Anda di halaman 1dari 22

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

(VAT)

1
Subjek PPN
• Pengusaha Kena Pajak (Taxable Firm)
• Pengusaha Kecil yang memilih dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak
• Orang atau Badan yang memanfaatkan
BKP tidak berwujud & JKP dari luar
daerah Pabean ke dalam daerah Pabean

2
Subjek Pajak PPnBM

Pengusaha Kena Pajak yang


menghasilkan BKP yang tergolong
mewah dalam lingkungan
perusahaan atau pekerjaannya
dan pengusaha yang mengimpor
barang yang tergolong mewah

3
Objek Pajak PPN (Pasal 4)
• Penyerahan BKP di dalam daerah pabean yang
dilakukan Pengusaha
• Impor BKP
• Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh Pengusaha
• Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean
• Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean
• Ekspor BKP oleh Pengusaha Kena Pajak
• Kegiatan Membangun Sendiri
• Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan

4
Yang termasuk dalam pengertian
penyerahan BKP:
Pasal 1A (1)
a. penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;
b. pengalihan Barang Kena Pajak oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau
perjanjian sewa guna usaha (leasing);
c. penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru
lelang;
d. pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan;
f. penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar Cabang;
g. penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; dan
h. penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka
perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang
penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang
membutuhkan Barang Kena Pajak.
5
Yang tidak termasuk dalam pengertian
penyerahan BKP:
Pasal 1A (2)

1. penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana


dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang;
2. penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-piutang;
3. Penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf f dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan
tempat pajak terutang;
4. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan,
peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha
dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang
menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak; dan
5. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas
perolehannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.” 6
• Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang berwujud
yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa
barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan
barang tidak berwujud yang dikenakan pajak
berdasarkan Undang-undang PPN

• Pengecualian BKP
– barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang
diambil langsung dari sumbernya;
– barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh
rakyat banyak;
– makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,
rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan
dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun
tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan
oleh usaha jasa boga atau katering; dan
– uang, emas batangan, dan surat berharga. 7
• Jasa Kena Pajak
adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan
suatu perikatan atau perbuatan hukum yang
menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai,
termasuk jasa yang dilakukan untuk
menghasilkan barang karena pesanan atau
permintaan dengan bahan dan atas petunjuk
dari pemesan yang dikenakan pajak
berdasarkan Undang-undang PPN.
8
Pengecualian JKP
• jasa pelayanan kesehatan medik;
• jasa pelayanan sosial;
• jasa pengiriman surat dengan perangko;
• jasa keuangan;
• jasa asuransi;
• jasa keagamaan;
• jasa pendidikan;
• jasa kesenian dan hiburan;
• jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;
• jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri;
• jasa tenaga kerja;
• jasa perhotelan;
• jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan
secara umum;
• Jasa penyediaan tempat parkir;
• Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;
• Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
9
• Jasa boga atau catering
Objek Pajak PPnBM

• Penyerahan BKP yang Tergolong Mewah


yang dilakukan oleh Pengusaha yang
menghasilkan BKPTM tersebut di dalam
Daerah Pabean dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya

• Impor BKPTM oleh siapapun

10
Tarif PPN (Pasal 7 & 8)
• Tarif PPN adalah 10%
• Tarif PPN atas ekspor BKP adalah 0%
Dengan PP, tarif pajak dapat diubah menjadi
serendah-rendahnya 5% dan setinggi-tingginya
15%

• Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% dan


paling tinggi 200%
• Atas ekspor BKP yang tergolong mewah
dikenakan pajak dengan tarif 0%
11
DPP PPN (Pasal 1 ayat 17)

Dasar Pengenaan PPN

adalah jumlah Harga Jual, Penggantian,


Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai Lain
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk
menghitung pajak yang terutang.

12
• Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk
semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan Barang
Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan
Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini
dan potongan harga yang dicantumkan dalam
Faktur Pajak

Harga Barang = A
Biaya-biaya yang diminta = B
A+B
Potongan Harga = C
Harga Jual = (A+B) - C
13
• Penggantian adalah nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pemberi jasa
karena penyerahan Jasa Kena Pajak,
tidak termasuk pajak yang dipungut
menurut undang-undang ini dan potongan
harga yang dicantumkan dalam faktur
pajak

14
• Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi
dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan
lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan Pabean untuk
impor BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut
undang-undang ini.

Harga Barang (Cost) = A


Asuransi (Insurance) = B
Biaya angkut (Freight) = C
CIF = A+B+C = D
Bea Masuk = E
Pungutan Lain (UU Pabean) = F
Nilai Impor =D+E+F

15
• Nilai ekspor adalah nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir

• Nilai lain yang ditetapkan dengan


Keputusan Menteri Keuangan yang dipakai
sebagai dasar untuk menghitung pajak
yang terutang.

16
Nilai lain:
(PMK Nomor 56/PMK.03/2015)

a. untuk pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga Jual atau Penggantian
setelah dikurangi laba kotor;
b. untuk pemberian cuma-cuma Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
c. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-rata;
d. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film;
e. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran;
f. untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, adalah harga pasar wajar;
g. untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan Barang
Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau harga perolehan;
h. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui pedagang perantara adalah harga yang disepakati antara
pedagang perantara dengan pembeli;
i. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga lelang;
j. untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah yang ditagih atau jumlah
yang seharusnya ditagih;
k. untuk penyerahan jasa biro perjalanan wisata dan/atau jasa agen perjalanan wisata berupa penyerahan
paket wisata, pemesanan sarana angkutan, dan pemesanan sarana akomodasi, yang penyerahannya tidak
didasari pada pemberian komisi/imbalan atas penyerahan jasa perantara penjualan, adalah 10% (sepuluh
persen) dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih;
l. untuk penyerahan jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yang di dalam tagihan jasa pengurusan
transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges) adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah
yang ditagih atau seharusnya ditagih.

17
Mekanisme PPN

• PK > PM : Kurang Setor/Bayar


• PK = PM : Nihil Setor/Bayar
• PK < PM : Lebih Setor/Bayar

18
• Pajak Masukan (PM)
adalah PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh
PKP karena perolehan BKP dan/atau perolehan JKP
dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau
pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean dan/atau
impor BKP.

• Pajak Keluaran (PK)


Adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP
Pajak yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan
JKP, ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak
Berwujud dan/atau ekspor JKP.

• PPN yang terutang adalah selisih antara Pajak


Keluaran dan Pajak Masukan 19
Faktur Pajak
Adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh
PKP yang melakukan penyerahan BKP atau
penyerahan JKP.

Jenis-jenis Faktur Pajak:


1. FP Gabungan
2. FP lain yg dipersamakan dengan FP Standar

20
Dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan
dengan Faktur Pajak adalah:
(Perdirjen No.10/PJ/2010)
A. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat
yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan invoice yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;
B. b.Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh Bulog/DOLOG untuk
penyaluran tepung terigu;
C. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuatkan/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk
penyerahan Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan Bakar Minyak;
D. Tanda pembayaran atau kuitansi untuk penyerahan jasa telekomunikasi;
E. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Delivery Bill, yang dibuat/dikeluarkan
untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri;
F. Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhanan;
G. Tanda pembayaran atau kuitansi listrik;
H. Pemberitahuan Ekspor Jasa Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang dilampiri dengan
invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Pemberitahuan Ekspor
Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, untuk ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud;
I. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dan dilampiri dengan Surat Setoran Pajak, Surat Setoran
Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk
impor Barang Kena Pajak;dan
J. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang
Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar daerah Pabean.
21
SOAL
a. PT. SINAR JAYA sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri
sepatu. Dalam rangka kegiatan usahanya, pada awal bulan Juni 2019
mengimpor bahan baku senilai US$33,000.00, asuransi 5% dari harga
barang, dan biaya angkut US$2,500.00. Bea masuk sebesar 20% dari
CIF, dan pungutan lain (berdasarkan UU Pabean) sebesar
Rp.10.000.000,-, PPN Impor 10%. Kurs valuta asing saat transaksi
menurut Kep.Men.Keu sebesar Rp.14.270,-/1 US$.

b. Setelah melakukan impor barang pada akhir Juli 2019, PT. SINAR JAYA
memproduksi sepatu kemudian menjualnya dengan harga jual
Rp.625.000,/per pasang (sudah termasuk PPN). Unit yang terjual
sebanyak 190 pasang sepatu.

Pertanyaan:
• Berdasarkan uraian di atas, hitunglah PPN Kurang Bayar/Lebih
22
Bayar/Nihil atas transaksi tersebut !

Anda mungkin juga menyukai