Anda di halaman 1dari 28

Pajak Penghasilan Final

Perpajakan 1
Topik Today

Penghasilan yang dipotong PPh Final


Surat Pemberitahuan Masa dan Bukti Potong
Definisi
Pajak yang terutang dan dibayarkan seketika penghasilan
Definisi dilakukan oleh pemberi
diperoleh atau diterima. Pemotongan
penghasilan, atau pihak lain yang ditentukan.

Ketika dilakukan penghitungan pajak terutang di akhir tahun,


penghasilan yang dikenai pajak bersifat final tidak diperlakukan
sebagai penambah penghasilan.
Kewajiban perpajakannya dianggap telah selesai saat
pemotongan.
3
Karakteristik
 Penghasilan yang dikenakan PPh final tidak perlu digabungkan
dengan penghasilan lain (yang non final) dalam penghitungan Pajak
Penghasilan pada SPT Tahunan.
 Jumlah PPh Final yang telah dipotong pihak lain ataupun dibayar
sendiri tidak dapat dikreditkan.
 Biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan, menagih dan
memelihara penghasilan yang pengenaan PPh-nya bersifat final
tidak dapat dikurangkan.
Berdasar Pasal
Dasar Pengaturan 4 Ayat (2) UU
PPh

Berdasar
Peraturan
Pelaksana Lain
5
PPh Final Berdasarkan Pasal 4 Ayat (2) UU
PPh (1)
Bunga simpanan
koperasi bagi WP OP.
(PP No. 15/2009,
PMK No. 112/ 2010)
Bunga obligasi dan
Hadiah Undian
SUN.
(PP No. 132/ 2000)
(PP No. 55/ 2019)

Bunga deposito,
tabungan, dan
diskonto SBI. Pasal 4 Transaksi saham dan
sekuritas lain.
(PP No. 123/ 2015)
dan PMK No.
Ayat (2) (PP No. 14/ 1997)
21/2018
Lanjutan..
Persewaan tanah dan/
atau bangunan.
(PP No. 34/ 2017)
Usaha jasa konstruksi
Pengalihan hak tanah
dan real estate.
dan/ atau bangunan.
(PP No. 51/ 2008) dan
(PP No. 71/ 2008)
PP No. 40 Tahun2009

Pengalihan
penyertaan modal
oleh perusahaan
Pasal 4 Penghasilan WP yang
memiliki Peredaran
modal ventura.
(PP No. 4/ 1995)
Ayat (2) Bruto Tertentu (PP No.
23 Th 2018)
PPh Final yang Dicabut Ketentuannya
Penghasilan dari PPh final atas
Transaksi Dicabut oleh
Derivatif PP No. 31 penghasilan dari
Berdasar PP No. Tahun 2011. transaksi derivatif
17 Tahun 2009 dinyatakan tidak
berlaku

8
Perlakuan Perpajakan Bunga dan Hadiah

Hadiah non undian diterima


PPh Pasal 21 WP Orang Pribadi.
Bunga utang diterima WP
dalam negeri.
PPh Pasal 23
Hadiah non undian diterima
WP badan.
Landasan
Hukum Bunga tabungan, obligasi.
PPh Pasal 4
Ayat (2)
Hadiah undian.
Bunga utang diterima WP
luar negeri.
PPh Pasal 26
Hadiah diterima WP luar
negeri

9
Hadiah Undian
 Atas hadiah undian dikenakan Pajak
Penghasilan sebesar 25% (dua puluh
lima persen) dari jumlah penghasilan
bruto dan bersifat final
 Atas hadiah atau penghargaan perlombaan,
penghargaan, dan hadiah sehubungan dengan pekerjaan,
jasa, dan kegiatan lainnya dikenakan Pajak Penghasilan
dengan ketentuan sebagai berikut :
 OP WP dalam negeri -> PPh Ps. 21 -> Tarif Pasal 17 -> Dr Penghasilan
Bruto.
 WP luar negeri selain BUT -> PPh Ps. 26 -> Sebesar 20% -> dari
jumlah bruto.
 Wajib Pajak badan termasuk BUT ->PPh Ps. 23 -> Sebesar 15% ->
dari jumlah bruto.
Hadiah Undian
Ketentuan Khusus
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
• Atas hadiah bernilai paling
• Penyelenggara undian, meliputi:
• Orang pribadi.
tidak Rp 5.000.000,00 wajib
• Badan. dibuatkan bukti
• Kepanitiaan. pemotongan.
• Organisasi.
• Penyelenggara lain tanpa terkecuali.
• Atas hadiah bernilai kurang
dari Rp 5.000.000,00 wajib
dibuatkan daftar nominatif.

12
Bunga Deposito, Tabungan, dan Diskonto SBI (1)

Bunga
SBI, sertaDeposito, Cakupan
Tabungan,
segala bentuk deposito dan
dan tabungan Diskonto
dengan SBI
bentuk dan (1)
nama
apapun.

Tarif
20% dari jumlah bruto. dan
(WP Dasar20%
DN dan Pengenaan
atau sesuai tarif P3B dari jumlah
BUT) bruto. (WP LN)

Ketentuan Khusus
WP OP berpenghasilan rendah dapat mengajukan permohonan restitusi.
13
Objek Dikecualikan dari Pemotongan
Bunga Deposito, Tabungan, dan Diskonto SBI (3)
• Bunga dan diskonto atas deposito, tabungan, dan SBI yang <
Rp 7.500.000,00.
• Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank di
Indonesia atau cabang bank LN.
• Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh dana
pensiun yang disahkan Menkeu.
• Bunga tabungan dalam rangka kepemilikan Rumah Sederhana
(RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS) berikut kavling siap
bangun.

15
Ilustrasi
 Tuan Budi menyimpan uang di Bank A berbentuk deposito sebesar 100.000.000
dengan tingkat suku bunga 12 % per tahun sehingga menerima bunga setiap bulan
sebesar 1.000.000.
 Atas bunga sebesar 1.000.000 dipotong PPh Pasal 4 (2) sebesar : 1.000.000 x 20 % =
200.000
Uang yang diterima tuan budi dari bunga deposito per bulan sebesar :
1.000.000-200.000 = 800.000.

 Tuan Aditya menyimpan uang di Bank A berbentuk deposito sebesar 7.000.000


dengan tingkat suku bunga 12 % per tahun sehingga menerima bunga setiap bulan
sebesar 70.000.
 Atas bunga sebesar 70.000 tidak dipotong PPh Pasal 4 (2) karena nilai deposito
kurang dari 7.500.000
16
PAJAK PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH &/
BANGUNAN
PP No. 5 Tahun 2002

Menurut ketentuan tersebut, penghasilan


berupa sewa tanah dan atau bangunan
dikenakan PPh yang bersifat final. Besarnya PPh
yang terutang sebesar 10%.
Cakupan
Persewaan Tanah dan/ atau Bangunan
Persewaan atas tanah dan bangunan dengan bentuk apapun, termasuk
bagian – bagiannya.

Tarif
10% dari jumlah bruto nilai kontrak. 6% (Khusus untuk kontrak ditandatangani dan
dilaksanakan sebelum Mei 2002)

Cara Pelunasan
Disetorkan sendiri oleh yang
Dipotong oleh penyewa. menyewakan.
18
Ilustrasi
• PT BDS menyewa sebuah ruko dari
Tuan Wibawa untuk dijadikan kantor
dengan nilai sewa sebesar
Rp40.000.000.
• PPh Pasal 4 Ayat 2 yang dipotong oleh
BDS adalah:
• 10% x Rp40.000.000 = Rp4.000.000
Usaha Jasa Konstruksi dan Real Estate (1)
Landasan Hukum Pasal 10 PP No. Landasan Hukum PP No. 51
40 Tahun 2009 Tahun 2008

Berlaku atas kontrak yang


ditandatangani sebelum 1 Agustus Berlaku atas kontrak yang
2008, dengan pembayaran sebelum 31 ditandatangani sebelum 1 Agustus
Desember 2008. 2008, dengan pembayaran dan
penandatanganan berita acara serah
terima setelah 31 Desember 2008.
Berlaku atas kontrak yang
ditandatangani sebelum 1 Agustus
Berlaku atas kontrak yang
2008, dengan pembayaran setelah 31
ditandatangani setelah 1 Agustus
Desember 2008, namun
2008.
penandatanganan berita acara serah
terima sebelum 31 Desember 2008. 26
Usaha Jasa Konstruksi dan Real Estate
(Landasan Hukum Pasal 10 PP No. 40 Tahun 2009)
Tarif Bagi WP dengan Ketentuan
Khusus
Tarif Bagi WP Secara Umum • Ketentuan khusus yang dimaksud
adalah bahwa WP berkualifikasi
usaha kecil dan memiliki nilai
pengadaan hingga Rp
• Berlaku tarif PPh 23 sesuai 1.000.000.000,00.
ketentuan UU No. 17 Tahun • Berlaku tarif pajak yang bersifat
2000 final sebesar:
• Tarif dimaksud adalah 15% • 4% dari jumlah bruto, untuk
kegiatan perencanaan konstruksi.
dari perkiraan penghasilan • 2% dari jumlah bruto, untuk
netto, dan pajak tidak kegiatan pelaksanaan konstruksi.
bersifat final. • 4% dari jumlah bruto, untuk
kegiatan pengawasan konstruksi.
27
Tarif untuk Pelaksanaan Konstruksi
Usaha Jasa Konstruksi dan Real Estate
• 2% untuk WP (Landasan
berkualifikasi
Hukumusaha kecil.
PP No. 51 Tahun 2008)
• 4% untuk WP yang tidak memiliki kualifikasi usaha.
• 3% untuk WP yang memiliki kualifikasi usaha selain usaha kecil.

Tarif untuk Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi


• 4% untuk WP yang memiliki kualifikasi usaha.
• 6% untuk WP yang tidak memiliki kualifikasi usaha.

Pajak yang berlaku berdasar landasan hukum ini seluruhnya bersifat final.

28
Usaha Jasa Konstruksi dan Real Estate (2)

Pemotong, Penyetor, dan Pelapor

• Dipotong oleh pengguna jasa.


• Disetorkan sendiri oleh penyedia jasa.

Ketentuan pemotongan ini berlaku


di kedua landasan hukum.

29
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN
 Dalam hal PPh Final dipotong oleh pengguna jasa, maka pengguna jasa
wajib melakukan setoran pajak ke kas negara atas nama pemotong
paling lambat 10 hari setelah masa pajak berakhir.
 Kemudian melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh Final tersebut
kepada KPP dimana pemotong terdaftar paling lambat 20 hari setelah
masa pajak berakhir
 Adapun jika PPh Final disetor sendiri oleh penyedia jasa, paling lambat
disetorkan tanggal 15 bulan berikutnya dan dilaporkan paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya
Fa. Kahyangan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan
berkualifikasi usaha kecil. Di tahun 2008, perusahaan menerima kontrak sebagai berikut.
a. Ilustrasi
Pelaksanaan konstruksi prototipe rumah tahan gempa senilai Rp 565.000.000,00 dan
perkiraan penghasilan netto Rp. 135.000.000,00. Kontrak ditandatangani di tanggal 3
Februari, diserahterimakan dan diterima pembayaran atasnya di tanggal 7 Mei.
b. Perencanaan konstruksi atas proyek jembatan antar pulau, dengan nilai kontrak senilai
Rp 1.265.000.000,00 dan perkiraan penghasilan netto Rp. 420.000.000,00. Kontrak
ditandatangani di tanggal 5 Maret, hasil perencanaan diserahterimakan dan diterima
pembayaran atasnya di tanggal 9 Juli.
c. Pelaksanaan konstruksi bandar udara internasional, dengan nilai kontrak Rp
376.500.000.000,00 dan perkiraan penghasilan netto Rp. 25.350.000.000,00. Kontrak
ditandatangani di tanggal 1 September, direncanakan untuk diserahterimakan paling
lambat tanggal 31 Desember 2012.
Atas berbagai kontrak tersebut, pajak apakah yang dikenakan dan berapa besarannya?

31
Jawaban:
a.
Ilustrasi
Berlaku pajak final sesuai ketentuan pasal 10 PP No. 40 Tahun 2009, sebab
nilai kontrak tidak mencapai Rp 1.000.000.000,00 dan perusahaan
berkualifikasi usaha kecil.
PPh final= 2% x 565.000.000
= Rp 11.300.000,00
b. Berlaku pajak tidak final sesuai ketentuan PPh 23 UU No. 36 Tahun 2008,
sebab nilai kontrak telah melebihi Rp 1.000.000.000,00.
PPh 23 = 15% x 420.000.000
= Rp 63.000.000,00
c. Berlaku pajak final sesuai ketentuan PP No. 51 Tahun 2008
PPh final= 2% x 376.500.000.000
= Rp 7.530.000.000,00 32
Dividen Bagi WP OP
Cakupan
Dividen Bagi WP OP
Dividen yang diterima atau diperoleh WP OP tanpa pengecualian.

Tarif dan Dasar Pengenaan


10% dari jumlah bruto.

Pemotong, Penyetor, dan Pelapor


Pembayar dividen.
33
Tanggal penting
((PMK 242/PMK.03/2014 dan PMK 243/PMK.03/2014)

Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa


Pajak berakhir
(dipotong oleh pemotong)
paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir
(dibayar sendiri)

Lapor paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
40 21/09/2015
Any Question ?
• SELESAI

Anda mungkin juga menyukai