Anda di halaman 1dari 102

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

dan PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS


BARANG MEWAH (PPNbM)
Dasar Hukum PPN
Slide 1 - 1
 PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
Dasar hukum Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM) adalah UU No.8 tahun 1983 tentang PPN
dan PPnBM sebagaimana telah dirubah dengan UU No.11 tahun 1994,
diubah lagi dengan UU No.18 Tahun 2000 dan terakhir UU No.42
Tahun 2009.
Pengertian Umum PPN
Slide 1 - 1
 PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang


dikenakan atas :
1.penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;
2.impor Barang Kena Pajak;
3.penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;
Pengertian Umum PPN
Slide 1 - 2

4 .pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar


Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
5 .pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean; atau
6 .ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
7. Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak
(JKP) meliputi baik Pengusaha yang telah dikukuhkan
menjadi Pengusaha Kena Pajak maupun Pengusaha yang
seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak
tetapi belum dikukuhkan.
Hakikat PPN

Kegiatan
Di dalam Konsumsi
daerah pabean.

Atas barang
atau jasa yang
terutang pajak.

Dikenai Pajak Pertambahan Nilai


5
PELAPORAN USAHA UNTUK DIKUKUHKAN SEBAGAI
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

Slide 1 - 3
Pengusaha yang melakukan :
1. penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena
Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean; atau
2. melakukan ekspor Barang Kena Pajak,
3. Pengusaha kecil yang memilih dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak
4. Orang Pribadi atau badan yang memanfaatkan BKP tidak berwujud dari
luar daerah Pabean,
5. wajib melaporkan usahanya pada Kantor Pelayanan Pajak setempat untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), dan wajib memungut,
menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terutang.
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

Slide 1 - 4

Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha


yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak
berdasarkan UU PPN, tidak termasuk Pengusaha
Kecil, yang batasannya ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha
Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak.
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

Slide 1 - 4
Pengusaha

Peredaran/
Melakukan: Penerimaan
bruto 1 tahun > Wajib
• Penyerahan BKP
4,8 M
• Penyerahan JKP
• Ekspor BKP Berwujud
• Ekspor BKP Tidak
PKP
Dapat
Berwujud Peredaran/ Memilih
• Ekspor JKP Penerimaan
bruto 1 tahun <
4,8 M juta
Wajib memungut,
Bermaksud menyetor, dan
melakukan melapor PPN
penyerahan/ekspor terutang
PENGUSAHA KECIL

Slide 1 - 5

Pengusaha Kecil dibebaskan dari kewajiban PPN sehingga tidak


perlu melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, kecuali apabila Pengusaha Kecil memilih
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka
Undang-undang PPN berlaku sepenuhnya bagi Pengusaha Kecil
tersebut.
Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang selama satu tahun buku
melakukan penyerahan :
1. Barang Kena Pajak /Jasa Kena Pajak dengan jumlah
peredaran bruto dan atau/ penerimaan bruto tidak lebih dari Rp
600.000.000,-(Enam Ratus Juta Rupiah).
ISTILAH DALAM PPN

Slide 1 -8

Dasar Pengenaan Pajak adalah dasar yang dipakai untuk menghitung


pajak yang terutang, yaitu: Jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai
Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai Lain yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP), tidak termasuk PPN yang dipungut dan
potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena
penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), tidak termasuk pajak yang
dipungut dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
Istilah Dalam PPN
Slide 1 -9

Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar


penghitungan Bea Masuk ditambah pungutan lainnya yang
dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan Pabean untuk Impor BKP, tidak
termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-undang.
Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya
yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.
Nilai lain adalah suatu jumlah yang ditetapkan sebagai Dasar
Pengenaan Pajak dengan Keputusan Menteri Keuangan.
Istilah Dalam PPN
Slide 1 -11

Pajak Masukan adalah PPN yang harusnya sudah dibayar oleh


PKP karena perolehan BKP atau penerimaan JKP, atau
pemanfaatan BKP tidak berujud dari luar daerah pabean. Atau
pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean atau impor BKP.
Pajak Keluaran adalah PPN terhutang yang wajib dipungut oleh
PKP yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP atau
ekspor BKP.
Nilai lain yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak
adalah sebagai berikut :
1. Untuk pemakaian sendiri BKP dan atau JKP adalah Harga Jual
atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
Slide 1 -10

2. Untuk pemberian cuma-cuma BKP dan atau JKP adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
3. Untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan
Harga Jual rata-rata;
4. Untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul
film;
5. Untuk persedian BKP yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan, adalah harga pasar yang wajar;
6. Untuk aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
sepanjang PPN atas perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat
dikreditkan, adalah harga pasar wajar;
7. Untuk kendaraan bermotor bekas adalah 10% dari Harga Jual.
Slide 1 -11
8. Untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata
adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan atau jumlah yang
seharusnya ditagih.
9. Untuk jasa pengiriman paket adalah adalah 10% (sepuluh persen)
dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih;
10. Untuk jasa anjak piutang adalah 5% dari jumlah seluruh imbalan
yang diterima berupa service charge, provisi, dan diskon;
11. Untuk penyerahan BKP dan atau JKP dari Pusat ke Cabang atau
sebaliknya dan penyerahan BKP dan atau JKP antar cabang adalah
Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor.
12. Untuk penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru
lelang adalah harga lelang.
Sifat Pemungutan (1)
Dikenakan Atas Konsumsi
• Objek pengenaan adalah konsumsi di dalam
daerah pabean.
Objektif
• Melekat kepada objek yang dikenai pajak.

Tidak Langsung
• Secara riil dapat dialihkan, sehingga terdapat
pihak penanggung jawab pajak, penanggung
pajak, dan pemikul beban pajak.
Sifat Pemungutan (2)
Multistage
• Dikenakan di setiap rantai produksi.
Metode Kredit
• Dikenal adanya PPN Keluaran dan PPN
Masukan yang didukung faktur pajak.

Netral
• Tidak mempengaruhi pola konsumsi wajib
pajak.
Menghindari Pajak Berganda
• Pajak atas konsumsi tidak akan dikenakan dua
kali.
Tipe Pemungutan
Consumption Type
• Pembelian faktor produksi
dikurangkan dari pertambahan
nilai.
Net Income Type
• Pembelian barang modal
dikurangkan melalui depresiasi.

Gross Product Type


• Pembelian barang modal tidak
dikurangkan sama sekali.
Prinsip Pemungutan

Prinsip Tempat
Tujuan
• Dipungut di tempat Prinsip Tempat Asal
konsumsi. • Dipungut di tempat
asal barang atau jasa.
Objek Pemungutan
Pasal 4 UU PPN
Impor
Pemanfaatan di Ekspor Oleh
Penyerahan Dipungut dalam daerah Pengusaha
Ditjen Bea pabean atas: Kena Pajak
Cukai

BKP BKP-TB BKP


BKP
Berwujud dari luar Berwujud
daerah
pabean
BKP Tak BKP-TB
Berwujud
(BKP-TB) JKP dari
luar JKP
daerah
pabean
JKP
Syarat Penyerahan Dikenai Pajak
BKP atau
JKP bersifat
kena pajak.

Penyerahan
Dikenai Pajak
Dalam
rangka Dilakukan di
kegiatan daerah
usaha atau pabean.
kegiatan.
Pemungut PPN
Pasal 3A Ayat (3), Pasal 16A UU PPN, KMK No. 563/ KMK.03/ 2003,
PMK No. 40/ PMK.03/ 2010

Pihak pemungut antara lain:


Bertugas memungut, • Bendaharawan entitas pemerintah atas
memotong, dan penyerahan kepada pemerintah.
menyetorkan PPN, • Pengguna BKP-TB atau JKP dari luar daerah
menggantikan peran pabean, atas pemanfaatan di dalam daerah
PKP yang melakukan pabean.
penyerahan.
Penyerahan Kepada Bendaharawan Pemerintah
yang Tidak Dipungut PPN
Penyerahan bernilai < Rp 1.000.000,00 dan
tidak dipecah – pecah.

Penyerahan terkait pembebasan tanah.

Penyerahan BBM dan non BBM oleh


Pertamina.

Penyerahan jasa telepon/ telekomunikasi.

Penyerahan jasa angkutan udara.

Penyerahan BKP atau JKP yang tidak dipungut


atas dibebaskan dari PPN.
23

Barang Kena Pajak dan


Jasa Kena Pajak
Barang Kena Pajak (BKP)

BKP adalah barang BKP Berwujud


yang dikenai PPN Bergerak
dan/ atau PPnBM (Misal Barang
Dagang)

BKP Berwujud

BKP BKP Berwujud Tak


Bergerak
BKP Tak Berwujud (Misal Bangunan
(Misal Hak Paten,
Lisensi, HAKI)

24
Lingkup BKP Tak Berwujud
Hak menggunakan hak cipta, paten, desain, formula, merek
dagang, dan HAKI lain.
Hak menggunakan peralatan atau perlengkapan industrial,
komersial, atau ilmiah.
Pemberian pengetahuan di bidang industrial, komersial,
atau ilmiah.
Pemberian bantuan tambahan terkait ketiga point
sebelumnya.
Hak menggunakan gambar hidup, pita video, atau pita
suara.
Pelepasan hak yang berkenaan penggunaan HAKI dan hak
yang disebutkan sebelumnya.

25
Lingkup Penyerahan BKP (1)
Pasal 1A Ayat (1)
Penyerahan UU PPN
akibat perjanjian jual
beli, sewa, tukar menukar, dan
sebaginya.

Penyerahan akibat perjanjian sewa


beli dan leasing.

Penyerahan kepada pedagang


perantara melalui juru lelang.

Pemakaian sendiri atau pemberian


cuma – cuma.
26
Lingkup Penyerahan BKP (2)
Pasal 1A Ayat (1) UU PPN
Penjualan barang yang semula tidak
untuk diperjualbelikan.

Penyerahan kantor pusat – cabang


atau antar cabang.

Penyerahan konsinyasi.

27
Penyerahan yang Bukan Penyerahan BKP
Pasal 1A Ayat (2), Pasal 16D UU PPN

Penyerahan untuk jaminan utang piutang.

Pengalihan akibat penggabungan, peleburan, penekanan, pemecahan, dan


pengambilalihan usaha antara dua PKP.

Penyerahan barang yang semula tidak untuk diperjualbelikan dan Pajak Masukannya
tidak dapat dikreditkan.
Barang Tidak Dikenai PPN
PasalHasil
4A Ayat (2) UU PPN
pertambangan dan pengeboran yang daimbil
langsung dari sumbernya.
• Minyak, gas, batubara, panas bumi, bijih logam dan mineral
batuan.

Barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan


masayarakat banyak.
• Beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, daging, telur, susu,
buah – buahan, dan sayur – sayuran.

Hidangan yang disajikan di hotel dan restoran atau


oleh katering.

Uang, emas batangan, dan surat berharga.

29
Penyerahan dan Impor BKP
Dibebaskan dari PPN
PP No. 38 Tahun
Rumah 2003
Sederhana, Pesawat, suku cadang
RSS, Rusun dan alat keselamatan Kereta api dan suku
Sederhana, pondok diterima Perusahaan cadang diterima PT.
boro, asrama Angkutan Udara KAI.
mahasiswa. Niaga Nasional.

Kapal, suku cadang Peralatan dan suku


Senjata, amunisi, alat
dan alat keselamatan cadang untuk
angkutan diterima
diterima Perusahaan penyediaan data batas
Kemhan, TNI, dan
Pelayaran Niaga dan foto udara
Polri.
Nasional. wilayah NKRI.

Buku pelajaran dan


Vaksin polio.
kitab suci.

30
Syarat RS, RSS, dan Rusun Sederhana
Dibebaskan dari PPN
PMK No. 31/ PMK.03/ 2011
RS dan RSS Rusun Sederhana

Berluas < 36 meter persegi. Berluas < 21 meter persegi.

Berharga jual < Rp Berharga jual < Rp


70.000.000,00 75.000.000,00

Merupakan unit pertama Merupakan unit pertama


yang dimiliki dan untuk yang dimiliki dan untuk
ditinggali sendiri. ditinggali sendiri.
31
Penyerahan dan Impor BKP Strategis
Dibebaskan dari PPN
PP No. 31 Tahun 2007, PMK No. 31/ PMK.03/ 2008

Barang modal berupa mesin dan peralatan, tidak termasuk suku cadang.
(Perlu Surat Keterangan Bebas PPN)
Syarat rusunami yang
dibebaskan dari PPN:
Makanan ternak, unggas, dan ikan, berikut bahan bakunya.
 Berluas antara 21 – 36
meter persegi.
Air bersih yang dialirkan Perusahaan Air Minum.
Berharga tidak melebihi Rp
144.000.000,00.
Listrik perumahan dengan daya < 6.600 Watt. Diperuntukkan WP OP
berpenghasilan maksimal
Barang hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan Rp 4.500.000,00 per bulan.
perikanan. Merupakan unit pertama
yang dimiliki dan
Bibit dan benih pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
dan perikanan. digunakan sendiri.
 Dibangun sesuai Peraturan
Rumah susun sederhana milik (rusunami).
Menteri PU.
32
Ketentuan Khusus:
Penyerahan dan Impor Dibebaskan dari PPN

Apabila:
 Kapal, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima Perusahaan Pelayaran Niaga
Nasional.
 Pesawat, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima Perusahaan Angkutan
Udara Nasional.
 Kereta api dan suku cadang yang diterima PT. KAI.
 Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik.
 Rumah susun sederhana milik (rusunami).
Dipergunakan tidak sesuai tujuan semula atau dipindahtangankan sebelum 5 tahun
berlalu, maka PPN yang semula dibebaskan menjadi wajib dibayar.

33
Pengertian Jasa Kena Pajak
(JKP)
JKP adalah kegiatan pelayanan yang menyebabkan suatu fasilitas,
kemudahan atau hak menjadi tersedia untuk dipakai.

Pengertian meliputi pula jasa untuk berproduksi dengan material dan


berdasar petunjuk pemesan (maklon).

JKP tersebut dikenai PPN.


34
Lingkup JKP dari Luar Daerah
Pabean Jasa melekat pada
benda bergerak di
daerah pabean.
• Contoh: Jasa
persewaan mesin
Jasa melekat pada produksi. Jasa yang dilakukan
benda tak bergerak di secara di daerah
daerah pabean. pabean.
• Contoh: Jasa desain • Contoh: Jasa
konstruksi bangunan. pengacara, akuntan,
surveyor.

JKP dari Luar


Daerah Pabean

35
Jasa Tidak Dikenai PPN (1)
Pasal 4A Ayat (3) UU PPN
Jasa Pelayanan Jasa
Jasa Medik
Sosial Keagamaan

Jasa Jasa Penyiaran


Jasa Kesenian
Pendidikan Non Iklan

Jasa Angkutan
Jasa Perhotelan Jasa Katering
Umum

36
Jasa Tidak Dikenai PPN (2)
Pasal 4A Ayat (3) UU PPN
Jasa Layanan
Jasa Keuangan Jasa Asuransi
Pemerintah

Jasa Surat Jasa Telepon


Jasa Wesel
Berperangko Umum Koin

Jasa Tempat Jasa Tenaga


Parkir Kerja

37
Penyerahan JKP Dibebaskan dari PPN
PP No. 38 Tahun 2003
Jasa sewa kapal, reparasi, Jasa sewa pesawat dan
dan kepelabuhanan diterima Perusahaan Jasa reparasi kereta api
diterima Perusahaan Angkutan Udara Niaga diterima PT. KAI.
Pelayaran Niaga Nasional. Nasional.

Jasa pemborongan RS,


Jasa terkait penyediaan
RSS, Rusun Sederhana,
data batas dan foto udara Jasa persewaan RS, RSS,
pondok boro, asrama
diterima Kemhan atau dan Rusun Sederhana.
mahasiswa, dan tempat
TNI.
ibadah.

38
Ekspor Jasa Dikenai PPN
PMK No. 30/ PMK.03/ 2011

Jasa Maklon, yang berkarakteristik:


• Pemesan berada di luar daerah pabean dan tidak memiliki
BUT.
• Spesifikasi dan bahan disediakan pemesan.
• Kepemilikan barang adalah hak pemesan.
• Barang dikirimkan ke luar daerah pabean setelah selesai
pengerjaannya.

Jasa yang melekat terhadap Jasa yang melekat terhadap


benda tak bergerak di luar benda bergerak di luar daerah
daerah pabean. pabean.
39
Menghitung Tarif PPN
Slide 1 -7
CARA MENGHITUNG
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DAN PAJAK PENJUALAN
ATAS BARANG MEWAH (PPnBM)
PPN dan PPnBM yang terutang dihitung dengan cara mengalikan Tarif Pajak
dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
TARIF PPN & PPnBM

1.Tarif PPN adalah 11% (sepuluh persen)


2.Tarif PPnBM adalah paling rendah 11% (sebelas persen) Berdasarkan
pertimbangan perekonomian dan peningkatan dana untuk kebutuhan
pembangunan, pemerintah diberi kewenangan untuk mengubah tarif paling
rendah 5% dan paling tinggi 15% dengan tetap menggunakan tarif tunggal.
3. Tarif PPN dan PPnBM atas ekspor BKP adalah 0% (nol persen).
Menghitung Tarif PPN
Slide 1 -7
Kontrak atau PPN ditulis terpisah
Perjanjian
Dianggap belum
ATAU termasuk PPN
Harga sudah
termasuk PPN
PPN = 11 % x harga/pembayaran
ATAU
Harga termasuk
PPN & PPnBM

PPN = 11 . x harga/pembayaran PPN = 11 . x harga/pembayaran


111 111 + t

PPnBM = t . x harga/pembayaran
111 + t
Pasal 10 & 11
Rumus Penghitungan PPN
Kontrak atau PPN ditulis terpisah
Perjanjian
Jika Dianggap belum
ATAU Tidak termasuk PPN
Harga sudah
termasuk PPN
ATAU PPN = 11 % x harga/pembayaran

Harga termasuk
PPN & PPnBM

PPN = 11 . x harga/pembayaran
111 PPN = 11 . x harga/pembayaran
111 + t
t = Tarif PPnBM
PPnBM = t . x harga/pembayaran
111 + t

Direktorat Jenderal Pajak


Direktorat Peraturan Perpajakan I
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 4
42
CONTOH
CARA MENGHITUNG PPN & PPnBM
Slide 1 -12
1. PKP “A” dalam bulan Januari 2022 menjual tunai Barang Kena Pajak
kepada PKP “B” dengan Harga Jual Rp. 25.000.000,00
PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP ”A” = 10% x Rp.
25.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
PPN sebesar Rp. 2.500.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran
yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak “A”.
2. PKP “B” dalam bulan Pebruari 2022 melakukan penyerahan Jasa Kena
Pajak dengan memperoleh Penggantian sebesar Rp. 15.000.000,00
PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP “B” = 10% x Rp.
15.000.000,00 = Rp. 1.500.000,00
PPN sebesar Rp. 1.500.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran
yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak “B”.
CONTOH
CARA MENGHITUNG PPN & PPnBM
Slide 1 -13
3. Pengusaha Kena Pajak “C” mengimpor Barang Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean dengan Nilai Impor sebesar Rp. 35.000.000,00 PPN yang dipungut
melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai = 10% x Rp. 35.000.000,00 = Rp.
3.500.000,00
Pengusaha Kena Pajak “D” mengimpor Barang Kena Pajak yang tergolong
Mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp. 50.000.000,00 Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah tersebut selain dikenakan PPN juga dikenakan
PPnBM misalnya dengan tarif 20%.
Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah tersebut adalah:
Dasar Pengenaan Pajak Rp. 50.000.000,00
PPN = 10% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 5.000.000,00
PPn BM = 20% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 10.000.000,00
CONTOH
CARA MENGHITUNG PPN & PPnBM
Slide 1 -14

Kemudian PKP “D” menggunakan BKP yang


diimpor tersebut sebagai bagian dari suatu BKP
yang atas penyerahannya dikenakan PPN 10% dan
PPnBM dengan tarif misalnya 35%.
Oleh karena PPnBM yang telah dibayar atas BKP
yang diimpor tersebut tidak dapat dikreditkan,
maka PPnBM sebesar Rp. 10.000.000,00 dapat
ditambahkan ke dalam harga BKP yang dihasilkan
oleh PKP “D” atau dibebankan sebagai biaya.
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 46
Pasal 2, 8A UU PPN

Harga jual atas BKP,.


Tidak termasuk PPN dan potongan harga.

Penggantian atas JKP.


Tidak termasuk PPN dan potongan harga.

Nilai Ekspor.
Berdasar dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Nilai Impor.
CIF ditambah biaya dan pungutan kepabeanan.

Nilai Lain.

DPP tidak mengakui pembayaran di atas atau di


bawah kewajaran akibat hubungan istimewa.
47

DPP: Nilai Lain (1)


PMK No. 75/ PMK.03/ 2010
Untuk pemakaian sendiri dan pemberian cuma
– cuma.dikurangi laba kotor.
Harga jual atau penggantian,

Untuk BKP yang semula tidak hendak


diperjualbelikan.
Harga pasar wajar.

Untuk penyerahan pusat – cabang atau antar


cabang
Harga Pokok Penjualan atau harga perolehan.
48

DPP: Nilai Lain (2)


PMK No. 75/ PMK.03/ 2010

Untuk penyerahan kepada pedagang perantara.


Nilai kesepakatan dengan pembeli.

Untuk penyerahan melalui juru lelang.


Harga lelang.

Untuk penyerahan jasa pengiriman paket, biro perjalanan, dan


biro pariwisata.
10% dari jumlah tagihan. Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan.
Ilustrasi
49
Dasar Pengenaan Pajak A

PT. ABC melakukan penyerahan BKP melalui beberapa transaksi sebagai


berikut.
 Penjualan produk kepada konsumen, dengan HPP Rp 625.000.000,00, profit margin
20%, dan diskon tunai 2%. Seperempat dari penjualan dilaksanakan secara tunai. Di
samping itu, BKP dikenai pula PPnBM 20%.
 Pemberian in kind produk bagi pegawai yang sebenarnya dapat dijual dengan harga
Rp 180.000.000,00.
 Penyumbangan produk bagi korban bencana, dengan nilai penjualan potensial Rp
330.000.000,00.
 Transfer produk dari pabrik ke gudang di provinsi berbeda, untuk kemudian dijual
dengan harga Rp 945.000.000,00.
Berapakah nilai DPP untuk masing - masing transaksi?
50

Pembahasan Ilustrasi
Jawaban :
Dasar Pengenaan
 DPP Penjualan Pajak
= Harga Jual A
sebelum diskon dan
pajak
= 120% x 625.000.000
= 750.000.000
 DPP Pemakaian Sendiri = Harga Jual – Keuntungan
= 100/ 120 x 180.000.000
= 150.000.000
 DPP Pemberian Cuma – Cuma = Harga Jual –
Keuntungan
= 100/ 120 x 330.000.000
=275.000.000
 DPP Transfer Antar Cabang = Harga Pokok
Penjualan
= 100/ 120 x 945.000.000
51

Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak B

PT. MAJU-MUNDUR merupakan memiliki usaha biro perjalanan yang


mencatatkan transaksi bisnis berikut.
 Melayani paket liburan dengan total transaksi Rp 1.575.000.000,00. Profit margin
perusahaan 5%.
 Melayani pemesanan hotel dengan total transaksi Rp 365.000.000,00. Komisi rata -
rata yang diperoleh sebesar 15%. Seperlima transaksi dilakukan dengan pelanggan
berkala yang memperoleh diskon 3%.
 Menjual gedung kantor lama yang memiliki nilai buku Rp 310.000.000,00 dan
akumulasi depresiasi Rp 150.000.000,00 dengan harga Rp 215.000.000,00.
Berapakah nilai DPP untuk masing - masing transaksi?
52

Pembahasan Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak B
Jawaban :
 DPP Biro Perjalanan = 10% x Penggantian sebelum diskon dan pajak
= 10% x1.575.000.000
= 157.500.000
 DPP Biro Perjalanan = 10% x Penggantian sebelum diskon dan pajak
= 10% x 365.000.000
= 36.500.000
 DPP Pelepasan Aset Semula Tak Untuk Dijual = Nilai Wajar
= 215.000.000
53

Nilai Penyerahan Menggunakan


Valuta Asing
PP No. 1 Tahun 2012

Dipergunakan
Kurs KMK Saat Pembuatan untuk konversi
Faktur atas setiap jenis
penyerahan.
54

Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak C

PT. METALLLICAmelakukan impor persediaan dengan nilai pembelian $


3650, biaya pengangkutan $ 250, dan premi asuransi 15% dari nilai pembelian. Impor
tersebut dikenai Bea Masuk 10%, Bea Masuk Tambahan Rp 2.150.000,00, PPh 22
dengan tarif 2,5%, serta PPnBM dengan tarif 30%. Kurs KMK saat pemasukan barang
adalah Rp 9.100/ $, sedangkan saat melakukan pembayaran kepada penjual adalah Rp
9.200/ $. Berapakah DPP transaksi impor tersebut?
55

Pembahasan Ilustrasi
Dasar Pengenaan Pajak C
Jawaban :
Cost 3.650
Insurance 250
Freight (15% Cost) 547,50
CIF 4.447,50
Bea Masuk (10%) 444,75
Bea Masuk Lainnya 2.150.000
DPP Impor = CIF + Pungutan Kepabeanan
= 4.447,50 x 9.100 +((444,75 x 9.100) + 2.150.000)
= 40.472.250 + (4.047.225 + 2.150.000)
= 40.472.250 + 6.197.225
= 46.669.475
Tarif 56

Pasal 7 UU
PPN

Berlaku atas penyerahan


10 secara umum.
Tarif dapat diubah menjadi
% minimal 5% dan maksimal 15%
dengan PP.

Berlaku atas ekspor. Pajak


Masukan bersifat dapat
0% dikreditkan.
Ketentuan Khusus: 57

Nilai PPN Terutang

 Apabila dalam naskah kontrak tidak diketahui apakah komponen PPN atau PPnBM
telah termasuk di dalam nilai kontrak, maka diasumsikan bahwa nilai kontrak tersebut
belum termasuk komponen PPN atau PPnBM.

 Penghapusan piutang atau ketidakmampuan penagihan piutang oleh Pengusaha Kena


Pajak (PKP), serta musnahnya BKP tidak mempengaruhi besaran PPN terutang.

 Apabila terjadi kesalahan pemungutan PPN, maka pihak yang dapat mengajukan
permohonan restitusi adalah pihak yang dipungut PPN, sepanjang PPN belum
dikreditkan atau dibebankan.
Ilustrasi 58

Nilai PPN

Koperasi Halimun memiliki usaha produksi mobnas dan melakukan


penyerahan atas berbagai transaksi berikut.
 Penjualan kepada konsumen akhir dalam negeri senilai Rp 3.775.000.000,00.
 Ekspor ke pasar luar negeri senilai Rp 6.115.000.000,00.
 Penyerahan kepada konsumen korporat dengan nilai kontrak Rp 5.750.000.000,00.
Atas nilai kontrak tersebut telah termasuk PPnBM dengan tarif 20%, PPh 22
industri otomotif dengan tarif 0,45%, dan diskon kuantitas 5,45%.
 Penyerahan kepada bendaharawan pemda dengan kas diterima Rp
3.425.000.000,00. Atas pembayaran tersebut telah dipotong PPN, PPnBM dengan
tarif 20%, dan PPh 22 bendaharawan negara dengan tarif 1,5%.
Berapakah nilai PPN terutang atas setiap transaksi tersebut?
Pembahasan Ilustrasi 59

Nilai PPN

Jawaban :
 PPN Penyerahan Dalam Negeri = 10% x 3.775.000.000

= 377.500.000
 PPN Ekspor = 0% x 6.115.000.000
=0
 PPN Konsumen Korporat
= 10/ (100 + 20 + 0,45 – 5,45) x 5.750.000.000
= 10/ 115 x 5.750.000.000
= 500.000.000
 PPN Penyerahan Bendaharawan
= 10/ (100 – 10 – 20 – 1.5) x 3.425.000.000
= 10/ 68.5 x 3.425.000.000
= 500.000.000
Slide 60
PENGERTIAN PEDAGANG ECERAN

Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran (PKP PE)


terdiri dari :
A. Pedagang Eceran yang menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto adalah
Pengusaha Orang Pribadi dengan jumlah
peredaran bruto dan atau penerimaan bruto
selama 1 (satu) tahun buku tidak lebih dari Rp
600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah); dan
Slide 61
PENGERTIAN PEDAGANG ECERAN

B.Pedagang Eceran Selain Yang Menggunakan Norma


Penghitungan Penghasilan Neto adalah Pengusaha
Orang Pribadi dan atau Badan yang menyelenggarakan
pembukuan,yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaan
utamanya melakukan usaha perdagangan dengan cara :
1. Menyerahkan Barang Kena Pajak (BKP) melalui suatu
tempat penjualan eceran seperti toko, kios, atau
dengan cara penjualan yang dilakukan langsung
kepada konsumen akhir, atau dengan cara penjualan
dari rumah ke rumah;
Slide 62
PEDAGANG ECERAN

2. Menyediakan BKP yang diserahkan di tempat


penjualan secara eceran tersebut; dan
3. Melakukan transaksi jual beli secara spontan
tanpa didahului dengan penawaran tertulis,
pemesanan tertulis, kontrak atau lelang dan
pada umumnya bersifat tunai, dan pembeli pada
umumnya datang ke tempat penjualan tersebut
langsung membawa sendiri BKP yang
dibelinya.
PENGUKUHAN PKP
PEDAGANG ECERAN
Slide 1 -19
Pedagang Eceran yang telah memenuhi kriteria tersebut, wajib
melaporkan usahanya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak paling lambat
akhir bulan berikutnya setelah bulan dilampauinya batas nilai
peredaran BKP. Batas nilai peredaran bruto harus memenuhi 2 (dua)
persyaratan sekaligus, yaitu:
Jumlah peredaran BKP telah melebihi Rp 360.000.000,00 (tiga ratus
enam pulu juta) setahun.
Apabila PKP melakukan penyerahan campuran antara BKP dan atau
JKP maka lebih dari 50% dari nilai penyerahan tersebut berasal dari
penyerahan BKP.
Dalam hal pengusaha tersebut tidak melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP, maka KPP yang bersangkutan dapat
menerbitkan keputusan pengukuhan secara jabatan.
Slide 64
PENGHITUNGAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Pedagang Eceran yang menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto;


dapat menggunakan Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan untuk menghitung
besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dengan cara sebagai berikut :
Pajak Keluaran (PK) = Nilai Peredaran Bruto dan atau Penerimaan Bruto yang
terutang PPN pada masa pajak yang bersangkutan (tidak termasuk PPN) x Tarif
PPN 10%.
Pajak Masukan (PM) yang dapat dikreditkan adalah:
untuk penyerahan BKP oleh Pedagang Eceran dengan Norma Penghitungan
Penghasilan Netto adalah 80% x Pajak Keluaran
untuk penyerahan BKP oleh PKP selain Pedagang Eceran adalah 70% x Pajak
Keluaran
untuk penyerahan JKP adalah 40% x Pajak Keluaran
PENGHITUNGAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Slide 1 -21

Contoh:
Nilai Peredaran Bruto BKP masa Juli 2014 (tidak termasuk PPN)
= Rp. 40.000.000,-
PK 10% x Rp 40.000.000,- Rp. 4.000.000,-
PM yg dapat dikreditkan 80% x Rp 4.000.000,- Rp.
3.200.000,- -
PPN yang terhutang Rp.
800.000,-
Slide 66
PENGHITUNGAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Catatan :
 PKP wajib membuat catatan nilai peredaran bruto dan atau
penerimaan bruto yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak.
 PKP Pedagang Eceran selain yang menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Netto wajib menggunakan
mekanisme pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak
Keluaran sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor
18 Tahun 2000. PMK 10 Tahun 2022
 PPN yang terutang = Harga jual atas penyerahan barang
dagangan x Tarif PPN 11%
SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN

Slide 67
(SPT Masa PPN)
PKP Pedagang Eceran yang menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto dan selain yang menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Netto yang melakukan penyerahan BKP :
 wajib mengisi SPT Masa PPN beserta lampirannya (formulir 1195) dan
melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat PKP PE
dikukuhkan; dan
 wajib membuat Faktur Pajak, memungut dan menyetor pajak yang
terutang serta melaporkannya pada SPT Masa PPN.
 Slip Cash Register atau Segi Cash Register yang dibuat dapat
diperlakukan sebagai Faktur Pajak Sederhana.
 Apabila harga jual BKP sudah termasuk PPN, Slip Cash Register atau
Segi Cash Register wajib diberi keterangan "untuk BKP harga sudah
termasuk PPN".
 Pencantuman alamat Pedagang Eceran pada Slip Cash Register atau Segi
Cash Register dapat disingkat.
PPN ATAS PENYERAHAN EMAS

Slide 1 -24

 Pengusaha Toko Emas Perhiasan adalah orang pribadi yang


melakukan kegiatan usaha di bidang penyerahan emas perhiasan,
berdasarkan pesanan maupun penjualan langsung, baik produksi
sendiri maupun pihak lain; yang memiliki karakteristik pedagang
eceran.
PPN ATAS PENYERAHAN EMAS

Slide 1 -25

 Emas Perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang


bahannya sebagian atau seluruhnya dari emas dan atau logam
mulia lainnya, termasuk yang dilengkapi dengan batu permata
dan atau bahan lain yang melekat atau terkandung dalam emas
perhiasan tersebut;
PPN ATAS PENYERAHAN EMAS

Slide 1 -26

 Harga Jual Emas Perhiasan adalah nilai berupa uang, termasuk semua
biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh Pengusaha Toko Emas
Perhiasan karena penyerahan emas perhiasan, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut dan potongan harga yang
dicantumkan dalam Faktur Pajak.
PPN ATAS PENYERAHAN EMAS Slide 1 -27
Kegiatan yang dilakukan oleh Pengusaha Toko Emas Perhiasan meliputi;
1. membuat dan atau menjual emas perhiasan;
2. membuat emas perhiasan berdasarkan pesanan;
3. menyuruh orang lain untuk membuat emas perhiasan yang akan dijual;
4. jual beli emas perhiasan;
5. jual beli emas perhiasan dengan batu permata;
6. memperbaiki dan memodifikasi emas perhiasan;
7. jasa-jasa lain yang berkaitan dengan emas perhiasan.
TARIF &DASAR
PENGENAAN PAJAK Slide 1 -28
 Penyerahan Emas Perhiasan oleh Pengusaha Toko Emas
Perhiasan terutang PPN sebesar 10% dari harga jual
emas perhiasan.
YANG PERLU DILAKUKAN OLEH PENGUSAHA
TOKO EMAS PERHIASAN
1. Pengusaha Toko Emas Perhiasan wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak.
2. Pengusaha Toko Emas Perhiasan yang melakukan
penyerahan emas perhiasan wajib membuat Faktur Pajak,
memungut, dan menyetor Pajak Pertambahan Nilai yang
terutang, serta melaporkannya pada Surat Pemberitahuan
Masa PPN.
PENGHITUNGAN PPN YANG TERUTANG

Slide 1 -29
Penghitungan PPN yang terutang dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1. Menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan PPN dengan cara sebagai
berikut:
a. PPN yang terutang atas penyerahan emas perhiasan oleh Pengusaha Toko
Emas Perhiasan adalah 10% X Harga Jual Emas Perhiasan;
b. Jumlah PPN yang harus dibayar oleh Pengusaha Toko Emas adalah 10% X
20% X jumlah seluruh penyerahan emas perhiasan.
 Pajak Masukan berkenaan dengan penyerahan Emas Perhiasan yang
dilakukan oleh Pengusaha Toko Emas Perhiasan yang menggunakan Nilai
Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak tidak dapat dikreditkan;
 Pengusaha Toko Emas Perhiasan yang memiliki lebih dari satu tempat
penjualan; dan salah satu tempat penjualan tersebut menggunakan Nilai
Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak (DPP), maka semua tempat penjualan
yang lain wajib menggunakan Nilai Lain sebagai DPP; dan penyerahan
emas perhiasan antar tempat penjualan tidak terutang PPN.
PENGHITUNGAN PPN YANG TERUTANG

Slide 1 -29
 Untuk menghitung PPN yang terutang wajib menggunakan mekanisme pengkreditan PM
terhadap PK sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000.
 Wajib memberitahukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di tempat PKP
dikukuhkan..
 SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN
 (SPT Masa PPN)
 Pengusaha Toko Emas Perhiasan yang menggunakan mekanisme pengkreditan Pajak
Masukan dan Pajak Keluaran, wajib menggunakan formulir SPT Masa PPN beserta
lampiran-lampirannya dan harus memberitahukan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat
Pengusaha Toko Emas Perhiasan dikukuhkan.
 Pengusaha Toko Emas Perhiasan yang memilih menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar
Pengenaan Pajak diwajibkan mengisi SPT Masa PPN Pedagang Eceran dan tidak
diperkenankan menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan.
PENGHITUNGAN PPN YANG TERUTANG

Slide 1 -30

 Pajak Masukan berkenaan dengan penyerahan Emas


Perhiasan yang dilakukan oleh Pengusaha Toko Emas
Perhiasan yang menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar
Pengenaan Pajak tidak dapat dikreditkan;
 Pengusaha Toko Emas Perhiasan yang memiliki lebih dari
satu tempat penjualan; dan salah satu tempat penjualan
tersebut menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan
Pajak (DPP), maka semua tempat penjualan yang lain wajib
menggunakan Nilai Lain sebagai DPP; dan penyerahan
emas perhiasan antar tempat penjualan tidak terutang PPN.
PENGHITUNGAN PPN YANG TERUTANG
Slide 1 -31

2. Menggunakan mekanisme pengkreditan Pajak


Masukan (PM) dan Pajak Keluaran (PK).
 Untuk menghitung PPN yang terutang wajib
menggunakan mekanisme pengkreditan PM
terhadap PK sesuai dengan Undang-undang Nomor
8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan
Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000.
 Wajib memberitahukan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) di tempat PKP dikukuhkan..
SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN
(SPT Masa PPN)

Slide 1 -32

 Pengusaha Toko Emas Perhiasan yang menggunakan


mekanisme pengkreditan Pajak Masukan dan Pajak
Keluaran, wajib menggunakan formulir SPT Masa PPN
beserta lampiran-lampirannya dan harus memberitahukan
ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Toko Emas
Perhiasan dikukuhkan.
 Pengusaha Toko Emas Perhiasan yang memilih
menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak
diwajibkan mengisi SPT Masa PPN Pedagang Eceran dan
tidak diperkenankan menggunakan Pedoman
Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan.
PERHITUNGAN PPN dan PPnBM

Contoh PPN 1 Slide 1 -32


PT. Gragas merupakan PKP yang menjual elektronik di Palembang. Selama Agustus
2021, PT Gragas melakukan berbagai transaksi sebagai berikut:
1.Penjualan secara langsung kepada konsumen sebesar Rp1.600.000.000.
2.Penyerahan BKP, yakni barang elektronik kepada Pemerintah Kota Palembang
sebesar Rp660.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN.
3.PT. Gragas juga membangun sebuah gudang elektronik seluar 500m2 di kawasan
pergudangan sendiri dengan biaya sebesar Rp550.000.000. DPP 20%
4.Menyumbang ke sebuah yayasan panti jompo 1 buah televisi dengan harga
Rp2.000.000 termasuk laba Rp200.000.
Selain transaksi di atas, terdapat tambahan transaksi selama bulan Agustus sebagai
berikut:
1.Membeli sebuah mobil box untuk mengangkut barang dengan harga Rp550.000.000
dan harga tersebut sudah termasuk PPN.
Dari transaksi-transaksi yang terjadi di atas, maka hitunglah PPN dari
transaksi tersebut? Dan berapa total PPN yang disetorkan?
PERHITUNGAN PPN dan PPnBM

Jawab:
PPN dan PPnBM setiap transaksi contoh PPN di atas adalah sebagai berikut. Slide 1 -32
Transaksi pertama:
PPN = 10% x Rp1.600.000.000 = Rp160.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
Transaksi kedua:
DPP = 100/110 x Rp660.000.000 = Rp600.000.000
PPN = 10% x Rp600.000.000 = Rp60.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
Transaksi ketiga:
DPP = 20% x Rp550.000.000 = Rp110.000.000
PPN = 10% x Rp110.000.000 = Rp11.000.000 (pajak keluaran)
Transaksi keempat:
DPP = Rp2.000.000 – Rp200.000 = Rp1.800.000
PPN = 10% x 1.800.000 = Rp 180.000 (pajak keluaran)
Transaksi tambahan:
DPP = 100/110 x Rp550.000.000 = Rp500.000.000
PPN = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000 (pajak masukan)
Total PPN yang harus disetorkan:
PPN keluaranya:
Transaksi pertama + transaksi kedua + transaksi ketiga + transaksi keempat
Rp160.000.000 + Rp60.000.000 + Rp11.000.000 + Rp18.0.000 = Rp231.180.000
PPN masukannya:
Rp50.000.000
Cara menghitung PPN yang harus disetorkan: Pajak keluaran – pajak masukan
Rp231.180.000 – Rp50.000.000 = Rp11.800.000
Jadi, total PPn yang perlu PT. Gragas setorkan atas transaksi yang dilakukan selama Agustus 2016
tersebut adalah sebesar Rp181.180.000.
Ilustrasi
PPN Kurang (Lebih) Bayar
CV. Malabar sepanjang triwulan IV tahun 2012 mencatatkan nilai PPN Keluaran dan
PPN Masukan sebagai berikut.

No. Masa Pajak PPN Keluaran PPN Masukan


1. September 23.150.000 21.565.000
2. Oktober 31.750.000 33.955.000
3. November 17.225.000 11.595.000
4. Desember 45.825.000 50.775.000

Berapakah besaran PPN kurang (lebih) bayar di akhir setiap masa? Bagaimana status dan
perlakuannya?
Pembahasan Ilustrasi
PPN Kurang (Lebih) Bayar
Jawaban :
No. Masa Pajak PPN PPN PPN Kurang Perlakuan
Keluaran Masukan (Lebih) Bayar
1. September 23.150.000 21.565.000 1.585.000 Wajib disetor maksimal
15 Oktober.
2. Oktober 31.750.000 33.955.000 (2.205.000) Dikompensasikan ke
masa November.
3. November 17.225.000 11.595.000 3.425.000 Wajib disetor maksimal
15 Desember.
4. Desember 45.825.000 50.775.000 (4.950.000) Dapat dimohonkan
restitusi.
PPN Tidak Dipungut dan PPN Dibebaskan 82
Pasal 16B UU PPN

PPN • Pajak Masukan bersifat dapat


Tida dikreditkan.
k
Dipu
ngut

• Pajak Masukan bersifat tidak dapat


PPN
Dibe dikreditkan.
baska
n
Nilai Kredit PPN Masukan untuk 83
Penyerahan Terutang dan Tidak Terutang PPN
Pasal 9 Ayat (5), (6) UU PPN, PMK No. 78/ PMK.03/ 2010

BKP atau JKP yang diperoleh seringkali dimanfaatkan untuk


melakukan kedua jenis penyerahan sekaligus. nilai PPN Masukan yang
dapat dikreditkan adalah:
Untuk non barang modal
Nilai _ Penyerahan _ Teru tan g _ PPN
 xPPN _ Masukan
Nilai _ Penyerahan _ Total
Untuk barang modal non tanah dan bangunan, per tahun
Nilai _ Penyerahan _ Teru tan g _ PPN PPN _ Masukan
 x
Nilai _ Penyerahan _ Total 4
Untuk barang modal tanah dan bangunan, per tahun

Nilai _ Penyerahan _ Teru tan g _ PPN PPN _ Masukan


 x
Nilai _ Penyerahan _ Total 10
Ilustrasi 84

Pengkreditan PPN Masukan A

Koperasi Panderman melakukan pembelian suku cadang dikenai yang


PPN untuk perawatan mesin percetakan. Koperasi mencetak kitab suci yang
penyerahannya dibebaskan dari PPN dan buku agenda yang penyerahannya
terutang PPN.
No. Tahun Pembelian Suku Penjualan Kitab Penjualan Buku
Cadang Suci Agenda
1. 2012 65.000.000 1.250.000.000 1.250.000.000
2. 2013 80.500.000 1.500.000.000 500.000.000
3. 2014 32.125.000 1.150.000.000 3.450.000.000
4. 2015 45.750.000 1.650.000.000 825.000.000

Berapakah nilai PPN Masukan yang dapat dikreditkan untuk setiap periode?
Pembahasan Ilustrasi 85

Pengkreditan PPN Masukan A

Jawaban :

No. Tahun PPN Masukan Proporsi Penyerahan PPN Masukan


Terutang PPN Dapat Dikreditkan
1. 2012 6.500.000 1.250.000.000/ 3.250.000
2.500.000.000 = 50%
2. 2013 8.050.000 500.000.000/ 4.012.500
2.000.000.000 = 25%
3. 2014 3.212.500 3.450.000/ 2.409.375
4.600.000.000 = 75%
4. 2015 4.575.000 825.000.000/ 1.525.000
2.475.000.000 = 33%
Ilustrasi 86

Pengkreditan PPN Masukan B


PT. Rajabasa melakukan pembelian gedung untuk unit penjualan produk daging yang
penyerahannya tidak dikenai PPN dan pupuk kandang yang penyerahannya dikenai PPN.
Gedung diperoleh dengan nilai Rp 1.265.000.000,00 termasuk PPN, didepresiasikan
secara akuntansi didepresiasikan selama 15 tahun dengan nilai sisa Rp 65.000.000,00.
Berikut merupakan data penyerahan yang dilakukan PT. Rajabasa.
No. Tahun Tonase Daging Harga @ Tonase Pupuk Harga @
1. 2012 675 61.500.000 1.425 31.500.000
2. 2013 515 62.250.000 1.500 32.125.000
3. 2014 730 63.150.000 1.375 33.150.000
4. 2015 765 64.000.000 1.725 34.000.000

PT. Rajabasa mengkreditkan PPN Masukan setiap awal tahun, berdasar asumsi 50%
penyerahan terutang PPN. Bagaimanakah penghitungan kembali PPN Masukan?
Pembahasan Ilustrasi 87

Pengkreditan PPN Masukan B

Jawaban :
PPN Masukan dikreditkan setiap awal tahun
= % Penyerahan Terutang x PPN Masukan / 10
= 50% x (10/ 110 x 1.265.000.000) / 10
= 5.750.000
No. Tahun Penyerahan Penyerahan Persentase PPN Koreksi
Tak Terutang Terutang Penyerahan Masukan Kredit
(Milliar) (Milliar) Terutang Dapat
Dikreditkan
1. 2012 41.5125 44.8875 51.95% 5.974.250 244.250
2. 2013 32.05875 48.1875 60.05% 6.905.750 1.155.750
3. 2014 46.0995 45.58125 49.72% 5.717.800 (32.200)
4. 2015 48.96 58.65 54.50% 6.267.500 517.500
Ilustrasi 88

Pengkreditan PPN Masukan C

Fa. Sanggabuana melakukan pembelian truk untuk operasional dan sedan untuk
pemasaran dengan nilai perolehan masing – masing Rp 540.000.000,00 dan Rp
360.000.000,00, termasuk PPN dan PPnBM dengan tarif 10%. Perusahaan
melayani jasa reparasi kereta api bagi PT. KAI yang tidak terutang PPN dan jasa
reparasi bus bagi PT. Damri. Berikut merupakan data pendapatan perusahaan.

No. Tahun Pendapatan dari Penghapusan Pendapatan dari Penghapusan


PT. KAI Piutang PT. Damri Piutang
1. 2012 425.000.000 15.000.000 910.000.000 5.250.000
2. 2013 475.000.000 10.000.000 850.000.000 9.000.000
3. 2014 400.000.000 22.500.000 930.000.000 6.500.000
4. 2015 525.000.000 7.500.000 995.000.000 3.500.000
Fa. Sanggabuana mengkreditkan PPN Masukan setiap awal tahun, berdasar
asumsi 65% penyerahan terutang PPN. Bagaimanakah penghitungan kembali
PPN Masukan?
Pembahasan Ilustrasi 89

Pengkreditan PPN Masukan C

Jawaban :
PPN Masukan dikreditkan setiap awal tahun (hanya atas truk operasional)
= % Penyerahan Terutang x PPN Masukan /4
= 65% x (10/ 120 x 540.000.000) /4
= 7.312.500

No. Tahun Penyerahan Penyerahan Tak Persentase PPN Masukan Koreksi


Terutang Terutang Penyerahan Dapat Kredit
Terutang Dikreditkan
1. 2012 910.000.000 425.000.000 68,18% 7.670.250 354.750
2. 2013 850.000.000 475.000.000 64,15% 7.216.875 (95.625)
3. 2014 930.000.000 400.000.000 69,92% 7.866.000 553.500
4. 2015 995.000.000 525.000.000 65,46% 7.364.250 51.750
Retur BKP 90

PMK No. 65/ PMK.03/


2010
Mengurangi PPN Masukan PKP
Mengurangi PPN Keluaran PKP Pembeli, jika sebelumnya telah
Penjual, jika sebelumnya telah dikreditkan.
dilaporkan. Diperhitungkan saat nota retur
Diperhitungkan saat nota retur dibuat.
diterima.
Pengaruh
Retur

Mengurangi harta atau biaya PKP Mengurangi harta atau biaya, jika
Pembeli, jika PPN Masukan tidak sebelumnya telah dilakukan
dapat dikreditkan sehingga dilakukan kapitalisasi atau pembebanan oleh
kapitalisasi atau pembebanan. pembeli non PKP.
Nota Retur 91

Pe
• Dibuat oleh PKP Pembeli yang melakukan retur.
m
bu
at
W • Dibuat di saat bersamaan dengan pengembalian BKP.
ak
tu
• Memuat nomor nota, nomor faktur pajak, identitas PKP Pembeli dan
Penjual, deskripsi dan nilai BKP, serta nilai PPN terutang.
Isi
C • Nota retur tidak dibuat, jika PKP Penjual melakukan penggantian atas BKP
at yang dikembalikan.
at
an
Ilustrasi 92

Retur

PT. Kabaena di bulan Juni 2012 melakukan penyerahan BKPsebagai berikut.


 Kepada PT. Karangetang dengan nilai kontrak Rp 385.000.000,00 tidak termasuk
PPN.
 Kepada PT. Kerinci dengan nilai kontrak Rp 715.000.000,00 termasuk PPN.
 Kepada Koperasi Kelud yang bukan merupakan PKP dengan nilai kontrak Rp
275.000.000,00 termasuk PPN.
PT. Kabaena melaporkan PPN Keluaran atas transaksi tersebut di SPT Masa Juni. Di
bulan Juli, PT. Karangetang melakukan retur dengan nilai Rp 35.000.000,00 dan tidak
dilakukan penggantian. PT. Kerinci melakukan retur sebesar 5% dari pesanan dan
dilakukan penggantian dengan produk serupa. Koperasi Kelud melakukan retur sebesar
15% dari pesanan dan tidak dilakukan penggantian. Bagaimanakah pengaruh retur
terhadap pengelolaan PPN masing - masing entitas?
Pembahasan Ilustrasi 93

Retur

Jawaban :
 Pengaruh retur oleh PT. Karangetang
Bagi PT. Kabaena, mengurangi PPN Keluaran di masa Juli. Bagi PT. Karangetang,
mengurangi PPN Masukan di masa Juli sebesar:
= 10% x 35.000.000
= 3.500.000
 Pengaruh retur oleh PT. Kerinci
Bagi PT. Kabaena maupun bagi PT. Kerinci tidak terdapat pengaruh, sebab
dilakukan penggantian mengikuti retur.
 Pengaruh retur oleh Koperasi Kelud
Bagi PT. Kabaena, mengurangi PPN Keluaran di masa Juli sebesar
= 10/ 110 x 15% x 275.000.000
= 3.750.000
Bagi Koperasi Kelud, mengurangi beban pajak atau persediaan sebesar 3.750.000.
Fasilitas Khusus PPN 94
Keppres No. 39 Tahun 1998

PPN dan
Perusahaan pertaksian
diberikan fasilitas PPN dan PPnBM
PPnBM atas: ditanggung
pemerintah.

Impor Komponen
dan Kendaraan
Jenis Sedan
Pencatatan Transaksi PPN 95

Nilai PPN Keluaran, PPN Masukan dan PPN Kurang (Lebih)


Bayar yang dicatat tidak mempengaruhi laba rugi perusahaan.

PPN Keluaran dicatat sebagai Liabilitas Lancar.


PPN Masukan dicatat sebagai Aset Lancar

PPN Kurang (Lebih) Bayar dicatat sebagai aset atau liabilitas.


Ilustrasi 96

Pencatatan Transaksi A

PT. Welirang sepanjang masa berjalan melakukan penyerahan jasa


kepada beberapa klien dan transaksi bisnis sebagai berikut.
 Jasa persewaan apartemen kepada konsumen ritel dengan total nilai sewa
Rp 1.657.500.000,00.
 Jasa persewaan Rumah Sederhana kepada pedagang kecil dengan nilai
penggantian Rp 354.500.000.
 Membeli alat tulis kantor dengan nilai Rp 18.950.000,00.
 Membayar jasa konsultansi senilai Rp 16.500.000,00, termasuk PPN.
Bagaimanakah pencatatan atas setiap transaksi dilakukan, termasuk
penghitungan PPN akhir masa?
Pembahasan Ilustrasi 97

Pencatatan Transaksi A

Jawaban :
Pencatatan Masa Berjalan
 Kas 1.842.500.000
Pendapatan Sewa 1.675.000.000
PPN Keluaran 167.500.000 Dibebaskan
 Kas 354.500.000 dari PPN
Pendapatan Sewa 354.500.000
Perlengkapan 18.950.000
PPN Masukan 1.895.000
Kas 20.845.000
 Beban Konsultansi 15.000.000
PPN Masukan 1.500.000
Kas 16.500.000
Pembahasan Ilustrasi 98

Pencatatan Transaksi A
Jawaban :
Pencatatan Akhir Masa
PPN Keluaran 167.500.000
PPN Masukan 3.395.000
Utang PPN 164.105.000
PT. Welirang wajib menyetorkan PPN kurang bayar sebesar Rp
164.105.000,00 paling lambatdi tanggal 15 masa pajak berikutnya,
serta melaporkannya dalam SPT Masa bulan bersangkutan.
Ilustrasi 99
Pencatatan Transaksi B

Fa. Batusibela sepanjang masa berjalan melakukan penyerahan barang dan


transaksi bisnis sebagai berikut.
 Menyerahkan produk kepada Pemprov senilai Rp 685.000.000,00.
 Melakukan ekspor dengan nilai jual Rp 515.000.000,00.
 Menyerahkan produk kepada pelanggan dengan nilai Rp 325.000.000,00,
termasuk PPN dan PPnBM dengan tarif 20%.
 Membeli material setengah jadi senilai Rp 480.000.000,00, termasuk PPN
dan PPnBM dengan tarif 10%.
 Menerima retur atas penjualan senilai Rp 25.000.000,00.
 Melakukan retur bahan baku senilai Rp 65.000.000,00
Perusahaan menganut sistem pencatatan periodik. Bagaimanakah pencatatan
atas setiap transaksi dilakukan, termasuk penghitungan PPN akhir masa?
Pembahasan Ilustrasi 100

Pencatatan Transaksi B

Jawaban : PPN
Pencatatan Masa Berjalan disetor
 Piutang Dagang 685.000.000 Pemungut
Penjualan 685.000.000
 Kas 515.000.000 Tarif 0%
Penjualan 515.000.000
 Kas 325.000.000
Penjualan 250.000.000
PPN Keluaran 25.000.000
Utang PPnBM 50.000.000
 Persediaan 440.000.000
PPN Masukan 40.000.000
Kas 480.000.000
Pembahasan Ilustrasi 101

Pencatatan Transaksi B

Jawaban : Pencatatan Masa Berjalan


 Penjualan 25.000.000
PPN Keluaran 2.500.000
Kas 27.500.000
 Kas 71.500.000
Persediaan 65.000.000
PPN Masukan 6.500.000
Pencatatan Akhir Masa
PPN Keluaran 22.500.000
Aset Kompensasi PPN 11.000.000
PPN Masukan 33.500.000
PPN Lebih Bayar akan dikompensasikan ke masa berikutnya, kecuali jika
kelebihan pembayaran terjadi di Desember sehingga dapat direstitusikan.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai