Anda di halaman 1dari 59

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DAN PAJAK PENJUALAN ATAS


BARANG MEWAH
DEFINISI PPN

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak


yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai
dari barang atau jasa dalam peredarannya dari
produsen ke konsumen.
KARAKTERISTIK PPN
MULTI STAGE TAX
PPN dikenakan pada setiap mata-rantai,
seluruh jalur produksi maupun jalur distribusi
IMPORTIR

PABRIKAN BENANG

PABRIKAN TEKSTIL

PABRIKAN GARMEN

PEDAGANG BESAR GARMEN

PEDAGANG KECIL GARMEN

KONSUMEN
PENYERAHAN YANG MERUPAKAN
OBJEK PPN
PENYERAHAN BARANG YANG BUKAN
OBJEK PPN

a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang


diambil langsung dari sumbernya;
b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat
banyak;
c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,
rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan
dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak,
termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh
usaha jasa boga atau katering; dan
d. uang, emas batangan, dan surat berharga.
PENYERAHAN BARANG YANG BUKAN
OBJEK PPN
• jasa pelayanan kesehatan medis;
• jasa pelayanan sosial;
• jasa pengiriman surat dengan perangko;
• jasa keuangan;
• jasa asuransi;
• jasa keagamaan;
• jasa pendidikan;
• jasa kesenian dan hiburan;
• jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;
• jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara
dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa
angkutan udara luar negeri;
PENYERAHAN JASA YANG BUKAN
OBJEK PPN
• jasa tenaga kerja;
• jasa perhotelan;
• jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam
• rangka menjalankan pemerintahan secara umum;
• jasa penyediaan tempat parkir;
• jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;
• jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
• jasa boga atau katering.
TERMASUK DALAM PENGERTIAN PENYERAHAN
BARANG KENA PAJAK
TERMASUK DALAM PENGERTIAN
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
TERMASUK DALAM PENGERTIAN
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
BUKAN PENYERAHAN
BARANG KENA PAJAK
BUKAN PENYERAHAN
BARANG KENA PAJAK
SUBJEK PAJAK SEBAGAI
PEMUNGUT PPN
PENGUSAHA KECIL

• pengusaha kecil merupakan pengusaha yang selama 1 (satu)


tahun buku melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto
dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
• Pengusaha kecil sebagaimana dimaksud di atas dapat memilih
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
SYARAT PENYERAHAN BARANG
YANG DIKENAI PAJAK
1. barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena
Pajak;
2. barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud;
3. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan
4. penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
DEFINISI & KARAKTERISTIK PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
(PPNBM)
BUKAN OBJEK PAJAK PENJUALAN
ATAS BARANG MEWAH
Kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah adalah:
•kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan ambulan, kendaraan
jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan
angkutan umum;
•kendaraan bermotor yang digunakan untuk tujuan protokoler kenegaraan;
•kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang atau lebih
termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi
(diesel/semi diesel), dengan semua kapasitas isi silinder, yang digunakan
untuk kendaraan dinas TNI atau POLRI;
•kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan patroli TNI atau
POLRI.
RETUR PPN DAN PPNBM

Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan


Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan Barang
Kena Pajak yang dikembalikan dapat dikurangkan dari Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah yang terutang dalam Masa Pajak
terjadinya pengembalian Barang Kena Pajak tersebut
TARIF PPN DAN PPNBM
CARA MENGHITUNG PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI YANG TERUTANG
CARA MENGHITUNG PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI YANG TERUTANG
DASAR PENGENAAN PAJAK

Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah:


• Harga jual
• Penggantian
• Nilai Impor
• Nilai Ekspor
• Nilai Lain yang dipakai sebagai dasar untuk
menghitung pajak yang terutang
DEFINISI NILAI IMPOR

nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea


masuk ditambah pungutan berdasarkan ketentuan
dalam peraturan perundang- undangan yang mengatur
mengenai kepabeanan dan cukai untuk impor Barang
Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan Barang Mewah yang dipungut
menurut Undang-Undang ini
BEBERAPA NILAI LAIN
SEBAGAI DASAR PENGENAAN
PAJAK
NILAI LAIN PEMAKAIAN SENDIRI DAN
PEMBERIAN CUMA-CUMA
PPN DAN PPNBM ATAS PEMAKAIAN
SENDIRI DAN PEMBERIAN CUMA-CUMA
PEMAKAIAN SENDIRI UNTUK
TUJUAN PRODUKTIF
1. pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya berupa
kulit dari inti kelapa sawit sebagai bahan pembakaran boiler
dalam proses pabrikasi.
2. pabrikan kayu lapis (plywood) menggunakan hasil produksinya
berupa kayu lapis (plywood) untuk membungkus kayu lapis
(plywood) yang akan dipasarkan agar tidak rusak.
3. perusahaan telekomunikasi menggunakan sambungan saluran
teleponnya untuk melakukan penyerahan jasa provider
internet kepada konsumennya (contoh JKP).
4. pabrikan truk mempergunakan sendiri truk yang diproduksinya
untuk kegiatan usaha mengangkut suku cadang.
PEMAKAIAN SENDIRI BKP/JKP
UNTUK TUJUAN KONSUMTIF

1. pabrikan minuman ringan menggunakan hasil


produksinya untuk konsumsi karyawan atau para
tamu.
2. pabrikan sepatu dalam rangka promosi membeli
topi dengan logo merek sepatu pabrik tersebut dan
sebagian dibagikan kepada karyawannya.
3. perusahaan telekomunikasi selular memberikan
fasilitas bebas biaya telepon selular kepada para
direksinya.
MENGHITUNG PPN TERHUTANG

PPN

PK PM terhutang
(dibayar)

Jika PK> dari PM maka timbul kurang bayar


Jika PM>dari PM, maka timbul pajak lebih bayar
Jika lebih bayar boleh kompensasi atau restitusi
Mekanisme PK-PM
1. PENGENAAN PPN DILAKSANAKAN
BERDASARKAN SISTEM FAKTUR
2. SETIAP TERJADINYA PENYERAHAN BKP / JKP,
WAJIB DIBUATKAN FAKTUR PAJAK

FAKTUR PAJAK
MERUPAKAN
BUKTI PUNGUTAN PPN

FAKTUR PAJAK BAGI FAKTUR PAJAK BAGI


PENJUAL PEMBELI
MERUPAKAN BUKTI MERUPAKAN BUKTI
PAJAK KELUARAN PAJAK MASUKAN

31
PAJAK KELUARAN

PPN YANG TERUTANG YANG WAJIB


DIPUNGUT OLEH PKP
KARENA

PENYERAHAN BKP / JKP, ATAU


KARENA EKSPOR BKP
PAJAK MASUKAN

PPN YG SEHARUSNYA SUDAH


DIBAYAR OLEH PKP

KARENA

PEROLEHAN BKP

PENERIMAAN JKP
PEMANFAATAN BKP D
A LUAR
TIDAK BERWUJUD
R DAERAH
PEMANFAATAN JKP I PABEAN

IMPOR BKP
CONTOH
PT ABC bergerak dibidang distributor alat listrik, transaksi
dalam bulan Juni 2013 sbb:
1.Tgl 3, membeli barang dagangan Rp. 15.000.000
2.Tgl 5 menjual barang dagangan Rp. 10.000.000
3.Tgl 7 menjual barang dagangan Rp. 20.000.000
Harga tersebut tidak termasuk PPN. Berapa Pajak Keluaran dan
Masukannya dan hitunglah PPN terhutang.
Jawab.
1.Pajak Keluaran (10% dari penjualan) yaitu
• 10% X 10.000.000 (nomor 2) = 1.000.000
• 10% X 20.000.000 (nomor 3) = 2.000.000
Jumlah Pajak Keluaran = 3.000.000
2. Pajak Masukan (10% dari Pembelian) yaitu:
• 10% X 15.000.000 (nomor 1) = Rp. 1.500.000
3. Jumlah:
• Pajak keluaran sebesar Rp. 3.000.000
• Pajak Masukan Rp. 1.500.000
sehingga PPN yang harus dibayar ke kas negara adalah (PK-
PM) yaitu:
Rp. 3.000.000 – 1.500.000 = Rp. 1.500.000
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
ATAS

UNTUK : PENGELUARAN
PEROLEHAN BKP/JKP SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP

PEROLEHAN BKP/JKP YG TDK MEMPUNYAI HUBUNGAN LANGSUNG DG KEGIATAN USAHA

PEROLEHAN & PEMELIHARAAN KENDARAAN BERMOTOR SEDAN, JEEP, STATION


WAGON, VAN& KOMBI, KECUALI MERUPAKAN BARANG DAGANGAN ATAU DISEWAKAN

PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP DARI LUAR DAERAH
PABEAN SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP

PEROLEHAN BKP/JKP YANG FAKTUR PAJAKNYA TIDAK MEMENUHI KETENTUAN

U/ PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP DARI LUAR DAERAH
PABEAN YG FAKTUR PAJAKNYA TDK MEMENUHI KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DLM PASAL 13 (6)
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA DITAGIH DG PENERBITAN KETETAPAN PAJAK

PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA TDK DILAPORKAN DLM SPT MASA PPN YG


DIKETEMUKAN PADA WAKTU DILAKUKAN PEMERIKSAAN

Perolehan Barang Kena Pajak selain barang modal atau Jasa Kena Pajak
sebelum Pengusaha Kena Pajak berproduksi
36
PM DIKREDITKAN PADA MASA TIDAK
SAMA

PM yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan


dengan PK pada Masa Pajak yang sama, dapat
dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lama 3
bulan setelah berakhirnya Masa Pajak sepanjang
PAJAK MASUKAN
DAPAT DIKREDITKAN

SYARAT FORMAL SYARAT MATERIIL

BELUM DIBEBANKAN
DALAM FAKTUR PAJAK
SEBAGAI BIAYA
YG TDK CACAT

FP cacat
UNTUK PEROLEHAN BKP DAN/
JKP YG BERHUB. LANGSUNG
Ada coretan DG KEGIATAN USAHA MELAKU-
Menggunakan
yg tdk diper- KAN PENYER. KENA PAJAK
cap tanda tangan
bolehkan

Nama PKP/NPWP Dibuat > 3 bl sejak


Nomor seri salah batas wkt pemb. FP
KRITERIA PM DPT KEGI-
DIKREDITKAN
ATAN
Tdk mencoret Tdk/terlambat lapor
yg seharusnya Penggunaan Kode & PRO- USAHA PEMA-
dicoret Nomor Seri. DUKSI SARAN

Tdk/terlambat lapor Nama & MANA- DISTRI-


contoh tanda tangan pejabat JEMEN BUSI
yg ditunjuk
SAAT PPN TERUTANG

1.penyerahan Barang Kena Pajak;


2.impor Barang Kena Pajak;
3.penyerahan Jasa Kena Pajak;
4.pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar
Daerah Pabean;
5.pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean;
6.ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
7.ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; atau
8.ekspor Jasa Kena Pajak.
KEWAJIBAN PKP MEMBUAT FAKTUR
PAJAK

1. penyerahan Barang Kena Pajak


2. penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana
3. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau
4. ekspor Jasa Kena Pajak
SAAT PENERBITAN FAKTUR PAJAK

1. saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan


Jasa Kena Pajak;
2. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau sebelum
3. penyerahan Jasa Kena Pajak;
• saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
• penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau
4. saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
INFORMASI DALAM FAKTUR PAJAK:
SYARAT FORMAL

1. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;
2. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena
Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;
3. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan
potongan harga;
4. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
5. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
6. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
7. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
INFORMASI DALAM FAKTUR PAJAK:
SYARAT MATERIAL

Faktur Pajak atau dokumen tertentu yang kedudukannya


dipersamakan dengan Faktur Pajak memenuhi persyaratan
material apabila berisi keterangan yang sebenarnya atau
sesungguhnya mengenai
1. penyerahan BKP/JKP
2. ekspor BKP Berwujud,
3. ekspor BKP Tidak Berwujud,
4. ekspor JKP,
5. impor BKP,
6. atau pemanfaatan JKP dan pemanfaatan BKP Tidak
Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
DOKUMEN TERTENTU YANG KEDUDUKANNYA
DIPERSAMAKAN DENGAN
FAKTUR PAJAK

1. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Surat Perintah


Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh
Bulog/DOLOG untuk penyaluran tepung terigu;
2. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang
dibuatkan/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk penyerahan
Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan Bakar Minyak;
3. Tanda pembayaran atau kuitansi untuk penyerahan jasa tel
4. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill, atau Delivery
Bill) yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa
angkutan udara dalam negeri;;
CONTOH TANGGAL PENERBITAN
FAKTUR PAJAK

1. Harga Jual kendaraan Bermotor Rp 165.000.000


termasuk PPN.
2. Uang Muka diterima tanggal 10 Agustus 2011
sebesar Rp.55.000.000.
3. Kendaraan akan diserahkan tanggal 20 September
2011 dengan kekurangan bayar sebesar Rp.
110.000.000,-

Tentukan tanggal penerbitan faktur pajak untuk setiap


transaksi di atas.
CONTOH TANGGAL PENERBITAN
FAKTUR PAJAK

1. PT Bangsaku Adil Sejahtera (BAS) yang bergerak di


bidang pembuatan sepatu, menjual dan mengirimkan
100 pasang sepatu kepada distributor seharga
Rp5.000.000,00 pada tanggal 01 November 2011.
2. PT ABC adalah PKP. Menyerahkan komputer pada PT
CDE senilai Rp. 100 juta, dengan perjanjian:
• Uang Muka diserahkan pada tanggal 5 Juni 2011
sebesar Rp. 10.000.000
• Barang diserahkan pada tanggal 3 Juli 2011
• Pelunasan Rp. 90.000.000 dilakukan pada tanggal
1 Agustus 2011.
PEMUNGUT PPN BENDAHARA
PEMERINTAH
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN
PPN OLEH PEMUNGUT PAJAK (PEMERINTAH)

1. PKP rekanan pemerintah membuat Faktur


Pajak pada saat menyampaikan tagihan kepada
bendaharawan pemerintah atau KPKN baik
untuk sebagian maupun seluruh pembayaran
2. Dalam hal pembayaran diterima sebelum
penagihan atau sebelum penyerahan BKP
dan/atau JKP, maka Faktur Pajak wajib
diterbitkan pada saat pembayaran diterima.
SAAT PENERBITAN FAKTUR PAJAK APABILA
TRANSAKSI DENGAN PEMUNGUT (PEMERINTAH)

• Pada tanggal 5 April 2011 PT Tapak Dewa


menyerahkan sejumlah sepatu kepada
Kementrian Keuangan dengan harga kontrak Rp.
50 juta. Surat tagihan pembayaran dimasukkan
oleh PT Tapak Dewa pada tanggal 7 Mei 2011,
dan pembayaran diterima pada tanggal 9 Juni
2011.
• Faktur pajak oleh PT Tapak Dewa dibuat pada
saat penagihan yaitu pada tanggal 7 Mei 2011
BATAS WAKTU PENYETORAN DAN
PELAPORAN PPN& PPNBM

• Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh


Pengusaha Kena Pajak harus dilakukan paling lama
akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa
Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai disampaikan.
• Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Nilai disampaikan paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak
PPN KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI

Kegiatan membangun adalah


kegiatan membangun bangunan
yang dilakukan tidak dalam
kegiatan usaha atau pekerjaan oleh
orang pribadi atau badan yang
hasilnya digunakan sendiri atau
pihak lain
KRITERIA BANGUNAN MEMENUHI
SYARAT KEGIATAN MEMBANGUN
SENDIRI
1. Konstruksi utamanya  terdiri dari kayu, beton,
pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/atau
baja;

2. Diperuntukan bagi tempat tinggal atau tempat


kegiatan usaha; dan

3. Luas keseluruhan paling sedikit 200m2 (dua ratus


meter persegi).
TARIF DAN DASAR PENGENAAN PAJAK PPN
ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI

1. Kegiatan membangun sendiri akan dikenakan PPN


dengan tarif sebesar 10 % (sepuluh persen) dari
Dasar Pengenaan Pajak.

2. Dasar Pengenaan Pajak atas kegiatan membangun


sendiri adalah 20% (dua puluh persen) dari jumlah
biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan
untuk membangun bangunan, tidak termasuk harga
perolehan tanah.
CONTOH

• Pada Bulan Desember  2012  Bapak Andi memulai


membangun sebuah rumah untuk tempat tinggal pribadinya.
Luas keseluruhan dari rumah tersebut adalah sebesar 200 m2,
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Bapak Andi dalam upaya
membangun rumah tersebut sampai dengan selesainya
bangunan tersebut adalah sebagai berikut: pembelian tanah
sebesar Rp 200.000.000, pembelian bahan baku bangunan
keseluruhan Rp 180.000.000, biaya upah mandor dan pekerja
bangunan Rp. 70.000.000. Maka berapakah Pajak
Pertambahan Nilai yang terutang atas pembangunan rumah
tersebut?
PENYERAHAN AKTIVA MENURUT TUJUAN
SEMULA TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN

PPN dikenakan atas penyerahan Barang


Kena Pajak berupa aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena
Pajak -
PENJUALAN AKTIVA YANG TERUTANG
PPN

Pada tanggal 15 Januari 2011, PT. Lestari Indah yang telah


dikukuhkan sebagai PKP sejak tahun 2004 membeli mesin fotocopy
dari PT. Xerox(PKP). Saat ini PT. Lestari Indah bermaksud menjual
mesin fotocopy tersebut karena mau diganti dengan mesin yang
lebih canggih. Pada saat mesin fotocopy tersebut dibeli, Pajak
Masukan tidak dikreditkan oleh PT. Lestari Indah
•yang menjual mesin fotocopy adalah PT. Pasti Sehat, yang
merupakan Pengusaha Kena Pajak; pada saat mesin fotocopy
tersebut dibeli, PT. Pasti Sehat membayar PPN;
•Artinya atas penjualan mesin fotocopy oleh PT. Lestari Indah
terutang PPN Pasal 16D, walaupun Pajak Masukan atas pembelian
mesin fotocopy tidak dikreditkan oleh PT. Lestari Indah.
MENGHITUNG PPN

Pengusaha Joko adalah seorang PKP yang menjual peralatan


elektronik berkedudukan di Jl. Ahmad Yani, No. 7 Surabaya.
Pengusaha Joko memiliki NPWP sekaligus NPPKP dengan
nomor 07.888.999.2.680.000 dan menjadi PKP sejak tanggal 15
Juni 2009. Berikut ini adalah transaksi selama bulan Desember
2012:
•1 Desember Perusahaan menjual 100 unit kredit peralatan
rumah tangga dengan harga per unit Rp. 100.000 pada PT
Chandra Elekronik. Barang diserahkan pada tanggal transaksi.
2. 5 Desember
Perusahaan mengekspor peralatan rumah tangga ke Singapura dengan nilai
ekspor Rp. 100.000.000

3. 6 Desember
Perusahaan mendapatkan kontrak pengadaan peralatan rumah tangga senilai Rp.
100 000.000 dengan PT Jaya Elektronika. Pada tanggal transaksi dibayar uang
muka 10% dari nilai kontrak. Sisa pembayaran akan diserahkan pada saat
barang tiba di gudang PT Jaya Elektronika.

4. 10 Desember
Perusahaan menyumbang perangkat elektronik kepada yayasan yatim piatu
senilai Rp. 22.000.000 termasuk laba 10%.

5. 15 Desember
Menjual 1 mobil box yang dibeli pada tanggal 15 Juni 2008 dengan harga jual Rp.
100.000.000

6. 16 Desember
Membayar biaya renovasi kantor kepada CV Kontraktor sebesar Rp. 1.100.000
termasuk PPN. Perusahaan menerima faktur pajak tertanggal 30 Oktober
untuk pekerjaan renovasi telah diselesaikan pada tanggal 30 Oktober.
7. 17 Desember
Mengimpor peralatan elektonik dari China dengan nilai impor Rp. 60.000.000. Atas
impor ini terhutang Bea Masuk 20%

8. 18 Desember
Membeli mobil sedan untuk keperluan direktur utama senilai Rp. 250.000.000.
PPN yang dibayar oleh perusahaan Rp. 25.000.000

9. 20 Desember
Diterima kembali dari PT ABC Elektornik dengan nota retur No. NR 345 tanggal 23
Desember, beberapa jenis peralatan elektronika dengan harga jual Rp.
10.000.000 yang merupakan bagian dari penyerahan dengan faktur pajak
tanggal 10 Oktober 2012

10. 21 Desember
Perusahaan menggunakan peralatan audio video dalam rangka pameran untuk
tujuan promosi senilai Rp. 75.000.000

Anda mungkin juga menyukai