Anda di halaman 1dari 3

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah, Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian,
Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang
terutang.

Berikut penjelasan mengenai Dasar Pengenaan Pajak dalam PPN:


a. Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang ini dan potongan harga yang
dicantumkan dalam Faktur Pajak. Yang menjadi dasar pengenaan pajaknya adalah harga
barangnya saja termasuk biaya-biaya yang melekat pada barang yang menjadi tanggungan
pembeli, seperti biaya asuransi, biaya pengangkutan, dan di luar PPN yang dipungut oleh
penjual. Potongan harga dapat mengurangi dasar pengenaan pajak sepanjang tercantum
dalam faktur pajak.
b. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
yang dipungut menurut Undang- Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam
Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa
karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan istilah
penggantian digunakan sebagai DPP untuk menghitung PPN terutang atas objek pajak
berupa:
1. Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean
2. Ekspor jasa kena pajak berupa jasa maklon, jasa perawatan dan pemeliharaan, dan jasa
konstruksi yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak
3. Eskpor barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak
4. Pemanfaataan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean
5. Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
c. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah
pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang- undangan yang mengatur
mengenai kepabeanan dan cukai untuk impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut menurut Undang-
Undang ini. Nilai Impor adalah dasar pengenaan pajak untuk objek pajak berupa impor
barang kena pajak. Rumus nilai impor adalah harga patokan impor ditambah dengan Bea
Masuk. Harga patokan impor adalah harga yang menjadi beban pembeli sesuai dengan syarat
pembelian dengan penjual seperti CIF (Cost, Insurance & Freight).
d. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh eksportir. Nilai ekspor adalah dasar pengenaan pajak untuk PPN terutang
berupa ekspor barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak.
e. Nilai Lain digunakan untuk beberapa transaksi menggunakan dasar pengenaan pajak yang
berbeda dari yang telah dijelaskan di atas. Nilai lain dalam hal ini telah diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 56/PMK.03/2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.03/2010 Tentang Nilai Lain Sebagai Dasar
Pengenaan Pajak. Dalam peraturan tersebut Nilai Lain ditetapkan sebagai berikut:
1. untuk pemakaian sendiri barang kena pajak danjatau jasa kena pajak adalah harga jual
ataupenggantian setelah dikurangi laba kotor;
2. untuk pemberian cuma-cuma barang kena pajak danjatau jasa kena pajak adalah harga
jual atau penggantian setelah dikurangi laba kotor;
3. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-
rata;
4. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film;
5. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran;
6. untuk barang kena pajak berupa persediaan dan/ atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan, adalah harga pasar wajar;
7. untuk penyerahan barang kena pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan barang kena pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau harga
perolehan;
8. untuk penyerahan barang kena pajak melalui pedagang perantara adalah harga yang
disepakati antara pedagang perantara dengan pembeli;
9. untuk penyerahan barang kena pajak melalui juru lelang adalah harga lelang;
10. untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah yang
ditagih atau jumlah yang seharusnya ditagih;
11. untuk penyerahan jasa biro perjalanan wisata dan/atau jasa agen perjalanan wisata
berupa penyerahan paket wisata, pemesanan sarana angkutan, dan pemesanan sarana ·
akomodasi, yang penyerahannya tidak didasari. pada pemberian komisi imbalan atas
penyerahan jasa perantara penjualan, adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan
atau jumlah yang seharusnya ditagih;
12. untuk penyerahan jasa pengurusan transportasi (freight forujarding) yang di dalam
tagihan jasa pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight
charges) adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih.

Sumber:
Hari Sugiarto. 2022. PPN dan PPnBM. Edisi keempat. Cetakan pertama. Tanggerang
Selatan; Universitas Terbuka.
Materi Inisiasi 2

Anda mungkin juga menyukai