Anda di halaman 1dari 88

PAJAK PENGHASILAN

ORANG PRIBADI
(PPh OP)
Dasar Hukum

2
PAJAK PENGHASILAN
(PPh)

ADALAH

PAJAK YANG DIKENAKAN


TERHADAP SUBJEK PAJAK
ATAS PENGHASILAN YANG
DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA
DALAM TAHUN PAJAK

Pasal 1 UU PPh
3
Wajib Pajak-PPh

Subjek
PaJak DN

Penghasilan Wajib Pajak

Subjek
Pajak LN

Subjektif  orang tersebut memenuhi kriteria sebagai Subjek Pajak, baik


Subjek Pajak Dalam Negeri atau Subjek Pajak Luar Negeri

Objektif orang tersebut memiliki penghasilan yang dapat dikenai pajak

4
Pasal 2 UU PPh

5
Subjek Pajak
Orang Pribadi

Orang pribadi sebagai subjek pajak


dapat bertempat tinggal atau berada di
Indonesia ataupun di luar Indonesia.

7
Warisan yang belum Terbagi

8
SUBJEK PAJAK
ORANG PRIBADI

DALAM NEGERI LUAR NEGERI

ORANG PRIBADI : • ORANG PRIBADI YG TIDAK BERTEMPAT


- BERTEMPAT TINGGAL TINGGAL DI INDONESIA
- BERADA DI INDONESIA LEBIH DARI 183 • BERADA DI INDONESIA TIDAK LEBIH DARI
HARI DLM 12 BULAN; ATAU 183 HARI DALAM 12 BULAN
- DALAM SUATU TAHUN PAJAK BERADA DI • WNI BERADA DI LUAR NEGERI LEBIH DARI
INDONESIA DAN MEMPUNYAI NIAT 183 HARI DALAM 12 BULAN
BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA

WARISAN YANG BELUM TERBAGI


9
Contoh
Tentukan status Subjek Pajak Dalam/ Luar Negeri?
Mr. Takasimura diterima bekerja pada PT. MHL di
Indonesia dan ttd kontrak untuk periode kerja 2 Tahun.
Mr. Takada bekerja pada PT. ADA. Berada di Indonesia
selama Mar, Mei, Jun, Jul, Agt, Sep dan Nov 2016.
Mr. Kiyosaki bekerja pada PT. ABC di Indonesia. Pada
saat kedatangannya bulan Feb 2017, menyewa apartment
setahun kedepan.
Andi diterima kerja di Singapura, untuk jangka waktu 12
bulan dan setelahnya akan dievaluasi kinerjanya untuk
perpanjangan kontrak.
Perbedaan antara WP DN & Luar Negeri
No Keterangan Wajib Pajak Dalam Wajib Pajak Luar Negeri
Negeri Non BUT
1 Penghasilan yang Seluruh penghasilan, Penghasilan dari sumber
Dikenakan Pajak baik dari Indonesia penghasilan di Indonesia
maupun dari luar (asas sumber)
Indonesia/luar negeri
(World Wide Income)
2 Dasar pengenaan Penghasilan netto Penghasilan Bruto dengan
pajak dan tarif dengan tarif umum tarif sepadan (Tarif PPh
(Tarif PPh PAsal 17) Pasal 26 atau tarif sesuai
Tax Treaty)
3 Kewajiban SPT Wajib menyampaikan Tidak wajib
SPT menyampaikan SPT

11
Non Subjek Pajak Orang Pribadi
Pasal 3
Subjek Pajak yang
Memiliki Hubungan Istimewa
(Pasal 18 ayat (4))

A. Hubungan sedarah;
– Ayah, ibu, dan anak (garis keturunan lurus satu derajat)
– Saudara kandung atau saudara tiri (garis keturunan ke
samping satu derajat)
B. Hubungan keluarga semenda
– Mertua dan anak tiri (garis keturunan lurus satu derajat)
– Kakak ipar atau adik ipar (garis keturunan ke samping satu
derajat)
C. Hubungan kepemilikan dan kepengurusan

13
14
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1) UU PPh

PENGHASILAN

SETIAP TAMBAHAN KEMAMPUAN EKONOMIS YANG :

 Diterima atau diperoleh Wajib Pajak,


 Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
 Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak,

DENGAN NAMA DAN DALAM


BENTUK APAPUN

15
KLASIFIKASI PENGHASILAN

NON OBJEK PAJAK


OBJEK PAJAK
(PS. 4 (3) UU PPh)

OBJEK PAJAK NON FINAL OBJEK PAJAK FINAL


(PS. 4 (1) UU PPh) (PS. 4 (2) UU PPh)
Pembayaran dimuka/ Pelunasan Pajak/
dapat dikreditkan Tidak dapat dikreditkan
16
SUMBER PENGHASILAN

KELOMPOK

PEKERJAAN USAHA & KEGIATAN MODAL LAIN-LAIN

HUBUNGAN KERJA HARTA GERAK

PEKERJAAN BEBAS HARTA TAK GERAK

Contoh:
Pengacara, Akuntan, Dokter,
Arsitek, Konsultan, Notaris
17
Penghasilan Non Final
Pasal 4 ayat (1)
TERMASUK:
a.Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh termasuk
a. gaji,
b. upah,
c. tunjangan,
d. honorarium,
e. komisi,
f. bonus,
g. gratifikasi,
h. uang pensiun, atau
i. imbalan dalam bentuk lainnya,
j. kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini;
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan;
No. Jenis Objek Pajak Keterangan Tarif Referensi

a. Hadiah langsung Non Objek Pajak --- Kep. Dirjen Pajak


No.
Kep-395/PJ/2001
b. Hadiah undian Dipotong PPh 25% PP No. 132/2000
Final
c. Hadiah/penghargaan Dipotong PPh Tarif progresif Kep. Dirjen No.
sehubungan dengan Pasal 21 sesuai pasal 17 Kep-545/PJ./2000
pekerjaan, kegiatan, atau UU PPh jo.
perlombaan yang Kep-395/PJ/2001
diperoleh/diterima oleh WP
Orang Pribadi
d Hadiah/penghargaan yang Dipotong PPh 20% atau sesuai UU PPh
diperoleh/diterima oleh Pasal 26 Tax Treaty
WPLN

c. Laba usaha
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan
harta termasuk:
1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu,
atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;
3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan
dalam bentuk apa pun;
4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan,
badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara
pihakpihak yang bersangkutan;
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan
pengembalian pajak;
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang;
g. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
h. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta;
i. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
j. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah;
k. Keuntungan selisih kurs mata uang asing;
l. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
m. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan
yang belum dikenakan pajak;
n. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan
tata cara perpajakan; dan
Penghasilan PPh Final
Pasal 4 ayat (2)

OBJEK DPP Tarif


Bunga Deposito, tabungan, SBI bruto 20% + lihat penjelasan
Hadiah Undian bruto 25%
Penjualan Saham Milik Perusahaan bruto 0.1%
Ventura
Bunga / Diskonto Obligasi bunga/diskonto 15% (WPDN & BUT); 20%
(WPLN)
Bunga Simpanan Koperasi pd Anggota jumlah bunga s/d Rp 240ribu : 0%;
> Rp240ribu : 10%
Pengalihan Hak atas Tanah & Bangunan bruto/NJOP (mana 2,5% (selain RS/RSS);
yg tertinggi) 1% (untuk RS/RSS)

23
OBJEK DPP Tarif
Persewaan Tanah bruto 10%
dan/atau Bangunan
Imbalan Jasa Konstruksi nilai kontrak LIHAT PENJELASAN
Selisih Lebih Revaluasi keuntungan revaluasi 10%
Aktiva Tetap
Penjualan Saham dan bruto Saham pendiri: 0,6%;
Sekuritas lainnya di bursa Bukan saham pendiri: 0,1%
Diskonto Surat diskonto SPN 20%
Perbendaharaan Negara
Peredaran bruto usaha/ Bruto per bulan 0.5%
jasa dibawah 4,8 M
25
Non Objek PPh
Pasal 4 ayat (3)
a. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil
zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia,
yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan
b. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial
termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha
mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan,

sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan,


atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;
26
b. Warisan;
c. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan
atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura
dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah,
kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak
yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang
menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;
d. pembayaran dari perusahaan asuransi karena kecelakaan,
sakit, atau karena meninggalnya orang yang tertanggung,
dan pembayaran asuransi beasiswa;
e. Dividen yang berasal dari dalam negeri yang diterima
sepanjang dividen tersebut diinvestasikan diwilayah NKRI
dalam jangka waktu tertentu;
f. bagian laba atau sisa hasil usaha yang diterima atau
diperoleh anggota dari koperasi, perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk
pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
g. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan;
h. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu,
yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
29
PENGHASILAN ATAU KERUGIAN
BAGI WANITA KAWIN
Pasal 8 ayat (1) KK

PENGHASILAN ATAU KERUGIAN BAGI WANITA


YANG TELAH KAWIN

DIANGGAP SEBAGAI PENGHASILAN ATAU


KERUGIAN SUAMINYA

KECUALI
1. PENGHASILAN TSB SEMATA-MATA DITERIMA ATAU
DIPEROLEH DARI SATU PEMBERI KERJA YG TELAH
DIPOTONG PPh PASAL 21,
DAN
2. PEKERJAAN TSB TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN
USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS SUAMI ATAU ANGGOTA
KELUARGA LAINNYA
30
Penghasilan istri

Bekerja pada satu  Bekerja pada lebih dari satu


pemberi kerja pemberi kerja
 Melakukan usaha
 Melakukan pekerjaan bebas

 Penghasilan istri tidak


digabung
 Status K/...  Penghasilan istri digabung
 PPh 21 atas penghasilan  Status K/I/...
istri bersifat FINAL (tidak  Penghasilan istri NON FINAL
dapat dikreditkan) maka PPh 21/22/23 dapat
dikreditkan

31
SUAMI-ISTRI DIKENAKAN PAJAK
SECARA TERPISAH
Pasal 8 ayat (2) dan (3)

HIDUP BERPISAH ISTRI MEMILIH MENGADAKAN PERJANJIAN


(HB) MENJALANKAN HAK & PEMISAHAN HARTA DAN
KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN SECARA
SENDIRI (Ber-NPWP) (MT) TERTULIS (PH)

PENGHITUNGAN PKP DAN


PENGENAAN PAJAKNYA PENGHITUNGAN PAJAKNYA BERDASAR
- Penggabungan penghasilan Neto suami istri
DILAKUKAN SENDIRI-
- PPh terutang gabungan
SENDIRI
- Besarnya pajak yg harus dilunasi oleh masing-
masing suami-isteri, sebanding dgn Penghasilan Neto

Lampiran Perhitungan PH-MT


PENGHASILAN ANAK YANG
BELUM DEWASA
Pasal 8 ayat (4)

DIGABUNG DENGAN
PENGHASILAN ORANG TUANYA
(ayah)

33
34
Wajib Pajak Orang Pribadi

35
Skema Perhitungan Penghasilan Neto
Pencatatan
Ph. Neto = Ph Bruto –
1721
Pengurang A1/ A2
1. Karyawan
PPh Tarif Pasal 17

TOKO > 4,8 M Pembukuan


OPEN
Ph. Neto = Ph Bruto –
Biaya Fiskal

leh
Peredaran Usaha PPh Tarif Pasal 17
2. Usahawan

Bo
(Omzet Setahun)
Wajib Pajak PP 46 Tahun 2013 sttd
Oraang Pribadi
≤ 4,8 M PP 23 Tahun 2018
PPh Final = 0,5% x Ph Bruto

> 4,8 Miliar


Pembukuan
Ph. Neto = Ph Bruto –
Biaya Fiskal

h
PPh Tarif Pasal 17

le
Bo
3. Pekerjaan Peredaran Usaha
Bebas/Tenaga Ahli (Omzet Setahun)
Pencatatan
≤ 4,8 Miliar
Ph. Netto = Ph Bruto x
%Norma
36
Pencatatan
Pencatatan harus dapat menggambarkan
jumlah peredaran atau penerimaan bruto dan
atau jumlah penghasilan bruto, serta
penghasilan yang bukan obyek pajak atau
penghasilan yang dikenakan PPh Final,
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang

37
PENGGUNAAN NORMA PENGHITUNGAN
Pasal 14 ayat (2,3,4) UU PPh

Norma Penghitungan
Penghasilan Neto

ORANG PRIBADI
USAHA + PEK.BEBAS

SYARAT

* Peredaran bruto dalam satu tahun kurang


dari Rp 4.800.000.000
* Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam
jangka waktu 3 bulan pertama dari Tahun
Pajak Ybs. Apabila tidak memberitahukan,
dianggap memilih Pembukuan
* Wajib menyelenggarakan Pencatatan

38
Norma Perhitungan Penghasilan Netto
KEP- 536/PJ./2000 sttd PER-17/2015 (mulai tahun pajak 2016)
• Pengelompokan menurut jenis usaha & wilayah
– 10 ibu kota propinsi
• Medan - Surabaya
• Palembang - Denpasar
• Jakarta - Manado
• Bandung - Makasar
• Semarang - Pontianak
– Ibu kota propinsi lainnya
– Daerah lainnya
Contoh Lampiran KEP 536/PJ./2000
kota
10 ibu kota Daerah
Kode Jenis Usaha propinsi
propinsi lainnya
lainnya
32200 Industri pakaian jadi kecuali untuk kaki 13,5 13 12,5
32300 Industri kulit & barang dari kulit kecuali untuk kaki 17,5 16,5 16
32400 Industri barang keperluan kaki 17 16 15
62200 Perdagangan eceran brg kelontong, supermarket 30 25 20
62420 Perdagangan eceran tekstil, pakaian jadi, hasil pengolahan 30 25 20
kulit termasuk brg keperluan kaki
62422 Perdagangan eceran brg elektronik 30 25 20
62100 Rumah makan dan minum 25 20 20
62920 Jasa akuntansi dan pembukuan 36 35 35
39
93213 Dokter 45 42,5 40
Pembukuan
• Didasarkan pada itikad baik atau pada “adat
kebiasaan pedagang yang baik” dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya
• Dilakukan secara taat asas dengan stetsel kas atau
stetsel akrual. Perubahan terhadap metode
pembukuan dan/atau tahun pajak harus atas
persetujuan Dirjen Pajak
• Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan
huruf latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah
dan disusun dalam bahasa Indonesia
• Disimpan dalam jangka waktu 10 tahun

40
Proses Pembukuan
Laporan Keuangan Lapkeu Fiskal

Rekonsiliasi Fi
skal Berdasar UU
Berdasar PSAK
Pajak dan
peraturan

Neraca, L/R, Arus


Kas, Ekuitas, dll Laba/Penghasilan
Neto Fiskal

41
42
PTKP adalah Pengurang Penghasilan Neto

PKP Ph Neto PTKP

PTKP, di samping untuk dirinya, kepada Wajib


Pajak yang sudah kawin dan memiliki tanggungan
keluarga diberikan tambahan Penghasilan Tidak
Kena Pajak. 

43
Penentuan PTKP
PTKP ditentukan berdasarkan status dari Wajib Pajak beserta jumlah
tanggungannya.
Status Wajib Pajak terdiri dari :

TK/... Tidak Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan


anggota keluarga;
K/... Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota
keluarga;
K/I/... Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami,
ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota
keluarga;
(++) Tambahan untuk setiap keluarga sedarah dan semenda
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk
setiap keluarga

44
TANGGUNGAN KELUARGA DALAM PTKP

SEDARAH SEMENDA

AYAH
MERTUA
+
WP
IBU
10 KE ATAS KE ATAS
10
KE KE
SAUDARA
SAM WP + ISTRI SAM IPAR WP
KANDUNG PING PING

KE BAWAH KE BAWAH

ANAK ANAK
KANDUNG TIRI WP

SEDARAH ANAK SEMENDA


ANGKAT
45
Tanggungan sepenuhnya
• Pengertian menjadi tanggungan sepenuhnya menurut
Undang-undang Pajak Penghasilan berdasarkan keadaan
yang dapat terlihat dari keadaan yang nyata yaitu:
– nampak secara nyata tidak mempunyai penghasilan sendiri;
– tidak pula turut dibantu oleh lain-lain anggota keluarga atau oleh
orang tuanya sendiri.
• Kalau Wajib Pajak sekedar menyumbang, membantu,
bertanggung jawab dan sebagainya,  tidak termasuk dalam
menjadi tanggungan sepenuhnya
Hal yang perlu diperhatikan PTKP
1. Pasal 7(2): Penerapan besarnya PTKP
Ditentukan menurut keadaan Wajib Pajak pada
awal tahun pajak atau pada awal bagian tahun
pajak.
Contoh:
Misalnya pada tanggal 1 Januari 2020 Wajib Pajak yang
berstatus kawin dengan tanggungan 1 anak. Bila anak
kedua lahir tanggal 2 Januari 2020, maka PTKP tahun pajak
2020 tetap dihitung berdasarkan status kawin dengan 1
anak. Tambahan 1 anak, berlaku tahun pajak 2021
2. Dalam hal WP Karyawan terdapat perubahan PTKP,
segera menginformasikan kepada bagian HRD untuk
mengupdate PTKP di bukti potong PPh 21
3. Warisan yang belum terbagi sebagai Wajib Pajak
menggantikan yang berhak tidak memperoleh
pengurangan PTKP
4. PTKP bagi WP masing-masing suami isteri yang telah
hidup berpisah untuk diri masing-masing WP
diperlakukan seperti wajib pajak tidak kawin,
sedangkan tanggungan sesuai kenyataan yang
diperkenankan.
Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

49
PTKP UNTUK KARYAWATI

STATUS KAWIN
SUAMI
STATUS TIDAK
STATUS KAWIN TIDAK MENERIMA/
KAWIN
MEMPEROLEH
PENGHASILAN

- UNTUK DIRI SENDIRI - UNTUK DIRI SENDIRI


SEBAGAI WP SEBAGAI WP
HANYA UNTUK DIRI
- STATUS KAWIN - TANGGUNGAN
SENDIRI (TK/0)
-TANGGUNGAN MAKS 3 ORANG
(K/…) (TK/…)

SYARAT:
MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/
MEMPEROLEH PENGHASILAN
Penerapan PPh Final UMKM (UU HPP)
52
Tarif Pasal 17
WP Orang Pribadi

BERLAKU TAHUN
PAJAK 2022

53
Contoh Penerapan Tarif PPh OP (UU PPH)

JUMLAH PKP Rp 590.000.950


Untuk penghitungan tarif PKP menjadi
Rp 590.000.000 (Pembulatan ribuan penuh
kebawah)
Text
PPh TERUTANG : Text

5% X Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% X Rp 200.000.000 = Text Rp 30.000.000
25% X Rp 250.000.000 = Rp 62.500.000
30% X Rp 90.000.000 = Rp 27.000.000
Rp.122.000.000
54
UU 7 tahun 2021 (UU HPP)

JUMLAH PKP Rp 590.000.950


Untuk penghitungan tarif PKP menjadi
Rp 590.000.000 (Pembulatan ribuan penuh
kebawah)
PPh TERUTANG :
Text

Text

5% X Rp 60.000.000 = Rp 3.000.000
15% X Rp 190.000.000 Text= Rp 28.500.000
25% X Rp 250.000.000 = Rp 62.500.000
30% X Rp 90.000.000 = Rp 27.000.000
Rp.121.000.000
55
Contoh 1
Anton sebagai Karyawan di PT. A dengan gaji neto
setahun Rp 200 juta, sedangkan istrinya Yuri
berkerja sebagai pegawai pajak dengan gaji neto
setahun Rp 150 juta.
Data Tanggungan anak adalah sebagai berikut:
Adul lahir 2 Januari 2020, Boim lahir 2 Januari
2022.
Kondisi 1: Pada saat menikah Yuri memutuskan
menghapus NPWPnya dan gabung ke suami.
Kondisi 2: Yuri tetap menggunakan NPWPnya
•Hitung PPh terutang tahun 2022?

56
Contoh 2
Joni sebagai “Bapak Kost” memiliki 10 kamar dengan
penghasilan bruto setahun sebesar Rp 240 juta, juga
sebagai pengajar di Univ.45 dengan penghasilan bruto
setahun Rp 100 juta (misal: norma pengajar 40%)
Nita Istrinya bekerja di bank dengan gaji neto setahun
Rp 80 juta, dan memiliki usaha catering dengan omset
bruto setahun Rp 250juta.
Ibunya Nita, 1 anak kandung, dan 1 anak angkat
menjadi tanggungan sepenuhnya Joni&Nita
Kondisi 1: NPWP Nita gabung dengan NPWP Suaminya
Kondisi 2: Nita tetap menggunakan NPWPnya
•Hitung PPh terutang tahun 2022?

57
Contoh 3
Jimmy salah satu anggota Firma Hukum Jimmy&Partner
memperoleh bagian laba usaha sebesar Rp 1 Milyar, dan
memperoleh royalty atas buku yang dikarangnya
sebesar Rp 200 juta setahun.
Istrinya Lidya seorang dokter spesialis kulit dengan
penghasilan bruto setahun sebesar Rp 500 juta (norma
50%), dan memiliki usaha apotik dengan omset Rp 200
juta setahun.
Data Tanggungan 2 anak saja cukup
Kondisi 1: NPWP Lidya = NPWP Suaminya
Kondisi 2: Lidya tetap menggunakan NPWPnya
Kondisi 3: Jimmy dan Lidya ada perjanjian pisah harta
•Hitung PPh terutang tahun 2022?
58
59
Pelunasan Pajak dalam Tahun Berjalan
Pasal 20 ayat (1)

Pemotongan dan Pemungutan Pembayaran Sendiri oleh


Oleh Pihak Lain Wajib Pajak

•PPh Pasal 21
•PPh Pasal 22
•PPh Pasal 23
PPh Pasal 25,
•PPh Pasal 24
STP PPh Pasal 25 (Pokok)
•PPh Pasal 26
PPh 29
•PPh Pasal 4 (2)
•PPh Pasal 15

60
KREDIT PAJAK BAGI
WP OP DALAM NEGERI

PEMOTONGAN PAJAK ATAS PENGHASILAN DARI


PASAL 21 PEKERJAAN/JASA/KEGIATAN

PEMUNGUTAN PPh DARI KEGIATAN DI BIDANG IMPOR


PASAL 22
ATAU KEGIATAN USAHA DI BIDANG LAIN

PEMOTONGAN PPh DARI BUNGA,ROYALTI,SEWA,


PASAL 23
HADIAH DAN PENGHARGAAN,DAN IMBALAN LAIN

PAJAK YG DIBAYAR ATAU TERUTANG ATAS


PASAL 24 PENGHASILAN DARI LUAR NEGERI YANG BOLEH
DIKREDITKAN

PASAL 25 PEMBAYARAN YG DILAKUKAN OLEH WAJIB PAJAK


SENDIRI

TIDAK BOLEH SANKSI ADMINISTRASI BERUPA


BUNGA, DENDA DAN KENAIKAN
DIKREDITKAN
SERTA SANKSI PIDANA BERUPA DENDA
61
Pengkreditan PPh yg dibayar/
dipotong di Luar Negeri (PPh 24)
PMK-192/2018

• PPh dibayar di LN boleh dikreditkan dg PPh di Indonesia


• Pengkreditan PPh psl 24 dilakukan di tahun pajak
digabungkannya penghasilan tersebut, yaitu pada tahun
pajak diterimanya penghasilan
• Kerugian di LN tidak boleh digabung
• Konversi menjadi satuan mata uang Rupiah, menggunakan
kurs PMK pada saat PPh Luar Negeri tersebut terutang,
dibayar, atau dipotong di luar negeri.
Perhit. Kredit PPh 24
PPh psl 24 yg dikreditkan jumlah yg LEBIH KECIL antara :
– Jumlah PPh yang terutang di Luar Negeri
Rumus :
– PPh terutang atas X Penghasilan Netto LN
seluruh Penghasilan Penghasilan Kena Pajak
  (dihitung per-country basis)
Contoh
Tn Richard (K/1) berkedudukan di Jakarta
memperoleh penghasilan neto dalam tahun 20X1
adalah sbb :
◦ Penghasilan neto dari Pekerjaan di dalam negeri sebesar Rp
800.000.000.
◦ Kerugian usaha(rugi neto) dalam negeri Rp 300,000,000
◦ Di Singapura memperoleh penghasilan dividen Rp
200.000.000, dimana PPh yang dibayar di Singapura sebesar
Rp 8.000.000
◦ Di Vietnam memperoleh penghasilan bunga sebesar Rp
60.000.000., dimana PPh yang dibayar sebesar Rp
15.000.000.
◦ Di Malaysia menderita kerugian (rugi neto) sebesar Rp
50.000.000.
Hitung kredit pajak PPh pasal 24
65
1. PPh Pasal 25 Secara Umum
• Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun
berjalan berdasarkan pelaporan SPT Tahun Pajak
sebelumnya:
 sama dengan PPh yang terutang
 dikurangi dengan PPh yang telah dipotong/dipungut
pihak lain (PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, dan PPh Pasal
23) dan PPh yang terutang di Luar Negeri yang boleh
dikreditkan (PPh Pasal 24)
 PPh dibayar sendiri dibagi 12 atau banyaknya bulan
dalam bagian tahun pajak
• Penghasilan tidak teratur tidak diperhitungkan
dalam menentukan PPh psl 25

66
Skema Perhitungan PPh 25 Orang Pribadi
a Penghasilan neto fiskal tahun lalu XXX
b Penghasilan tidak teratur tahun lalu (xxx)
c Penghasilan yg menjadi dasar penghitungan angsuran (a – b) XXX
d Kompensasi kerugian yg dapat digunakan pada tahun ini (xxx)
e Penghasilan Tidak Kena Pajak (xxx)
f Penghasilan kena pajak (c – d – e) XXX
g PPh Terutang (tarif Pasal 17) XXX
H Kredit pajak tahun lalu atas penghasilan yg termasuk dalam
huruf c yg dipotong / dipungut fihak lain (PPh psl
21/22/23/24) (xxx)
I PPh yang harus dibayar sendiri (g– h ) XXX
J PPh psl 25 ( 1/12 x huruf i) …………………….. Rp XXX

67
2. Angsuran PPh Pasal 25 Bagi
Wajib Pajak Orang Pribadi Baru
• PPh Pasal 25 dihitung dengan menerapkan tarif umum Pasal 17
atas Penghasilan Neto sebulan yang disetahunkan, dibagi 12
(dua belas).
• Penghasilan neto dihitung berdasarkan
1) Pembukuan (dalam hal WP wajib melaksanakan pembukuan) atau
2) Norma Penghitungan Penghasilan Neto (dalam hal wajib pajak
tidak wajib melaksanakan pembukuan/melaksanakan pembukuan
tetapi tidak diketahui penghasilan netonya).
• Untuk wajib pajak orang pribadi, untuk menghitung
penghasilan kena pajak terhadap penghasilan neto
disetahunkan terlebh dahulu dikurangi PTKP.

68
CONTOH :
ANGSURAN PPh PSL 25 BAGI WP BARU OP (PEMBUKUAN)
Pasal 25 ayat (7)

Tuan Fatih (K/1) terdaftar sebagai Wajib Pajak pada KPP B tanggal 1 Mei 2013.
Berdasarkan pembukuan bulan Mei 2013 peredaran usaha bruto sebesar
Rp20.000.000,00 dan Penghasilan Neto berdasarkan pembukuannya sebesar
Rp5.000.000. Besarnya PPh pasal 25 Bulan Mei 2013 sebagai berikut :

Peredaran bruto Neto Mei 2013 (Ph Bruto - Biaya) Rp 5.000.000

Penghasilan neto disetahunkan = 12 x Rp.   5.000.000 Rp 60.000.000

PTKP (K/1) = 24.300.000 + 2.025.000 + 2.025.000  (Rp 28.350.000 )

Penghasilan Kena Pajak Rp 31.650.000

PPh Terutang = 5% x Rp. 31.650.000 Rp 1.582.500


Besarnya angsuran PPh Pasal 25 bulan Mei 2013 =

1/12 x Rp1.528.500 Rp 131.875

69
3. Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
(OPPT)
• OPPT adalah Wajib Pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha perdagangan atau jasa,
tidak termasuk jasa sehubungan dengan pekerjaan
bebas, pada 1 (satu) ataulebih tempat kegiatan
usaha yang berbeda dengan tempat tinggal Wajib
Pajak.
• WP yang memiliki beberapa tempat usaha dalam
satu wilayah kerja KPP, harus mendaftarkan diri
(NPWP) masing-masing tempat usahanya di KPP yang
bersangkutan.
Angsuran PPh 25 WP OPPT
WP OP USAHA PERDAGANGAN ATAU JASA;

OMSET BRUTO SETAHUN


≥ 4,8 M

ANGSURAN
PPh PASAL 25
SEBESAR

0,75% DARI JML PEREDARAN BRUTO TIAP BULAN;


DIBAYAR ATAS NAMA DAN NPWP MASING MASING TEMPAT USAHA
WP OPPT VS PP 23 – cont’d
Kesimpulannya
•Jika WP OP usaha/jasa yang Omset sampai
dengan 4,8m maka WP dikenakan PPH final 4
ayat 2 sesuai PP 23 0.5% (Final)
•Jika WP OP usaha/jasa yang Omset diatas 4,8 M
maka dikenakan PPh 25 sesuai PER-32/PJ/2010
(WPOPPT) 0,75% (Non Final/ Kredit Pajak)
PPh 25 masa sebelum batas waktu
penyampaian SPT Tahunan
• Sama dengan jumlah angsuran PPh psl
25 bulan terakhir tahun pajak
sebelumnya (Masa Desember)
Contoh
Apabila Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
disampaikan oleh Wajib Pajak pada bulan Februari 2015,
besarnya angsuran pajak yang harus dibayar Wajib Pajak untuk
bulan Januari 2015 adalah sebesar angsuran pajak bulan
Desember 2014, misalnya sebesar Rp 1.000.000,00.

73
Pembayaran/ Pelaporan
PPh Pasal 25

Dianggap telah
menyampaikan SPT Masa
Ya
PPh Pasal 25 ke KPP

Validasi dengan
Nomor Transaksi
Bayar Penerimaan Negara
(NTPN) Sesuai dengan tanggal
Wajib Pajak validasi yang tercantum
pada surat setoran pajak.
Menghitung
PPh Terutang Tidak

Tidak Wajib
melaporkan ke KPP
PPh Pasal 25 Nihil

dilunasi paling lambat tanggal 15 bulan


berikutnya,
Tanggal setor dianggap tanggal pelaporan 74
75
SKEMA PENGHASILAN NETTO DARI USAHA

BERDASARKAN PEMBUKUAN

Peredaran Usaha Rp xxxxxxxxx


Harga Pokok Penjualan (Rp xxxxxxxx)
Laba Bruto Rp xxxxxxxxx
Biaya Usaha:
Biaya Umum dan Administrasi (Rp xxxxxxxx)
Biaya Penjualan (Rp xxxxxxxx)
Laba (Rugi) Usaha Rp xxxxxxxxx
Pendapatan dan biaya lain-lain:
Pendapatan Lain-lain Rp xxxxxxxxx
Biaya Lain-lain (Rp xxxxxxxx)
Laba Komersial Rp xxxxxxxxx
Koreksi Fiskal:
Ditambah Rp xxxxxxxxx
Dikurang (Rp xxxxxxxx)
Penghasilan Netto dari Usaha Rp xxxxxxxxx

76
SKEMA PENGHITUNGAN PPh ORANG PRIBADI
Penghasilan netto:
Penghasilan netto dari usaha Rp xxxxxxxx
Penghasilan netto sehubungan dengan pekerjaan Rp xxxxxxxx
Penghasilan netto lain-lain Rp xxxxxxxx
Penghasilan netto dari luar negeri Rp xxxxxxxx
Total Penghasilan netto Rp xxxxxxxx
Pengurang penghasilan netto:
Zakat (RP xxxxxxx)
Kompensasi Kerugian (Rp xxxxxxx)
PTKP (Rp xxxxxxx)
Penghasilan Kena Pajak (PKP)  dibulatkan ke bawah ribuan penuh Rp xxxxxxxx
Pajak Penghasilan:
Tarif Pasal 17 UU No. 36 Tahun 2009 * PKP Rp xxxxxxxx
Kredit Pajak:
PPh Pasal 21 (Rp xxxxxx)
PPh Pasal 22 (Rp xxxxxx)
PPh Pasal 23 (Rp xxxxxx)
PPh Pasal 24 (Rp xxxxxx)
PPh Pasal 25 (Rp xxxxxx)
Pajak Penghasilan yang masih harus dibayar Rp xxxxxxx

77
78
Wajib Pajak orang pribadi yang
tidak diwajibkan menyampaikan SPT

– Wajib Pajak orang pribadi yang dalam satu Tahun Pajak


menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, dikecualikan dari
menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 dan SPT Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.
– Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan kegiatan
usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas, dikecualikan
dari menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25.

79
Jenis-Jenis SPT PPh Orang Pribadi

1770

1770 S

1770 SS

80
Orang Pribadi

Penghasilan

Tidak melakukan Usaha /


Pekerjaan Bebas
Kegiatan usaha / pekerjaan bebas /
karyawan yang bekerja lebih 1 pemberi
kerja/penghasilan
Karyawan 1 pemberi kerja
< 60jt
Tidak ada penghasilan lain
Sarana pelaporan SPT 1770

SPT 1770 SS SPT 1770 S


1. Bukti potong PPH pasal 21
(1721 A1/A2), bukti potong tdk final dan/atau
Bukti potong PPH pasal 21 2. Pencatatan/pembukuan kegiatan usaha /
(1721 A1/A2) Pekerjaan bebas
Tahapan Pengisian SPT 1770, 1770 S & 1770 SS

+
Data Pendukung lainnya.

+
+ Data Pendukung lainnya.

82
OP sebagai Pegawai Tetap; 1721 A1




KODE JENIS HARTA dan KEWAJIBAN/UTANG
PADA AKHIR TAHUN

Pada 1770-IV bag. A dan B dan 1770S-II bag. B dan C


ditambahkan 1 (satu) kolom Kode Harta dan Kode Utang
Jenis Tahun Harga Perolehan
No Jenis Harta Keterangan
Harta Perolehan (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 061 Rumah Luas 120 m2 1995 80.000.000 NOP:
Jl. Veteran 6, Solo 11.71.030.032.008.0165.0
2. 062 Ruko Luas 300 m2 1998 100.000.000 NOP:
Jl. Casablanca 20, Jakarta 11.78.030.003.003.0124.0
3. 043 Mobil (Toyota, 1990) 1999 60.000.000 BPKB No: H-133421
4. 043 Mobil (BMW, 2000) 2000 250.000.000 BPKB No: H-623441
5. 014 Deposito (BRI) 1998 50.000.000 BRI KCP Jakarta Tomang
6. 014 Deposito (BNI) 1998 50.000.000 BNI KCP Jakarta Menteng
Jumlah Bagian A JBA 590.000.000

No Kode Utang Nama Pemberi Alamat Pemberi Tahun Jumlah


Pinjaman Pinjaman Peminjaman
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 101 BRI KCP. Jakarta Tomang Jl. Mandala Selatan 2006 Rp30.000.000
Jumlah Bagian B JBB Rp30.000.000

Kode...
 Yang Diisi Terlebih Dahulu Adalah Formulir Lampiran, Bukan
Induknya

 Di Setiap Lembar Jangan Lupa Mengisi Identitas Seperti Nama,


NPWP Dan Tahun Pajaknya

 Jangan Lupa Membubuhkan Tanda Tangan, Karena Jika Tidak


SPT Yang Anda Laporkan Dianggap Tidak Sah

 Sebelum SPT dilaporkan, Jika SPT Menunjukkan Kurang Bayar,


Kekurangan Tersebut Harus Dibayar Paling Lambat Tanggal
Sebelum SPT Disampaikan

 Apabila masih ada pertanyaan terkait pengisian SPT bisa


menghubungi Account Representative di KPP

85
Pelaporan SPT PPh Orang Pribadi
Tahun Pajak 20X1
Batas waktu penyampaian 3 bulan setelah
berakhirnya tahun pajak
Manual; Hardcopy SPT dapat dilaporkan ke
KPP atau Pos; atau
On-line; https://djponline.pajak.go.id *
* WP harus memiliki e-Fin

Penting!!!
86
Tempat Penyampaian SPT, Batas Waktu,
dan Sanksi Tidak Menyampaikan SPT
SANKSI

Penyampaian SPT
adalah Hardcopy
atau efiling

Maret
PENJARA PALING SINGKAT 6
Batas Waktu

31
KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BULAN DAN
Penyampaian SPT BLN ATAU PALING LAMA PALING LAMA 6 TAHUN DAN
1 TAHUN DAN DENDA PALING DENDA PALING SEDIKIT
Tahunan adalah 31 SEDIKIT 1 KALI DARI 2 X DARI JML PAJAK
Maret PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 TERUTANG DAN PALING
KALI DARI PAJAK TERHUTANG BANYAK 4 KALI DARI JML PJK
TERHUTANG 87
88

Anda mungkin juga menyukai