03/2010
Tentang
Pedoman Penghitungan
Pengkreditan Pajak Masukan
Bagi PKP yang Melakukan
Penyerahan yang Terutang Pajak dan
Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak
P = PM x Z
dengan ketentuan:
P jumlah PM yang dapat dikreditkan;
PM jumlah PM atas perolehan BKP dan/atau JKP;
Z % yg sebanding dgn jumlah Penyerahan yang Terutang Pajak
terhadap penyerahan seluruhnya.
a. P’ = (PM/T) x Z’, u/ BKP & JKP yang masa manfaatnya > 1 tahun.
Rp 20 jt x 70% = Rp 14 jt
6 tutor : Judi Prajitno
Contoh 2
1. PKP B adalah perusahaan yg bergerak di bidang industri pembuatan
sepatu.
2. Pd bulan Januari 2011 membeli generator listrik dengan nilai perolehan
sebesar Rp 100 jt dan PPN Rp 10 jt
3. Generator listrik tsb dimaksudkan unt digunakan seluruhnya unt
kegiatan pabrik.
4. Maka PM atas perolehan generator listrik yg dpt dikreditkan pada Masa
Pajak Januari 2011 adalah Rp 10 jt
5. Selama tahun 2011 ternyata generator listrik tersebut digunakan :
a. untuk bulan Januari s/d Juni 2011 :
1) 0% untuk perumahan karyawan dan direksi;
2) 90% untuk kegiatan pabrik, dan
Rp 10 jt
85% x ------------- = Rp 2.125.000,-
4
Rp 10 jt
--------------- = Rp 2,5 jt
4
9. Jadi Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi
Pajak Masukan untuk Masa Pajak Februari 2012) adalah sebesar :
Rp 20 jt x 70% = Rp 14 jt
Rp 60 jt Rp 20 jt
--------------- x ---------------- = Rp 3 jt
Rp 100 jt 4
Rp 14 jt
-------------- = Rp 3,5 jt
4
1. Kelanjutan dari contoh 3, diketahui bahwa total peredaran usaha selama tahun
buku 2012 adalah Rp 100 jt yang berasal dari penjualan jagung sebesar Rp 10jt
dan penjualan minyak jagung sebesar Rp 90 jt
3. PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai
masa manfaat truk tersebut adalah :
Rp 14 jt
--------------- = Rp 3,5
4
3. PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku
sesuai masa manfaat truk tersebut adalah :
Rp 14 jt
-------------- = Rp 3,5 jt
4
4. Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali adalah sebesar :
Rp 3,5 jt – Rp 3,5 jt = Rp 0,-
14
tutor : Judi Prajitno
Contoh 6
1. Kelanjutan dari contoh 5, diketahui bahwa total peredaran usaha selama tahun
buku 2014 adalah Rp 100jt, yg berasal dari penjualan jagung sebesar Rp 50jt
dan penjualan minyak jagung sebesar Rp 50jt
2. Penghitungan kembali PM atas perolehan truk yang dapat dikreditkan selama
tahun buku 2014 yang dilakukan pada Masa Pajak Maret 2015 adalah :
Rp 50 jt Rp 20 jt
---------------- x ---------------- = Rp 2,5 jt
Rp 100 jt 4
3. PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai
masa manfaat truk tersebut adalah :
Rp 14 jt
---------------- = Rp 3,5 jt
4
4. Jadi PM yg harus diperhitungkan kembali (mengurangi PM untuk Masa Pajak
Maret 2015) adalah sebesar : Rp 3,5jt – Rp 2,5jt = Rp 1 jt
5. Penghitungan PM sbgmn perhitungan di atas tidak perlu lagi di tahun 2016.
15
tutor : Judi Prajitno
Contoh 7
1. PKP C tersebut di atas pada bulan Mei 2011 membeli bahan bakar solar
untuk truk yg digunakan baik untuk sektor perkebunan dan distribusi jagung
maupun untuk sektor pabrikasi dan distribusi minyak jagung sebesar Rp 50 jt
dan PPN sebesar Rp 5 jt;
2. PKP mengkreditkan PM tersebut berdasarkan perkiraan persentase
perbandingan jumlah penyerahan yg terutang Pajak terhadap penyerahan
seluruhnya sebesar 70%, sehingga PM yg dikreditkan dalam SPT Masa PPN
Masa Pajak Mei 2011 adalah sebesar :
Rp 5 jt x 70% = Rp 3,5 jt
3. Selanjutnya diketahui bahwa total peredaran usaha selama tahun buku 2011
adalah Rp 100 jt, yg berasal dari penjualan jagung sebesar Rp 40jt dan
penjualan minyak jagung sebesar Rp 60 jt
Rp 60 jt
---------------- x Rp 5 jt = Rp 3 jt
Rp 100 jt
5. Pajak Masukan atas perolehan bahan bakar solar untuk truk yang telah
dikreditkan pada Masa Pajak Mei tahun 2011 adalah Rp 3,5 jt
6. Jadi Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi
Pajak Masukan untuk Masa Pajak Maret 2012) adalah sebesar :
Rp 3,5 jt – Rp 3 jt = Rp 500.000,-
Rp 90 jt
---------------- x Rp 5 jt = Rp 4,5 jt
Rp 100 jt
3. PM atas perolehan bahan bakar solar untuk truk yang telah dikreditkan pada
Masa Pajak Mei tahun 2011 adalah Rp 3,5 jt
4. Jadi PM yg harus diperhitungkan kembali (menambah PM untuk Masa Pajak
Maret 2012) adalah sebesar :
Rp 4,5 jt – Rp 3,5jt = Rp 1 jt
APRIL 2011
April 2011, PKP membeli truk dengan harga Rp200 juta (PPN
Rp20 juta).
Masa manfaat truk sebenarnya 5 tahun, tetapi untuk tujuan
penghitungan PM berdasarkan PMK ini ditetapkan 4 tahun.
Diperkirakan persentase rata-rata jumlah penyerahan yang
terutang pajak terhadap seluruh penyerahan adalah 70%.
PM yang dapat dikreditkan dalam SPT Masa PPN Masa April
2011: Rp20 juta x 70% = Rp14 juta
Penghitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan truk selama tahun buku 2011
yang dilakukan pada Masa Pajak Maret 2012 adalah:
Rp60 miliar x Rp20 juta = Rp3 juta
Rp100 miliar 4
PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai masa manfaat truk
tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi PM untuk Masa Pajak Maret 2012)
adalah sebesar Rp3,5 juta – Rp3 juta = Rp500 ribu
Penghitungan kembali Pajak Masukan seperti perhitungan di atas dilakukan setiap tahun sampai
dengan masa manfaat truk berakhir.
PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai masa
manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai masa
manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai masa
manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta