NILAI) &
PPNBM (PAJAK PENJUALAN
BARANG MEWAH)
DELLA AYU ZONNA LIA., S.AB., M.AB
AGENDA
3. Administrasi PPN
4. Diskusi kasus
PENGERTIAN UMUM
PPN adalah Pajak atas Konsumsi
Barang atau jasa
OLEH
Orang Pribadi
Badan
KARAKTERISTIK PPN
Pajak Obyektif
Pajak Tidak Indirect
Langsung Substraction
Method
KARAKTERISTI
Non kumulatif Multi stage
K
Konsumsi
Dalam Negeri
Consumption type
VAT
CIRI PPN
Impor BKP
Penyerahan BKP Penyerahan JKP
Pemanfaatan BKP di
daerah pabean OBYEK PPN Pemanfaatan JKP
1 Darat
Ruang udara di
dan atasnya
2 Perairan
4 Landas Kontinen
BARANG
BARANG ADALAH
BARANG CONTOH :
BERGERAK • HAK ATAS MEREK
DAGANG
• HAK PATEN
• HAK CIPTA
BARANG TIDAK
BERGERAKLandas Kontinen
PENYERAHAN
BARANG KENA PAJAK (BKP)
YANG DIKENAKAN
PAJAKBERDASARKAN
UU PPN
Penyerahan Barang Kena Pajak
• Penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian
• Pengalihan BKP karena perjanjian sewa beli dan leasing
• Pengalihan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang
• Pemakaian sendiri dan/atau pemberian Cuma-Cuma
• SUATU BARANG
• FASILITAS
• KEMUDAHAN
• HAK
YANG DIKENAKAN
PAJAK BERDASARKAN
UU PPN
JASA KENA PAJAK (JKP)
TERMASUK
PEMAKAIAN PEMBERIAN
SENDIRI JKP CUMA-CUMA
OLEH PKP
PEMANFAATAN JKP DAN BKP
MELIPUTI :
• PERSEROAN TERBATAS;
• PERSEROAN KOMANDITER;
• PERSEROAN LAINNYA;
• BUMN / BUMD;
• FIRMA, KONGSI; KOPERASI; DANA PENSIUN; PERSEKUTUAN;
PERKUMPULAN; YAYASAN; ORGANISASI MASSA; ORGANISASI
SOSPOL DAN SEJENISNYA; LEMBAGA; BUT DAN BENTUK BADAN
LAINNYA.
PENGUSAHA
ORANG PRIBADI BADAN
• MENGHASILKAN BARANG;
• MENGIMPOR BARANG;
• MENGEKSPOR BARANG;
• MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;
• MELAKUKAN USAHA JASA;-
• MEMANFAATKAN BARANG TIDAK BERWUJUD /
JASA DARI LUAR DAERAH PABEAN.
PENGUSAHA KENA PAJAK
(PKP)
PENGUSAHA
YANG MELAKUKAN
PENYERAHAN BPK/JKP
MENJADI
1 KEGIATAN MENGOLAH BARANG
MELALUI PROSES MENGUBAH BARU
BENTUK ATAU SIFAT SUATU
MENJADI
BARANG DARI BENTUK ASLINYA DAYA GUNA
BARU
TERMASUK
KARENA
PENYERAHAN BPKP
TIDAK
TERMASUK
TERMASUK
KARENA PENYERAHAN
JKP
TIDAK
TERMASUK
TIDAK
TERMASUK
Yang termasuk dalam pengertian biaya yang merupakan unsur harga jual, antara
lain : pengangkutan, asuransi, bantuan teknik, pemeliharaan, dan garansi.
PENGGANTIAN
• Persentase tertentu dari harga jual, tagihan atau imbalan-Harga faktual yang
dianggap wajar
DPP NILAI LAIN
• Pemakaian Sendiri :
DPP = Harga Pokok Penjualan (Harga jual atau Penggantian dikurangi laba
bruto)
PPN = 10% X Harga Pokok Penjualan.
• Pemberian Cuma-Cuma :
DPP = Harga Pokok Penjualan (Harga Jual atau Penggantian dikurangi laba
bruto)
PPN = 10% X Harga Pokok Penjualan
DPP NILAI LAIN
• Penyerahan BKP dan/atau JKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan
penyerahan BKP dan/atau JKP antar cabang DPP = Harga Jual atau
penggantian dikurangi laba kotor
PPN = 10% x Harga Jual atau penggantian dikurangi laba kotor
DPP ATAS TRANSAKSI DENGAN
VALUTA ASING
• Apabila harga jual atau penggantian menggunakan valuta asing,
Dasar Pengenaan Pajak-nya dihitung dengan :
• Nilai konversi menurut Keputusan Menteri Keuangan (Kurs
KMK) yang berlaku pada saat pembuatan Faktur Pajak (per
tanggal Faktur Pajak).
• Dalam hal penyerahan kepada Pemungut PPN (WAPU),
menggunakan nilai konversi menurut KMK yang berlaku pada
saat pembayaran atas harga jual BKP/JKP yang bersangkutan
(Lihat ; Pemungut PPN)
• Kurs menurut KMK tersebut di atas diumumkan secara periodik
(setiap pekan sekali) yang berlaku untuk masa satu pekan
DPP ATAS PENYERAHAN BKP YANG TERGOLONG MEWAH
Sebesar 10%
YAITU SELAMBAT-LAMBATNYA :
pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;
pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
penyerahan sebagian tahap pekerjaan;
pada saat Pengusaha Kena Pajak rekanan menyampaikan
tagihan kepada Bendaharawan Pemerintah sebagai
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
FAKTUR PAJAK GABUNGAN
• perolehan BKP atau JKP, pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP
dari luar Daerah Pabean, sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak;
• perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan
kegiatan usaha;
• perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon,
kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan
PAJAK MASUKAN TIDAK DAPAT
DIKREDITKAN
• pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum
pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
• perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur
Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan Nomor Pokok
Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena
Pajak;
PAJAK MASUKAN TIDAK DAPAT
DIKREDITKAN
• perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak
Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak;
PAJAK MASUKAN TIDAK DAPAT
DIKREDITKAN
• perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak
Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan MasaPajak
Pertambahan Nilai, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan;
dan
• perolehan Barang Kena Pajak selain barang modal atau Jasa Kena Pajak
sebelum Pengusaha Kena Pajak berproduksi sebagaimana dimaksud
pada ayat
KREDIT PAJAK MASUKAN
• Apabila dalam suatu Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak selain melakukan
penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak
terutang pajak, sedangkan Pajak Masukan untuk penyerahan yang terutang
pajak tidak dapat diketahui dengan pasti, jumlah Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan untuk penyerahan yang terutang pajak dihitung dengan
menggunakan pedoman yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
PENGHAPUSAN PIUTANG
Pajak Keluaran bagi Pengusaha Kena Pajak penjual, artinya PKP Penjual
tidak diperkenankan membatalkan (menarik kembali) Pajak Keluaran yang
telah dilaporkan dalam SPT-nya.
Pajak Masukan bagi PKP pembeli atau penerima jasa, artinya PKP
Pembeli tidak perlu membatalkan Pajak Masukan yang telah dikreditkan
dalam SPT-nya.
BKP YANG DIBELI MUSNAH /
RUSAK KARENA BENCANA ALAM
ATAU KONDISI FORCE MAJEURE
Apabila pajak yang telah dipungut tersebut telah disetor dan dilaporkan,
maka PKP yang bersangkutan tidak dapat meminta kembali (restitusi).
Pajak yang salah dipungut tersebut dapat diminta kembali oleh pihak yang
terpungut, sepanjang belum dikreditkan atau belum dibebankan sebagai
biaya.
87 PT. Garuda merupakan PKP yang menjual elektronik di Malang. Selama Agustus 2018, PT
Garuda melakukan berbagai transaksi sebagai berikut:
• Penjualan secara langsung kepada konsumen sebesar Rp1.600.000.000.
• Penyerahan BKP, yakni barang elektronik kepada Pemerintah Kota Malang sebesar
Rp660.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN.
• PT. Garuda juga membangun sebuah gudang elektronik seluas 500m2 di kawasan
pergudangan sendiri dengan biaya sebesar Rp550.000.000.
• Menyumbang ke sebuah yayasan panti jompo 1 buah televisi dengan harga Rp2.000.000
termasuk keuntungan Rp200.000.
Selain transaksi di atas, terdapat tambahan transaksi selama bulan Agustus sebagai berikut:
• Membeli sebuah mobil box untuk mengangkut barang dengan harga Rp550.000.000 dan
harga tersebut sudah termasuk PPN.
Dari transaksi-transaksi yang terjadi di atas, maka hitunglah PPN dari transaksi tersebut?
Dan berapa total PPN yang disetorkan?
CONTOH PERHITUNGAN PPN & PPNBM
PPN dan PPnBM setiap transaksi contoh PPN di atas adalah sebagai berikut.
88
• Transaksi pertama:
PPN = 10% x Rp1.600.000.000 = Rp160.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
• Transaksi kedua:
DPP = 100/110 x Rp660.000.000 = Rp600.000.000
PPN = 10% x Rp600.000.000 = Rp60.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
• Transaksi ketiga:
DPP = 20% x Rp550.000.000 = Rp110.000.000
PPN = 10% x Rp110.000.000 = Rp100.000.000 (pajak keluaran)
• Transaksi keempat:
DPP = Rp2.000.000 – Rp200.000 = Rp1.800.000 (pajak keluaran)
CONTOH PERHITUNGAN PPN & PPNBM
• Transaksi tambahan:
89
DPP = 100/110 x Rp550.000.000 = Rp500.000.000
PPN = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000 (pajak masukan)
• Total PPN yang harus disetorkan:
PPN keluaranya:
Transaksi pertama + transaksi kedua + transaksi ketiga + transaksi keempat
Rp160.000.000 + Rp60.000.000 + Rp100.000.000 + Rp1.800.000 = Rp321.800.000
PPN masukannya:
Rp50.000.000
• Cara menghitung PPN yang harus disetorkan: Pajak keluaran – pajak masukan
Rp321.800.000 – Rp50.000.000 = Rp271.800.000
• Jadi, total PPn yang perlu PT. Garuda setorkan atas transaksi yang dilakukan selama
Agustus 2018 tersebut adalah sebesar Rp271.800.000.
CONTOH PERHITUNGAN PPN & PPNBM
Pengimpor C melakukan impor BKP dari luar daerah pabean dengan nilai
92
impor Rp15.000.000.
PPN yang dipungut melalui Ditjen Bea dan Cukai
= 10% x Rp15.000.000 = Rp1.500.000.