Anda di halaman 1dari 54

Pajak Pertambahan Nilai

(PPN)

Dasar Hukum

 UU No.42 Tahun 2009
Tentang Pengenaan PPN dan PPnBM atas BKP dan
JKP yang dikonsumsi di dalam negeri
Pengertian PPN

 Pajak Atas Konsumsi Barang Atau Jasa
 Di Dalam Daerah Pabean
 Oleh Orang Pribadi Badan
 Pajak yang dikenakan sebesar 10% atas BKP dan
JKP yang dikonsumsi di dalam negeri Sedangkan
yang tidak dikonsumsi didalam negeri atau di
EKSPOR akan dikenakan pajak sebesar 0%.
 Pajak ini dikenakan dan dipungut beberapa kali
pada berbagai mata rantai jalur perusahaan.
Karakteristik PPN

 PPN adalah pajak tidak langsung, artinya beban pajak dilimpahkan
kepada pihak lain. Sehingga pemikul beban pajak dan penyetor pajak ke
negara berada pada pihak yang berbeda.
 PPN adalah pajak objektif, artinya timbulnya kewajiban pajak ditentukan
oleh objek pajak.
 PPN bersifat multi stage levy, artinya dikenakan pada setiap mata rantai
jalur produksi dan jalur distribusi.
 PPN merupakan pajak atas konsumsi di dalam negeri (destination
principle).
 Pemungutan pajaknya menggunakan faktur pajak.
 Penghitungan PPN terutang yang disetor ke negara menggunakan
indirect substraction method/credit method/invoice method dengan cara
mengkreditkan pajak masukan (PK-PM).
 PPN tidak menimbulkan pajak berganda, artinya Pajak atas konsumsi
tidak akan dikenakan dua kali.
CONTOH: MULTI STAGE LEVY
(NON-KUMULATIF)

Pengusaha

Pajak Penjualan (PPn) bersifat kumulatif
Harga Jual PPn 10% Setor ke Negara Harga
Benang 1,000 100 100 1,100
Tekstil 2,100 210 210 2,310
Garment 3,310 331 331 3,641
Pedagang Besar 4,641 464 464 5,105
Pedangan Eceran 6,105 611 611 6,716

Jml yang dibayar pembeli 6,716


Jml pajak ditanggung pembeli 1,716
Maka beban pajak 28%
Pajak Pertambahan (PPN) bersifat non-kumulatif
Pengusaha Harga Jual PPn 10% Setor ke Negara Harga
Benang 1,000 100 100 1,100
Tekstil 2,000 200 200 - 100 = 100 2,200
Garment 3,000 300 300 - 200 = 100 3,300
Pedagang Besar 4,000 400 400 - 300 = 100 4,400
Pedangan Eceran 5,000 500 500 - 400 = 100 5,500

Jml yang dibayar pembeli 5,500


Jml pajak ditanggung pembeli 500
Maka beban pajak 10%
Penyerahan Barang Kena Pajak

1.

Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian.
2. Pengalihan BKP karena suatu perjanjian sewa beli dan/ perjanjian sewa
guna usaha (leasing).
3. Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang.
4. Pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas BKP.
5. BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan.
6. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau BKP
antar cabang.
7. Penyerahan BKP secara konsinyasi.
8. Penyerahan BKP oleh PKP dalam rangka perjanjian pembiayaan yang
dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap
langsung dari PKP kepada pihak yang membutuhkan BKP.
Bukan Penyerahan BKP
1.

Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam kitab
undang-undang hukum dagang.
2. Penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang.
3. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan BKP antar cabang selama PKP melakukan pemusatan
tempat pajak terutang.
4. Pengalihan BKP dalam rangka penggabungan, pemekaran, peleburan,
pemecahan dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang
melakukan pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah PKP.
5. BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan,
dan yang kena pajak masukan atas perolehannya tidak dapat
dikreditkan karena perolehan BKP atau JKP tsb tidak mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha atau karena pengeluaran tsb
tidak untuk perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa
sedan dan station wagon, kecuali merupakan dagangan atau disewakan.
Pengusaha Kena Pajak

 adalah orang pribadi atau badan yang dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya
menghasilkan barang, mengimpor barang,
mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak
berwujud dari luar pabean, melakukan usaha
jasa atau memanfaatkan jasa dari luar daerah
pabean.

 pengusaha kecil dapat memilih untuk dikukuhkan
sebagai PKP. Pengusaha kecil adalah pengusaha
yang selama satu tahun buku melakukan
penyerahan BKP dan/atau JKP dengan jumlah
peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak
lebih dari Rp. 4.800.000.000.
Kegiatan Usaha PKP

1. Menghasilkan barang
2. Mengimpor barang
3. Mengekspor barang
4. Melakukan usaha perdagangan
5. Memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar
daerah pabean
6. Melakukan usaha jasa
7. Memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean
Kewajiban PKP

1. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
PKP
2. Memungut pajak yang terutang
3. Meyetorkan PPN yang masih harus dibayar dalam
hal pajak keluaran lebih besar daripada pajak
masukan yang dapat dikreditkan
4. Melaporkan penghitungan pajak
Objek Pajak Pertambahan Nilai

1. Penyerahan BKP di dalam daerah pabean yang dilakukan
oleh pengusaha.
2. Impor BKP. Pajak juga dipungut pada saat impor BKP.
3. Penyerahan JKP di dalam daerah pabean yang dilakukan
oleh pengusaha.
4. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di
dalam daerah pabean.
5. Pemanfaatan JKP dari luar daerah di dalam daerah pabean
oleh siapa pun.
6. Ekspor BKP tidak berwujud oleh PKP.
7. Ekspor JKP oleh PKP.
SUBJEK PPN

 Pengusaha Kena Pajak
 Pengusaha yang memilih menjadi PKP
 Orang pribadi atau badan yang melakukan
pembangunan rumahnya sendiri dengan
persyaratan tertentu (KMS)
PENGECUALIAN OBJEK
PPN

 Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran
yang diambil langsung dari sumbernya.
 Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan
oleh rakyat banyak
 Uang, emas batangan dan surat berharga
 Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana UU
Hukum Dagang
 Penyerahan BKP untuk jaminan hutang piutang
 Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya
dan penyerahan BKP antar cabang dalam hal PKP
memperoleh ijin pemusatan tempat pajak terutang
BARANG DIBEBASKAN PPN
(PP No. 146 Tahun 2000)

 Rumah sederhana, RSS, rusun sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa dan
pelajar serta perumahan lain yg ditetapkan KMK.
 Senjata, amunisi, alat angkut di air, alat angkut di bawah air, alat angkut di
udara, kendaraan lapis baja, kendaraan angkutan khusus lainnya dan
komponen atau bahan yang diperlukan dalam pembuatan senjata dan amunis
oleh PT. PINDAD utk TNI/Polri.
 Vaksin polio dalam rangka pelaksanaan program PIN.
 Buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran.
 Kapal dan suku cadang dan alat keselamatan pelayaran atau alat kesela-matan
manusia yg digunakan oleh perusahaan pelayaran nasional atau perusahaan
penangkap ikan nasional.
 Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan dan
keselamatan manusia yang digunakan perusahaan airline nasional.
 Kereta api, suku cadang, alat keselamatan yang digunakan PT. KAI.
 Peralatan yg digunakan utk penyediaan data batas negara kepada TNI.
BARANG DIBEBASKAN PPN
(PP No. 12 Tahun 2001)

 Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik tidak termasuk suku cadang
yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan BKP
 Makanan ternak, unggas, ikan dan atau bahan baku pembuatan makanan
ternak, unggas dan ikan.
 Impor atau penyerahan barang didalam daerah pabean bibit dan atau benih dari
barang hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau
perikanan.
 Penyerahan di dalam daerah pabean barang hasil pertanian yang dilakukan
oleh petani atau kelompok tani.
 Penyerahan bahan baku perak dlm btk butiran (granule) atau batangan.
 Bahan baku pembuatan uang kertas rupiah dan uang logam rupiah.
 Penyerahan air bersih yg dialirkan melalui pipa oleh perusahaan air minum.
 Penyerahan listrik kecuali utk perubahan dgn daya lebih dari 6000 watt.
Bukan JKP

 Jasa kesehatan medis  Tenaga kerja
 Pelayanan sosial  Perhotelan
 Pengiriman surat dgn  Jasa pemerintah
prangko  Parkir
 Jasa keuangan  Telpon umum uang logam
 Jasa asuransi  Pengiriman uang wesel
 Kesenian dan hiburan pos
 Jasa angkutan umum  Catering/jasa boga
darat, udara dan air
JASA TIDAK DIKENAKAN PPN
(PP No. 144 Tahun 2000)

 Jasa dibidang pelayanan jasa medik: dukun kampung, para-
normal, dokter, mulai dari puskesmas sampai rumah sakit mahal.
 Jasa dibidang pelayanan sosial: panti asuhan, panti wreda,
krematorium, yayasan pemakaman, jasa pemadam kebakaran.
 Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko.
 Jasa dibidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan
hak opsi.
 Jasa dibidang keagamaan.
 Jasa dibidang pendidikan, baik pendidikan sekolah ataupun luar
sekolah seperti kursus. Kecuali jasa pendidikan tersebut berkaitan
dengan penyerahan BKP.
JASA TIDAK DIKENAKAN PPN
(PP No. 144 Tahun 2000)

 Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang sudah dikenakan pajak
tontonan.
 Jasa dibidang penyiaran yang bukan bersifat iklan.
 Jasa dibidang angkutan umum di darat dan air, termasuk jasa
angkutan udara luar negeri.
 Jasa dibidang tenaga kerja, selama penyedia jasa tidak
bertanggung-jawab atas hasil kerja tenaga kerja dimaksud.
 Jasa dibidang perhotelan, meliputi persewaan kamar, rumah
penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas utk tamu mengi-
nap, dan jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara.
 Jasa yang disediakan pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum.
JASA KENA PAJAK TERTENTU

 Jasa Custodian berupa penitipan (safe custody) yang dilakukan oleh
bank meliputi jasa penyimpanan, penjagaan serta pemeliharaan.
 Jasa Anjak Piutang, berupa pembelian atau pengalihan
piutang/tagihan jangka pendek serta penatausahaan penjualan
kredit serta penagihan klien. Dilakukan oleh bank, lembaga
keuangan bukan bank, perusahaan pembiayaan, PT, dan Koperasi.
DPPnya adalah 5% dari jumlah imbalan yang diterima berupa
service charge, provisi dan diskon.
 Jasa Wali Amanat, jasa trusteeship/agency.
 Jasa Periklanan .
 Jasa Perdagangan termasuk e-commerce.
 Jasa Biro Perjalanan/Wisata dan Pengiriman Paket (DPP = 10%).
 Jasa Sewa Ruangan, DPP = Harga sewa + (0.4 x service charge).
JASA DIBEBASKAN PPN
(PP No. 146 Tahun 2000)

 Jasa yang diterima perusahaan pelayaran nasional atau perusa-haan
penangkapan ikan nasional meliputi jasa persewaan, jasa
pelabuhan, jasa perawatan (docking) kapal.
 Jasa yang diterima perusahaan angkutan udara nasional meliputi
jasa persewaan, perawatan atau reparasi.
 Jasa perawatan atau reparasi yang diterima oleh PT. KAI.
 Jasa kontraktor bangunan rmh sederhana, RSS, rusun sederhana,
pondok boro, asrama masahasiswa atau pelajar serta perumahan
lainnya yang ditetapkan oleh KMK.
 Jasa persewaan rusun sederhana, rumah sederhana, dan RSS.
 Jasa yang diserahkan oleh TNI sehubungan data batas/foto udara
wilayah NKRI.
SKEMA PPN
 Penyerahan BKP/JKP
Membuat Faktur Pajak

Penjual/Pengusaha Jasa Pembeli/Penerima Jasa

Pemotong Pajak Pemikul Beban Pajak

PPN

PPN disetor ke negara


MEKANISME PPN

 Setiap PKP yang menjual BKP atau menyerahkan JKP wajib
membuat Faktur Pajak untuk memungut pajak yang
terutang, disebut Pajak Keluaran (output tax).
 PKP membeli BKP /menerima JKP dari PKP lain, maka
PKP pembeli/penerima membayar pajak yang terutang
kepada negara lewat PKP penjual, disebut Pajak Masukan
(input tax).
 Pada akhir masa pajak, Pajak Masukan dapat dikreditkan
terhadap Pajak Keluaran.
 Jika Pajak Keluaran > Pajak Masukan, berarti kurang bayar
FUNGSI PPN

 Penerimaan Negara
 Pemerataan beban pajak
 Mengatur pola konsumsi
 Mendorong ekspor
 Mendorong investasi
SAAT PAJAK TERUTANG

 Pada saat penyerahan BKP atau JKP.
 Pada saat impor BKP.
 Pada saat pembayaran, jika pembayaran dilakukan sebelum
penyerahan BKP/JKP.
 Pada saat dimulai pemanfaatan BKP tak berwujud/JKP dari
luar daerah pabean didalam daerah pabean.
 Pada saat pembayaran, jika pembayaran sebelum
pemanfaatan BKP tak berwujud/JKP dari luar daerah
pabean didalam daerah pabean.
 Saat lain yang ditetapkan dengan KMK.
 Saat ekspor BKP.
TEMPAT PAJAK TERUTANG

 Tempat tinggal atau tempat kedudukan.
 Tempat kegiatan usaha dilakukan.
 Tempat lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
 Tempat BKP dimasukkan ke dlm daerah pabean, dalam hal impor.
 Tempat OP/Badan terdaftar sebagai NPWP, dalam hal pemanfaatan
BKP tak berwujud/JKP dari luar daerah pabean didalam daerah
pabean.
 Satu tempat atau lebih yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak atas
permohonan tertulis dari PKP.
 Dalam hal kegiatan membangun sendiri, pajak terutang ditempat
bangunan didirikan.
 PKP yang memiliki lebih satu tempat usaha dapat mengajukan
permohonan pemusatan tempat pajak terutang secara tertulis kepada
Dirjen Pajak.
Setor & Lapor

 harus dibayar ke Kas Negara paling lambat tanggal
15 bulan berikutnya
 Pembayaran menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP).
Tarif Pengenaan Pajak

 Tarif PPN yang dikonsumsi/ dimanfaatkan didalam
daerah pabean adalah 10%
 PPN ekspor BKP Berwujud/Tdk berwujud, Ekspor
JKP adalah 0%.
 berdasarkan pertimbangan perkembangan ekonomi,
pemerintah diberi wewenang mengubah tarif PPN
menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15%
dengan tetap memakai prinsip tarif tunggal.
 PPN = Tarif x DPP
Dasar Pengenaan Pajak


harga jual : untuk penyerahan BKP
 penggantian : untuk penyerahan JKP
 nilai impor : untuk impor BKP
 nilai ekspor : untuk ekspor BKP
 nilai lain yang ditetapkan dengan peraturan Menteri Keuangan.

contoh :
1. PKP A menjual tunai BKP dengan harga jual Rp. 25.000.000
PPN yang terutang : 10% x Rp. 25.000.000 = Rp.2.500.000
PPN sebesar Rp. 2.500.000 tsb merupakan pajak keluaran yang
dipungut oleh PKP A.
2. PKP B melakukan ekspor BKP dengan nilai ekspor Rp.10.000.000
PPN yang terutang : 0% x Rp.10.000.000 = Rp. 0
PPN sebesar Rp.0 tsb merupakan pajak keluaran.
Dasar Pengenaan pajak PPnBM dalam
penyerahan BKP oleh PKP yang menghasilkan
BKP atau mengimpor BKP

 Contoh :
PT. X menghasilkan BKP yg tergolong mewah menjual BKP tsb
kepada PT.A dengan harga jual sebesar Rp.100.000.000. atas
penjualan tsb dikenai PPN 10% dan PPnBM 20%. Dasar
pengenaan pajak atas penyerahan BKP yg tergolong mewah tsb
sebesar Rp.100.000.000, tdk termasuk PPN 10% dan PPnBM 20%
yang dikenakan atas penyerahan BKP tsb.
Jumlah yg harus dibayar oleh PT.A adalah sbb :
DPP (harga jual) : Rp.100.000.000
PPN : Rp. 10.000.000
PPnBM : Rp. 20.000.000 +
Jumlah yg hrs dibayar PT.A : Rp.130.000.000
lanjutan

 Kemudian PKP A tsb menjual BKP tsb kepada PKP B
dengan mengharapkan keuntungan sebesar
Rp.15.000.000.
Berikut jumlah yg harus dibayar PKP B :
Harga beli PKP A : Rp.100.000.000
PPnBM yang telah dibayar : Rp. 20.000.000
Keuntungan yg diharapkan : Rp. 15.000.000 +
Dasar pengenaan pajak : Rp.135.000.000
PPN : Rp. 13.500.000 +
Jumlah yg dibayar PKP B : Rp.148.500.000
Kelebihan PPN

 Mencegah pajak berganda
 Netral dalam perdagangan dalam dan luar negeri
 Konsumen sebagai pemikul beban pajak tidak
merasa dibebani oleh PPN sehingga memudahkan
fiskus untuk memungutnya
Kelemahan PPN

 Biaya administrasi relatif tinggi dibandingkan
dengan PTL (Penyertaan Tidak Langsung) lainnya.
 Dampak regresif.
 Rawan manipulasi/penyelundupan sehingga
menuntut tingkat pengawasan yang lebih cermat
dalam administrasi pajak.


 PPN timbul karena digunakannya faktor faktor
produksi dalam setiap perusahaan sewaktu
menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan
memperdagangkan barang atau pemberian
pelayanan jasa kepada konsumen.
 Penyerahan atau IMPOR barang yang tergolong
mewah selain dipungut PPN juga dikenakan
PPnBM dan hanya SATU KALI dipungut pada
tingkatan PABRIKAN atau waktu IMPOR BARANG
Pajak Masukan dan Pajak Keluaran


 PAJAK MASUKAN (PM) adalah PPN yang
seharusnya sudah dibayar oleh PKP karena
perolehan BKP dan atau penerimaan JKP dan atau
Impor BKP

 PAJAK KELUARAN (PK) adalah PPN yang wajib


dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan
BKP dan atau penyerahan JKP dan atau Ekspor BKP
PENGKREDITAN PAJAK
MASUKAN

 Pajak masukan (PM) dikreditkan dengan Pajak keluaran (PK) yang
dipungut pada masa pajak yang sama.
 PM yang belum dikreditkan dengan PK dalam masa pajak yang sama
dapat dikreditkan sampai dengan selambat-lambatnya dalam bulan
ketiga setelah akhir tahun buku, dengan syarat:
 PM tersebut belum dibebankan sebagai biaya.
 Belum dilakukan pemeriksaan, kecuali perolehannya telah dicatat dalam
pembukuan PKP yang bersangkutan.
 Syarat PM dapat dikreditkan jika PM tersebut berhubungan lang-sung
dengan kegiatan usaha.
 Hasil pengkreditan PM terhadap PK:
 Kurang Bayar, jika PM<PK.
 Nihil, jika PM=PK.
 Lebih bayar, jk PM>PK; dapat direstitusi atau dikompensasi.
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN

 PM yang dibayar sebelum dikukuhkan sebagai PKP.
 Tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
 Utk perolehan dan pemeliharaan mobil sedan, jip, station wagon, van, combi,
kecuali barang dagangan atau sesuai dengan usaha.
 Pemanfaatan BKP tak berwujud/JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean sebelum ditetapkan sebagai PKP.
 Tercantum dalam Faktur Pajak (FP) sederhana.
 Tercantum dalam Faktur Pajak standar tapi cacat.
 Pemanfaatan BKP tak berwujud/JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean, yang Faktur Pajaknya cacat.
 Ditagih dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP).
 Ditemukan dalam pemeriksaan, kecuali perolehannya telah dicatat dalam
pembukuan PKP yang bersangkutan.
 PK ditanggung pemerintah.
 PK dibebaskan dari pengenaan pajak.
KREDIT PPN MASA

 PM yang telah dibayar oleh PKP pada saat
perolehan atau impor BKP atas penerimaan JKP
dapat dikreditkan dengan PK yang dipungut PKP
pada saat menyerahkan BKP atau JKP
 Ketentuan tentang pengkreditan PM adalah :
 Syarat utamanya ada Faktur Pajak
 Dilakukan pada Masa Pajak yang sama
 Paling lambat dilakukan 3 bulan setelah masa pajak
dengan syarat belum dibiaya-kan dan atau belum ada
pemeriksaan
Contoh soal

 PT.Maharani telah dikukuhkan sebagai PKP dan
berikut ini informasi berkaitan dengan PM yang
telah dibayar dan PK yang dipungut :
 Januari 2009 :
 Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP ……….. Rp 6.000.000
 Pajak keluaran yang telah dipungut …………………...Rp 3.000.000
 Februari 2009 :
 Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP ………. Rp 6.000.000
 Pajak keluaran yang telah dipungut …………………..Rp 7.000.000
Penyelesaian Soal

 Masa pajak JANUARI 2009
 PK ………………………….. Rp 3.000.000
 PM dapat dikreditkan …….Rp 6.000.000
 PPN Lebih Bayar (LB)……. Rp 3.000.000
 PPN LB akan dikompensasi ke Masa pajak
berikutnya sebesar Rp 3.000.000 di Februari 2009


 MASA PAJAK FEBRUARI 2009 :
 PK ………………………. Rp 7.000.000
 PM dapat dikreditkan … Rp 6.000.000
 PPN Kurang Bayar (KB) Rp 1.000.000
 Kompensasi Januari 09.. Rp 3.000.000
 PPN LB ………………… Rp 2.000.000
..

 Masa MARET 2009
 PK ……………………….Rp 12.000.000
 PM ………………………Rp 6.000.000
 PPN KB ……………….. Rp 6.000.000
 Kompensasi Peb 09….. Rp (2.000.000)
 PPN KB ………………. Rp. 4.000.000
Contoh soal

1. Sepanjang bulan maret 2016 PT ABC mempunyai transaksi sebagai berikut :
 Membeli bahan baku seharga Rp 50.000.000 (dipungut PPN sebesar Rp 5.000.000)
 Membeli bahan penolong seharga Rp 20.000.000 (dipungut PPN sebesar Rp
2.000.000)
 Menjual produknya sebesar Rp 100.000.000 (memungut PPN sebesar Rp
10.000.000)

Maka perhitungan PPN :


pajak keluaranyang harus dipungut Rp 10.000.000
pajak masukan yang harus dipungut oleh PKP lain Rp 7.000.000
PPN kurang bayar yang masih harus disetor ke Kas Negara Rp 3.000.000
Jumlah PPN kurang bayar sebesar Rp 3.000.000 ini harus disetorkan ke kas negara
paling lambat tgl 15 bulan april 2016.

Apabila dalam suatu masa pajak, pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan,
maka selisihnya merupakan pajak yang harus disetor ke Kas Negara oleh PKP.

2. Selama bulan april 2016 terjadi kegiatan usaha sebagai berikut:
 Membeli bahan baku dari pabrikan Rp 30.000.000
 Menyerahkan hasil produksi dengan harga jual Rp 20.000.000

Maka perhitungan PPN nya :


 Pajak masukan yang dipungut oleh PKP lain sebesar : 10% x Rp
30.000.000 = Rp 3.000.000
 Pajak keluaran yang harus dipungut : 10% x Rp
20.000.000 = Rp 2.000.000
 PPN yang lebih bayar dalam masa pajak bulan april 2016 : Rp 3.000.000
– Rp 2.000.000 = Rp 1.000.000
 Kelebihan Rp 1.000.000 tersebut dapat dikompensasi pada masa pajak
berikutnya atau dapat diminta kembali (restitusi)
Dasar Pemungutan Penyerahan
kepada Pemungut PPN

 Dasar pemungutan PPN dan PPnBM adalah jumlah
pembayaran baik dalam bentuk uang muka,
pembayaran sebagian, atau pembayaran
seluruhnya yang dilakukan oleh pemungut PPN
yaitu Bendaharawan Pemerintah atau Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
sebagaimana tersebut dalam Surat Perintah
Membayar (SPM) kepada PKP rekanan.

 PKP rekanan adalah PKP yang melakukan


penyerahan BKP atau JKP kepada bendaharawan
pemerintah atau KPPN.
Jumlah PPN dan PPnBM yang dipungut


 Jika PPN telah menjadi bagian dari harga atau pembayaran atas
penyerahan BKP atau JKP maka PPN yang terutang adalah 10/110 dari
harga atau pembayaran atas penyerahan barang penyerahan barang
kena pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak.
 Jika penyerahan BKP atau JKP tersebut juga terutang PPnBM dan telah
menjadi bagian dari harga atau pembayaran atas penyerahan barang
kena pajak maka perhitungan pajaknya adalah sebagai berikut :

 PPN = 10/(110+t) x harga atau pembayaran atas penyerahan BKP


 PPnBM = t/(110+t) x harga atau pembayaran atas penyerahan 110+t
BKP
t = besarnya tarif PPnBM
Contoh soal

1. Dalam hal penyerahan BKP hanya terutang PPN, maka jumlah
PPN yang dipungut adalah 10/110 bagian dari jumlah
pembayaran.
Jumlah pembayaran Rp 220.000.000
Jumlah PPN : 10/110 x Rp 220.000.000 Rp 20.000.000
Sisa yang dibayarkan kepada PKP rekanan
(Rp 220.000.000-Rp 20.000.000) Rp 200.000.000

Atau dengan cara :


DPP : 100/110 x Rp 220.000.000 Rp 200.000.000 (sisa yang
dibayarkan kepada PKP rekanan)
PPN : 10/100 x Rp 200.000.000 Rp 20.000.000
2.

Dalam hal penyerahan BKP yang tergolong mewah dari PKP disamping terutang
PPN juga terutang PPnBM 20%, maka jumlah PPN yang dipungut sebesar 10/130
bagian dari jumlah pembayaran sedangkan jumlah PPnBM yang dipungut sebesar
20/130 bagian dari jumlah pembayaran.
Jumlah pembayaran Rp 260.000.000
Jumlah PPN yang dipungut
(10/130 x Rp 260.000.000) Rp 20.000.000
Jumlah PPnBM yang dipungut
(20/130 x Rp 260.000.000) Rp 40.000.000
Sisa yang dibayarkan kepada PKP rekanan :
Rp 260.000.000 – (Rp 20.000.000+Rp 40.000.000)=Rp 200.000.000
 Atau dengan cara :
DPP : 100/130 x Rp 260.000.000 Rp 200.000.000 (sisa yang dibayarkan kepada PKP rekanan)
PPN : 10/100 x Rp 200.000.000Rp 20.000.000
PPnBM : 20/100 x Rp 200.000.000 Rp 40.000.000

3. Dalam hal pembayaran berjumlah paling banyak Rp 1.000.000 dan
tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecah, maka PPN dan PPnBM
tidak perlu dipungut oleh Bendaharawan Pemerintah. Batas jumlah
pembayaran sebesar Rp 1.000.000
Contoh 1 :
Harga jual Rp 850.000
PPN : 10/100 x Rp 850.000 Rp 85.000
PPnBM : 20/100 x Rp 850.000 Rp 170.000
Harga jual termasuk PPn dan PPnBM Rp 1.105.000

Meskipun harga jual Rp 850.000 tetapi karena pembayaran termasuk PPN dan
PPnBM berjumlah Rp 1.105.000 (diatas Rp 1.000.000) maka PPN dan PPnBM
yang terutang harus dipungut oleh Bendaharawan Pemerintah atau KPPN

 Contoh 2 :
Harga jual Rp 750.000
PPN : 10/100 x Rp 800.000 Rp 75.000
PPnBM : 20/100 x Rp 800.000 Rp 150.000
Harga jual termasuk PPn dan PPnBM Rp 975.000

Karena harga jual termasuk PPN dan PPnBM berjumlah Rp


975.000 (kurang dari Rp 1.000.000), maka PPN dan PPnBM
yang terutang tidak perlu dipungut oleh Bendaharawan
Pemerintah dan KPPN, tetapi harus dipungut dan disetor oleh
PKP Rekanan Pemerintah, dan faktur pajak tetap harus dibuat.
PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri (KMS)


 Yang dimaksud dengan kegiatan membangun sendiri adalah
kegiatan membangun bangunan yang dilakukan tidak dalam
kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan
yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.
 Sedangkan yang dimaksud dengan bangunan berupa satu
atau lebih konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada satu kesatuan tanah dan/atau perairan
dengan kriteria :
1. Konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu
bata atau bahan sejenis dan/atau baja
2. Diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha
3. Luas keseluruhan paling sedikit 200 m2

 Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak
 Atas kegiatan membangun sendiri dikenakan PPN
dengan tarif 10% dikalikan dengan dasar pengenaan
pajak.
 Dasar pengenaan pajak atas KMS adalah 20% dari
jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang
dibayarkan untuk membangun sendiri, tidak termasuk
harga perolehan tanah.
 PPN : 10% x (20% x jumlah biaya yang dikeluarkan)
 Pajak masukan yang dibayar sehubungan dengan KMS
tidak dapat dikreditkan.

 Saat dan Tempat Pajak Terutang
 Saat yang menentukan PPN terutang adalah saat dimulainya secara
fisik kegiatan membangun sendiri (menggali fondasi, memasang
tiang pancang dll)
 KMS yang dilakukan secara bertahap dianggap merupakan satu
kesatuan kegiatan sepanjang tenggang waktu antara tahap-tahapan
tersebut tidak lebih dari 2 tahun.
 Tempat pajak terutang atas KMS adalah di tempat bangunan
tersebut didirikan.
 Orang pribadi atau badan yang melakukan KMS harus menyetorkan
PPN yang terutang ke kas negara melalui kantor pos atau bank
persepsi paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah
berakhirnya masa pajak dengan menggunakan surat setoran pajak.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai