Anda di halaman 1dari 10

OBJEK PPN

(Pajak Pertambahan Nilai)

Presented by kelompok 2
KELOMPOK 2

1. MONICA SAFITRI (202001010009)

2. ISNA WULANDARI (202001010010)

3. PUTRI WAATSIQOH (202001010012)

4. KHOFIFAH (202001010013)

5. FATKHULUN NISA (202001010014)

6. M. ROYBAFI IVANDIKA (202001010015)

7. FANI YULIANI (202001010016)


PENGERTIAN
CO OBJEK PPN
FF
EE Objek PPN dapat diartikan sebagai barang dan jasa
kena pajak yang terkena pungutan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). Sejatinya semua barang
dan jasa merupakan objek PPN, namun ada beberapa
pertimbangan, baik soal ekonomi maupun sosial,
maka ada beberapa barang dan jasa yang tidak
dikenakan PPN, sehingga tidak termasuk dalam
objek PPN.
OBJEK PAJAK
macam-macam objek PPN serta yang tidak termasuk dalam
objek PPN tertuang dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun
2009 tentang PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM) atau biasa disebut UU PPN dan PPnBM.

BARANG KENA PAJAK JASA KENA PAJAK


(BKP) (JKP)
barang berwujud berupa barang tiap-tiap kegiatan berupa pelayanan
bergerak dan barang tidak yang dengan berdasarkan perikatan
atau perbuatan hukum memungkinkan
bergerak, serta barang tidak
suatu barang atau fasilitas atau
berwujud yang dikenakan PPN kemudahan atau hak, tersedia untuk
dipakai.
LEGAL FOUNDATION Sesuai dengan namanya, objek PPN
memiliki landasan hukum Undang-
Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang
PPN dan PPnBM atau biasa disebut
Pasal 4 Ayat (1) UU PPN dan PPnBM.
Secara spesifik, pasal yang mengatur
yang merinci mengenai macam-macam mengenai macam-macam objek PPN
kegiatan yang masuk dalam objek PP
dalam UU PPN dan PPnBM antara
lain:
Pasal 16C
yang mengatur mengenai objek PPN yang berupa
kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak
dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi
atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau
digunakan pihak lain yang batasan dan tata caranya
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Pasal 16D
yang mengatur tentang pengenaan PPN atas
penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh
PKP.
KATEGORI OBJEK PPN
Berdasarkan UU PPN dan PPnBM Pasal 4 Ayat (1), kategori yang termasuk
objek PPN antara lain:

Penyerahan BKP di Penyerahan JKP di


dalam daerah pabean Impor Barang Kena dalam daerah pabean
yang dilakukan oleh Pajak yang dilakukan oleh
pengusaha. pengusaha.
.

Pemanfaatan BKP tidak


berwujud dari luar Pemanfaatan JKP dari Ekspor BKP berwujud
daerah pabean di dalam luar daerah pabean di oleh PKP.
daerah pabean. dalam daerah pabean.
.

Ekspor BKP tidak Ekspor JKP oleh PKP.


berwujud oleh PKP.
KATEGORI OBJEK PPN

. Untuk objek PPN berdasarkan UU PPN dan PPnBM Pasal 16C ditujukan pada kegiatan membangun
sendiri, dimana tata caranya diatur dalam PMK, yakni PMK Nomor 163/PMK.03/2012 tentang Batasan dan
Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri.
Meski kegiatan membangun ini dilakukan orang pribadi dan tidak digunakan untuk kepentingan usaha,
tetap menjadi objek PPN lantaran pada dasarnya setiap barang yang mengalami pertambahan nilai akan
dikenakan PPN.
Objek PPN atas kegiatan membangun sendiri ini terbagi menjadi dua, yaitu membangun dengan
kontraktor atau benar-benar membangun sendiri. Jika kegiatan membangun menggunakan kontraktor, maka
kontraktor wajib memungut PPN, dengan catatan kontraktor yang disewa berstatus PKP. Jika kontraktor tidak
berstatus PKP, maka wajib pajak akan menanggung kewajiban setor dan lapor PPN.
Sementara, untuk objek PPN berdasarkan UU PPN dan PPnBM Pasal 16D, dikenakan pada penjualan
barang yang sedari awal tidak diperjual belikan. Perlakuan objek PPN untuk Pasal 16D ini diberlakukan
manakala PKP mengalami kejadian likuidasi atau pembubaran, yang mengharuskan PKP tersebut menjual aset.
TIDAK TERMASUK OBJEK PPN
Barang dan jasa yang tidak termasuk objek PPN ini diatur dalam UU PPN dan PPnBM Pasal 4A.

BARANG JASA

1. Barang hasil pertambangan atau hasil


pengeboran yang diambil langsung dari 1. Jasa pelayanan kesehatan medis.
2. Jasa pelayanan sosial.
sumbernya. 3. Jasa pengiriman surat dengan perangko.
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat 4. Jasa keuangan.
dibutuhkan oleh rakyat banyak. 5. Jasa asuransi.
3. Makanan dan minuman yang disajikan di 6. Jasa keagamaan.
hotel, restoran, rumah makan, warung, dan 7. Jasa pendidikan.
sejenisnya, meliputi makanan dan minuman 8. Jasa kesenian dan hiburan.
9. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan.
baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak,
10. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan
termasuk makanan dan minuman yang udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak
diserahkan oleh usaha jasa boga atau terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri.
catering 11. Jasa tenaga kerja.
4. Uang, emas batangan, dan surat berharga. 12. Jasa perhotelan.
13. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan secara umum.
14. Jasa penyediaan tempat parkir.
15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam.
16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos.
17. Jasa katering.
“Semua Barang Pada Prinsipnya Merupakan
Barang Kena Pajak (Dikenakan PPN) Kecuali yang
Ditentukan Lain Oleh UU No.42 Tahun 2009
TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI”

—KESIMPULAN —
Link YouTube Presentasi

https://youtu.be/uFe_uj_qeLM
https://youtu.be/uFe_uj_qeLM
https://youtu.be/uFe_uj_qeLM
https://youtu.be/uFe_uj_qeLM

Anda mungkin juga menyukai