ORANG PRIBADI
(PPh OP)
Dasar Hukum
2
PAJAK PENGHASILAN
(PPh)
ADALAH
Pasal 1 UU PPh
3
Wajib Pajak-PPh
Subjek
PaJak DN
Subjek
Pajak LN
4
Pasal 2 UU PPh
5
Subjek Pajak
Orang Pribadi
7
Warisan yang belum Terbagi
8
SUBJEK PAJAK
ORANG PRIBADI
11
Non Subjek Pajak Orang Pribadi
Pasal 3
Subjek Pajak yang
Memiliki Hubungan Istimewa
(Pasal 18 ayat (4))
A. Hubungan sedarah;
– Ayah, ibu, dan anak (garis keturunan lurus satu derajat)
– Saudara kandung atau saudara tiri (garis keturunan ke
samping satu derajat)
B. Hubungan keluarga semenda
– Mertua dan anak tiri (garis keturunan lurus satu derajat)
– Kakak ipar atau adik ipar (garis keturunan ke samping satu
derajat)
C. Hubungan kepemilikan dan kepengurusan
13
14
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1) UU PPh
PENGHASILAN
15
KLASIFIKASI PENGHASILAN
KELOMPOK
Contoh:
Pengacara, Akuntan, Dokter,
Arsitek, Konsultan, Notaris
17
Penghasilan Non Final
Pasal 4 ayat (1)
TERMASUK:
a.Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh termasuk
a. gaji,
b. upah,
c. tunjangan,
d. honorarium,
e. komisi,
f. bonus,
g. gratifikasi,
h. uang pensiun, atau
i. imbalan dalam bentuk lainnya,
j. kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini;
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan;
No. Jenis Objek Pajak Keterangan Tarif Referensi
c. Laba usaha
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan
harta termasuk:
1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu,
atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;
3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan
dalam bentuk apa pun;
4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan,
badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara
pihakpihak yang bersangkutan;
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan
pengembalian pajak;
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang;
g. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
h. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta;
i. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
j. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah;
k. Keuntungan selisih kurs mata uang asing;
l. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
m. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan
yang belum dikenakan pajak;
n. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan
tata cara perpajakan; dan
Penghasilan PPh Final
Pasal 4 ayat (2)
23
OBJEK DPP Tarif
Persewaan Tanah bruto 10%
dan/atau Bangunan
Imbalan Jasa Konstruksi nilai kontrak LIHAT PENJELASAN
Selisih Lebih Revaluasi keuntungan revaluasi 10%
Aktiva Tetap
Penjualan Saham dan bruto Saham pendiri: 0,6%;
Sekuritas lainnya di bursa Bukan saham pendiri: 0,1%
Diskonto Surat diskonto SPN 20%
Perbendaharaan Negara
Peredaran bruto usaha/ Bruto per bulan 0.5%
jasa dibawah 4,8 M
25
Non Objek PPh
Pasal 4 ayat (3)
a. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil
zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia,
yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan
b. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial
termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha
mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan,
KECUALI
1. PENGHASILAN TSB SEMATA-MATA DITERIMA ATAU
DIPEROLEH DARI SATU PEMBERI KERJA YG TELAH
DIPOTONG PPh PASAL 21,
DAN
2. PEKERJAAN TSB TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN
USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS SUAMI ATAU ANGGOTA
KELUARGA LAINNYA
30
Penghasilan istri
31
SUAMI-ISTRI DIKENAKAN PAJAK
SECARA TERPISAH
Pasal 8 ayat (2) dan (3)
DIGABUNG DENGAN
PENGHASILAN ORANG TUANYA
(ayah)
33
34
Wajib Pajak Orang Pribadi
35
Skema Perhitungan Penghasilan Neto
Pencatatan
Ph. Neto = Ph Bruto –
1721
Pengurang A1/ A2
1. Karyawan
PPh Tarif Pasal 17
leh
Peredaran Usaha PPh Tarif Pasal 17
2. Usahawan
Bo
(Omzet Setahun)
Wajib Pajak PP 46 Tahun 2013 sttd
Oraang Pribadi
≤ 4,8 M PP 23 Tahun 2018
PPh Final = 0,5% x Ph Bruto
h
PPh Tarif Pasal 17
le
Bo
3. Pekerjaan Peredaran Usaha
Bebas/Tenaga Ahli (Omzet Setahun)
Pencatatan
≤ 4,8 Miliar
Ph. Netto = Ph Bruto x
%Norma
36
Pencatatan
Pencatatan harus dapat menggambarkan
jumlah peredaran atau penerimaan bruto dan
atau jumlah penghasilan bruto, serta
penghasilan yang bukan obyek pajak atau
penghasilan yang dikenakan PPh Final,
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang
37
PENGGUNAAN NORMA PENGHITUNGAN
Pasal 14 ayat (2,3,4) UU PPh
Norma Penghitungan
Penghasilan Neto
ORANG PRIBADI
USAHA + PEK.BEBAS
SYARAT
38
Norma Perhitungan Penghasilan Netto
KEP- 536/PJ./2000 sttd PER-17/2015 (mulai tahun pajak 2016)
• Pengelompokan menurut jenis usaha & wilayah
– 10 ibu kota propinsi
• Medan - Surabaya
• Palembang - Denpasar
• Jakarta - Manado
• Bandung - Makasar
• Semarang - Pontianak
– Ibu kota propinsi lainnya
– Daerah lainnya
Contoh Lampiran KEP 536/PJ./2000
kota
10 ibu kota Daerah
Kode Jenis Usaha propinsi
propinsi lainnya
lainnya
32200 Industri pakaian jadi kecuali untuk kaki 13,5 13 12,5
32300 Industri kulit & barang dari kulit kecuali untuk kaki 17,5 16,5 16
32400 Industri barang keperluan kaki 17 16 15
62200 Perdagangan eceran brg kelontong, supermarket 30 25 20
62420 Perdagangan eceran tekstil, pakaian jadi, hasil pengolahan 30 25 20
kulit termasuk brg keperluan kaki
62422 Perdagangan eceran brg elektronik 30 25 20
62100 Rumah makan dan minum 25 20 20
62920 Jasa akuntansi dan pembukuan 36 35 35
39
93213 Dokter 45 42,5 40
Pembukuan
• Didasarkan pada itikad baik atau pada “adat
kebiasaan pedagang yang baik” dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya
• Dilakukan secara taat asas dengan stetsel kas atau
stetsel akrual. Perubahan terhadap metode
pembukuan dan/atau tahun pajak harus atas
persetujuan Dirjen Pajak
• Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan
huruf latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah
dan disusun dalam bahasa Indonesia
• Disimpan dalam jangka waktu 10 tahun
40
Proses Pembukuan
Laporan Keuangan Lapkeu Fiskal
Rekonsiliasi Fi
skal Berdasar UU
Berdasar PSAK
Pajak dan
peraturan
41
42
PTKP adalah Pengurang Penghasilan Neto
43
Penentuan PTKP
PTKP ditentukan berdasarkan status dari Wajib Pajak beserta jumlah
tanggungannya.
Status Wajib Pajak terdiri dari :
44
TANGGUNGAN KELUARGA DALAM PTKP
SEDARAH SEMENDA
AYAH
MERTUA
+
WP
IBU
10 KE ATAS KE ATAS
10
KE KE
SAUDARA
SAM WP + ISTRI SAM IPAR WP
KANDUNG PING PING
KE BAWAH KE BAWAH
ANAK ANAK
KANDUNG TIRI WP
49
PTKP UNTUK KARYAWATI
STATUS KAWIN
SUAMI
STATUS TIDAK
STATUS KAWIN TIDAK MENERIMA/
KAWIN
MEMPEROLEH
PENGHASILAN
SYARAT:
MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/
MEMPEROLEH PENGHASILAN
Penerapan PPh Final UMKM (UU HPP)
52
Tarif Pasal 17
WP Orang Pribadi
BERLAKU TAHUN
PAJAK 2022
53
Contoh Penerapan Tarif PPh OP (UU PPH)
5% X Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% X Rp 200.000.000 = Text Rp 30.000.000
25% X Rp 250.000.000 = Rp 62.500.000
30% X Rp 90.000.000 = Rp 27.000.000
Rp.122.000.000
54
UU 7 tahun 2021 (UU HPP)
Text
5% X Rp 60.000.000 = Rp 3.000.000
15% X Rp 190.000.000 Text= Rp 28.500.000
25% X Rp 250.000.000 = Rp 62.500.000
30% X Rp 90.000.000 = Rp 27.000.000
Rp.121.000.000
55
Contoh 1
Anton sebagai Karyawan di PT. A dengan gaji neto
setahun Rp 200 juta, sedangkan istrinya Yuri
berkerja sebagai pegawai pajak dengan gaji neto
setahun Rp 150 juta.
Data Tanggungan anak adalah sebagai berikut:
Adul lahir 2 Januari 2020, Boim lahir 2 Januari
2022.
Kondisi 1: Pada saat menikah Yuri memutuskan
menghapus NPWPnya dan gabung ke suami.
Kondisi 2: Yuri tetap menggunakan NPWPnya
•Hitung PPh terutang tahun 2022?
56
Contoh 2
Joni sebagai “Bapak Kost” memiliki 10 kamar dengan
penghasilan bruto setahun sebesar Rp 240 juta, juga
sebagai pengajar di Univ.45 dengan penghasilan bruto
setahun Rp 100 juta (misal: norma pengajar 40%)
Nita Istrinya bekerja di bank dengan gaji neto setahun
Rp 80 juta, dan memiliki usaha catering dengan omset
bruto setahun Rp 250juta.
Ibunya Nita, 1 anak kandung, dan 1 anak angkat
menjadi tanggungan sepenuhnya Joni&Nita
Kondisi 1: NPWP Nita gabung dengan NPWP Suaminya
Kondisi 2: Nita tetap menggunakan NPWPnya
•Hitung PPh terutang tahun 2022?
57
Contoh 3
Jimmy salah satu anggota Firma Hukum Jimmy&Partner
memperoleh bagian laba usaha sebesar Rp 1 Milyar, dan
memperoleh royalty atas buku yang dikarangnya
sebesar Rp 200 juta setahun.
Istrinya Lidya seorang dokter spesialis kulit dengan
penghasilan bruto setahun sebesar Rp 500 juta (norma
50%), dan memiliki usaha apotik dengan omset Rp 200
juta setahun.
Data Tanggungan 2 anak saja cukup
Kondisi 1: NPWP Lidya = NPWP Suaminya
Kondisi 2: Lidya tetap menggunakan NPWPnya
Kondisi 3: Jimmy dan Lidya ada perjanjian pisah harta
•Hitung PPh terutang tahun 2022?
58
59
Pelunasan Pajak dalam Tahun Berjalan
Pasal 20 ayat (1)
•PPh Pasal 21
•PPh Pasal 22
•PPh Pasal 23
PPh Pasal 25,
•PPh Pasal 24
STP PPh Pasal 25 (Pokok)
•PPh Pasal 26
PPh 29
•PPh Pasal 4 (2)
•PPh Pasal 15
60
KREDIT PAJAK BAGI
WP OP DALAM NEGERI
66
Skema Perhitungan PPh 25 Orang Pribadi
a Penghasilan neto fiskal tahun lalu XXX
b Penghasilan tidak teratur tahun lalu (xxx)
c Penghasilan yg menjadi dasar penghitungan angsuran (a – b) XXX
d Kompensasi kerugian yg dapat digunakan pada tahun ini (xxx)
e Penghasilan Tidak Kena Pajak (xxx)
f Penghasilan kena pajak (c – d – e) XXX
g PPh Terutang (tarif Pasal 17) XXX
H Kredit pajak tahun lalu atas penghasilan yg termasuk dalam
huruf c yg dipotong / dipungut fihak lain (PPh psl
21/22/23/24) (xxx)
I PPh yang harus dibayar sendiri (g– h ) XXX
J PPh psl 25 ( 1/12 x huruf i) …………………….. Rp XXX
67
2. Angsuran PPh Pasal 25 Bagi
Wajib Pajak Orang Pribadi Baru
• PPh Pasal 25 dihitung dengan menerapkan tarif umum Pasal 17
atas Penghasilan Neto sebulan yang disetahunkan, dibagi 12
(dua belas).
• Penghasilan neto dihitung berdasarkan
1) Pembukuan (dalam hal WP wajib melaksanakan pembukuan) atau
2) Norma Penghitungan Penghasilan Neto (dalam hal wajib pajak
tidak wajib melaksanakan pembukuan/melaksanakan pembukuan
tetapi tidak diketahui penghasilan netonya).
• Untuk wajib pajak orang pribadi, untuk menghitung
penghasilan kena pajak terhadap penghasilan neto
disetahunkan terlebh dahulu dikurangi PTKP.
68
CONTOH :
ANGSURAN PPh PSL 25 BAGI WP BARU OP (PEMBUKUAN)
Pasal 25 ayat (7)
Tuan Fatih (K/1) terdaftar sebagai Wajib Pajak pada KPP B tanggal 1 Mei 2013.
Berdasarkan pembukuan bulan Mei 2013 peredaran usaha bruto sebesar
Rp20.000.000,00 dan Penghasilan Neto berdasarkan pembukuannya sebesar
Rp5.000.000. Besarnya PPh pasal 25 Bulan Mei 2013 sebagai berikut :
69
3. Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
(OPPT)
• OPPT adalah Wajib Pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha perdagangan atau jasa,
tidak termasuk jasa sehubungan dengan pekerjaan
bebas, pada 1 (satu) ataulebih tempat kegiatan
usaha yang berbeda dengan tempat tinggal Wajib
Pajak.
• WP yang memiliki beberapa tempat usaha dalam
satu wilayah kerja KPP, harus mendaftarkan diri
(NPWP) masing-masing tempat usahanya di KPP yang
bersangkutan.
Angsuran PPh 25 WP OPPT
WP OP USAHA PERDAGANGAN ATAU JASA;
ANGSURAN
PPh PASAL 25
SEBESAR
73
Pembayaran/ Pelaporan
PPh Pasal 25
Dianggap telah
menyampaikan SPT Masa
Ya
PPh Pasal 25 ke KPP
Validasi dengan
Nomor Transaksi
Bayar Penerimaan Negara
(NTPN) Sesuai dengan tanggal
Wajib Pajak validasi yang tercantum
pada surat setoran pajak.
Menghitung
PPh Terutang Tidak
Tidak Wajib
melaporkan ke KPP
PPh Pasal 25 Nihil
BERDASARKAN PEMBUKUAN
76
SKEMA PENGHITUNGAN PPh ORANG PRIBADI
Penghasilan netto:
Penghasilan netto dari usaha Rp xxxxxxxx
Penghasilan netto sehubungan dengan pekerjaan Rp xxxxxxxx
Penghasilan netto lain-lain Rp xxxxxxxx
Penghasilan netto dari luar negeri Rp xxxxxxxx
Total Penghasilan netto Rp xxxxxxxx
Pengurang penghasilan netto:
Zakat (RP xxxxxxx)
Kompensasi Kerugian (Rp xxxxxxx)
PTKP (Rp xxxxxxx)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) dibulatkan ke bawah ribuan penuh Rp xxxxxxxx
Pajak Penghasilan:
Tarif Pasal 17 UU No. 36 Tahun 2009 * PKP Rp xxxxxxxx
Kredit Pajak:
PPh Pasal 21 (Rp xxxxxx)
PPh Pasal 22 (Rp xxxxxx)
PPh Pasal 23 (Rp xxxxxx)
PPh Pasal 24 (Rp xxxxxx)
PPh Pasal 25 (Rp xxxxxx)
Pajak Penghasilan yang masih harus dibayar Rp xxxxxxx
77
78
Wajib Pajak orang pribadi yang
tidak diwajibkan menyampaikan SPT
79
Jenis-Jenis SPT PPh Orang Pribadi
•
1770
1770 S
1770 SS
80
Orang Pribadi
Penghasilan
+
Data Pendukung lainnya.
+
+ Data Pendukung lainnya.
82
OP sebagai Pegawai Tetap; 1721 A1
KODE JENIS HARTA dan KEWAJIBAN/UTANG
PADA AKHIR TAHUN
Kode...
Yang Diisi Terlebih Dahulu Adalah Formulir Lampiran, Bukan
Induknya
85
Pelaporan SPT PPh Orang Pribadi
Tahun Pajak 20X1
Batas waktu penyampaian 3 bulan setelah
berakhirnya tahun pajak
Manual; Hardcopy SPT dapat dilaporkan ke
KPP atau Pos; atau
On-line; https://djponline.pajak.go.id *
* WP harus memiliki e-Fin
Penting!!!
86
Tempat Penyampaian SPT, Batas Waktu,
dan Sanksi Tidak Menyampaikan SPT
SANKSI
Penyampaian SPT
adalah Hardcopy
atau efiling
Maret
PENJARA PALING SINGKAT 6
Batas Waktu
31
KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BULAN DAN
Penyampaian SPT BLN ATAU PALING LAMA PALING LAMA 6 TAHUN DAN
1 TAHUN DAN DENDA PALING DENDA PALING SEDIKIT
Tahunan adalah 31 SEDIKIT 1 KALI DARI 2 X DARI JML PAJAK
Maret PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 TERUTANG DAN PALING
KALI DARI PAJAK TERHUTANG BANYAK 4 KALI DARI JML PJK
TERHUTANG 87
88