Anda di halaman 1dari 7

Kegiatan

Belajar 4. TARIF DAN DASAR PENGENAAN


4 PAJAK

A. Indikator
a. Peserta diklat dapat menjelaskan tarif PPN dan PPn BM
b. Peserta diklat dapat menjelaskan Dasar Pengenaan Pajak

B. Uraian dan Contoh

a. Tarif
1. Tarif PPN
Tarif umum Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% 25. Berdasarkan pertimbangan
perkembangan ekonomi dan/atau peningkatan kebutuhan dana untuk pembangunan,
Pemerintah diberi wewenang mengubah tarif Pajak Pertambahan Nilai menjadi paling rendah
5% dan paling tinggi 15% dengan tetap memakai prinsip tarif tunggal. Perubahan tarif tersebut
dikemukakan oleh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka pembahasan
dan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 26
Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
c. ekspor Jasa Kena Pajak. 27
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena
Pajak di dalam Daerah Pabean. Oleh karena itu, Barang Kena Pajak Berwujud yang diekspor,
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari dalam Daerah Pabean yang dimanfaatkan di luar
Daerah Pabean; atau Jasa Kena Pajak yang diekspor termasuk Jasa Kena Pajak yang
diserahkan oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan dan melakukan ekspor Barang
Kena Pajak atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari
pemesan di luar Daerah Pabean, dikenai Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 0%. Pengenaan
tarif 0% tidak berarti pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Dengan demikian,
Pajak Masukan yang telah dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak yang berkaitan dengan kegiatan tersebut dapat dikreditkan.

2. Tarif PPn BM
Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah ditetapkan paling rendah 10% dan paling
tinggi 200%. 28 Perbedaan kelompok tarif tersebut didasarkan pada pengelompokan Barang
Kena Pajak yang tergolong mewah yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

25
Pasal 7 ayat (1) Undang Undang No.42 Tahun 2009
26
Penjelasan Pasal 7 ayat (3) Undang Undang No.42 Tahun 2009
27
Pasal 7 ayat (2) Undang Undang No.42 Tahun 2009

Halaman 43
Ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif 0%. Pajak
Penjualan atas Barang Mewah adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah di dalam Daerah Pabean. Oleh karena itu, Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah yang diekspor atau dikonsumsi di luar Daerah Pabean dikenai Pajak
Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif 0%. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang
telah dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang diekspor tersebut
dapat diminta kembali.

b. Dasar Pengenaan Pajak


Dasar Pengenaan Pajak adalah nilai yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung
pajak yang terutang. PPN atau PPn BM yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
dengan Dasar Pengenaan Pajak

PPN Terutang = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak


PPn BM Terutang = Tarif PPn BM x Dasar Pengenaan Pajak

Gambar 3. Penghitungan PPN atau PPn BM Terutang


Ketentuan PPN 29 mengatur bahwa dalam membuat kontrak atau perjanjian tertulis
mengenai penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak paling sedikit memuat:
a. nilai kontrak;
b. Dasar Pengenaan Pajak; dan
c. besarnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah yang terutang.
Apabila nilai kontrak atau perjanjian tertulis sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dalam kontrak atau
perjanjian tertulis wajib disebutkan nilai kontrak atau perjanjian tertulis tersebut termasuk Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Sedangkan jika kontrak atau perjanjian tertulis tidak menyebutkan nilai kontrak atau perjanjian
tertulis tersebut termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, nilai kontrak yang tercantum dalam kontrak atau perjanjian
tertulis tersebut dianggap sebagai Dasar Pengenaan Pajak.
Jika Pajak Pertambahan Nilai menjadi bagian dari harga atau pembayaran atas
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak, Pajak Pertambahan
Nilai yang terutang adalah 10/110 dari harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak. Apabila penyerahan Barang Kena Pajak juga
terutang Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan telah menjadi bagian dari harga atau
pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak, penghitungan Pajak Pertambahan Nilai atau
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah menggunakan rumus
sebagai berikut:
a. Pajak Pertambahan Nilai =
28
Pasal 8 Undang Undang No.42 Tahun 2009
29
Pasal 10 PP No.1 Tahun 2012

Halaman 44
10 x Harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak
110 + t
b. Pajak Penjualan atas Barang Mewah =
t x harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak
110 + t
Jenis dasar pengenaan pajak yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
yang terutang terdiri dari : 30
a. Harga jual
b. Penggantian
c. Nilai impor
d. Nilai ekspor
e. Nilai lain
1. Harga Jual
Harga jual dipakai untuk menentukan dasar pengenaan pajak atas penyerahan barang
kena pajak. Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang
dicantumkan dalam Faktur Pajak. 31 Yang termasuk dalam pengertian biaya yg merupakan
unsur harga jual, antara lain; pengangkutan, asuransi, bantuan teknik, pemeliharaan dan
garansi.

2. Penggantian
Harga jual dipakai untuk menentukan dasar pengenaan pajak atas transaksi jasa kena
dan barang kena pajak tidak berwujud. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua
biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena
Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang ini dan potongan
harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau
seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh
penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. 32
3. Nilai Impor
Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk
ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundangundangan yang
mengatur mengenai kepabeanan dan cukai untuk impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah yang dipungut menurut Undang-
Undang PPN33.
Sejalan dengan ketentuan dalam peraturan perundangundangan yang mengatur
mengenai kepabeanan dan cukai, nilai impor dihitung dengan formula sebagai berikut :

30
Pasal 1 angka 17 UU No.42 Tahun 2009
31
Pasal 1 angka 18 UU No.42 Tahun 2009
32
Pasal 1 angka 19 UU No.42 Tahun 2009
33
Pasal 1 angka 20 UU No.42 Tahun 2009

Halaman 45
Nilai Impor = Harga Impor (CIF) + Bea Masuk
PPN impor = 10% x Nilai Impor
Keterangan
Harga Impor (CIF) = C + I + F
C = Cost / Harga FOB
I = Insurance
F = Freight
4. Nilai ekspor
Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir 34. Yaitu, nilai yg tercantum dalam dokumen Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB) yang telah difiat muat oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
5. Nilai Lain
Nilai Lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak
untuk transaksi tertentu. Transaksi menggunakan nilai lain yang ditetapkan Menteri Keuangan
adalah sebagai berikut :
a. untuk pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga
Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
b. untuk pemberian cuma-cuma Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah
Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
c. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-
rata;
d. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film;
e. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran. PPN
menggunakan tarif efektif yaitu = 8,7% dikalikan harga jual eceran, yaitu harga yang
tercantum pada pita cukai. (harga bandrol).
f. untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan, adalah harga pasar wajar;
g. untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau harga
perolehan;
h. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui pedagang perantara adalah harga yang
disepakati antara pedagang perantara dengan pembeli;
i. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga lelang;
j. untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10% dari jumlah yang ditagih atau
jumlah yang seharusnya ditagih;
k. untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10% dari jumlah
tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih;
l. untuk penyerahan Emas Perhiasan dan/atau jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan
oleh Pengusaha Emas Perhiasan adalah 20% dari harga jual Emas Perhiasan atau nilai
penggantian 35.;

34
Pasal 1 angka 26 UU No.42 Tahun 2009
35
PMK No. 30/PMK.03/2014

Halaman 46
m. untuk penyerahan jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yang didalam
tagihan jasa pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight
charges) adalah 10% dari jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih.
Terkait dengan perlakuan pajak masukan atas transaksi yang menggunakan nilai lain, pajak
masukan yang berhubungan dengan:
1. penyerahan jasa pengiriman paket (huruf j) yang dilakukan oleh pengusaha jasa
pengiriman paket;
2. penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata (huruf k) yang dilakukan oleh
pengusaha jasa biro perjalanan atau pengusaha jasa biro pariwisata;
3. penyerahan emas perhiasan termasuk penyerahan jasa perbaikan dan modifikasi emas
perhiasan serta jasa-jasa lain yang berkaitan dengan emas perhiasan sebagaimana
dimaksud dalam (huruf l) yang dilakukan oleh pengusaha pabrikan emas; dan
4. penyerahan jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yang di dalam tagihan
jasa pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges)
(huruf m) yang dilakukan oleh pengusaha jasa pengurusan transportasi,
tidak dapat dikreditkan.

Nilai Lain Film untuk Cerita Impor


Penetapan Nilai Lain untuk penyerahan film cerita tidak termasuk penetapan Nilai Lain
untuk film cerita impor. Penetapan Nilai Lain untuk film cerita impor berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Nilai
Lain sebagai dasar pengenaan pajak atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean berupa film cerita impor dan penyerahan film
cerita impor, serta dasar pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas kegiatan impor film
cerita. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang, dipungut pada saat impor media Film Cerita
Impor. Dasar Pengenaan Pajak yang digunakan untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai
yang terutang adalah Nilai Lain yang telah telah memperhitungkan nilai dari media Film Cerita
Impor. Nilai Lain yang digunakan sebagai Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah
berupa uang yang ditetapkan sebesar Rp 12.000.000,00 per copy Film Cerita Impor. Atas
penyerahan Film Cerita Impor oleh Importir kepada Pengusaha Bioskop, terutang Pajak
Pertambahan Nilai. Dasar Pengenaan Pajak yang digunakan untuk menghitung Pajak
Pertambahan Nilai terutang atas penyerahan Film Cerita Impor tersebut adalah Nilai Lain. Nilai
Lain yang digunakan sebagai Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tersebut adalah
berupa uang yang ditetapkan sebesar Rp 12.000.000,00 per copy Film Cerita Impor. Pajak
Pertambahan Nilai tersebut dipungut hanya sekali untuk setiap copy Film Cerita Impor, yang
pemungutannya dilakukan pada saat pertama kali copy Film Cerita Impor tersebut diserahkan
kepada Pengusaha Bioskop.

Dasar Pengenaan Pajak Transaksi Dengan Mata Uang Asing


Apabila pembayaran atau Harga Jual atau Penggantian dilakukan dengan
mempergunakan mata uang asing, maka penghitungan besarnya Pajak yang terutang harus
dikonversi ke dalam mata uang rupiah dengan mempergunakan kurs yang berlaku menurut
Keputusan Menteri Keuangan pada saat pembuatan Faktur Pajak.

Halaman 47
Dalam hal pembayaran atau Harga JuaI atau Penggantian yang dilakukan sehubungan
dengan pelaksanaan Pasal 16A Undang-undang PPN (Pemungut PPN) mempergunakan mata
uang asing, maka besarnya Pajak yang terutang harus dikonversi ke dalam mata ang rupiah
dengan mempergunakan kurs yang berlaku menurut Keputusan Menteri Keuangan pada saat
dilakukan pembayaran oleh Bendahara Pemerintah selaku Pemungut Pajak Pertambahan Nilai

C. Latihan
Kasus 1
1. PT INDOKOM menjual 10 unit komputer senilai Rp40.000.000
2. PT INDOKOM menjual 100 unit printer senilai Rp132.000.000 termasuk PPN
3. PT INDOKOM menjual 10 unit scanner senilai 6.000.000 dengan diberikan diskon 20%
4. PT INDOCOLD menjual AC (pengatur suhu udara) senilai Rp2.600.000 termasuk pajak.
AC yang dijual tersebut termasuk barang kena pajak yang tergolong mewah yang
terutang PPn BM tarif 20%
5. PT INDOSOFT menjual software aplikasi gaji pegawai kepada PT INDOMAKMUR.
Dalam rangka penjualan tersebut, PT INDOSOFT juga Jumlah yang tercantum dalam
tagihan adalah sebagai berikut :
• Harga software Rp100.000.000
• Biaya training/pelatihan calon operator Rp20.000.000
6. PT DISTRIBUSINDO menjual alat-alat tulis kantor senilai Rp 132.000.000 termasuk
PPN
7. Apotik Enggal Saras menjual obat-obatan senilai Rp60.000.000
8. Rumah Sakit Harapan Sehat menagih biaya selama pengobatan pasien yang menjalani
rawat inap dengan perincian sebagai berikut
• Biaya kamar Rp 2.000.000
• Dokter Rp3.000.000
• Obat-obatan Rp4.000.000
• Tes laboratorium Rp 500.000
9. CV AHAS sebuah bengkel sepeda motor melakukan tagihan biaya servis sebagai
berikut ;
• Olie Rp 45.000
• Busi Rp 20.000
• Kampas rem Rp60.000
• Jasa Rp 20.000
10. CV Motorindo sebuah dealer sepeda motor menjual 1 unit sepeda motor, jumlah yang
disepakati dengan pembeli harga sepeda motor Rp15.000.000. Ketika CV Motorindo
menyerahkan sepeda motor tersebut diberikan bonus berupa sebuah helm dan jaket
yang harga pokok waktu dibeli dulunya Rp200.000
11. PT INDOKOM menjual 10 unit LCD Monitor senilai USD 3,000.00. Karena pembeli tidak
membawa mata uang USD (dollar amerika serikat) maka pembeli membayar dengan
mata uang rupiah dengan kurs konversi yang disepakati USD 1.00 = Rp9.350 padahal
Kurs tengah BI saat itu USD 1.00 = Rp9.300 dan Kurs Menteri Keuangan USD 1.00 =
Rp9.400

Halaman 48
Latihan Sesi 5 PPN

1. PT INDOKOM menjual 10 unit komputer senilai Rp40.000.000


2. PT INDOKOM menjual 100 unit printer senilai Rp132.000.000 termasuk PPN
3. PT INDOKOM menjual 10 unit scanner senilai 6.000.000 dengan diberikan
diskon 20%
4. PT INDOCOLD menjual AC (pengatur suhu udara) senilai Rp2.600.000 termasuk
pajak. AC yang dijual tersebut termasuk barang kena pajak yang tergolong
mewah yang terutang PPn BM tarif 20%
5. PT INDOSOFT menjual software aplikasi gaji pegawai kepada PT
INDOMAKMUR. Jumlah yang tercantum dalam tagihan adalah sebagai berikut :
 Harga software Rp100.000.000
 Biaya training/pelatihan calon operator Rp20.000.000
6. PT DISTRIBUSINDO menjual alat-alat tulis kantor senilai Rp 132.000.000
termasuk PPN
7. Apotik Enggal Saras menjual obat-obatan senilai Rp60.000.000
8. Rumah Sakit Harapan Sehat menagih biaya selama pengobatan pasien yang
menjalani rawat inap dengan perincian sebagai berikut
 Biaya kamar Rp 2.000.000
 Dokter Rp3.000.000
 Obat-obatan Rp4.000.000
 Tes laboratorium Rp 500.000
9. CV AHAS sebuah bengkel sepeda motor melakukan tagihan biaya servis
sebagai berikut
 Oli Rp 45.000
 Busi Rp 20.000
 Kampas rem Rp 60.000
 Jasa Rp 20.000
10. CV Motorindo sebuah dealer sepeda motor menjual 1 unit sepeda motor, jumlah
yang disepakati dengan pembeli harga sepeda motor Rp15.000.000. Ketika CV
Motorindo menyerahkan sepeda motor tersebut diberikan bonus berupa sebuah
helm dan jaket yang harga pokok waktu dibeli dulunya Rp200.000

Pertanyaan :

a. Apa yang digunakan debagai dasar pengenaan pajak (DPP) untuk kasus diatas?
b. Hitung Dasar Pengenaan Pajak serta PPN dan/atau PPn BM yang terutang

Anda mungkin juga menyukai