Anda di halaman 1dari 57

PPN DAN PPNBM

DEFINISI PPN

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan


atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam
peredarannya dari produsen ke konsumen.
KARAKTERISTIK PPN

Pajak Multisatages
Objektif

Pajak atas
Pajak tidak konsumsi
langsung dalam
negeri
MULTI STAGE TAX
PPN dikenakan pada setiap mata-rantai,
seluruh jalur produksi maupun jalur distribusi
IMPORTIR

PABRIKAN BENANG

PABRIKAN TEKSTIL

PABRIKAN GARMEN

PEDAGANG BESAR GARMEN

PEDAGANG KECIL GARMEN

KONSUMEN
PENYERAHAN YANG MERUPAKAN
OBJEK PPN

IMPOR BARANG
KENA PAJAK

PENYERAHAN JASA
KENA PAJAK
PENYERAHAN BARANG YANG BUKAN
OBJEK PPN

a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang


diambil langsung dari sumbernya;
b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat
banyak;
c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,
rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan
dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak,
termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh
usaha jasa boga atau katering; dan
d. uang, emas batangan, dan surat berharga.
PENYERAHAN BARANG YANG BUKAN
OBJEK PPN

• jasa pelayanan kesehatan medis;


• jasa pelayanan sosial;
• jasa pengiriman surat dengan perangko;
• jasa keuangan;
• jasa asuransi;
• jasa keagamaan;
• jasa pendidikan;
• jasa kesenian dan hiburan;
• jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;
• jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara
dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa
angkutan udara luar negeri;
PENYERAHAN JASA YANG BUKAN
OBJEK PPN
• jasa tenaga kerja;
• jasa perhotelan;
• jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam
• rangka menjalankan pemerintahan secara umum;
• jasa penyediaan tempat parkir;
• jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;
• jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
• jasa boga atau katering.
TERMASUK DALAM PENGERTIAN PENYERAHAN
BARANG KENA PAJAK

perjanjian •penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;

leasing •pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing);

lelang •penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang;
TERMASUK DALAM PENGERTIAN
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK

Pakai sendiri dan Cuma-cuma •pemakaian sendiri dan/atau pemberian cumacuma atas Barang Kena Pajak;

Bukan barang dagangan •Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan;

Penyerahan antar cabang •penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang;
TERMASUK DALAM PENGERTIAN
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK

konsinyasi •penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi;

syariah
•penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan
berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang
membutuhkan Barang Kena Pajak
BUKAN PENYERAHAN
BARANG KENA PAJAK

• penyerahan Barang Kena Pajak


makelar kepada makelar

Utang • penyerahan Barang Kena Pajak untuk


jaminan utang-piutang;
piutang
• penyerahan Barang Kena Pajak dalam hal
pemusatan Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan
tempat pajak terutang;
BUKAN PENYERAHAN
BARANG KENA PAJAK

Merger • pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka


penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan akusisi dan pengambilalihan usaha

Penyerahan • Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut


tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang
bukan barang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan,
dan yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak
dagangan dapat dikreditkan
SUBJEK PAJAK:
PIHAK YANG MEMUNGUT PPN

pengusaha

Melakukan penyerahan BKP dan JKP dalam daerah pabean

Dikukuhkan sebagai

PKP (pengusaha kena pajak)


PENGUSAHA KECIL

• pengusaha kecil merupakan pengusaha yang selama 1 (satu)


tahun buku melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto
dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
• Pengusaha kecil sebagaimana dimaksud di atas dapat memilih
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
SYARAT PENYERAHAN BARANG YANG DIKENAI
PAJAK

1. barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena


Pajak;
2. barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud;
3. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan
4. penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
DEFINISI & KARAKTERISTIK PAJAK PENJUALAN ATAS
BARANG MEWAH (PPNBM)

•PPnBM adalah pajak yang


Definisi dikenakan terhadap BKP yang
tergolong mewah

Karakte •PPnBM merupakan pungutan tambahan di samping PPN.


•PPnBM hanya dikenakan satu kali, yaitu: Pada saat impor dan
Pada saat penyerahan BKP mewah oleh PKP pabrikan.
•PPnBM tidak dapat dikreditkan, sehingga diperlakukan sebagai

ristik biaya atau ditambahkan ke dalam komponen harga pokok.


BUKAN OBJEK PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG
MEWAH

Kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Penjualan Atas


Barang Mewah adalah:
• kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan ambulan,
kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan,
dan kendaraan angkutan umum;
• kendaraan bermotor yang digunakan untuk tujuan protokoler
kenegaraan;
• kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang atau lebih
termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi
(diesel/semi diesel), dengan semua kapasitas isi silinder, yang digunakan
untuk kendaraan dinas TNI atau POLRI;
• kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan patroli TNI atau
POLRI.
RETUR PPN DAN PPNBM

Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan


Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan Barang
Kena Pajak yang dikembalikan dapat dikurangkan dari Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah yang terutang dalam Masa Pajak
terjadinya pengembalian Barang Kena Pajak tersebut
TARIF PPN DAN PPNBM

PPN dalam negeri •10%

PPN •0%
ekspor

PPnBM •10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 200% (dua ratus persen).
CARA MENGHITUNG PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI YANG TERUTANG

Pengusaha Kena Pajak A menjual tunai Barang Kena Pajak dengan Harga Jual
Rp25.000.000,00.

• Pajak Pertambahan Nilai yang terutang = 10% x Rp25.000.000,00 =


Rp2.500.000,00

Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp2.500.000,00


tersebut merupakan Pajak Keluaran yang
dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak A.
CARA MENGHITUNG PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI YANG TERUTANG

Pengusaha Kena Pajak B melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak dengan


memperoleh
Penggantian Rp20.000.000,00.

• Pajak Pertambahan Nilai yang terutang = 10% x


• Rp20.000.000,00 = Rp2.000.000,00

Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp2.000.000,00


tersebut merupakan Pajak Keluaran yang
dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak B.
DASAR PENGENAAN PAJAK

Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah:


• Harga jual
• Penggantian
• Nilai Impor
• Nilai Ekspor
• Nilai Lain yang dipakai sebagai dasar untuk
menghitung pajak yang terutang
DEFINISI NILAI IMPOR

nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk


ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan
perundang- undangan yang mengatur mengenai kepabeanan dan
cukai untuk impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah yang
dipungut menurut Undang-Undang ini
BEBERAPA NILAI LAIN
SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK

Harga Jual •pemakaian sendiri Barang Kena


atau Penggantian setelah
dikurangi laba kotor Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak

•untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva


harga pasar wajar yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan,
yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan,

harga pokok •penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke


penjualan atau cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan
harga perolehan Barang Kena Pajak antar cabang adalah
MENGHITUNG PPN MENGGUNAKAN NILAI LAIN:
PEMAKAIAN SENDIRI DAN PEMBERIAN CUMA-CUMA

Pemakaian sendiri
Tujuan produktif

Tujuan konsumtif
PPN DAN PPNBM ATAS PEMAKAIAN SENDIRI DAN
PEMBERIAN CUMA-CUMA

Pemakaian sendiri •Tidak terhutang PPN dan


tujuan produktif PPnBM

Pemakaian sendiri •Terutang PPN dan PPnBM


tujuan konsumtif

Pemberian •
Terhutang PPN dan PPnBM
Cuma-cuma
MENGHITUNG PPN TERHUTANG

PPN

PK PM terhutang
(dibayar)
Mekanisme PK-PM

1. PENGENAAN PPN DILAKSANAKAN


BERDASARKAN SISTEM FAKTUR
2. SETIAP TERJADINYA PENYERAHAN BKP / JKP,
WAJIB DIBUATKAN FAKTUR PAJAK

FAKTUR PAJAK
MERUPAKAN
BUKTI PUNGUTAN PPN

FAKTUR PAJAK BAGI FAKTUR PAJAK BAGI


PENJUAL PEMBELI
MERUPAKAN BUKTI MERUPAKAN BUKTI
PAJAK KELUARAN PAJAK MASUKAN

29
PAJAK KELUARAN

PPN YANG TERUTANG YANG WAJIB


DIPUNGUT OLEH PKP

KARENA

PENYERAHAN BKP / JKP, ATAU


KARENA EKSPOR BKP
PAJAK MASUKAN

PPN YG SEHARUSNYA SUDAH


DIBAYAR OLEH PKP

KARENA

PEROLEHAN BKP

PENERIMAAN JKP
PEMANFAATAN BKP D
A LUAR
TIDAK BERWUJUD
R DAERAH
PEMANFAATAN JKP I PABEAN

IMPOR BKP
CONTOH
PT ABC bergerak dibidang distributor alat listrik, transaksi
dalam bulan Juni 2013 sbb:
1. Tgl 3, membeli barang dagangan Rp. 15.000.000
2. Tgl 5 menjual barang dagangan Rp. 10.000.000
3. Tgl 7 menjual barang dagangan Rp. 20.000.000
Harga tersebut tidak termasuk PPN. Berapa Pajak Keluaran dan
Masukannya dan hitunglah PPN terhutang.
Jawab.
4. Pajak Keluaran (10% dari penjualan) yaitu
• 10% X 10.000.000 (nomor 2) = 1.000.000
• 10% X 20.000.000 (nomor 3) = 2.000.000
Jumlah Pajak Keluaran = 3.000.000
2. Pajak Masukan (10% dari Pembelian) yaitu:
• 10% X 15.000.000 (nomor 1) = Rp. 1.500.000
3. Jumlah:
• Pajak keluaran sebesar Rp. 3.000.000
• Pajak Masukan Rp. 1.500.000
sehingga PPN yang harus dibayar ke kas negara adalah (PK-PM)
yaitu:
Rp. 3.000.000 – 1.500.000 = Rp. 1.500.000
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
ATAS

UNTUK : PENGELUARAN
PEROLEHAN BKP/JKP SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP

PEROLEHAN BKP/JKP YG TDK MEMPUNYAI HUBUNGAN LANGSUNG DG KEGIATAN USAHA

PEROLEHAN & PEMELIHARAAN KENDARAAN BERMOTOR SEDAN, JEEP, STATION


WAGON, VAN& KOMBI, KECUALI MERUPAKAN BARANG DAGANGAN ATAU DISEWAKAN

PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP DARI LUAR DAERAH
PABEAN SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP

PEROLEHAN BKP/JKP YANG FAKTUR PAJAKNYA TIDAK MEMENUHI KETENTUAN

U/ PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP DARI LUAR DAERAH
PABEAN YG FAKTUR PAJAKNYA TDK MEMENUHI KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DLM PASAL 13 (6)
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA DITAGIH DG PENERBITAN KETETAPAN PAJAK

PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA TDK DILAPORKAN DLM SPT MASA PPN YG


DIKETEMUKAN PADA WAKTU DILAKUKAN PEMERIKSAAN

Perolehan Barang Kena Pajak selain barang modal atau Jasa Kena Pajak
sebelum Pengusaha Kena Pajak berproduksi
34
PM DIKREDITKAN PADA MASA TIDAK SAMA

PM yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan


dengan PK pada Masa Pajak yang sama, dapat
dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lama 3
bulan setelah berakhirnya Masa Pajak sepanjang
PAJAK MASUKAN
DAPAT DIKREDITKAN

SYARAT FORMAL SYARAT MATERIIL

BELUM DIBEBANKAN
DALAM FAKTUR PAJAK
SEBAGAI BIAYA
YG TDK CACAT

FP cacat
UNTUK PEROLEHAN BKP DAN/
JKP YG BERHUB. LANGSUNG
Ada coretan DG KEGIATAN USAHA MELAKU-
Menggunakan
yg tdk diper- KAN PENYER. KENA PAJAK
cap tanda tangan
bolehkan

Nama PKP/NPWP Dibuat > 3 bl sejak


Nomor seri salah batas wkt pemb. FP
KRITERIA PM DPT KEGI-
DIKREDITKAN
ATAN
Tdk mencoret Tdk/terlambat lapor
yg seharusnya Penggunaan Kode & PRO- USAHA PEMA-
dicoret Nomor Seri. DUKSI SARAN

Tdk/terlambat lapor Nama & MANA- DISTRI-


contoh tanda tangan pejabat JEMEN BUSI
yg ditunjuk
SAAT PPN TERUTANG

1. penyerahan Barang Kena Pajak;


2. impor Barang Kena Pajak;
3. penyerahan Jasa Kena Pajak;
4. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar
Daerah Pabean;
5. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean;
6. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
7. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; atau
8. ekspor Jasa Kena Pajak.
KEWAJIBAN PKP MEMBUAT FAKTUR PAJAK

1. penyerahan Barang Kena Pajak


2. penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana
3. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau
4. ekspor Jasa Kena Pajak
SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK

1. saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan


Jasa Kena Pajak;
2. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau sebelum
3. penyerahan Jasa Kena Pajak;
• saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
• penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau
4. saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
INFORMASI DALAM FAKTUR PAJAK: SYARAT
FORMAL

1. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;
2. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena
Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;
3. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan
potongan harga;
4. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
5. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
6. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
7. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
INFORMASI DALAM FAKTUR PAJAK: SYARAT
MATERIAL

Faktur Pajak atau dokumen tertentu yang kedudukannya


dipersamakan dengan Faktur Pajak memenuhi persyaratan
material apabila berisi keterangan yang sebenarnya atau
sesungguhnya mengenai
1. penyerahan BKP/JKP
2. ekspor BKP Berwujud,
3. ekspor BKP Tidak Berwujud,
4. ekspor JKP,
5. impor BKP,
6. atau pemanfaatan JKP dan pemanfaatan BKP Tidak
Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
DOKUMEN TERTENTU YANG KEDUDUKANNYA
DIPERSAMAKAN DENGAN
FAKTUR PAJAK

1. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan persetujuan


ekspor oleh pejabat yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai dan dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;
2. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh
Bulog/DOLOG untuk penyaluran tepung terigu;
3. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuatkan/dikeluarkan oleh
PERTAMINA untuk penyerahan Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan
Bahan Bakar Minyak;
4. Tanda pembayaran atau kuitansi untuk penyerahan jasa telekomunikasi;
CONTOH TANGGAL PENERBITAN FAKTUR PAJAK

1. Harga Jual kendaraan Bermotor Rp 165.000.000 termasuk


PPN.
2. Uang Muka diterima tanggal 10 Agustus 2011 sebesar
Rp.55.000.000.
3. Kendaraan akan diserahkan tanggal 20 September 2011
dengan kekurangan bayar sebesar Rp. 110.000.000,-

Tentukan tanggal penerbitan faktur pajak untuk setiap transaksi


di atas.
CONTOH TANGGAL PENERBITAN FAKTUR PAJAK

1. PT Bangsaku Adil Sejahtera (BAS) yang bergerak di


bidang pembuatan sepatu, menjual dan
mengirimkan 100 pasang sepatu kepada distributor
seharga Rp5.000.000,00 pada tanggal 01 November
2011.
2. PT ABC adalah PKP. Menyerahkan komputer pada PT CDE
senilai Rp. 100 juta, dengan perjanjian:
• Uang Muka diserahkan pada tanggal 5 Juni 2011 sebesar Rp.
10.000.000
• Barang diserahkan pada tanggal 3 Juli 2011
• Pelunasan Rp. 90.000.000 dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2011.
m
ae
hmPEMUNGUT PPN BENDAHARA PEMERINTAH
au
rn
ag
Ji
k
a
p
e
m
b
eli
b
ar
n
g

a
d
al
h

b
e
n
d
a
h
ar
p
e
m
eri
n
ta
h

(
d
a
n
a
b
erasl
d
ari
A
P
B
N
/
D
)

u
pt
e
m
P
eP
rN
i
na
td
aa
hl
a
SAAT PENERBITAN FAKTUR PAJAK APABILA TRANSAKSI
DENGAN PEMUNGUT

• Pada tanggal 5 April 2011 PT Tapak Dewa


menyerahkan sejumlah sepatu kepada Kementrian
Keuangan dengan harga kontrak Rp. 50 juta. Surat
tagihan pembayaran dimasukkan oleh PT Tapak
Dewa pada tanggal 7 Mei 2011, dan pembayaran
diterima pada tanggal 9 Juni 2011.
• Faktur pajak oleh PT Tapak Dewa dibuat pada saat
penagihan yaitu pada tanggal 7 Mei 2011
MEKANISME PEMUNGUTAN, PENYETORAN
DAN PELAPORAN

• PKP rekanan Pemerintah membuat Faktur Pajak dan SSP pada


saat menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah
baik untuk sebagian maupun seluruh pembayaran.
BATAS WAKTU PENYETORAN DAN PELAPORAN PPN&
PPNBM

• Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena


Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya
setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan.
• Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak
PPN KEGIATAN MEMBANGUN SNDIRI

Kegiatan membangun adalah kegiatan membangun


bangunan yang dilakukan tidak dalam kegiatan
usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan
yang hasilnya digunakan sendiri atau pihak lain
KRITERIA BANGUNAN MEMENUHI SYARAT KEGIATAN
MEMBANGUN SENDIRI

1. Konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu


bata atau bahan sejenis, dan/atau baja;

2. Diperuntukan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan


usaha; dan

3. Luas keseluruhan paling sedikit 200m2 (dua ratus meter


persegi).
TARIF DAN DASAR PENGENAAN PAJAK PPN
ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI

1. Kegiatan membangun sendiri akan dikenakan PPN dengan


tarif sebesar 10 % (sepuluh persen) dari Dasar Pengenaan
Pajak.

2. Dasar Pengenaan Pajak atas kegiatan membangun sendiri


adalah 20% (dua puluh persen) dari jumlah biaya yang
dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk membangun
bangunan, tidak termasuk harga perolehan tanah.
CONTOH

• Pada Bulan Desember 2012 Bapak Andi memulai membangun sebuah


rumah untuk tempat tinggal pribadinya. Luas keseluruhan dari rumah
tersebut adalah sebesar 200 m2, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Bapak
Andi dalam upaya membangun rumah tersebut sampai dengan selesainya
bangunan tersebut adalah sebagai berikut: pembelian tanah sebesar Rp
200.000.000, pembelian bahan baku bangunan keseluruhan Rp
180.000.000, biaya upah mandor dan pekerja bangunan Rp. 70.000.000.
Maka berapakah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas pembangunan
rumah tersebut?
PENYERAHAN AKTIVA MENURUT TUJUAN
SEMULA TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN

PPN dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak


berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak -
PENJUALAN AKTIVA YANG TERUTANG PPN

Pada tanggal 15 Januari 2011, PT. Lestari Indah yang telah dikukuhkan
sebagai PKP sejak tahun 2004 membeli mesin fotocopy dari PT. Xerox(PKP).
Saat ini PT. Lestari Indah bermaksud menjual mesin fotocopy tersebut karena
mau diganti dengan mesin yang lebih canggih. Pada saat mesin fotocopy
tersebut dibeli, Pajak Masukan tidak dikreditkan oleh PT. Lestari Indah
• yang menjual mesin fotocopy adalah PT. Pasti Sehat, yang merupakan
Pengusaha Kena Pajak;
• pada saat mesin fotocopy tersebut dibeli, PT. Pasti Sehat membayar
PPN;
• Artinya atas penjualan sedan oleh PT. Lestari Indah terutang PPN Pasal
16D, walaupun Pajak Masukan atas pembelian mesin fotocopy tidak
dikreditkan oleh PT. Lestari Indah.
MENGHITUNG PPN

Pengusaha Joko adalah seorang PKP yang menjual peralatan


elektronik berkedudukan di Jl. Ahmad Yani, No. 7 Surabaya.
Pengusaha Joko memiliki NPWP sekaligus NPPKP dengan
nomor 07.888.999.2.680.000 dan menjadi PKP sejak tanggal 15
Juni 2009. Berikut ini adalah transaksi selama bulan Desember
2012:
• 1 Desember Perusahaan menjual 100 unit kredit peralatan
rumah tangga dengan harga per unit Rp. 100.000 pada PT
Chandra Elekronik. Barang diserahkan pada tanggal
transaksi.
2. 5 Desember
Perusahaan mengekspor peralatan rumah tangga ke Singapura dengan nilai
ekspor Rp. 100.000.000

3. 6 Desember
Perusahaan mendapatkan kontrak pengadaan peralatan rumah tangga senilai Rp.
100 000.000 dengan PT Jaya Elektronika. Pada tanggal transaksi dibayar uang
muka 10% dari nilai kontrak. Sisa pembayaran akan diserahkan pada saat barang
tiba di gudang PT Jaya Elektronika.

4. 10 Desember
Perusahaan menyumbang perangkat elektronik kepada yayasan yatim piatu
senilai Rp. 22.000.000 termasuk laba 10%.

5. 15 Desember
Menjual 1 mobil box yang dibeli pada tanggal 15 Juni 2008 dengan harga jual Rp.
100.000.000

6. 16 Desember
Membayar biaya renovasi kantor kepada CV Kontraktor sebesar Rp. 1.100.000
termasuk PPN. Perusahaan menerima faktur pajak tertanggal 30 Oktober untuk
pekerjaan renovasi telah diselesaikan pada tanggal 30 Oktober.
7. 17 Desember
Mengimpor peralatan elektonik dari China dengan nilai impor Rp. 60.000.000. Atas
impor ini terhutang Bea Masuk 20%

8. 18 Desember
Membeli mobil sedan untuk keperluan direktur utama senilai Rp. 250.000.000.
PPN yang dibayar oleh perusahaan Rp. 25.000.000

9. 20 Desember
Diterima kembali dari PT ABC Elektornik dengan nota retur No. NR 345 tanggal 23
Desember, beberapa jenis peralatan elektronika dengan harga jual Rp. 10.000.000
yang merupakan bagian dari penyerahan dengan faktur pajak tanggal 10 Oktober
2012

10. 21 Desember
Perusahaan menggunakan peralatan audio video dalam rangka pameran untuk
tujuan promosi senilai Rp. 75.000.000

Anda mungkin juga menyukai