Anda di halaman 1dari 35

Lingkar Pajak 2021

Mentor
Danu Ruenda
Cerryantisa Pamela Taxation 2
PPN & PPnBM
S1 Manajemen
Angkatan 2019
0815-2199-9845
danuruenda@gmail.com

S1 Akuntansi
Angkatan 2019
0838-7224-6798
cerrypamela@gmail.com

Tax Center
Dasar Hukum PPN & PPnBM

Dasar hukum yang mengatur pada awalnya yaitu


Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
Namun, Undang-Undang Nomor 8 Tahun telah
beberapa kali mengalami perbahan dan terakhir kali
diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja
Pajak Pertambahan
Nilai

Tax Center
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
pajak atas konsumsi barang dan jasa
di Daerah Pabean yang dikenakan
secara bertingkat di setiap
jalur/proses produksi dan distribusi.
pihak yang menanggung beban pajak
adalah konsumen akhir atau si
pembeli.

Daerah Pabean adalah wilayah


Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, perairan dan ruang
udara di atasnya, serta tempat-
tempat tertentu di Zona Ekonomi
Eksklusif dan landas kontinen yang
di dalamnya berlaku Undang-
Undang yang mengatur mengenai
Kepabeanan.

Tax Center
Penyerahan Barang/Jasa Dalam
Negeri

Impor Barang/Jasa/BKP tidak


berwujud

Objek Ekspor Barang/Jasa/BKP tidak


berwujud
PPN
Kegiatan Membangun Sendiri

Aktiva yang tidak untuk


diperjualbelikan

Tax Center
Barang Kena Pajak

terdiri atas semua barang,


kecuali :

Hasil Pertambangan

Kebutuhan Pokok

Makanan/minuman
Alat Tukar/Surat
Berharga
Jasa Kena Pajak

JKP terdiri atas semua jasa, kecuali Jasa pada Pasal 4A ayat
(3), yaitu :
a. Jasa pelayanan kesehatan medis; k. Jasa tenaga kerja;
b. Jasa pelayanan sosial; l. Jasa perhotelan;
c. Jasa pengiriman surat dengan perangko; m. Jasa yang disediakan
d. Jasa keuangan;
oleh pemerintah dalam
e. Jasa asuransi;
rangka menjalankan
f. Jasa keagamaan
g. Jasa Pendidikan; pemerintahansecara umum;
n. Jasa penyediaan tempat
h. Jasa kesenian dan hiburan; parkir;
i. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan; o. Jasa telepon umum dengan
menggunakan uang logam;
j. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta
p. Jasa pengiriman uang dengan
jasa angkutan udara dalam negeri yang wesel pos;
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari q. Jasa boga atau katering.
jasa angkutan udara luar negeri;


Subjek PPN
Pengusaha (PKP)

Menghasilkan Barang

Mengimpor/mengekspor barang

Melakukan Usaha Dagang

Melakukan dan Memanfaatkan Jasa/BKP


Mekanisme PPN

PKP menyerahkan BKP / JKP dan memungut PPN


dari pembeli dengan faktur pajak

PPN pada faktur merupakan Pajak Keluaran bagi


PKP
Saat PKP membeli BKP/JKP dikenakan PPN yang
dibayar dimuka (Pajak Masukan)
Setiap bulan, bila jumlah PK lebih besar dari PM maka
selisihnya harus disetor ke Kas Negara, dan sebaliknya.

PKP wajib menyampaikan Laporan Perhitungan PPN


setiap bulannya
Jenis-Jenis
PPN
PPN Masukan PPN Keluaran

PPN masukan merupakan pajak PPN keluaran merupakan pajak


yang dikenakan ketika Pengusaha yang dikenakan saat PKP
Kena Pajak (PKP) melakukan melakukan penjualan terhadap
pembelian atas Barang Kena BKP/JKP.
Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena
Pajak (JKP).
DPP 10% PPN

Tarif pajak sebesar 0%, bagi :


1. BKP berwujud diekspor
2. BKP tidak berwujud dari daerah pabean yang dimanfaatkan
diluar daerah pabean
3. JKP yang diekspor termasuk JKP yang diserahkan oleh PKP yang
menghasilkan dan melakukan ekspor BKP atas dasar pesanan
atau permintaan dengan bahan dasar atas petunjuk dari
pemesan diluar daerah pabean

Tax Center
Jurnal

Sebagai Penjual : Sebagai Pembeli :


Kas/Piutang Dagang xxx Pembelian xxx
PPN Keluaran xxx PPN Masukan xxx
Penjualan xxx Kas/Utang Dagang xxx
Saat Pembayaran :
PPN Keluaran xxx
PPN Masukan xxx
Kegiatan Membangun Sendiri
Kas xxx
Saat Pengeluaran : Dasar pengenaan pajak :
Bangunan dalam penyelesaiaan xxx 1.Harga Jual
Kas/Utang xxx 2.Penggantian
3.Nilai Impor
Saat Pengakuan PPN :
4.Nilai Ekspor
Bangunan dalam Penyelesaiaan xxx
Utang PPN xxx
Saat Membayar Pajak :
Utang PPN xxx
Kas xxx
Pemungut PPN

Bendaharawan Pemerintah

Pemegang kuasa/izin atau kontraktor

BUMN
PPN atas penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik

Terhitung mulai 1 Juli 2020, pemanfaatan barang tidak


berwujud maupun jasa di dalam Indonesia melalui
Perdagangan melalui Sistem Elektronik (PMSE) akan
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dari
DPP. PPN atas PMSE berlaku atas dasar Peraturan Menteri
Keuangan No. 48/PMK.03/2020.
Penyerahan PPN

Atas BKP Atas JKP

- PPN dikenakan atas penyerahan - Jasa Penyelenggara layanan


BKP oleh Pengusaha Penyelenggara transaksi pembayaran terkait
Jasa Telekomunikasi kepada dengan distribusi Token oleh
Penyelenggara Distribusi Tingkat Penyelenggara Distribusi
Pertama dan/atau pelanggan
telekomunikasi, kemudian oleh - Jasa pemasaran dengan media
Penyelenggara Distribusi Tingkat Voucher
Pertama ke Tingkat Kedua atau - Jasa penyelenggaraan layanan
pelanggan telekomunikasi, dan transaksi pembayaran terkait
seterusnya. distribusi Voucher
- PPN terutang atas penyerahan - Jasa penyelenggaraan program
token oleh Penyedia Tenaga loyalitas dan penghargaan
Listrik pelanggan
Pemungut ppn

Pelaku usaha PMSE dapat berupa :

Pedagang Luar Negeri

Penyedia Jasa Luar Negeri

Penyelenggara PMSE Luar Negeri

Penyelenggara PMSE Dalam Negeri


fyi
Jumlah PMSE pemungut PPN hingga awal september 2021
terhitung sebanyak 83 perusahaan. Adapun beberapa
perusahaan digital luar negeri yang menjadi pemungut PPN
10% kepada konsumennya di Indonesia adalah Netflix,
Facebook, Tiktok hingga Shopee.

Tax Center
Wacana Pengenaan PPN Sembako Hingga Pendidikan

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajukan kebijakan pungutan pajak


pertambahan nilai (PPN) atas barang kebutuhan pokok atau sembako, jasa pendidikan
atau sekolah, dan jasa kesehatan kepada Komisi XI DPR. (13/9)

Opsi kebijakan ini sengaja diberikan agar azas keadilan dapat diwujudkan.
Namun, hal ini akan disesuaikan dengan melihat tingkat pendapatan dari berbagai
kelompok masyarakat.
Sembako apa saja yang akan kena pajak?

Pengenaan PPN sembako tertuang dalam revisi Undang-Undang


Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP). Dalam draf aturan itu, barang kebutuhan pokok
dihapus dalam kelompok jenis barang yang tidak dikenakan PPN.
Artinya, barang pokok akan dikenakan PPN. PPN sembako akan
menyasar golongan sembako premium atau high end.

Barang pokok yang tidak dikenakan PPN sebelumnya diatur


dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 116/PMK.010/2017. Barang
pokok yang dimaksud, seperti : beras dan gabah, jagung, sagu, kedelai,
garam konsumsi, daging, telur, susu, buah-buahan, ubi-ubian, sayur-
sayuran, bumbu-bumbuan, dan gula konsumsi.
Jasa pendidikan apa yang akan kena
pajak?
PPN atas Pendidikan didasarkan pada perlakuan
perpajakan yang sama antara sekolah komersil dengan sekolah
negeri, dimana bagi masyarakat kalangan bawah justru
menggambarkan asas keadilan dalam kebijakan pungutan PPN
belum tepat sasaran.
Jasa pendidikan yang bersifat komersial dalam batasan
tertentu ini akan dikenakan PPN. Sementara jasa pendidikan yang
mengemban misi sosial, kemanusiaan, dinikmati oleh masyarakat
banyak pada umumnya, misalnya masyarakat SD negeri dan
sebagainya tidak akan (dikenakan) PPN.
PPnBM
(Pajak Penjualan atas
Barang Mewah)

Tax Center
Pengertian

Berdasarkan undang-undang no 42 Tahun 2009 Pasal 5 ayat


1 yang berlaku di Indonesia, menyatakan “Disamping
pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1), dikenai juga Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah terhadap:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan
barang tersebut di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya; dan
2. Impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
Karakteristik
PPNBM
1. PPnBM merupakan pungutan tambahan selain PPN
2. PPnBM hanya dikenakan satu kali, pada saat impor atau pada
saat penyerahan BKP mewah oleh PKP pabrikan
3. PPnBM tidak dapat dikreditkan
4. Tarif ekspor PPnBM 0%
5. Tarif PPnBM ditetapkan antara 10% hingga 200%

Tax Center
Tujuan

Keseimbangan pembebanan Pajak

Pengendalian pola konsumsi

Perlindungan terhadap produsen kecil

Mengamankan penerimaan negara


BKP yang tergolong mewah

Barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok

Barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu

Barang yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi

Barang yang dikonsumsi untuk menunjukan status


atau kelas sosial
Kawasan Berikat &
Kawasan Bebas

Tax Center
Pengertian

Kawasan berikat Kawasan bebas

Bangunan, tempat atau kawasan Istilah yang mengacu pada kawasan


dengan batas-batas yang telah perdagangan bebas yang ada dalam
ditentukan di dalam wilayah Republik wilayah hukum Indonesia. Kawasan
Indonesia (RI). Di dalam kawasan bebas ini perlakuannya terpisah dari
berikat ini diberlakukan aturan- daerah pabean.
aturan khusus terkait kepabeanan.
Dalam kawasan bebas tidak ada
Aturan-aturan khusus dalam kawasan
pengenaan bea masuk, Pajak
berikat ini diberlakukan atas barang
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak
yang dimasukkan dari luar daerah
Penjualan atas Barang Mewah
pabean atau dari dalam daerah
(PPnBM) dan cukai. Hasil dalam
pabean lainnya.
kawasan bebas ini juga tidak mesti
untuk kepentingan ekspor.
Contoh perhitungan

Tax Center
Contoh
perhitungan PPn

Diketahui seorang PKP bernama Gabriel Ruenda menjual Barang Kena Pajak secara tunai
dengan harga Jual Rp65.700.000. Berapakah PPN terutangnya ?
Penyelesaian : Pajak Pertambahan Nilai yang terutang = 10% x Rp25.000.000
= Rp6.570.000
PPN sebesar Rp6.570.000 tersebut merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak

Tax Center
Contoh
perhitungan PPn

PT FakeCall menjual 40 unit smartphone seharga Rp 105.000.000 dengan potongan harga 5%,
berapakah PPNnya?
Harga jual = Rp 105.000.000
Diskon 5% = (Rp 5.250.000)
DPP = Rp 99.750.000
PPN = 10% X Rp 99.750.000
= Rp 9.975.000

Tax Center
Contoh
perhitungan PPn
Jasa luar negeri
Syafira Pamela Agency memiliki beban untuk membayar jasa tenaga ahli dari Korea yang telah
memberikan idol dance training pada perusahaannya. Harga tenaga ahli tersebut adalah sebesar
Rp990.000.000. Sementara tenaga ahli yang disebutkan meminta jumlah gaji yang diterima
harus jumlah bersih termasuk potongan Pajak Pertambahan Nilai.
Dalam hal ini, kita dapat menerapkan rumus kedua yaitu 10/110 x Rp990.000.000,- untuk
menetapkan jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang menjadi beban dan harus dibayarkan untuk
jasa tenaga kerja ahli tersebut.
Penyelesaian :
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang = 10/110 x Rp 990.000.000 = Rp90.000.000

Tax Center
Kegiatan
membangun
sendiri
Nona Klee, seorang pengrajin petasan membangun sebuah rumah dengan luas 450 m2
dengan total pengeluaran perbulannya Rp 550.000.000, Rp 650.000.000, Rp
400.000.000, jadi setiap bulannya nona Klee harus membayar PPN.
Rumus = 10% x DPP
DPP = 20% x Biaya/Pengeluaran
PPN Setiap Bulannya :
Bulan 1 = 10% x (20% x Rp 550.000.000) = Rp 11.000.000
Bulan 2 = 10% x (20% x Rp 650.000.000) = Rp 13.000.000
Bulan 3 = 10% x (20% x Rp 400.000.000) = Rp 8.000.000

Tax Center
Contoh perhitugan
PPnBm

Pada bulan januari terdapat pembelian barang mewah dengan DPP Rp 550.000.000 .
Berdasarkan DPP, barang tersebut terkena tarif PPnBM sebesar 40%. Lalu, berapakah
pajak yang harus dipungut?
PPN: Rp 550.000.000 x 10% = Rp 55.000.000
PPnBM: Rp 550.000.000 x 40% = Rp 220.000.000
Maka, pajak yang dipungut adalah sebesar Rp 275.000.000

Tax Center

Anda mungkin juga menyukai