PJ.091/KUP/S/007/2015-00
Pengertian Pajak dan Jenis-jenisnya
1 Pajak 2 Pajak
Pusat Daera
h
dikelola oleh dikelola oleh
pemerintah pemerintah
pusat (DJP) daerah
PPh
Pajak (Pajak
Penghasilan)
Pusat Rp
Dikenakan
atas
penghasilan
anyg diterima
Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM)
Dikenakan atas setiap
penyerahan Barang
dan Jasa Kena Pajak
serta Barang Mewah
(pajak konsumsi) Pajak Bumi & Bangunan
Perkebunan, Perhutanan,
dan Pertambangan (PBB-
P3)
Dikenakan atas
pemanfaatan Bumi &
Bangunan
DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
PENGELOLA PAJAK
PUSAT Bea Meterai
Pajak atas
pemanfaatan
dokumen tertentu
Bioskop
Pajak Daerah
Provin
si
• Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB);
• Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor;
• Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor; Kota/Kabupaten
• Pajak Air Permukaan; dan
• Pajak Rokok • Pajak Bumi & Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan (PBB-P2)
• Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB)
• Pajak Restoran
• Pajak Reklame (Iklan)
• Pajak Parkir
• Pajak Hiburan
• Pajak Penerangan Jalan
• Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan
• Pajak Parkir 6
• Pajak Air Tanah
• Pajak Sarang Burung Walet
2.Kewajiban Perpajakan Apotek
Pajak Penghasilan
YANG DIKECUALIKAN
OBJEK PAJAK DARI OBJEK PAJAK
(Pasal 4 ayat (3) UU PPh)
SPT Tahunan :
o Dilaporkan pada kelompok penghasilan yang dikenai pajak final
dan/atau bersifat final.
o Formulir SPT Tahunan menggunakan Form 1770 untuk Wajib
Pajak orang pribadi dan 1771 untuk Wajib Pajak badan masih
mengakomodasi
Penentuan Peredaran Bruto
Gatut Kaca terdaftar sebagai Wajib Pajak baru pada bulan
November 2014. Pada bulan November 2014 tersebut,
memperoleh peredaran bruto sebesar Rp15.000.000,00
(lima belas juta rupiah).
peredaran bruto November 2014 disetahunkan: 12/1 x
Rp15.000.000,00 = Rp180.000.000,00
Nomor Ketetapan : / / / /
Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT
TA H UN P A JA K
Pengisian SPT Tahunan PPh
MEMPUNYAI PENGHASILAN :
• DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
s.d
NO. TELEPON/FAKSIMILI : /
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nila i desimal (contoh penulisan lihat buku petunju k hal. 3) RUPIAH *)
1. PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
LAMPIRAN - III
FORMULIR
2 0
A . P E N G H A S IL A N N E T O
TAHUN PAJAK
1770 - III
2. PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
3. PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
3 SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
4. PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
4 PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT
[Apabila memilik i penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat buku petunjuk]
5. JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
5
• FINAL
s.d
…………………………………………………………………………………………………………………………..
6. ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
6
KEMENTERIAN KEUANGAN RI • PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK BL TH BL TH
8. KOMPENSASI KERUGIAN
8
PERHATIAN :
• SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN
• ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
• BERI TANDA " X " DALAM (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
B . P E N G H A S IL A N
K EN A P AJ AK
(14-15)
b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT 1.
NEGARA
17. PPh YANG DIBAYAR SENDIRI a. PPh PASAL 25 BULANAN
17a
20. PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17 C (WP
a. DIRESTITUSIKAN c. PATUH)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17 D (WP PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN
UTANG PAJAK TERTENTU 5.
PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
Diisi dengan Jumlah PPh BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA
8.
Pasal 4 ayat (2) yang Telah SERAH
14. DIVIDEN
FORMULIR
1771 PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
NPWP :
IDENTITAS
NAMA WAJIB PAJAK :
N P W P AKUNTAN PUBLIK :
LAMPIRAN - IV
TAHUN PAJAK
FORMULIR
N P W P KANTOR KONSULTAN PAJAK
:
1771 - IV SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
2 0 A A
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3)
(1) (2)
RUPIAH *)
(3)
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
1. PENGHASILAN NETO FISKAL
A. PENGHASILAN
1
KENA PAJAK
IDENTITAS
(Diisi dari Lampiran Khusus 2A Jumlah Kolom 8) …………………………………
3
3. PENGHASILAN KENA PAJAK (1-2) ……...…..……………………………………
4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT)
NAMA WAJIB PAJAK :
B. PPh TERUTANG
8c
c. JUMLAH ( 8a + 8b ) ……...……………..….…………………………………………………………………………
2. BUNGA / DISKONTO OBLIGASI
9. a. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
(6 – 7 – 8c)…. 9
b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG / DIPUNGUT
13. PPh YANG LEBIH DIBAYAR PADA ANGKA 11.b MOHON : TGL BLN THN
6. PENGHASILAN PENGALIHAN HAK ATAS
a. DIRESTITUSIKAN b. DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK TANAH / BANGUNAN
Khusus Restitusi untuk Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu : Pengembalian Pendahuluan (Pasal 17C atau Pasal 17D UU KUP)
c. PENGAWAS KONSTRUKSI
Kewajiban Tahunan
Menghitung berapa penghasilan yang diterima selama setahun dan
menghitung PPh yang terutang atas penghasilan tersebut
Menuangkan penghitungan penghasilan dan PPh terutang ke dalam SPT
Tahunan, apabila PPh Terutang lebih besar daripada PPh Ps.25 maka harus
disetor kekurangannya, sebaliknya apabila terjadi kelebihan bayar akan
dikembalikan oleh negara
SPT Tahunan disampaikan ke KPP paling lambat :
Untuk WP OP tgl.31 Maret tahun berikutnya
Untuk WP Badan tgl. 30 April tahun berikutnya
Apotek yang dimiliki Orang Pribadi
26
Apotek yang dimiliki Badan Hukum
Besar angsuran PPh Ps. 25 untuk WP Badan adalah 1/12 dari
PPh Terutang tahun sebelumnya
WAJIB PEMBUKUAN
29
Kewajiban Pembukuan
Pembukuan harus diselenggarakan di Indonesia dengan
ketentuan:
memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan
atau kegiatan usaha yang sebenarnya;
menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata
uang rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau
dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri
Keuangan;
prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual dan stelsel
kas;
perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun
buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal
Pajak;
Pasal 28 UU KUP
Kewajiban Pembukuan (lanjutan)
sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta
penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang;
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan
mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan setelah
mendapat izin Menteri Keuangan.
Note:
Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan
dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang
dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi online wajib disimpan
selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia.
Pasal 28 UU KUP
BAGAIMANA
MENGHITUNG JUMLAH SELURUH PENGHASILAN BRUTO XXXX
PAJAK? BIAYA XXXX
JUMLAH PENGHASILAN NETO KOMERSIAL
(-)
XXXX
KOREKSI FISKAL
POSITIF XXXX
NEGATIF (XXX)
(+)
PENGHASILAN NETO FISKAL XXXX
KOMPENSASI KERUGIAN XXXX
PENGHASILAN KENA PAJAK
(-)
XXXX
PPh TERUTANG XXXX
KREDIT PAJAK XXXX
DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK KETIGA XXXX
TELAH DIBAYAR SENDIRI XXXX (+)
JUMLAH KREDIT PAJAK XXXX
(-)
KURANG/LEBIH BAYAR XXXX
Tarif sebelum
tahun pajak
Omzet di atas 50 2009
M (Pasal 17 ayat (1)
huruf b & ayat (2a) UU
PPh) Tarif tahun pajak
2009
Tahun 2009 28 %
Tahun 2010 –
Bagian Omzet Tahun 2009
sekarang
Bagian omzet s.d. 4,8 M 14 % 12.5%
Bagian omzet 4,8 s.d. 50 M 28 % 25 %
Rincian Penjualan dimasukkan ke Formulir 1111 A2 (penjualan kepada pembeli yang jelas
identitasnya Nama, NPWP, Alamat) :
Rekapitulasi Penjualan dan Pembelian Formulir 1111 AB
PENGHITUNGANNYA :
PPN Terutang : Pajak Keluaran (PK) = 10% x DPP
Pajak Masukan (PM) yang dikreditkan :
o PM = 70% x Pajak Keluaran ( untuk Penyerahan BKP )
o PM = 60% x Pajak Keluaran ( untuk Penyerahan JKP )
PPN Disetor:
o PPN yang Disetor = PK - PM
o Sehingga PPN yang disetor :
• 3% x DPP ( untuk Penyerahan BKP )
• 4% x DPP ( untuk Penyerahan JKP )
Contoh Perhitungan PPN bagi PKP yang Menggunakan Pedoman
Pengkreditan Pajak Masukan
Pada bulan April 2013, Apotek Sehat Farma melakukan penjualan total sebesar
Rp 60.000.000, pengisian SPT menggunakan formulir 1111 DM
3 PPh Final Ps.4 (2) Tgl. 10 bulan berikutnya Tgl. 20 bulan berikutnya
6 SPT Tahunan Badan Sebelum SPT disampaikan Tgl.30 April tahun berikutnya
Sanksi Perpajakan
6 PPN 411211.100
Diisi dengan
identitas Apotek
Diisi dengan
Nilai sewa, tarif,
dan PPh Terutang
Diisi dengan
jumlah
SSP PPh atas Sewa Ruangan
Diisi dengan
identitas Apotek
Diisi dengan
Kode Akun Pajak PPh
Sewa Ruangan
Diisi dengan
Uraian Pembayaran
Diisi dengan
jumlah
2. Dokter Boyke seorang dokter spesialis bedah berpraktek di Apotek Sejahtera. Pasien
membayar jasa praktek dokter ke apotek. Atas jasa praktek dokter, dokter dan apotek
membuat kesepakatan bagi hasil 70% untuk dokter dan 30% untuk apotek.
Misalnya seorang pasien membayar sesuai tagihan ke Apotek sebesar Rp 230.000,
dengan rincian untuk pembelian alat dan bahan Rp 50.000, pembelian obat Rp 80.000,
dan jasa dokter Rp 100.000. Apotek menerima bagi hasil dari uang jasa dokter sebesar
30% atau Rp 30.000.
Solusi :
Apotek wajib memotong PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima Dokter Boyke
dari jumlah penghasilan bruto Rp 100.000 bukan dari jumlah penghasilan bruto
setelah dikurangi bagi hasil. Sehingga PPh Pasal 21 yang dipotong Apotek adalah
5% x (50% x Rp 100.000) = Rp 2.500. Pemotongan PPh Ps.21 dilakukan setiap
periode pembayaran kepada dokter. Apotek wajib membuatkan Bukti Potong PPh
Ps.21 untuk Dokter Boyke dan melaporkan SPT Masa PPh Ps.21.
Atas pembelian alat dan bahan, obat, masuk ke penghasilan bruto Apotek norma
20% (Dagang Eceran)
Atas bagi hasil 30% masuk ke penghasilan bruto Apotek norma 25% (Jasa
Kesehatan)
Bukti Potong PPh Ps.21
Penghasilan Bruto,
Tarif dan PPh Terutang
Jumlah
SPT Masa PPh Ps.21
Jumlah
SSP PPh Ps.21
Identitas Apotek
Jumlah
3. Dokter Deny seorang dokter umum berpraktek di Apotek K48. Dokter dan
apotek membuat kesepakatan kerjasama sebagai berikut :
Pasien membayar biaya jasa medis melalui apotek
setiap bulan ada atau tidak ada pasien apotek membayar fee kepada
dokter sebesar Rp 800.000
apabila pendapatan jasa medis lebih dari Rp 800.000 sisanya menjadi
hak apotek
Solusi :
Apotek memotong PPh Ps.21 sebesar 5% x (50% x Rp 800.000),
apotek wajib membuat Bukti Potong PPh Ps.21 diberikan kepada dokter
ybs.
Penghasilan apotek dari klinik masuk ke penghasilan bruto norma
25% (Jasa Kesehatan)
Terima Kasih