Lho…saya khan
cuma beli
kertas, enggak
beli PPN…!!!
OBJEK PAJAK (PPN)
Impor BKP
Kegiatan
Membangun Sendiri
Kegiatan Membangun Sendiri
• adalah kegiatan membangun bangunan yang dilakukan tidak dalam
kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang
hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain, termasuk yang
dilakukan melalui kontraktor tetapi tidak dipungut PPN dan
kontraktor tersebut bukan PKP
Kegiatan Membangun Sendiri
• Bangunan berupa 1 (satu) atau lebih konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada satu
kesatuan tanah dan/atau perairan dengan kriteria:
a. konstruksi utamanya terdtri dari kayu, beton, pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja;
b. diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan
c. luas bangunan yang dibangun paling sedikit 200m2 (dua ratus meter persegi).
• PPN yang terutang dihitung setiap bulan sebesar 10% x 20% x pengeluaran biaya termasuk PPN, tidak
termasuk biaya perolehan tanah
• KMS secara bertahap dianggap 1 (satu) kesatuan jika tahapan tersebut tidak lebih dari 2 (dua) tahun
• Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan KMS tidak dapat dikreditkan
Tidak
Kena PPN Dibebaskan Tidak Kena PPN
Dipungut (Dibahas di PPN B)
(Dibahas di PPN B)
• Barang berwujud (barang bergerak atau
barang tidak bergerak) dan barang tidak
BARANG berwujud yang dikenakan pajak
KENA
PAJAK
berdasarkan Undang-Undang PPN
• Pada prinsipnya semua barang dikenakan
PPN kecuali UU menetapkan sebaliknya
BARANG YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
(Pasal 4A ayat 2 UU 42/2009) jo UU Nomor 7 Tahun 2021
jasa keagamaan
Jasa Perhotelan (meliputi jasa penyewaan kamar dan/atau jasa penyewaan ruangan di hotel
yang merupakan objek pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah)
jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum meliputi
semua jenis jasa sehubungan dengan kegiatan pelayanan yang hanya dapat dilakukan oleh pemerintah
sesuai dengan kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan jasa tersebut tidak dapat
disediakan oleh bentuk usaha lain
jasa penyediaan tempat parkir meliputi jasa penyediaan atau penyelenggaraan tempat parkir yang dilakukan
oleh pemilik tempat parkir atau pengusaha pengelola tempat parkir kepada pengguna tempat parkir yang
merupakan objek pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah
jasa kesenian dan hiburan meliputi semua jenis jasa yang dilakukan oleh pekerja seni dan hiburan yang
merupakan objek pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah
jasa boga atau katering (meliputi semua kegiatan pelayanan penyediaan makanan dan minuman yang
merupakan objek pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah)
Jasa Keagamaan
PMK-92/PMK.03/2020
Dasar Pengenaan
Pajak
DASAR PENGENAAN PAJAK
Penggantian (JKP)
Nilai Impor
Nilai Ekspor
Nilai Lain
HARGA JUAL(Pasal 1 angka 18 UU PPN)
Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan JKP, tidak termasuk PPN
yang dipungut dan potongan harga yang tercantum dalam FP
Nilai
• nilai berupa uang yang menjadi dasar
perhitungan bea masuk ditambah pungutan
lainnya yang dikenakan berdasarkan
Impor
ketentuan dalam per-UU-an pabean untuk
impor BKP tidak termasuk PPN yang dipungut
(CIF + BM)
3. Penyerahan Produk
Hasil Tembakau Harga jual eceran
6. Penyerahan
• Harga yang disepakati antara
BKP melalui
pedagang perantara dengan
pedagang
perantara
pembeli
7. Penyerahan
BKP melalui • Harga lelang
Juru Lelang
NILAI LAIN UNTUK
PENYERAHAN (4)
8. penyerahan
emas, perhiasan
dan/atau jasa yang • 20% dari harga jual emas,
terkait dengan emas perhiasan atau nilai penggantian
perhiasan
Atas Pajak Masukan perolehan BKP/JKP, impor BKP, dan pemanfaatan JKP/BKP tidak berwujud oleh PKP
tersebut tidak dapat dikreditkan.
Contoh:
penyerahan jasa pengiriman paket
penyerahan jasa biro perjalanan wisata dan/atau jasa agen perjalanan wisata berupa
penyerahan paket wisata, pemesanan sarana angkutan, dan pemesanan sarana akomodasi yang
penyerahannya tidak didasari pada pemberian komisi/imbalan atas penyerahan jasa perantara
penjualan
penyerahan jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yang di dalam tagihan jasa
pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges)
SE - 24/PJ/2018
RABAT
RABAT
Contoh dalam Proses Bisnis Retail :
Rebate (rabat), hanya dalam proses
bisnis
Rebate adalah potongan harga
penjualan yang diklaim kemudian
berupa :
• Fix Rebate yaitu nilainya fix (x%)
dari total penjualan setahun dan
ditagih tanpa syarat apapun
• Conditional Rebate yaitu nilainya
fix (x%) dari nilai penjualan
setahun dan ditagih oleh Retail
kepada produsen/distributor
apabila kondisi target tercapai
RABAT
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN PENCAPAIN
SYARAT TERTENTU
RABAT
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN PENCAPAIN
SYARAT TERTENTU
RABAT
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN PENCAPAIN
SYARAT TERTENTU
Business-to-Business (B2B) / Rafaksi
Sewa Aktiva Tetap Tanah dan Bangunan
Penawaran
Pembeli Kerjasama
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN ATAS
PENYEDIAAN RUANG
(PERSEWAAN TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN)
Business-to-Business (B2B) / Rafaksi
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN ATAS
PENYEDIAAN RUANG
(PERSEWAAN TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN)
Business-to-Business (B2B) / Rafaksi
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN ATAS
PENYEDIAAN RUANG
(PERSEWAAN TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN)
Business-to-Business (B2B) / Rafaksi
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN ATAS
PENYEDIAAN RUANG
(PERSEWAAN TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN)
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN ATAS
PENYEDIAAN RUANG
Business-to-Business (B2B) / Rafaksi
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN ATAS
PENYEDIAAN RUANG
Business-to-Business (B2B) / Rafaksi
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN ATAS
PENYEDIAAN RUANG
Business-to-Business (B2B) / Rafaksi
PERLAKUAN PERPAJAKAN
IMBALAN ATAS
PENYEDIAAN RUANG
SAAT PAJAK TERUTANG
(Pasal 11 UU PPN 42/2009)
pada saat dimulainya pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP dari luar daerah
pabean ke dalamnya;
a. Penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang
bergerak, selain penyerahan oleh pemilik barang atau yang disebut consignor kepada penerima
barang atau yang disebut consignee secara konsinyasi, terjadi pada saat:
Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada pembeli atau pihak
ketiga untuk dan atas nama pembeli;
Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada penerima barang
untuk pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan dari pusat ke cabang atau
sebaliknya dan/atau penyerahan antar cabang;
Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa
angkutan;atau
harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada
saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten
SAAT PAJAK TERUTANG PEYERAHAN BKP
(Pasal 17A PP 1 Tahun 2012 sdtd PP 9 Tahun 2021)
1. Penyerahan Barang Kena Pajak untuk penyerahan Barang Kena Pajak Berwujud yang menurut
sifat atau hukumnya berupa barang bergerak yang dilakukan secara konsinyasi, bagi consignor,
terjadi pada saat harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang atau
penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak consignor,
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten Barang
Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada pembeli atau pihak ketiga
untuk dan atas nama pembeli;
SAAT PAJAK TERUTANG PEYERAHAN BKP
(Pasal 17A PP 1 Tahun 2012 sdtd PP 9 Tahun 2021)
2. Penyerahan Barang Kena untuk penyerahan Barang Kena Pajak Berwujud yang menurut sifat
atau hukumnya berupa barang bergerak yang dilakukan secara konsinyasi, bagi consignee,
terjadi pada saat:
Barang Kena Pajak Berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada pembeli atau pihak
ketiga untuk dan atas nama pembeli;
Barang Kena Pajak Berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada penerima barang
untuk pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan dari pusat ke cabang atau
sebaliknya dan/atau penyerahan antarcabang;
Barang Kena Pajak Berwujud tersebut diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa
angkutan; atau
harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada
saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten
SAAT PAJAK TERUTANG PEYERAHAN BKP
(Pasal 17 PP 1 Tahun 2012 sdtd PP 9 Tahun 2021)
b. penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa
barang tidak bergerak, terjadi pada saat penyerahan hak untuk menggunakan atau
menguasai Barang Kena Pajak berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata,
kepada pihak pembeli.
d. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan
terjadi, adalah pada saat yang terjadi lebih dahulu di antara saat:
1. harga atas penyerahan Jasa Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan,
atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten;
2. kontrak atau perjanjian ditandatangani, dalam hal saat sebagaimana dimaksud
pada angka 1 tidak diketahui; atau
3. mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik
sebagian atau seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian
sendiri Jasa Kena Pajak
SAAT PAJAK TERUTANG Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
(Pasal 17 PP 1 Tahun 2012 sdtd PP 9 Tahun 2021)
Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
terjadi pada saat:
1. harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut
dinyatakan sebagai utang oleh pihak yang memanfaatkannya;
2. harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau penggantian Jasa Kena Pajak
tersebut ditagih oleh pihak yang menyerahkannya; atau
3. harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut
dibayar baik sebagian atau seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya, yang terjadi
lebih dahulu
Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
terjadi pada tanggal ditandatanganinya kontrak atau perjanjian, dalam hal saat terjadinya
Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
sebagaimana diatas tidak diketahui
SAAT PAJAK TERUTANG EKSPOR
(Pasal 17 PP 1 Tahun 2012 sdtd PP 9 Tahun 2021)
Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud terjadi pada saat Barang Kena
Pajak dikeluarkan dari Daerah Pabean.
Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud terjadi pada saat
Penggantian atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang diekspor
tersebut dicatat atau diakui sebagai piutang atau penghasilan.
Ekspor Jasa Kena Pajak terjadi pada saat Penggantian atas jasa yang
diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai piutang atau
penghasilan.
FAKTUR PAJAK
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-11/PJ/2022
Saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP serta saat ekspor NEW
PENGECUALIAN:
Faktur Pajak gabungan tidak dapat dibuat atas penyerahan BKP dan/atau
JKP yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut
sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai penyerahan BKP
dan/atau JKP ke dan/atau dari kawasan tertentu atau tempat tertentu.
Keterangan dalam Faktur Pajak
Keterangan tentang penyerahan BKP dan/atau JKP yang harus dicantumkan dalam Faktur Pajak:
nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP/JKP;
identitas pembeli BKP atau penerima JKP yang meliputi:
NEW
• nama, alamat, dan NPWP, bagi Wajib Pajak dalam negeri badan dan instansi pemerintah;
• nama, alamat, dan NPWP atau NIK, bagi subjek pajak dalam negeri orang pribadi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• nama, alamat, dan nomor paspor, bagi subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau
• nama dan alamat, bagi subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 UU PPh;
jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
PPN yang dipungut;
PPnBM yang dipungut;
kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
Isian Nama dan NPWP Pembeli BKP/Penerima JKP Isian Alamat Pembeli BKP/Penerima JKP
• Alamat tempat PPN atau PPN dan PPnBM terutang
Nama dan NPWP PKP tempat dilakukannya • yang dipusatkan yang menerima BKP dan/atau JKP
pemusatan PPN atau PPN dan PPnBM terutang yang berada di kawasan/tempat tertentu yang
mendapat fasilitas PPN/PPnBM tidak dipungut
dimaksud.
Pasal 6 ayat (7a):
Tempat/kawasan tertentu yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut yaitu tempat/kawasan tertentu
sebagaimana diatur dalam:
a. ketentuan mengenai tempat penimbunan berikat;
b. ketentuan mengenai penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus; dan
c. ketentuan lain (yang sejenis) yang mengatur mengenai kegiatan di kawasan/tempat tertentu di dalam Daerah Pabean
yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut.
Tata Cara Pengisian Keterangan dalam Faktur Pajak (2/2)
Dasar Pengenaan Pajak
Rp nilai pada jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin sebagaimana dimaksud pada angka 5
dikurangi dengan potongan harga dan uang muka yang telah diterima;
dasar pengenaan pajak berupa nilai lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan; atau
nilai tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, yang menjadi
dasar penghitungan PPN yang dipungut dan disetor dengan besaran tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal
9A ayat (1) UU PPN.
PPN yang Dipungut
Rp tarif PPN Pasal 7 ayat (1) UU PPN x Dasar Pengenaan Pajak; atau
besaran tertentu PPN yang dipungut berdasarkan Pasal 9A ayat (1) UU PPN.
01
Kode dan NSFP
02
03
Total 16 digit: 2 digit kode transaksi, 1 digit kode status, dan 13 NSFP.
Penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN instansi pemerintah yang Kode Transaksi
02 PPN/PPnBM-nya dipungut oleh instansi pemerintah.
Penyerahan BKP/JKP yang DPP-nya menggunakan nilai lain cfm. Pasal 8A Tidak
04 ayat (1) UU PPN yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang melakukan
penyerahan BKP/JKP. Termasuk Ya
02/03
02/03?
Penyerahan BKP/JKP yang PPN-nya dipungut dengan besaran tertentu cfm.
05 Pasal 9A ayat (1) UU PPN oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP. Tidak
Rp…
Tidak memenuhi
TIDAK LENGKAP persyaratan formal TERLAMBAT DIBUAT
e-Faktur tidak mencantumkan keterangan cfm. Tanggal yang tercantum dalam Faktur Pajak melewati saat
Pasal 5 PER atau Faktur Pajak PKP pedagang eceran seharusnya Faktur Pajak dibuat.
tidak mencantumkan keterangan cfm. Pasal 26 ayat
(2) PER.
Mencantumkan keterangan yang tidak sebenarnya DIANGGAP TIDAK DIBUAT
atau sesungguhnya.
Berisi keterangan yang tidak sesuai dengan Faktur Pajak dibuat setelah melewati jangka waktu 3 bulan
ketentuan pengisian keterangan cfm. PER. sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat.
PKP yang membuat Faktur Pajak tidak lengkap, terlambat membuat Faktur Pajak, dan/atau
dianggap tidak membuat Faktur Pajak dikenai sanksi Pasal 14 ayat (4) UU KUP.
PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tidak lengkap dan/atau yang dianggap tidak
dibuat merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
Mekanisme PPN ?
Pengkreditan ?
PK ?? PM ??
Pusiingg……!!!
MEKANISME PPN
Mekanisme
Umum
Mekanisme
Khusus
PK Vs PM = KB/LB/N
A Pembelian Rp 100
B Penjualan Rp 120
C
PPN (PM) Rp 11 PPN (PK) Rp 13,2
Total Rp 111 Total Rp 133,2
PK Rp 13,2
PM Rp 11
KB/LB/N ???
PAJAK MASUKAN
Syarat Formal
• Diisi secara lengkap, jelas, benar dan ditandatangani
Pasal 73, 74 PMK
oleh pihak yang ditunjuk oleh PKP 18 Tahun 2021
Pasal 13
ayat 9 UU Syarat Material
PPN
• Berisi keterangan yang sebenarnya atau
sesungguhnya mengenai transaksi yang
bersangkutan (Arus Uang dapat dibuktikan, arus
barang kena pajak dapat dibuktikan)
PRINSIP DASAR (1)
(Pasal 9 UU PPN)
PKP Tertentu:
-PKP yang melakukan ekspor BKP, BKP tdk berwujud, JKP
-PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN
-PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP yang PPN nya tidak dipungut
PRINSIP DASAR (3)
(Pasal 9 ayat 5 UU PPN)
PMK-78/PMK.03/2010
PENGKREDITAN MASA
TIDAK SAMA
Pada saat PKP tersebut membeli BKP atau JKP dari PKP
lain, juga membayar pajak yang terutang (Pajak
Masukan)
102
BKP
103
BKP
104
JKP
105
JKP
106
Retur Penjualan
Pengembalian Barang Kena Pajak dianggap tidak
terjadi dalam hal Barang Kena Pajak yang
dikembalikan diganti dengan Barang Kena Pajak
yang sama, baik dalam jumlah fisik, jenis maupun
harganya
107
Nota Retur
Paling Sedikit memuat :
1. Nomor urut nota retur;
2. Nomor, kode seri, dan tanggal Faktur Pajak dari Barang Kena Pajak yang dikembalikan;
3. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak Pembeli;
4. Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak Pengusaha Kena Pajak Penjual;
5. Jenis barang, jumlah harga jual Barang Kena Pajak yang dikembalikan;
6. Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan, atau Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang
dikembalikan;
7. Tanggal pembuatan nota retur;
8. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota retur
108
Bentuk Nota Retur
109
Nota Pembatalan
Paling Sedikit memuat :
1. Nomor nota pembatalan;
2. Nomor, kode seri dan tanggal Faktur Pajak dari Jasa Kena Pajak yang dibatalkan;
3. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak Penerima Jasa;
4. Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak Pengusaha Kena Pajak Pemberi Jasa Kena Pajak;
5. Jenis jasa dan jumlah penggantian Jasa Kena Pajak yang dibatalkan;
6. Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa Kena Pajak yang dibatalkan;
7. Tanggal pembuatan nota pembatalan; dan
8. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota pembatalan
110
Bentuk Nota Pembatalan
111