PPN ketika PKP menjual produknya,
sedangkan pajak masukan adalah PPN yang
dibayar ketika PKP membeli, memperoleh,
atau membuat produknya. Indonesia
menganut sistem tarif tunggal untuk PPN,
yaitu sebesar 10 persen untuk penyerahan
dalam negeri dan 0 persen untuk ekspor.
Saat Terutang PPN Pasal 11

A.penyerahan Barang Kena Pajak;


B.impor Barang Kena Pajak;
C.penyerahan Jasa Kena Pajak;
D.pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dari luar Daerah Pabean;
E.pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean;
F.ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
G.ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; atau
H.ekspor Jasa Kena Pajak.
Saat Terutang PPN Pasal 11

Dalam hal pembayaran diterima sebelum


penyerahan Barang Kena Pajak atau sebelum
penyerahan Jasa Kena Pajak atau dalam hal
pembayaran dilakukan sebelum dimulainya
pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar
Daerah Pabean, saat terutangnya pajak
adalah pada saat pembayaran.
Kapan PKP Wajib Membuat FP?
Pasal 13 (1)

A.penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a atau
huruf f dan/atau Pasal 16D;
B.penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c;
C.ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf g; dan/atau
D.ekspor Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf h.
Waktunya Pasal 13 (1a)

A.saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau


penyerahan Jasa Kena Pajak;
B.saat penerimaan pembayaran dalam hal
penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;
C.saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau
D.saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
Dikecualikan… pasal 13 (2)

Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), Pengusaha Kena
Pajak dapat membuat 1 (satu) Faktur Pajak
meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan
kepada pembeli Barang Kena Pajak atau
penerima Jasa Kena Pajak yang sama selama
1 (satu) bulan kalender.
Larangan Pasal 14

Orang Pribadi atau Badan yang bukan PKP


dilarang membuat Faktur Pajak
Pajak Masukan bisa dikreditikan? Pasal 9

(2)Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak


Keluaran dalam Masa Pajak yang sama.
(2a)Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum berproduksi sehingga belum
melakukan penyerahan yang terutang pajak, Pajak Masukan atas
perolehan dan/atau impor barang modal dapat dikreditkan.
(2b)Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yang
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)
dan ayat (9).
(3)Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada
Pajak Masukan, selisihnya merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang
harus disetor oleh Pengusaha Kena Pajak.
(4)Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
lebih besar daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan
pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya.
(4a)Atas kelebihan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dapat diajukan permohonan pengembalian pada akhir tahun buku.
Pajak Masukan bisa dikreditikan?

(4b)Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat
(4a), atas kelebihan Pajak Masukandapat diajukan permohonan pengembalian
pada setiap Masa Pajak oleh:
a. A.Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak
Berwujud;
b. B.Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan
Nilai;
c. C.Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainya tidak
dipungut;
d. D.Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud;
e. E.Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak; dan/atau
f. F.Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum berproduksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2a).
Tidak boleh dikreditkan pasal 9 huruf 8

A.perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum pengusaha
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
B.perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak
mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha;
C.perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan
station wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan;
d.pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan Jasa
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak;
F.perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(5) atau ayat (9) atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan Nomor
Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena
Pajak;
Tidak boleh dikreditkan pasal 9 huruf 8

G.pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau


pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6);
H.perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang
Pajak Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan
pajak;
i.perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang
Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, yang
ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan; dan
J.perolehan Barang Kena Pajak selain barang modal atau Jasa
Kena Pajak sebelum Pengusaha Kena Pajak berproduksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2a).
Jangka waktu pengkreditan
pajak masukan pasal 9 (9)

 Pajak Masukan yang dapat dikreditkan,


tetapi belum dikreditkan dengan Pajak
Keluaran pada Masa Pajak yang sama, dapat
dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya
paling lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya
Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang
belum dibebankan sebagai biaya dan belum
dilakukan pemeriksaan.
LATIHAN SOAL
Hitung PPNnya....
PT. Gragas merupakan PKP yang menjual elektronik di
Palembang. Selama Agustus 2016, PT Gragas melakukan
berbagai transaksi sebagai berikut:
 Penjualan secara langsung kepada konsumen sebesar
Rp1.600.000.000.
 Penyerahan BKP, yakni barang elektronik kepada
Pemerintah Kota Palembang sebesar Rp666.000.000.
Harga tersebut sudah termasuk PPN.
 PT. Gragas juga membangun sebuah gudang elektronik
seluar 500m2 di kawasan pergudangan sendiri dengan
biaya sebesar Rp550.000.000.
 Menyumbang ke sebuah yayasan panti jompo 1 buah
televisi dengan harga Rp2.000.000 termasuk keuntungan
Rp200.000.
 Penyerahan BKP ke PT Anugerah di kawasan berikat
dengan nilai Rp700.000.000,00
Lagi ya...

Seorang pengusaha dengan status PKP, sebut


saja Pak Adri, memiliki usaha di bidang
penjualan layar monitor. Beliau menjual layar
monitor sebanyak 50 unit pada periode pajak
terkini, dengan harga satuan kurang lebih
Rp4.500.000. Lalu berapa besar Pajak
Pertambahan Nilai Keluaran yang harus
ditanggung Pak Adri dalam Transaksi
tersebut?
Pasal 5 UU No 42 Tahun 2009

PPNBM
Di samping pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1), Dikenai juga Pajak Penjualan atas Barang
Mewah terhadap:
a. penyerahan Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah yang dilakukan oleh
pengusaha yang menghasilkan barang
tersebut di dalam Daerah Pabean dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya; Dan
b. impor Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah.
PPN BM

Pajak Penjualan atas Barang Mewah dikenakan


hanya 1 (satu) kali pada waktu penyerahan
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
oleh pengusaha yang menghasilkan atau
pada waktu impor Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah.
Kendaraan Bermotor (PMK 33 Tahun 2017)

Tarif PPnBM sebesar 10% diberlakukan untuk kelompok sebagai berikut:


 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 orang sampai dengan 15
orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api (diesel/semi
diesel), baik yang dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan
semua kapasitas isi silinder.
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor
bakar cetus api, baik yang dilengkapi dengan motor listrik maupun
tidak, dengan sistem 1 gardan penggerak, dengan kapasitas isi silinder
sampai dengan 1.500 cc.
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor
bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel). baik dilengkapi dengan motor
listrik maupun tidak, dengan sistem 1 gardan penggerak, dengan
kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500 cc.
Kendaraan Bermotor (PMK 33 Tahun 2017)
Tarif PPnBM sebesar 20% diberlakukan untuk kelompok sebagai berikut:
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 gardan
penggerak, dengan motor bakar cetus api, baik dilengkapi dengan motor listrik
maupun tidak, dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1.500 cc sampai dengan
2.500 cc.
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 gardan
penggerak, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), baik yang
dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan kapasitas isi silinder lebih
dari 1.500 cc sampai dengan 2.500 cc.
 Kendaraan bermotor dengan kabin yang dirancang untuk 2 baris tempat duduk
(double cabin) untuk penumpang melebihi 3 orang tetapi tidak melebihi 6 orang
termasuk pengemudi dan memiliki bak (terbuka atau tertutup) untuk
pengangkutan barang, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi
(diesel/semi diesel), dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan
sistem 1 gardan penggerak atau dengan sistem 2 gardan penggerak, untuk
semua kapasitas isi silinder, dengan massa total tidak lebih dari 5 ton.
Kendaraan Bermotor (PMK 33 Tahun 2017)
Tarif PPnBM sebesar 30% diberlakukan untuk kelompok sebagai
berikut:
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10
orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api, baik
yang dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan
kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500 cc untuk sedan atau
station wagon dan kendaraan selain sedan atau station wagon
dengan sistem 2 gardan penggerak.
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10
orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar nyala
kompresi, baik yang dilengkapi dengan motor listrik maupun
tidak, dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500 cc untuk
sedan atau station wagon dan kendaraan selain sedan atau
station wagon dengan sistem 2 gardan penggerak.
Kendaraan Bermotor (PMK 33 Tahun 2017)
Tarif PPnBM sebesar 40% diberlakukan untuk kelompok sebagai berikut:
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi selain sedan ataustation wagon, dengan motor
bakar cetus api, baik yang dilengkapi dengan motor listrik maupun
tidak, dengan sistem 1 gardan penggerak, dengan kapasitas isi silinder
lebih dari 2.500 cc sampai dengan 3.000 cc.
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi dengan motor bakar cetus api, baik yang
dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan kapasitas isi
silinder lebih dari 1.500 cc sampai dengan kapasitas 3.000 cc, untuk
sedan atau station wagon dan kendaraan selain sedan atau station
wagon dengan sistem 2 gardan penggerak.
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi
diesel), baik yang dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan
kapasitas isi silinder lebih dari 1.500 cc sampai dengan 2.500 cc, untuk
sedan atau station wagon dan kendaraan selain sedan atau station
wagon dengan sistem 2 gardan penggerak.
Kendaraan Bermotor (PMK 33 Tahun 2017)
Tarif PPnBM sebesar 50% diberlakukan bagi
seluruh kendaraan yang penggunaannya
dikhususkan untuk golf.
Kendaraan Bermotor (PMK 33 Tahun 2017)
Tarif PPnBM 60% diberlakukan untuk kelompok
sebagai berikut:
 Kendaraan bermotor beroda dua dengan
kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai
dengan 500 cc, yakni sepeda motor (termasuk
moped) dan sepeda yang dilengkapi dengan
motor tambahan, dengan atau tanpa kereta
pasangan sisi, termasuk kereta pasangan sisi.
 Kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan
di atas salju, di pantai, digunung, dan kendaraan
semacam itu.
Non KendaraanBermotor
Tarif PPnBM 125% diberlakukan untuk kelompok sebagai berikut:
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi, dengan motor bakar cetus api, dilengkapi dengan motor listrik
maupun tidak, dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3.000 cc yang terdiri dari
sedan atau station wagon, selain sedan atau station wagon dengan sistem 1
gardan penggerak dan dengan sistem 2 gardan penggerak.
 Kendaraan bermotor pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk
pengemudi, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), baik
dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan kapasitas isi silinder lebih
dari 2500 cc yang terdiri dari, sedan atau station wagon, selain sedan atau
station wagon dengan sistem 1 gardan penggerak dan dengan sistem 2 gardan
penggerak.
 Kendaraan bermotor roda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc yang
terdiri dari, sepeda motor (termasuk moped) dan sepeda yang dilengkapi
dengan motor tambahan, dengan atau tanpa kereta pasangan sisi, termasuk
kereta pasangan sisi.
 Trailer atau semi trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah.
Non KendaraanBermotor
Tarif PPnBM untuk non kendaraan bermotor
sebesar 20% diberlakukan pada:
 Rumah dan town house dari jenis nonstrata
title dengan harga jual sebesar Rp 20 miliar
atau lebih.
 Apartemen, kondominium, town house dari
jenis strata title dan sejenisnya dengan harga
jual sebesar Rp 10 miliar atau lebih.
Non Kendaraan Bermotor
Tarif PPnBM untuk non kendaraan bermotor
sebesar 40% diberlakukan pada:
 Kelompok balon udara dan balon udara yang
dapat dikemudikan, pesawat udara lainnya
tanpa tenaga penggerak.
 Kelompok peluru senjata api dan senjata api
lainnya, kecuali untuk keperluan negara, yang
terdiri dari peluru dan bagiannya, tidak
termasuk peluru senapan angin.
Non Kendaraan Bermotor
Tarif PPnBM untuk non kendaraan bermotor
sebesar 50% diberlakukan pada:
 Kelompok pesawat udara, kecuali untuk
keperluan negara atau angkutan udara niaga
yang terdiri dari helokopter, pesawat udara dan
kendaraan udara lainnya, selain helikopter.
 Kelompok senjata api dan senjata api lainnya,
kecuali untuk keperluan negara yang terdiri dari
senjata artileri, revolver dan pistol, senjata api
(selain senjata artileri, revolver dan pistol) dan
peralatan semacam itu yang dioperasikan
dengan penembakan bahan peledak.
Non Kendaraan Bermotor
Tarif PPnBM untuk non kendaraan bermotor
sebesar 75% diberlakukan pada:
 Kapal pesiar, kapal ekskursi, dan kendaraan
air semacam yang dirancang untuk
pengangkutan orang, kapal feri dari semua
jenis, kecuali untuk kepentingan negara atau
angkutan umum.
 Yacht, kecuali untuk kepentingan negara atau
angkutan umum.
Contoh Kasus
Latihan soal
Contoh Kasus
Bapak Ahmad merupakan seorang pengusaha
di bidang produksi film, pada suatu saat beliau
membeli sebuah mobil sport mewah dengan
harga Rp900.000.000. Berdasarkan DPP, mobil
tersebut sudah terkena tarif PPnBM sebesar
40%. Lalu, berapakah nilai uang yang harus
dibayarkan Bapak Ahmad untuk membawa
masuk mobilnya ke Indonesia?
jawaab

 PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)


PPN = 10% x (Rp900.000.000 –
(Rp900.000.000 x 40%))
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – 360.000.000)
PPN = 10% x Rp540.000.000 =Rp54.000.0000
 Berarti total harga mobil yang harus
dibayarkan Bapak Ahmad adalah:
 Harga Mobil + PPN + PPnBM =
Rp1.314.000.000
Lagi

 PT Irsyadin Jaya merupakan sebuah perusahaan


yang memproduksi berbagai macam barang
elektronik mewah seperti AC dan lemari pendingin.
Barang yang diproduksi di sini termasuk dalam
kategori barang mewah dengan tarif PPnBM sebesar
20%.
 Pada bulan Desember tahun 2017, PT Irsyadin Jaya
menjual lemari pendingin ke Toko Ahmad dengan
sebanyak 30 unit dengan harga pokok jual per
barang sekitar Rp6.000.000. Lalu, berapakah nilai
PPN dan PPnBm yang harus dipungut dan
dibayarkan PT Irsyadin Jaya ke pemerintah?
jawab

PPN = 10%X DPP


=10%X30X6.000.000
=18.000.000

PPNBM = 20%XDPP
=20% X30X6.000.000
=36.000.000
Jumlah yang dibayarkan kepada irsyadin
=18jt+36+180jt
Soal 1

 PKP “A” menjual tunai mobil mewah dengan


Harga Jual Rp 250.000.000,00
Pajak Pertambahan Nilai dan PPNBM yang
terutang tarif PPNBMnya 40%
Soal 2

PKP “B” melakukan penyerahan beras dengan


memperoleh uang sebesar Rp20.000.000,00
PPN dan PPNBM yang terutang yang dipungut
oleh PKP “B”
Soal 3

Seseorang mengimpor mobil untuk keperluan


golf dari luar Daerah Pabean dengan Nilai
Impor sebesar Rp15.000.000,00. Hitung PPN
dan PPNBM yang dipungut melalui Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai
Saol 4

 Pengusaha Kena Pajak “D” mengimpor


Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah
dengan Nilai Impor sebesar Rp5.000.000,00
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
tersebut selain dikenai PPN juga dikenai
PPnBM misalnya dengan tarif 20%.
Penghitungan PPN dan PPnBM yang
terutang atas impor Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah tersebut adalah:

Anda mungkin juga menyukai