Anda di halaman 1dari 133

APAKAH PPN ITU ?

PPN =Pajak Pertambahan Nilai


pada dasarnya adalah suatu pajak yang
dikenakan atas konsumsi dalam negeri
oleh pribadi, badan atau pemerintah
LANDASAN HUKUM
UU No.8/1983 (1 Apr 1985)

UU No.11/1994 (1 Jan 1995)

UU No.18/2000 (1 Jan 2001)

UU No.42/2009 (1 Apr 2010)


KARAKTERISTIK PPN
Pajak Tidak Langsung

Pajak Objektif

Multi Stage Tax

Credit Method & Invoice Method

Konsumsi Dalam Negeri


2. OBJEK PPN
OBJEK PAJAK (PPN)

adanya taatbestand yaitu keadaan peristiwa


atau perbuatan hukum yang dapat dikenakan
pajak...
OBJEK PPN
Pasal 4
Pasal 16 C
Pasal 16 D
OBJEK PPN PASAL 4 UU PPN
Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha.

Impor BKP

Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh


Pengusaha

Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam


Daerah Pabean

Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

Ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak

Ekspor BKP Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak

Ekspor JKP oleh Pengusaha Kena Pajak


TERMASUK PENGERTIAN PENYERAHAN BKP (1)

Penyerahan hak atas BKP karena suatu


perjanjian

Pengalihan BKP oleh karena suatu


perjanjian sewa beli dan perjanjian leasing

Penyerahan BKP kepada pedagang


perantara atau melalui juru lelang

Pemakaian sendiri dan atau pemberian


cuma-cuma atas BKP
TERMASUK PENGERTIAN PENYERAHAN BKP (2)

BKP berupa Persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan


semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada
saat pembubaran perusahaan

Penyerahan BKP dari Pusat ke Cabang


atau sebaliknya dan penyerahan BKP
antar Cabang

Penyerahan BKP secara konsinyasi

Penyerahan BKP oleh PKP dalam rangka perjanjian pembiayaan


yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah yang penyerahannya
dianggap langsung dari PKP kepada pihak yang membutuhkan
BKP
TIDAK TERMASUK PENGERTIAN PENYERAHAN BKP (1)

Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana


dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

Penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang

Penyerahan BKP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


huruf f (pusat ke cabang atau antar cabang) dalam hal
Pengusaha Kena Pajak memperoleh ijin pemusatan
tempat pajak terutang
TIDAK TERMASUK PENGERTIAN PENYERAHAN BKP (2)

pengalihan Barang Kena Pajak dalam


rangka penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, dan
pengambilalihan usaha dengan syarat
pihak yang melakukan pengalihan dan
yang menerima pengalihan adalah
Pengusaha Kena Pajak

Barang Kena Pajak berupa aktiva yang


menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada
saat pembubaran perusahaan, dan yang
Pajak Masukan atas perolehannya tidak
dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c

- huruf b: perolehan BKP/JKP yg tdk mempunyai hubungan lgsg


dgn kegiatan usaha
- huruf c : Perolehan dan pemeliharaan kend bermotor berupa
sedan dan station wagon, kecuali barang dagangan atau
disewakan.
OBJEK PPN PASAL
16 C UU PPN

Kegiatan
Membangun Sendiri
OBJEK PPN PASAL
16 D UU PPN

- Penyerahan BKP berupa aktiva


- Tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan oleh PKP
- Kecuali atas penyerahan yang PM-nya tidak dapat dikreditkan
sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c
Klasifikasi Barang/Jasa Dalam
UU PPN
Non-BKP dan
BKP dan JKP Non-JKP

Tidak
Kena PPN Dibebaskan Tidak Kena PPN
Dipungut (Dibahas di PPN B)
(Dibahas di PPN B)
• Barang
berwujud
(barang
bergerak atau
barang tidak
bergerak) dan
barang tidak
berwujud yang PAJAK
dikenakan pajak KENA
berdasarkan BARANG
Undang-Undang
PPN
• Pada prinsipnya
semua barang
BARANG YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
(Pasal 4A ayat 2 UU 42/2009)

1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran


yang diambil langsung dari sumbernya

2. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat


dibutuhkan oleh rakyat banyak

3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,


restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya
termasuk jasa catering (new);

4. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.


Barang hasil pertambangan atau hasil
pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya (UU 42/2009)

Minyak mentah

Gas bumi tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap
dikonsumsi masyarakat

Panas Bumi

Asbes, batu tulis….Pasir dan kerikil dst

Batu bara sebelum diproses menjadi briket batu bara

bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel,
bijih perak serta bijih bauksit.
Back
Barang Kebutuhan Pokok (UU 42/2009) (1)

Beras

Gabah

Jagung

Sagu

Kedelai

Garam (yodium/non-yodium)
Barang Kebutuhan Pokok (UU 42/2009) (2)

Daging Segar
Telur
Susu Perah
Buah-buahan
Sayur-sayuran Back
usaha jasa boga
diserahkan oleh
dan minuman yang
termasuk makanan •
tidak
Makanan/minuman tempat maupun
disajikan di hotel, dikonsumsi di •
restoran, rumah minuman
makan
makanan dan •
sejenisnya
makan, warung, dan
restoran, rumah
disajikan di hotel, •
*) Ciri umum jasa boga:
• Tidak disantap ditempat;
• Penyediaan untuk kegiatan resepsi,
perayaan, perlombaan, dan
kegiatan sejenis;
• Menyediakan petugas dan
peralatannya;

Back
JASA
•Kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan
atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu
barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak
tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang

KENA dilakukan untuk menghasilkan barang karena


pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas
petunjuk dari pemesan

PAJAK
•Dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang ini
•Pada prinsipnya semua jasa dikenakan PPN kecuali
UU menetapkan sebaliknya
Jasa Yang Tidak Dikenakan PPN (1)
(Pasal 4A ayat 2 UU 42/2009)

jasa pelayanan kesehatan medis

jasa pelayanan sosial

jasa pengiriman surat dengan perangko

jasa keuangan,

Jasa Asuransi

jasa keagamaan

jasa pendidikan

jasa kesenian dan hiburan

jasa penyiaran yang bukan bersifat iklan


jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air serta jasa
angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak
Jasa Yang Tidak Dikenakan PPN (2)
jasa tenaga kerja

Jasa Perhotelan

jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka


menjalankan pemerintahan secara umum

jasa penyediaan tempat parkir

jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam

jasa pengiriman uang dengan wesel pos

jasa boga atau katering


Jasa Pelayanan kesehatan medis
jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi;

jasa dokter hewan;

jasa ahli kesehatan seperti ahli akupuntur, ahli gigi, ahli gizi, dan ahli
fisioterapi;

jasa kebidanan dan dukun bayi;

jasa paramedis dan perawat;

jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium


kesehatan, dan labatorium;

jasa psikologi dan psikiater;dan

jasa pengobatan alternatif, termasuk yang dilakukan oleh


paranormal. Back
Jasa Pelayanan sosial
jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo;

jasa pemadam kebakaran;

jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan;

jasa lembaga rehabilitasi;

jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman,


termasuk krematorium; dan

jasa di bidang olahraga kecuali yang bersifat komersial.


Back
Jasa Keuangan
jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu;

jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan


dana kepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana
lainnya;

jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip


syariah, berupa:

jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai


syariah dan fidusia; dan

jasa penjaminan.
Back
Jasa Asuransi

Yang dimaksud dengan "jasa asuransi" adalah jasa


pertanggungan yang meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa,
dan reasuransi, yang dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis asuransi, tidak termasuk jasa penunjang
asuransi seperti agen asuransi, penilai kerugian asuransi, dan
konsultan asuransi

Back
Jasa Keagamaan
jasa pelayanan rumah ibadah;

jasa pemberian khotbah atau dakwah;

jasa penyelenggaraan kegiatan keagamaan; dan

jasa lainnya di bidang keagamaan.


Back
Jasa Pendidikan

jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti


jasa penyelenggaraan pendidikan umum, pendidikan
kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan
kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik,
dan pendidikan profesional; dan

jasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah

Back
Jasa Penyiaran

Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan meliputi jasa penyiaran


radio atau televisi yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau
swasta yang tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor
yang bertujuan komersial.

Back
Jasa Tenaga Kerja
jasa tenaga kerja;

jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia


tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga
kerja tersebut; dan

jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja

Back
Jasa Perhotelan

jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah


penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait
dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap; dan

jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di


hotel, rumah penginapan, motel, losmen, dan hostel.

Back
3. SUBJEK PPN
Bapak Subjek
PPN ya …?? Saya Bukan Subjek
PPN. Saya hanyalah
seorang PKP Pak…!!!

F
I
S
K
U
S
SUBJEK PPN
Siapapun
yang
dikenakan • Pengusaha Kena Pajak (PKP)
kewajiban • Bukan PKP
dalam
bidang PPN
PENGUSAHA KENA PAJAK
• Menghasilkan barang;
• Mengimpor/mengekspor barang;
• Melakukan usaha perdagangan;
Orang Pribadi/Badan • Memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar
daerah pabean;
• Melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa;
• Memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean

Melakukan penyerahan
BKP/JKP

Tidak Termasuk
Pengusaha Kecil

Kecuali Pengusaha Kecil


ybs memilih untuk
menjadi PKP
Pengusaha Kena Pajak
(Pasal 4 huruf a, c, f,g,h serta Pasal 16D UU PPN jo. Pasal 2 PP 143 tahun 2000)

Yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP;

Yang mengekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud,


JKP;

Yang menyerahkan aktiva yang menurut tujuan semula


tidak utk diperjualbelikan;

Bentuk kerja sama operasi yang menyerahkan BKP


dan/atau JKP
Bukan PKP Tetapi Subjek Pajak
(Pasal 4 huruf b, d, e serta Pasal 16C UU PPN jo. Pasal 2 PP 143 tahun 2000)

Mengimpor BKP (pasal 4 huruf b UU PPN)

Memanfaatkan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari


luar daerah pabean ke dalamnya (pasal 4 huruf d dan
e UU PPN)

Membangun sendiri tidak dlm lingkungan


perusahaan/ pekerjaannya (pasal 16 C UU PPN)
PENGUSAHA KECIL
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Pengusaha yang menyerahkan BKP dan/atau JKP


tidak lebih dari Rp. 600.000.000,00 dalam
setahun

Bila dalam masa pajak > Rp. 600 juta, p.l. akhir
bulan berikutnya harus melaporkan untuk
dikukuhkan sebagai PKP

(KMK 552/KMK.04/2000 jo. KMK 571/KMK.03/


2003 PMK 68/PMK.03/2010)
KEWAJIBAN PKP
(Pasal 3A ayat 1 UU PPN)

Pengusaha yang menyerahkan BKP, JKP


atau ekspor BKP wajib:
Melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP

Memungut PPN dan PPn BM yang


terutang

Menyetor PPN dan PPn BM yang


terutang

Melaporkan PPN dan PPn BM yang


terutang
KAPAN MELAPORKAN ?

• Sebelum melakukan penyerahan BKP/JKP


(Pasal 2 ayat 5 PER-44/PJ/2008 tgl 20 Oktober 2008 jo PER-41/PJ/2009 jo PER-62/PJ/2010 )

• Pengusaha kecil yang :


- Memilih sebagai PKP; atau
- sampai dengan suatu bulan dalam suatu tahun buku
jumlah nilai peredaran bruto atas penyerahan BKP
atau JKP telah melampaui batasan yang ditentukan
sebagai Pengusaha Kecil
Wajib melaporkan usahanya utk dikukuhkan sebagai PKP
paling lambat akhir masa pajak berikutnya
(Pasal 2 ayat 5 PER-44/PJ/2008 tgl 20 Oktober 2008 jo PER-41/PJ/2009 jo PER-62/PJ/2010 )
TARIF PPN

Tarif Tunggal: 10%

Tarif PPN atas Ekspor: 0%

Dengan PP tarif PPN dapat diubah


serendah2nya menjadi 5% dan
setingi-tingginya 15%
PK
5. MEKANISME PPN
MEKANISME PPN

Mekanisme Umum

Mekanisme Khusus
PK Vs PM = KB/LB/N

A Pembelian Rp 100
B Penjualan Rp 120
C
PPN (PM) Rp 10 PPN (PK) Rp 12
Total Rp 110 Total Rp 132

PK Rp 12
PM Rp 10

KB/LB/N ???
PAJAK MASUKAN

PPN yang dibayar oleh PKP


karena perolehan BKP

penerimaan JKP

pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah Pabean

pemanfaatan JKP dari luar daerah Pabean

impor BKP
DASAR HUKUM PENGKREDITAN PM

Pasal 9 UU PPN Tahun 2010;

Pasal 28 dan 32 PP No. 50 Tahun 1994;

KMK 594/KMK.04/1994 tgl 29-12-1994;

KMK 643/KMK.04/1994 tgl 29-12-1994;

KMK 252/KMK.04/1998 tgl 29-04-1998;


PERSYARATAN UMUM PM DAPAT
DIKREDITKAN

Syarat Formal

• Diisi secara lengkap, jelas, benar dan ditandatangani oleh pihak yang
ditunjuk oleh PKP

Syarat Material

• Berisi keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya mengenai transaksi


yang bersangkutan
PRINSIP DASAR (1)
(Pasal 9 UU PPN 1984)

PM dalam suatu masa pajak dapat dikreditkan dengan PK


untuk masa pajak yang sama; (ayat (2))

Bila PKP belum berproduksi sehingga PK adalah 0, PM


tetap dapat dikreditkan (hanya untuk PM atas perolehan
barang modal. PM atas pemanfaatan JKP tidak boleh
dikreditkan); (ayat 2a)

PM yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak


yang memenuhi persyaratan (ayat 2b)
PRINSIP DASAR (2)
(Pasal 9 UU PPN 1984)

Bila PK>PM, maka selisihnya harus


dibayar oleh PKP; (ayat 3)

Bila PM>PK, maka selisihnya dikompensasikan ke


masa pajak berikutnya; (ayat 4) dan dapat diajukan
restitusi pada akhir tahun buku (4a) kecuali PKP
tertentu yg dapat restitusi pada setiap masa pajak
PKP Tertentu:
- PKP yang melakukan (4b)
ekspor BKP, BKP tdk berwujud, JKP
- PKP yang melakukan penyerhan BKP/JKP kepada pemungut PPN
- PKP yang melakukan penyerhan BKP/JKP yang PPN nya tidak dipungut
- PKP dalam tahap produksi
PRINSIP DASAR (3)
(Pasal 9 UU PPN 1984)

Bila PKP melakukan penyerahan yang terutang


dan tidak terutang PPN; PM yang dapat
dikreditkan adalah yang berkenaan dengan
penyerahan yang terutang PPN (ayat 5)

Bila PKP melakukan penyerahan yang terutang


dan tidak terutang PPN; dan PM untuk
penyerahan yg terutang PPN tidak dapat
diketahui pasti, maka PM yang dapat dikreditkan
menggunakan pedoman (ayat 6)
PENGKREDITAN MASA
TIDAK SAMA

Dapat dikreditkan dengan PK untuk


Masa Pajak yang sama

Masih dapat dikreditkan pada Masa Pajak


berikutnya p.l. 3 bulan setelah berakhirnya Masa
Pajak ybs sepanjang belum dibebankan sebagai biaya
dan belum dilakukan pemeriksaan
PM YANG TIDAK DAPAT
DIKREDITKAN (1)
UU PPN Pasal 9 ayat 8

Perolehan BKP atau JKP sebelum


dikukuhkan sebagai PKP

Perolehan BKP atau JKP yang tidak memiliki


hubungan langsung dengan kegiatan usaha

Perolehan kendaraan bermotor jenis sedan dan station


wagon kecuali merupakan barang dagangan atau
disewakan
PM YANG TIDAK DAPAT
DIKREDITKAN (2)

Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan


JKP dari luar daerah pabean sebelum dikukuhkan
sebagai PKP

Perolehan BKP atau JKP yang bukti pungutannya


berupa faktur pajak yang tidak mencantumkan nama,
alamat dan NPWP pembeli

Perolehan BKP atau JKP yang faktur pajak standarnya


tidak memenuhi syarat pembuatan faktur pajak
PM YANG TIDAK DAPAT
DIKREDITKAN (3)

Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar


daerah pabean yang FP tidak memenuhi syarat

Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya ditagih


dengan penerbitan ketetapan pajak

Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya tidak


dilaporkan dalam SPT masa PPN yang ditemukan pada
saat pemeriksaan

FPM yang diterbitkan oleh PKP Penjual melebihi 3 bulan


dari saat seharusnya penerbitan Faktur Pajak
PAJAK KELUARAN

Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut


oleh Pengusaha Kena Pajak

Penyerahan Barang Kena Pajak

Penyerahan Jasa Kena Pajak


MEKANISME PK DAN PM

Setiap PKP yang menyerahkan BKP atau JKP diwajibkan


memungut Pajak Keluaran yang terutang

Pada saat PKP tersebut membeli BKP atau JKP dari PKP lain,
juga membayar pajak yang terutang (Pajak Masukan)

Pada akhir Masa Pajak, PM tsb dikreditkan dengan PK, bila


PK > PM, kekurangannya dibayar ke Kas Negara selambat-
lambatnya AKHIR bulan berikutnya
Pemakaian Sendiri dan
Pemberian Cuma-Cuma

Untuk Tujuan Produktif belum merupakan penyerahan


sehingga belum terutang PPN

Atas pemakaian sendiri dan pemberian Cuma-Cuma PPN


yang terutang/dibayar merupakan PK

FP untuk Pemakaian Sendiri, identitas Pengusaha Kena


Pajak dan Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena
Pajak adalah sama yaitu Pengusaha Kena Pajak yang
bersangkutan
CONTOH PEMAKAIAN SENDIRI BARANG KENA PAJAK (1)

Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak BUKAN untuk tujuan


produktif:
1. Pabrikan minuman ringan menggunakan hasil produksinya
untuk konsumsi karyawan atau para tamu.
2. Dalam rangka promosi produk sepatu yang baru, pabrikan
sepatu membeli topi dalam jumlah yang besar. Sebagaian
dari topi tersebut diberikan untuk konsumsi karyawannya.
3. Perusahaan telekomunikasi selular memberikan fasilitas
bebas biaya telepon selular kepada para direksinya.
CONTOH PEMAKAIAN SENDIRI BARANG KENA PAJAK (2)

Pemakaian Barang Kena Pajak UNTUK tujuan produktif yang


nyata-nyata digunakan untuk kegiatan yang mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha yang
bersangkutan (utk produksi, distribusi, pemasaran dan
manajemen).
1. Pabrikan mobil/truck mempergunakan sendiri truck
yang diproduksinya untuk kegiatan usaha mengangkut
bahan baku spare parts/barang dagangan dari suatu
tempat ke pabriknya atau ke tempat pembeli.
2. Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya
berupa cangkang/kulit dari inti sawit sebagai pengeras
jalan di lingkungan pabrik.
3. Perusahaan telekomunikasi menggunakan saluran
teleponnya untuk kegiatan operasional perusahaan
dalam berkomunikasi dengan mitra bisnisnya.
CONTOH PEMAKAIAN SENDIRI BARANG KENA PAJAK (3)

Pemakaian Barang Kena Pajak untuk tujuan produktif yang


nyata-nyata digunakan untuk kegiatan produksi
selanjutnya.
1.Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan
limbahnya berupa cangkang/kulit dari inti sawit
sebagai bahan pembakaran boiler dalam proses
pabrikasi.
2.Pabrikan kayu lapis/plywood menggunakan hasil
produksinya berupa kayu lapis/plywood untuk
membungkus kayu lapis/plywood yang akan
dipasarkan agar tidak rusak.
CONTOH PEMBERIAN CUMA-CUMA
BARANG KENA PAJAK DAN ATAU JASA KENA PAJAK

1. Pabrikan mie instan memberikan contoh produknya


kepada para relasi.
2. Pabrikan mie instan memberikan bantuan berupa mie
instan hasil produksinya kepada korban bencana alam.
3. Pabrikan shampo memberikan 1 sabun mandi untuk
setiap penjualan 1 botol produk shamponya.
4. Perusahaan jasa persewaan traktor memberikan bantuan
penggunaan traktor kepada pemerintah untuk mengatasi
tanah longsor.
PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
UU PPN Pasal 9 ayat 7, 7a dan 7b

Peredaran Usaha
Melakukan Kegiatan
Tidak Melebihi
Usaha Tertentu
Jumlah tertentu
•Tidak melebihi Rp •Penyerahan Kendaraan
Bermotor Bekas Secara
1,8 M Eceran
•Penyerahan Emas Perhiasan
•Dapat
Secara Eceran
•JKP: PM= 60% PK •Wajib
•KB: PM =90%
•BKP: PM= 70% PK •EP: PM = 80%
Pengkreditan PM bagi PKP yang Melakukan Penyerahan yang Terutang
dan Tidak Terutang PPN

• Pedoman Penghitungan PM P= PM x Z
• Penghitungan Kembali:
• BKP/JKP yang masa manfaatnya > 1 tahun P’ = (PM:T) x Z’
• BKP/JKP yang masa manfaatnya <1 tahun P’ = PM x Z’
• Diperhitungkan paling lama bulan ketiga setelah
berakhirnya tahun buku
• P= PM yang dapat dikreditkan
• PM=PM atas perolehan BKP/JKP
• Z= Persentase penyerahan terutang terhadap seluruh penyerahan
• P’=PM yang dapat dikreditkan dalam 1 tahun buku
• T= Masa manfaat (tanah-bangunan 10 tahun, lainnya 4 tahun)
• Z’= Persentase penyerahan terutang terhadap seluruh penyerahan dalam 1 tahun buku
DASAR HUKUM
Pasal 11 dan 12 UU PPN 42/2009

Pasal 13 PP Nomor 143 tahun 2001

PMK-39/PMK.03/2010 tgl 22 Februari 2010


(membangun sendiri)

PER-4/PJ/2010 tgl 15 Februari 2010

PER-19/PJ/2010 tgl 1 April 2010


Apa Yang Dimaksud Dengan Saat Pajak
Terutang ?

Adalah saat di mana pengusaha


kena pajak sudah timbul utang
pajak dan menentukan kewajiban
membayar pajak
SAAT PAJAK TERUTANG
(Pasal 11 UU PPN 42/2009)

pada saat penyerahan BKP atau JKP

pada saat impor BKP

pada saat dimulainya pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP dari


luar daerah pabean ke dalamnya;

pada saat pembayaran dalam hal :


• pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP/JKP
• pembayaran diterima sebelum dimulai pemanfaatan BKP tidak
berwujud/JKP dari luar daerah pabean ke dalamnya

pada saat ekspor BKP(Berwujud/Tidak Berwujud) dan


ekspor JKP
TEMPAT PAJAK TERUTANG (1)

Penyerahan • Tempat tinggal/ kedudukan;dan tempat kegiatan


dalam daerah usaha dilakukan, yaitu tempat PKP dikukuhkan atau
seharusnya dikukuhkan
pabean

Impor BKP • Ditempat BKP dimasukan

Pemanfaatan BKP
tidak berwujud atau • Ditempat tinggal atau tempat kedudukan dan atau
JKP dari luar daerah tempat kegiatan usaha
pabean
TEMPAT PAJAK TERUTANG (2)

Tempat lain yang


ditentukan oleh
Dirjen Pajak atas
permintaan WP

Prinsipnya PKP
terutang PPN
tempat tinggal/
kedudukan;dan
tempat kegiatan
usaha dilakukan
PEMUSATAN TEMPAT
PAJAK TERUTANG
(Pasal 12 ayat 2 UU PPN)

WP dapat
mengajukan
permohona
n
pemusatan
pajak
terutang
PEMUSATAN PKP (1)
(PER-19/PJ/2010)
Mulai berlaku 1 April 2010

Mengajukan •

Nama alamat dan NPWP tempat pemusatan;
Rincian nama alamat dan NPWP tempat PPN yang akan
pemberitahuan •
dipusatkan;
Melampirkan surat pernyataan bahwa administrasi
secara tertulis penjualan diselenggarakan secara terpusat pada
kepada Kakanwil •
tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang dipilih
diputuskan max. 14 hari sejak tanggal pemberitahuan dan
dgn tembusan Ka •
berlaku 5 th
Pemusatan berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tgl
KPP SK Pemusatan

-Perpanjangan diputuskan
max. 14 hari sejak tanggal
pemberitahuan.
- Pemberitahuan
Perpanjangan harus
disampaikan 2 (dua) bulan
sebelum batas waktu
persetujuan pemusatan
berakhir.
PEMUSATAN PKP (2)
(PER-19/PJ/2010)
Mulai berlaku 1 April 2010

Mengajukan • Apabila ada penambahan atau pengurangan tempat Pajak


Pertambahan Nilai terutang yang telah dipusatkan;
pemberitahuan • memilih tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang lain
sebagai Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Terutang
secara tertulis •
yang baru setelah jangka waktu 2 tahun
Persyaratannya sama dgn pengajuan pertama
kepada • diputuskan max. 14 hari sejak tanggal pemberitahuan dan
berlaku 5 th
Pemusatan berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tgl
Kakanwil

SK Pemusatan

- Apabila
pengajuan
pemusatan
ditolak maka
dapat diajukan
kembali.
PEMUSATAN PKP (3)
(PER-19/PJ/2010)
Mulai berlaku 1 April 2010

Pemusatan tidak dapat dilakukan untuk


Tempat tinggal, tempat kedudukan, atau
tempat kegiatan usaha PKP yang berada di
Kawasan Berikat, Kawasan Ekonomi Khusus,
dan mendapatkan fasilitas Kemudahan Impor
Tujuan Ekspor
PENCABUTAN PEMUSATAN PAJAK TERUTANG
(PER-19/PJ/2010)
Mulai berlaku 1 April 2010

Atas permohonan tertulis

Pemberitahuan secara tertulis harus


disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan
sebelum masa pajak dimana Pengusaha Kena Pajak
tidak lagi menginginkan tempat-tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang dipusatkan

Harus diterbitkan max. 5 hari sejak point2 di atas


APAKAH FAKTUR PAJAK ITU ?
(Pasal 1 angka 23 UU PPN)

bukti pungutan pajak


yang dibuat oleh PKP yang
melakukan penyerahan
BKP atau penyerahan JKP
FUNGSI FAKTUR PAJAK
Bukti pungutan pajak bagi PKP
penjual dan bagi DJBC;

Bukti pembayaran pajak dari pembeli


BKP/penerima JKP/yang mengimpor BKP

Sarana untuk mengkreditkan


PM
JENIS FAKTUR PAJAK
(Pasal 13 ayat (1) dan (2) UU PPN)

Faktur Pajak
Faktur Pajak Gabungan

Dokumen tertentu yang ditetapkan


sebagai FP oleh Dirjen Pajak
FAKTUR PAJAK STANDAR
GABUNGAN

Faktur Pajak yang dibuat meliputi


seluruh penyerahan BKP dan/atau JKP
untuk pembeli/penerima yang sama
selama satu masa pajak dibuat paling
lama pada akhir bulan penyerahan
BKP/JKP
Faktur Pajak
Mencantumkan keterangan paling sedikit :

Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan


BKP/JKP;

Nama, alamat, NPWP yang menerima BKP/JKP

Jenis barang/jasa, jumlah harga


jual/penggantian dan potongan harga

PPN yang dipungut

PPn BM yang dipungut

Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan FP;

Nama dan tanda yang berhak menandatangi


FP
Faktur Pajak PKP Pedagang Eceran (BKP)
Melalui tempat penjualan secara eceran, yang dilakukan
kepada konsumen akhir, secara tunai dan langsung dilakukan
penyerahan

Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP/JKP;

Nama, alamat, NPWP yang menerima BKP/JKP

Jenis barang, jumlah harga jual dan potongan harga

PPN yang dipungut

PPn BM yang dipungut

Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan FP; Kode dan nomor
seri ditentukan sendiri oleh PKP PE (s.d 31 Desember 2010)

Nama dan tanda yang berhak menandatangi FP


DOKUMEN TERTENTU SEBAGAI FAKTUR
PAJAK (1)

PIB dan SSP/SSPCP untuk impor BKP

PEB yang telah difiat muat DJBC dilampiri invoice

SPPB yang dibuat/dikeluarkan BULOG/DOLOG utk


penyaluran tepung terigu

PNBP yang dibuat/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk


peny. BBM dan/atau bukan BBM

Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi


oleh perusahaan telekomunikasi;
DOKUMEN TERTENTU SEBAGAI FAKTUR
PAJAK (2)

Ticket , tagihan surat muatan udara (airwaybill), delivery


bill, yang dibuat/dikeluarkan utk penyerahan jasa
angkutan udara DN

SSP untuk pembayaran pemanfaatan BKP tidak berwujud


dan/atau JKP dari luar daerah pabean;

Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk


penyerahan jasa kepelabuhanan;

Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan


listrik
DOKUMEN TERTENTU SEBAGAI FAKTUR
PAJAK (3)

PEJ dan invoice atas Ekspor JKP/BKP tidak berwujud

SSP atas pembayaran PPN atas pemafaatan BKP tidak


berwujud atau JKP dari luar daerah pabean

Bukti Tagihan atas penyerahan BKP/JKP oleh


Perusahaan air minum

Bukti Tagihan (Trading Confirmation) atas penyerahan


JKP oleh perusahaan perantara efek

Bukti Tagihan atas penyerahan JKP oleh perbankan


SAAT PEMBUATAN FP STANDAR (1) UU LAMA

• Paling lambat akhir bulan berikutnya setelah bulan


dilakukan penyerahan BKP dan/atau keseluruhan JKP
Secara Umum • kecuali pembayaran terjadi sebelum akhir bulan
berikutnya, maka FPS harus dibuat selambat-
lambatnya pada saat penerimaan pembayaran

Penerimaan
pembayaran terjadi
•Paling lambat pada
sebelum penyerahan
BKP dan/atau sebelum
saat pembayaran
penyerahan JKP diterima
SAAT PEMBUATAN FP STANDAR (2) UU LAMA

Penyerahan •Paling lambat saat


sebagian tahap
pekerjaan pembayaran per-termijn

Penyerahan •Paling lambat pada saat PKP Rekanan


kepada Pemungut menyampaikan tagihan kepada Pemungut
PPN PPN

Penyerahan •paling lambat pada akhir bulan berikutnya


dengan FP setelah bulan dilakukan penyerahan BKP
dan/atau JKP
Gabungan
SAAT PEMBUATAN FP STANDAR (1) UU BARU

Secara •Pada saat penyerahan


BKP dan atau JKP
Umum
Penerimaan
pembayaran terjadi
sebelum penyerahan
•Pada saat penerimaan
BKP dan/atau
sebelum penyerahan pembayaran
JKP
SAAT PEMBUATAN FP STANDAR (2) UU BARU

Penyerahan •Pada saat penerimaan


sebagian tahap
pekerjaan pembayaran termin

Penyerahan •Paling lambat pada saat PKP Rekanan


kepada Pemungut menyampaikan tagihan kepada Pemungut
PPN PPN

Penyerahan •paling lambat pada akhir


dengan FP
Gabungan
bulan penyerahan
Pembuatan Faktur Pajak

Faktur Pajak paling sedikit dibuat dalam 2


(dua) rangkap

Lembar ke-1, disampaikan kepada pembeli


Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena
Pajak

Lembar ke-2, untuk arsip Pengusaha Kena


Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak
FP “STANDAR” CACAT
Diisi dengan data yang tidak benar

Diisi tidak lengkap

Tanda tangan menggunakan cap

Pengisian/pembetulan dilakukan dengan cara yg tdk


benar;
- dengan cap tanda tangan;
- pembetulan dengan dicoret/di-tip ex
Dibuat melampui batas yang ditentukan (lewat waktu tiga
bulan)

Dibuat oleh pengusaha yang belum atau tidak dikukuhkan


sebagai PKP
Tata Cara Penggantian Faktur Pajak yang Cacat,
Rusak, Salah (1)

Atas permintaan PKP pembeli atau atas kemauan sendiri

diisi keterangan yang seharusnya dan dilampiri dengan FP


yang rusak, cacat, salah dalam penulisan atau salah dalam
pengisian

dibubuhkan cap yang mencantumkan Kode dan Nomor Seri


serta tanggal Faktur Pajak yang diganti tersebut

mengakibatkan kewajiban untuk membetulkan SPT PPN pada


Masa Pajak terjadinya kesalahan pembuatan Faktur Pajak
tersebut

Tanggal dan tahun diterbitkan nya Faktur Pajak Pengganti


sama dengan tanggal penerbitan Faktur Pajak yang diganti

Pengusaha Kena Pajak harus melakukan pembetulan SPT Masa


PPN pada Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak
dilaporkannya Faktur Pajak yang diganti.
Tata Cara Penggantian Faktur Pajak yang Hilang (1-
Permohonan dari PKP Penjual)
1

Mengajukan
permohonan tertulis
meminta copy FP yang
hilang

PKP PKP
Penjual Pembeli
Copy FP yang telah
dilegalisir

4 2
3
1
Copy FP untuk
1 Copy FP yang dilegalisir (2
Tembusan surat lembar)
telah dilegalisir
permohonan
Tembusan surat
permohonan

KPP Tempat KPP Tempat


PKP Penjual
PKP Pembeli
Dikukuhkan
Dikukuhkan
Tata Cara Penggantian Faktur Pajak yang Hilang (1-
Permohonan dari PKP Pembeli)

Mengajukan permohonan
tertulis meminta copy FP yang
hilang
PKP PKP
Penjual Pembeli
Copy FP yang telah dilegalisir

3
2
Tembusan surat
Copy FP yang 1
permohonan
Copy FP untuk telah dilegalisir 1
dilegalisir (2
lembar) Tembusan surat
permohonan

KPP Tempat
KPP Tempat
PKP Penjual
PKP Pembeli
Dikukuhkan
Dikukuhkan
Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak

Dalam hal terjadi pembatalan transaksi yang FP-nya telah diterbitkan,


maka FP tersebut harus dibatalkan

Didukung bukti dapat berupa pembatalan kontrak atau dokumen lain


yang menunjukkan telah terjadi pembatalan transaksi

PKP Penjual yang membatalkan FP harus mengirimkan surat


pemberitahuan dan copy dari FP yang dibatalkan ke KPP tempat PKP
Penjual dikukuhkan dan ke KPP tempat PKP Pembeli dikukuhkan

Dalam hal PKP Penjual belum melaporkan FP yang dibatalkan, maka


PKP Penjual harus tetap melaporkan FP tersebut dalamSPT PPN
dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN /PPn BM

Dalam hal PKP Penjual/Pembeli telah melaporkan FP tersebut dalam


SPT PPN sebagai FP Keluaran/FP Masukan, maka PKP Penjual/Pembeli
harus melakukan pembetulan SPT PPN Masa Pajak yang
bersangkutan, dengan cara tetap melaporkan FP yang dibatalkan
tersebut dan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau
PPN dan PPn BM
PEMBAYARAN DENGAN VALAS
Pasal 11 PP No. 143 tahun 2000

Dikonversi dengan kurs menurut


Menkeu pada saat FP dibuat;

Untuk penyerahan kepada


pemungut, dikonversi dengan
kurs menurut Menkeu pada saat
pembayaran oleh pemungut
KODE FAKTUR PAJAK STANDAR

Kode Uraian
Transaksi

01 Selain Pemungut PPN

02 Pemungut PPN Bendahara Pemerintah

Kode 03 Pemungut PPN lainnya


Transaksi
04 Penyerahan DPP Nilai Lain kepada selain
pemungut PPN
05 Penyerahan yang PMnya di deemed selain
pemungut
Kode Status 06 Penyerahan Lainnya selain pemungut dan
pemegang paspor LN
07 PPN dan PPNBMnya tidak dipungut, DTP,
Kode Cabang Kawasan Bebas/KEK kpd selain pemungut
08 Penyerahan yang dibebaskan kepada selain
pemungut
09 Penyerahan Aktiva Pasal 16 D kepada selain
pemungut
Kode Tahun

Nomor Urut FP Standar


FAKTUR PAJAK SEDERHANA

FP Sederhana
• penyerahan BKP/JKP kpd kons. akhir; atau
dibuat oleh PKP • nama alamat atau NPWPnya tdk diketahui
yang melakukan
Bentuk FP Sederhana dapat
berupa bon kontan, faktur
penjualan, segi kas register,
karcis, kuitansi, atau yang
sejenis

Paling sedikit
harus memuat
Saat pembuatan : saat
penyerahan BKP/JKP atau pada
saat pembayaran apabila
pembayaran diterima sebelum
penyerahan BKP/JKP
LARANGAN MEMBUAT FAKTUR PAJAK (1)

Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai PKP


dilarang membuat FP (dikenakan sanksi
pidana penjara  Pasal 39A UU KUP)

Apabila FP telah dibuat, maka pajaknya harus


disetor ke kas negara
LARANGAN MEMBUAT FAKTUR PAJAK (2)

PKP yang tidak membuat faktur pajak


atau membuat faktur pajak tidak tepat
waktu, PKP yang melaporkan faktur
pajak tdk sesuai dengan masa penerbitan
faktur pajak dan tidak mengisi secara
lengkap dikenakan sanksi berupa denda
2% dari DPP (Pasal 14 ayat 1 huruf d, e, f
dan ayat 4 UU KUP)
NOTA RETUR (1)
(Pasal 5 A UU PPN dan KMK 596/KMK.04/1994 tgl 21 Des 1994)

Dibuat apabila ada


pengembalian BKP,
kecuali diganti dengan
BKP yang jenis, tipe,
jumlah dan harga
yang sama

Nota retur
harus
berisi
NOTA RETUR (2)
(Pasal 5 A UU PPN dan KMK 596/KMK.04/1994 tgl 21 Des 1994)

Nota retur harus


dibuat dalam masa
pajak pengembalian
BKP

Fungsi nota retur


mengurangi

Nota retur dibuat oleh


pembeli
8. DASAR PENGENAAN
PAJAK
DASAR PENGENAAN PAJAK

Harga Jual

Penggantian

Nilai Impor

Nilai Ekspor

Nilai Lain
HARGA JUAL(Pasal 1 angka 18 UU PPN)

Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau


seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak
termasuk PPN yang dipungut dan potongan harga yang
tercantum dalam FP
PENGGANTIAN
(Pasal 1 angka 19 UU PPN)

Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang


diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi
jasa karena penyerahan JKP, tidak termasuk PPN
yang dipungut dan potongan harga yang
tercantum dalam FP

Faktor yang menentukan adanya kaitan suatu


biaya berkaitan dengan penyerahan BKP atau
JKP adalah apabila biaya tersebut tidak
dibayar maka akan menghambat kelancaran
penyerahan BKP atau JKP
NILAI IMPOR – EKSPOR
(Pasal 1 angka 20 & 26 UU PPN)

Nilai •nilai berupa uang yang menjadi dasar


perhitungan bea masuk ditambah pungutan
lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan

Impor
dalam per-UU-an pabean untuk impor BKP
tidak termasuk PPN yang dipungut (CIF + BM)

Nilai • nilai berupa uang yang termasuk biaya yang


diminta atau seharusnya diminta oleh

Ekspor eksportir
NILAI LAIN

Suatu nilai yang digunakan sebagai


DPP bagi penyerahan BKP atau JKP
yang memenuhi kriteria tertentu
NILAI LAIN UNTUK
PENYERAHAN (1)
1.Pemakaian sendiri dan •harga jual atau penggantian tidak termasuk laba
pemberian cuma-cuma kotor

2. Penyerahan media
rekaman suara atau gambar
•Perkiraan harga jual rata-rata

3.Penyerahan film •perkiraan hasil rata-rata per judul film


cerita
4. Penyerahan Produk
Hasil Tembakau

Harga jual eceran


NILAI LAIN UNTUK
PENYERAHAN (2)

5. BKP berupa Persediaan


atau aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk
•harga pasar
diperjualbelikan yang
masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan
wajar
6. Penyerahan
BKP Pusat •Harga Pokok Penjualan
Cabang atau atau Perolehan
antar Cabang
NILAI LAIN UNTUK
PENYERAHAN (3)

7. Penyerahan •
Harga yang disepakati
BKP melalui
antara pedagang perantara
pedagang
dengan pembeli
perantara

8.
Penyerahan
BKP melalui
•Harga lelang
Juru Lelang
NILAI LAIN UNTUK
PENYERAHAN (4)

9. Penyerahan •
10% dari jumlah yang
Jasa
ditagih atau seharusnya
Pengiriman
Paket
ditagih

10. Penyerahan
Jasa Biro •10% dari jumlah yang
Perjalanan atau ditagih atau seharusnya
Jasa Biro
ditagih
Pariwisata
DPP Dipengaruhi Hubungan Istimewa (1)

Dalam hal harga jual atau Penggantian


dipengaruhi oleh hubungan istimewa, maka
Harga Jual atau Penggantian dihitung atas
dasar harga pasar wajar pada saat
penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak itu dilakukan
DPP Dipengaruhi Hubungan Istimewa (2)

Pengusaha mempunyai penyertaan langsung atau tidak


langsung sebesar 25% (dua puluh lima persen) atau lebih
pada Pengusaha lain, atau hubungan antara Pengusaha
dengan penyertaan 25% (dua puluh lima persen) atau lebih
pada dua pengusaha atau lebih, demikian pula hubungan
antara dua Pengusaha atau lebih yang disebut terakhir; atau

Pengusaha menguasai Pengusaha lainnya atau dua


atau lebih Pengusaha berada di bawah penguasaan
Pengusaha yang sama baik langsung maupun tidak
langsung; atau

Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun


semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat
dan/atau ke samping satu derajat.
RESTITUSI

Pasal 9 ayat (13) UU PPN

Kep Dirjen Pajak No. KEP-160/PJ/2001 (19 Feb 2001)

Kep Dirjen Pajak No. KEP-523/PJ/2000


TERJADINYA KELEBIHAN PEMBAYARAN
PAJAK

Jumlah PM>PK dalam suatu


masa pajak

Karena kesalahan pemungutan oleh PKP

pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang


Kenapa terjadi PM > PK

Pembelian atau perolehan JKP dilakukan sebelum usaha


dimulai atau awal usaha

PKP melakukan ekspor BKP

PKP menyerahkan BKP/JKP kepada pemungut PPN

PKP menyerahkan BKP/JKP sehub. proyek milik


pemerintah yang dananya berasal dari BLN
(hibah/pinjaman)

PKP menyerahkan BKP untuk diolah lebih lanjut kepada


EPTE

Berupa bahan baku/pembantu dan/atau JKP kepada PET


PM YANG DPT DIMINTA KEMBALI

PM dari perolehan BKP dan/atau JKP dari BKP yg


diekspor

PM dari perolehan BKP dan/atau JKP dari BKP


dan/JKP yg diserahkan kepada Pemungut PPN

Seluruh PM untuk perolehan BKP/JKP yang berhubungan


langsung dg kegiatan penyerahan kena pajak (produksi,
distribusi, pemasaran dan manajemen)

PPn BM perolehan barang mewah yang diekspor


PERMINTAAN RESTITUSI (1)

Diajukan tertulis atau


mengisi kolom pada
SPT Masa setiap akhir • dilampiri FPM dan FPK yang berkaitan
masa pajak dengan
satu permohonan
untuk satu masa pajak

Dalam •PIB;
•SSP atau bukti pungutan
hal impor pajak yg dibuat DJBC;
PERMINTAAN RESTITUSI (2)

Dalam hal •

PEB yang telah difiat muat DJBC;
Bill of Lading atau air waybill;
ekspor • Wesel ekspor atau bukti transfer

Penyerahan •Kontrak atau SPK;


kepada
pemungut •SSP
Bila akibat kompensasi masa
pajak sebelumnya, harus
dilengkapi dokumen yang
bersangkutan dengannya
PKP Tertentu yang Dapat Mengajukan
Permohonan Pengembalian Pada
Setiap Masa Pajak

PKP yang melakukan ekspor BKP Berwujud

PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP kepada Pemungut PPN

PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP yang PPNnya Tidak


Dipungut

PKP yang melakukan ekspor BKP Tidak Berwujud

PKP yang melakukan ekspor JKP

PKP Dalam Tahap Belum Berproduksi


JANGKA WAKTU PENYELESAIAN

•PKP Kriteria Tertentu (pasal 17C UU


1 bulan KUP)
•PKP yang memenuhi persyaratan
tertentu (pasal 17D UU KUP)

12 •
PKP Lainnya
bulan
Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu
(Wajib Pajak Patuh – Ps. 17C)
menyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan tepat waktu dalam 3
(tiga) tahun terakhir

penyampaian Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat dalam


tahun terakhir untuk Masa Pajak Januari sampai November tidak
lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak
berturut-turut;dan
Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat sebagaimana dimaksud
pada butir 2) telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu
penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Masa Pajak berikutnya

tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak

Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga


pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut

tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang


perpajakan dalam 5 tahun terakhir
Penetapan Wajib Pajak yang memenuhi
persyaratan tertentu (Pasal 17D)

Pengusaha Kena Pajak yang telah menyampaikan Surat


Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

Pengusaha Kena Pajak yang telah menyampaikan Surat


Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan
ketentuan sebagai berikut :

untuk Masa Pajak Januari 2008 sampai dengan Masa Pajak April
2009 :
1) jumlah penyerahan menurut SPT Masa PPN untuk suatu
Masa Pajak paling banyak Rp 150.000.000;
2) jumlah lebih bayar menurut SPT Masa PPN paling banyak Rp
150.000.
Untuk Masa Pajak Mei 2009 dan Masa Pajak seterusnya :
1) jumlah penyerahan menurut SPT Masa PPN untuk suatu
Masa Pajak paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta
rupiah);
2) jumlah lebih bayar menurut SPT Masa PPN paling banyak Rp
28.000.000.
Penetapan PKP Berisiko Rendah (Pasal 9 ayat
4c UU PPN) .... (1)
PKP yang melakukan ekspor

Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan kepada


Pemungut PPN

PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP yang PPN nya


tidak dipungut
PKP merupakan Perusahaan terbuka yang paling sedikit
menempatkan 40% dari seluruh saham disetornya di Bursa Efek
Indonesia
PKP merupakan perusahaan yang saham mayoritasnya
dimiliki secara langsung oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah
produsen selain PKP sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b, yang memenuhi persyaratan tertentu,

yang tidak pernah dilakukan pemeriksaan bukti permulaan


dan/atau penyidikan dalam jangka waktu 24 bulan terakhir
Penetapan PKP Berisiko Rendah (Pasal 9 ayat
Perolehan Formulir
4c UU PPN) .... (2) SPT

Produsen yang memenuhi Persyatan tertentu adalah:


• tepat waktu dalam penyampaian Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai selama 12 (dua belas) bulan
terakhir
• nilai Barang Kena Pajak yang dijual pada tahun sebelumnya
paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) adalah produksi
sendiri; dan
• Laporan Keuangan untuk 2 (dua) tahun pajak sebelumnya
diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian atau Wajar Dengan Pengecualian.
Penetapan PKP Berisiko Rendah (Pasal 9 ayat
Perolehan Formulir
4c UU PPN) .... (3) SPT

• Khusus untuk PKP Berisiko Rendah harus mengajukan


permohonan kepada KPP agar bisa ditetapkan.
• Permohonan harus disampaikan kepada Kepala KPP
paling lambat 15 hari kerja sebelum dimulainya Masa
Pajak PKP ditetapkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
berisiko rendah.
• Masa berlaku surat keputusan PKP berisiko rendah
adalah 24 Masa.
Apa yang diperoleh oleh PKP yang memenuhi
Perolehan
persyaratan Formulir
sebagai Pasal 17C SPT
UU KUP, 17D UU KUP, atau
Pasal 9 ayat 4c UU PPN???

 Dapat memperoleh Pengembalian Pendahuluan


Kelebihan Pajak nya tanpa melalui pemeriksaan, hanya
dengan penelitian saja.
 Jangka Waktu pengembalian pendahuluan adalah 1
bulan sejak permohonan diterima.
Perolehan
Apa Konsekuensi Formulir
Jika dilakukan SPT
pemeriksaan???

 Untuk Pengembalian Pendahuluan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 17C dan 17D UU KUP apabila
terdapat SKPKB maka sanksi nya adalah 100%.
 Untuk Pengembalian Pendahuluan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat 4c UU PPN maka sanksi
nya adalah sebesar 2% (dua persen) per bulan,
paling.lama 24 (dua puluh empat) bulan,
PELAPORAN PAJAK TERUTANG

Pasal 3 dan 4 UU KUP

Pasal 3A UU PPN

KEP-12/PJ./1995 jo. KEP-386/PJ./2002


MEKANISME PELAPORAN

Dengan media SPT Masa PPN


Form 1195 1107  1108
 1111

Harus diisi dengan lengkap benar dan


ditandatangani oleh:
-Pengurus atau direksi bagi PKP Badan,
-WP yang tercantum dalam kartu NPWP dan NP PKP,
KETENTUAN UMUM

Dapat dikirimkan langsung ke KPP atau melalui pos


secara tercatat

Tanggal jatuh tempo adalah akhir bulan berikutnya,


apabila telambat dikenakan denda Rp. 500,000

Form 1107/1108/1111 dan petunjuk pengisiannya


dapat diperoleh di KPP atau diperbanyak sendiri
RESTITUSI TURIS ASING (Pasal
17E)
PPN/PPnBM yang
dibayar atas BKP • Dapat diminta kembali
yang dibawa keluar
daerah Pabean

Syarat •


Nilai minimal Rp 500,000
Pembelian 1 bulan sebelum keberangkatan
FP memenuhi ketentuan Pasal 13 (5)

Dokumen yang • Paspor


harus •

Tiket Pesawat
Faktur Pajak
ditunjukkan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai