Anda di halaman 1dari 25

Overview Pajak Pertambahan

Nilai (PPN)
OLEH:
BELLA RIZKHYANA
(12030117210016)
CYNTHIA BUDIANTO
(12030117210013)
NABILAH AYU SHABIRAH
(12030117210018)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan


PPN nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya
dari produsen ke konsumen

Sifat Karakteristik Keunggulan

Pajak Tidak Langsung Menghindari double


Multistage tax
Netral Pajak Objektif Netral
Dipungut menggunakan PPN sebagai money
faktur maker
Pajak atas domestic
consumption
Objek PPN
Pasal 4, Pasal 16C, Pasal 16 D UU PPN

Penyerahan Perolehan
BKP & JKP BKP & JKP

Penyerahan Pemanfaatan
Ekspor oleh
didalam daerah didalam daerah Impor BKP
pabean PKP pabean atas:

BKP
BKP BKP-TB dari
Berwujud
luar daerah
pabean
JKP BKP-TB
JKP dari luar
daerah
JKP pabean
Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Bukan PKP

Pengusaha
Pengusaha
Kecil
PKP

PKP bukan
pengusaha
kecil
Penyerahan dan yang tidak termasuk penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP)

Lingkup Bukan
Lingkup Penyerahan BKP
Penyerahan BKP

Pasal 1A ayat (1) UU PPN Pasal 1A ayat (2) UU PPN


BKP & JKP dan atau tidak dikenakan PPN

Barang tidak dikenai PPN

Pasal 4A Ayat (2) UU PPN

Jasa tidak dikenai PPN

Pasal 4A Ayat (3) UU PPN


PPN Terhutang
Bukti PPN Telah Dipungut
Penjualan, Tagihan, dan
Faktur Pajak

Jual tgl 1 Invoice tgl 1 FP


tgl 1

Jual tgl 1 Invoice tgl 1


Jual tgl 10 Invoice tgl 10
Jual tgl 15 Invoice tgl 15
_______________________
FP tgl 15 atau maksimal tgl
30/31
Penggantian/Pembetulan

PMK No
151/PMK.011/2013

PER-24/PJ/2014

Faktur Pajak
Penggantia Pembetula
n n
PMK No 65/PMK 03/2010

Tata Cara
Retur/Pengembalia
n
Nota Retur Nota
Pembatalan
(BKP) (JKP)
Pemungutan PPN oleh Pemungut

Bendaharawan Kontraktor/Pemegang Badan Usaha Milik


Pemerintah Kuasa/Pemegang Ijin Negara

Minyak dan gas


APBN/APBD bumi Negara

Sumber daya
panas bumi
KMK No PMK No
563/KMK PMK No 85/PMK
03/2003 73/PMK 03/2012
03/2003
Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Barang Impor
Bukan kebutuhan
Keseimbangan beban pajak antara pokok
masyarakat dengan penghasilan tinggi Dikonsumsi oleh
dan penghasilan rendah kalangan tertentu
Pengendalian konsumsi masyarakat (menengah ke atas)
penghasilan tinggi Menunjukkan status
Pengamanan penerimaan negara sosial
Pajak Penjualan atas Barang Mewah

PPnBM
Pengenaan 1x (impor atau
penyerahan barang)
Merupakan pungutan
tambahan disamping PPN
Tak ada mekanisme
pengkreditan (PK-PM)
Menjadi beban konsumen
akhir atau diperlakukan
sebagai biaya
PPN dan PPnBM atas Importasi

PPN maupun PPnBM Impor dihitung dari Nilai Impor

Nilai Impor = CIF + Bea Masuk + Bea Pungutan Lainnya

CIF = Cost (FOB) + Insurance + Freight

0,5% Cost and Laut dan Udara


Freight (CFR)
PKP A mengimpor barang dengan nilai Cost Rp
200.000.000, Asuransi Rp 20.000.000, ongkos angkut Rp
30.000.000. Bea Masuk ditetapkan 10% dari CIF dan
terdapat pungutan pabean lain sebesar Rp 5.000.000.
(PPnBM 20%)

CIF = Rp 200.000.000 + Rp 20.000.000 + Rp 30.000.000


CIF= Rp 250.000.000

BM = 10%CIF = Rp 25.000.000

PPL = Rp 5.000.000
Nilai Impor = CIF + BM + Pungutan Lain Pabean
= Rp 250.000.000 + Rp 25.000.000 + Rp 5.000.000
= Rp 280.000.000 (DPP)

PPN = 10% x Rp 280.000.000 = Rp 28.000.000

PPnBM = 20% Rp 280.000.000 = Rp 56.000.000


PAJAK MASUKAN

Pengertian Pasal 1 Angka 24 UU PPN

Pengaturan Pasal 9 UU PPN terkait Pajak


Masukan

Pembebasan Pasal 12 ayat 2 PP No.1 Tahun 2012

Perhitungan Pasal 9 ayat 6 UU PPN


Peraturan Menteri Keuangan
No.21/PMK.011/2014
Tata Cara Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan
Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan
Penyerahan Yang Terutang Pajak Dan Penyerahan
Yang Tidak Terutang Pajak
CONTOH PERHITUNGAN

Pengusaha Kena Pajak A adalah perusahaan integrated


(terpadu) yang bergerak di bidang perkebunan jagng dan
pabrik minyak jagung. Sebagian jagung yang
dihasilkannya diolah lebih lanjut menjadi minyak jagung
dan sebagian lainnya dijual kepada pihak lain.

Pada bulan April 2014, Pengusaha Kena Pajak A


membeli truk yang digunakan baik untuk perkebunan
jagung maupun untuk pabrik minyak jagung dengan
harga perolehan sebesar Rp 200.000.000 dan Pajak
Pertambahan Nilai Rp 20.000.000
CONTOH PERHITUNGAN

Berdasarkan data-data yang dimiliki, diperkirakan


persentase rata-rata jumlah penyerahan minyak
jagung terhadap penyerahan seluruhnya adalah
sebesar 70% sedangkan 30% adalah penyerahan
jagung kepada pihak lain.

Berdasarkan data tersebut maka Pajak Masukan


yang dapat dikreditkan dalam SPT Masa PPN Masa
Pajak April 2014 sebesar:

Rp 20.000.000 x 70% = Rp 14.000.000


CONTOH PERHITUNGAN

Selanjutnya diketahui bahwa total peredaran usaha


selama tahun buku 2014 adalah Rp
100.000.000.000, yang berasal dari penjualan
jagung kepada pihak lain sebesar Rp
40.000.000.000 dan penjualan minyak jagung
sebesar Rp 60.000.000.000.

Masa manfaat truk sebenarnya adalah 5 tahun,


tetapi untuk tujuan penghitungan Pajak Masukan
berdasarkan Peraturan Menteri ditetapkan 4 Tahun.
CONTOH PERHITUNGAN

Penghitungan kembali Pajak Masukan atas


perolehan truk yang dapat dikreditkan selama tahun
buku 2014 yang dilakukan pada Masak Pajak Marak
2015 adalah:

Alokasi Pajak Masukan atas perolehan truk untuk


tiap tahun baku sesuai masa manfaat truk tersebut
adalah:
CONTOH PERHITUNGAN

Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kembali


dengan mengurangi Pajak Masukan untuk Masa
Pajak Maret 2015 sebesar:

Rp 3.500.000 Rp 3.000.000 = Rp 500.000

Penghitungan kembali Pajak Masukan seperti


perhitungan di atas dilakukan setiap tahun sampai
dengan masa manfaat truk berakhir.
Fasilitas pembebasan PPN dan PPN tidak
dipungut

Persyaratan Fasilitias Pasal 16 B UU PPN


Pembebas PPN dan PPN
Tidak Dipungut

Kawasan Bebas PP No.10 Tahun 2012

Pengusaha Di Kawasan Pasal 14 Ayat 2 dan 4


Berikat (PDKB) dan Peraturan Menteri Keuangan
Pengusaha Kawasan Berikat No.147/PMK.04/2013
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai