PENGHASILAN
FINAL
Disusun oleh :
1. Defina Anindita (30221610)
2. Jufrin Malva Pandora Dewi
(30221610)
3. Juliazmi Nurkamilia (3022161031)
4. Meutia Fatima Susanto (3022161035)
5. Ririn Anggraini (30221610)
6. Salsa Virginia (30221610)
Pengertian Pajak Penghasilan Final
( KETENTUAN KHUSUS )
WP OP berpenghasilan rendah dapat mengajukan permohonan restitusi.
Dikecualikan dari Pemotongan PPh
1. Bunga diskonto dan tabungan serta sertifikat Bank
Indonesia yang tidak melebihi Rp 7.500.000
2. Bunga dan diskonto yang diperoleh bank yang di
Indonesia
3. Bunga diskonto dan tabungan serta sertifikat Bank
Indonesia yang diperoleh dari Dana Pensiun
4. Bunga Tabungan pada Bank yang ditunjuk oleh
pemerintah
5. Orang Pribadi subjek pajak dalam negeri yang
penghasilan dalam 1 tahun melebihi PTKP.
2. Bunga Obligasi dan SUN
Subjek Pajak
Y-Values Objek Pajak
3.5
3Pemotong, Penyetor,
dan Pelopor Obligasi
Negara
2.5
Penerbit Obligasi
2 perusahaan efek, Y-Values
dealer, atau bank atas Surat Utang
1.5 bunga dan diskonto yang Bertempo Surat
yang diterima penjual < 12 bln Pembendaha
1 obligasi saat transaksi
raan negara
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3
Bunga Obligasi Dan SUN
Tarif
Dasar Pengenaan
Bunga Obligasi
Berkupon
Diskonto Obligasi Diskonto
Berkupon Obligasi tanpa
Kupon
Bunga Obligasi yang tidak dikenai pemotongan
PPh Final, Yaitu :
Apabila penerima penghasilannya berupa bunga
obligasi dari :
WP Dana Pensiun
WP Bank
7. Pengahasilan dari transaksi derivatif yang
di perdagangkan di bursa
• Orang yang bertempat tinggal atau badan yang didirikan dan berkedudukan
di Indonesia yang melakukan usaha pelayaran dengan kapal yang didaftarkan
baik di Indonesia maupun di luar negeri atau dengan kapal pihak lain.
• Semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri dari
pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke
pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke
pelabuhan luar negeri dan/atau sebaliknya.
Objek Pajak PPh Pasal 15 Bagi Perusahaan Pelayaran
Dalam Negeri
1,2% (satu koma dua persen) dari peredaran bruto dan bersifat final.
• Contoh :
• PT. Angin Timur Kargo memperoleh pendapatan/penghasilan bruto dari
usaha pengangkutan orang antar pulau di Indonesia pada bulan Juni 2012
sebesar 400.000.000.
• Maka PPh Pasal 15 atas penghasilan bulan Juni 2012 sebesar :
• 1,2 % x 400.000.000 = 4.800.000
Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 15 Atas
Penghasilan Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri
Dalam hal penghasilan diperoleh berdasarkan perjanjian persewaan atau charter dengan
pemotong pajak,
• Memotong PPh Pasal 15 yang terutang pada saat pembayaran atau terutangnya imbalan
atau nilai pengganti;
• Memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 15 atas Penghasilan Perusahaan Pelayaran
Dalam Negeri (Final) kepada pihak yang menerima atau memperoleh penghasilan.
• Menyetor PPh yang terutang ke bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro selambat-
lambatnya 10 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya imbalan,
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dengan kode jenis setoran pajak 411128-
410.
• Melaporkan pemotongan dan penyetoran yang dilakukan ke Kantor Pelayanan Pajak
selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau
terutangnya imbalan, dengan menggunakan SPT Masa PPh Pasal 15, dilampiri dengan
Lembar ke-3 SSP, Daftar dan Lembar ke-2 Bukti Pemotongan PPh atas Penghasilan
Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri (Final).
Dalam hal penghasilan diperoleh selain berdasarkan
perjanjian persewaan atau charter dengan pemotong
pajak,
maka Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri
wajib :
• Menyetor PPh yang terutang ke bank persepsi atau
Kantor Pos dan Giro selambat-lambatnya tanggal 15
bulan berikut setelah bulan diterima atau
diperolehnya penghasilan, dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP) Final;
• Melaporkan penyetoran yang dilakukan ke Kantor
Pelayanan Pajak selambat-lambatnya tanggal 20
bulan berikut setelah bulan diterima atau
diperolehnya penghasilan, dengan menggunakan SPT
Masa PPh Pasal 15, dilampiri dengan lembar ke-3 SSP
Final dengan kode jenis setoran pajak 411128-410.
Dalam hal Wajib Pajak membayar pajak di Luar
negeri atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya di luar negeri dari pengangkutan
orang dan/atau barang termasuk penyewaan
kapal (PPh Pasal 24),
• pajak yang dibayar di luar negeri tersebut dapat
diperhitungkan dengan PPh yang terutang
berdasarkan KMK No. 416/KMK.04/1996 Tanggal
14 Juni 1996, untuk masing-masing negara
setinggi-tingginya 1,2% (satu koma dua persen)
dari penghasilan yang diterima atau diperolehnya
diluar negeri tersebut.
• Dalam hal Wajib Pajak juga menerima atau memperoleh penghasilan lainnya
selain penghasilan dari pelayaran dalam negeri, maka atas penghasilan lainnya
dikenakan PPh berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku;
• Dalam pembukuan Wajib Pajak, wajib dipisahkan penghasilan dan biaya yang
berkenaan dengan pengangkutan orang dan/atau barang termasuk penghasilan
penyewaan kapal Dari penghasilan dan biaya lainnya. Sesuai dengan ketentuan
Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010, biaya yang berkenaan
dengan pengangkutan orang dan/atau barang termasuk penghasilan penyewaan
kapal tidak boleh dikurangkan dalam melakukan penghitungan penghasilan kena
pajak karena dari penghasilan final;
• Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri yang menerima atau memperoleh
penghasilan semata-mata dari pengangkutan orang dan/atau barang, termasuk
penghasilan penyewaan kapal tidak lagi diwajibkan menyetor PPh Pasal 25
Pajak Penghasilan Pasal 15