Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR OBJEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN

 
Dasar
No
Obyek Tarif Perhitunga Sifat
.
n
I PPh Pasal 4 ayat (2)
1. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto
SBI
Dasar Hukum : PP No. 131 Tahun 2000

Pengecualian:
a. Bunga deposito dan tabungan serta
diskonto SBI sepanjang jumlah deposito
dan tabungan serta SBI tersebut tidak
melebihi Rp 7.500.000,00 dan bukan
merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau
diperoleh bank yang didirikan di Indonesia
20% (untuk WPDN &
atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
BUT) Jumlah Bruto
c. Bunga deposito dan tabungan serta Final
20% atau Tarif P3B Bunga
diskonto SBI yang diterima atau diperoleh
(untuk WPLN)
Dana Pensiun yang telah disahkan Menteri
Keuangan, sepanjang dananya diperoleh
dari sumber pendapatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana
Pensiun.
d. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk
Pemerintah dalam rangka pemilikan rumah
sederhana dan sangat sederhada, kapling
siap bangun untuk rumah sederhana dan
sangat sederhana, atau rumah susun
sederhana sepanjang untuk dihuni sendiri.
2. Transaksi Saham Di Bursa Efek
Dasar Hukum : PP No. 41 Tahun 1994 jo.
PP No. 14 Tahun 1997

a. Bukan Saham Pendiri 0,1% X  Nilai Transaksi


b Saham Pendiri (0,1% X Nilai Transaksi) + (0,5% X
. nilai saham pasar saat Penawaran Final
Umum Perdana (IPO))

3. Bunga atau Diskonto Obligasi yang Final


Diperdagangkan di Bursa Efek
Dasar Hukum : PP No. 16 TAHUN 2009

a. Bunga Obligasi dengan kupon (interest


bearing bond)
1. WP DN & BUT 15 % Jumlah bruto
2. WP LN selain BUT bunga sesuai
20 % atau Tarif dengan masa
berdasarkan P3B kepemilikan
obligasi

b Diskonto Obligasi dengan kupon


.
1. WP DN & BUT 15 % Selisih lebih
2. WP LN selain BUT 20 % atau Tarif harga jual
berdasarkan P3B atau nilai
nominal di
atas harga
perolehan
obligasi,
tidak
termasuk
bunga
berjalan

c. Diskonto Obligasi tanpa bunga (zero coupon


bond)
1. WP DN & BUT 20 % Selisih lebih
2. WP LN selain BUT 20 % atau Tarif harga jual
berdasarkan P3B atau nilai
nominal di
atas harga
perolehan
obligasi

d bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang


. diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak
reksadana yang terdaftar pada Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan
1. untuk tahun 2009 sampai dengan tahun Jumlah bruto
0%
2010 bunga sesuai
2. untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 5% dengan masa
2013 kepemilikan
3. untuk tahun 2014 dan seterusnya 15 % obligasi /
Selisih lebih
harga jual
atau nilai
nominal di
atas harga
perolehan
obligasi

Pengecualian :
a. Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian
atau pembentukannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan dan memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam
Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan
b. Wajib Pajak bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia

4. Hadiah Undian
Dasar PP No. 132 Tahun 2000 Jumlah Bruto
Hukum : 25% Hadiah Final
KEP-395/PJ./2001 Undian

5. Persewaan Tanah dan/atau Bangunan


Dasar Hukum : PP No. 29 Tahun 1996 jo.
10% Jumlah Bruto Final
PP No. 5 Tahun 2002

6. Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah


dan/atau Bangunan
Dasar Hukum : PP No. 48 Tahun 1994 jo.
PP No. 27 Tahun 1996 jo.
PP No. 79 Tahun 1999 jo.
PP No. 71 Tahun 2008

a. Wajib Pajak yang melakukan transaksi Jumlah Bruto


pengalihan hak atas tanah dan/atau 5% Nilai
bangunan Pengalihan
b Wajib Pajak Orang Pribadi yang
. mengalihkan Hak atas Tanah dan/atau
Jumlah Bruto
Bangunan yang jumlah bruto nilai
5% Nilai
pengalihannya kurang dari Rp. 60 jt namun
Pengalihan Final
penghasilan lainnya dalam 1 tahun melebihi
PTKP.
c. pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan
Rumah Susun Sederhana yang dilakukan Jumlah Bruto
oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya 1% Nilai
melakukan pengalihan hak atas tanah Pengalihan
dan/atau bangunan
7. Usaha Jasa Konstruksi
Dasar Hukum : PP No. 51 Tahun 2008 jo.
PP No. 40 Tahun 2009

a. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan Final


Penghasilan
oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi 2%
bruto
usaha kecil
b Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan 4% Penghasilan
. oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki bruto
kualifikasi usaha
c. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan 3% Penghasilan
oleh Penyedia Jasa selain Penyedia Jasa bruto
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b
d Jasa Perencanaan Konstruksi atau 4% Penghasilan
. Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh bruto
Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi
usaha
e. Jasa Perencanaan Konstruksi atau 6% Penghasilan
Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh bruto
Penyedia Jasa yang tidak memiliki
kualifikasi usaha

8. Penghasilan perusahaan modal ventura dari


transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangan
usahanya
Jumlah Bruto
Dasar Hukum : PP No. 4 Tahun 1995
Nilai
Transaksi
Syarat :
0,1 % Penjualan/ Final
a. merupakan perusahaan kecil, menengah,
Pengalihan
atau yang melakukan kegiatan dalam
Penyertaan
sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh
Modal
Menteri Keuangan; dan
b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa
efek di Indonesia.

II PPh Pasal 15
Dasar 248/KMK.04/1995
Hukum :
416/KMK.04/1996
417/KMK.04/1996
475/KMK.04/1996
KEP-667/PJ./2001

1. Pelayaran Dalam Negeri Peredaran


1,2% Final
Bruto
2. Penerbangan Dalam Negeri Peredaran
1,8%
Bruto
3. Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri Peredaran
2,64% Final
Bruto
4. WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Nilai Ekspor
0,44% Final
Dagang di Indonesia Bruto
5. Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam Jumlah Bruto
bentuk Perjanjian Bangunan Guna Serah (Built dari Nilai
Operate and Transfer) Tertinggi
antara Nilai
5% Pasar dengan Final bagi WPOP
NJOP Bagian
Bangunan
yang
Diserahkan
III PPh Pasal 21
Dasar UU Nomor 36 Tahun 2008
Hukum :
252/PMK.03/2008
jo.
Per-31/PJ/2009
Per-57/PJ/2009
1. penghasilan yang diterima atau diperoleh PKP = PB -
Pegawai tetap Pasal 17 UU PPh (BJ + IP) –
PTKP
2. penghasilan yang diterima atau diperoleh
Penerima pensiun secara teratur (Penerima PKP = (PB –
Pasal 17 UU PPh
pensiun berkala) berupa uang pensiun atau BP) - PTKP
penghasilan sejenisnya
3. penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga
kerja lepas kecuali tenaga ahli, berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, upah
borongan atau upah yang
a. dibayarkan secara bulanan PKP = PB -
Pasal 17 UU PPh
PTKP
b tidak dibayar secara bulanan
.
- Apabila penghasilan sehari atau rata- jumlah
rata penghasilan sehari telah melebihi penghasilan
Rp 150.000 sehari sepanjang yang
penghasilan kumulatif yang diterima melebihi Rp
5%
dalam 1 (satu) bulan kalender belum 150.000,00
melebihi Rp 1.320.000,00 (seratus lima
puluh ribu)
sehari
- Apabila telah memperoleh penghasilan 5% PKP = (PB –
kumulatif dalam 1 (satu) bulan kalender IP) – PTKP
melebihi Rp 1.320.000,00 tetapi tidak untuk jumlah
melebihi Rp 6.000.000 hari kerja
yang
sebenarnya
(PTKP sehari
ditetapkan
sebesar PTKP
setahun
sesuai
dengan
statusnya
dibagi
dengan
360))
- Apabila telah memperoleh penghasilan
PKP = (PB –
kumulatif dalam 1 (satu) bulan kalender Pasal 17 UU PPh
IP) – PTKP
melebihi Rp 6.000.000
4. imbalan kepada bukan pegawai, antara lain
berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan
sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk
apapun sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
a. imbalan yang tidak bersifat 50% dari
berkesinambungan jumlah
Pasal 17 UU PPh Kumulatif
penghasilan
bruto
b imbalan yang bersifat berkesinambungan
.
- Memenuhi Ketentuan PKP = (50%
Pasal 17 UU PPh Kumulatif
x PB) – PTKP
- Tidak Memenuhi Ketentuan 50% dari
jumlah
Pasal 17 UU PPh Kumulatif
penghasilan
bruto
Ketentuan PER - 31/PJ/2009 Pasal 13 ayat
(1):
yang bersangkutan telah mempunyai Nomor
Pokok Wajib Pajak dan hanya memperoleh
penghasilan dari hubungan kerja dengan
Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal
26 serta tidak memperoleh penghasilan
lainnya
5. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas Pasal 17 UU PPh 50% dari
dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri jumlah
penghasilan
bruto
6. imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain
berupa uang saku, uang representasi, uang
rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan
imbalan sejenis dengan nama apapun
7. honorarium atau imbalan yang bersifat tidak
teratur yang diterima atau diperoleh anggota
dewan komisaris atau dewan pengawas yang Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada
perusahaan yang sama
8. jasa produksi , tantiem, gratifikasi, bonus atau
imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
diterima atau diperoleh mantan pegawai
9. penarikan dana pensiun oleh peserta program
pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai,
Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
dari dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan
10 Honorarium yang dananya dari keuangan
. negara/ daerah yang diterima oleh Pejabat
Negara, PNS, Anggota TNI/ POLRI kecuali PNS
15% PB Final
Gol. II/d kebawah atau Anggota POLRI dengan
Pangkat Pembantu Letnan Satu atau Ajun
Inspektur Tingkat Satu ke bawah
11 Uang Tebusan Pensiun, Uang THT atau JHT,
. Uang Pesangon yang diterima Pegawai atau
Mantan Pegawai, kecuali tidak lebih dari Rp. 25
juta
a. Rp. 25 juta s.d. Rp. 50 juta 5% PB Final
b > Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta
10% PB Final
.
c. > Rp. 100 juta s.d. Rp. 200 juta 15% PB Final
d > Rp. 200 juta
25% PB Final
.
12 Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan PKP= (PB -
. yang diterima oleh Tenaga Asing (Expatriate) Pasal 17 UU PPh (BJ + BP) -
yang telah berstatus sebagai WPDN PTKP
13 Penghasilan dari pekerjaan yang diterima oleh
. Tenaga Asing (Expatriate) yang bekerja pada
Perusahaan Pengeboran Migas :
a. General Manager US$ 11.275
Pasal 17 UU PPh
per bulan
b Manager US$ 9.350
Pasal 17 UU PPh
. per bulan
c. Supervisor/ Tool Pusher US$ 5.830
Pasal 17 UU PPh
per bulan
d Assisten Supervisor/ Tool Pusher US$ 4.510
Pasal 17 UU PPh
. per bulan
e. Crew Lainnya Pasal 17 UU PPh US$ 3.245
per bulan

Catatan :
Bagi Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal
21 yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak,
dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif
lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif
yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak

Ket :
 PKP : Penghasilan Kena Pajak
 PB : Penghasilan Bruto
 BJ : Biaya Jabatan
 IP : Iuran Pensiun
 BP : Biaya Pensiun
IV PPh Pasal 22
Dasar UU Nomor 36 Tahun 2008
Hukum :
254/KMK.03/2001 Jo
392/KMK.03/2001 Jo
236/KMK.03/2003 Jo
154/PMK.03/2007 Jo
08/PMK.03/2008 Jo
210/PMK.03/2008

1. Pembelian Barang oleh Bendaharawan dan Harga


1,5%
BUMN/BUMD Pembelian
2. Impor Barang :
a. Importir mempunyai API 2,5% Nilai Impor
b Importir tidak mempunyai API
7,5% Nilai Impor
.
c. Yang tidak Dikuasai Harga Jual
7,5%
Lelang
3. impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh
0,5% Nilai Impor
importir yang menggunakan API
4. Industri Semen 0,25% DPP PPN
5. Industri Rokok (SE - 7/PJ.03/2008) Harga
Pasal 17 UU PPh
Bandrol
6. Industri Kertas 0,1% DPP PPN
7. Industri Baja 0,3% DPP PPN
8. Industri Otomotif 0,45% DPP PPN
9. Bahan Bakar Minyak dan Gas SPBU
Swastanisas Pertamin
i a
a. Premium 0,3% 0,25% Penjualan -    
b Solar Swastanisasi
. =
0,3% 0,25% Penjualan

    Final
c. Premix/Super TT 0,3% 0,25% Penjualan -     Pertamina =
d Minyak Tanah
. 0,3% Penjualan
Tidak Final
e. Gas/LPG 0,3% Penjualan
f. Pelumas 0,3% Penjualan
9. Pembelian bahan-bahan berupa hasil Harga
perhutanan, perkebunan, pertanian, dan Pembelian
perikanan untuk keperluan industri dan ekspor 0,5% (tidak
dari pedagang pengumpul termasuk
PPN)
V PPh Pasal 23
Dasar UU Nomor 36 Tahun 2008
Hukum :
244/PMK.03/2008

1. Dividen 15% Jumlah Bruto


2. Bunga 15% Jumlah Bruto
3. Royalti 15% Jumlah Bruto
4. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya 15% Jumlah Bruto
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
Jumlah Bruto
penggunaan harta, kecuali sewa dan
tidak
penghasilan lain sehubungan dengan 2%
termasuk
penggunaan harta yang telah dikenai PPh Final
PPN
pasal 4 (2)
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa Jumlah Bruto
manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, tidak
2%
dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong termasuk
PPh Pasal 21 PPN
7. Jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh 2% Jumlah Bruto
Pasal 21, yang terdiri dari : tidak
termasuk
PPN
a. Jasa penilai (appraisal)
b. Jasa aktuaris
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi
laporan keuangan
d. Jasa perancang (design)
e. Jasa pengeboran (drilling) di bidang
penambangan minyak dan gas bumi
(migas), kecuali yang dilakukan oleh
bentuk usaha tetap
f. Jasa penunjang di bidang penambangan
migas, berupa :

1) jasa penyemenan dasar (primary


cementing) yaitu penempatan
bubur semen secara tepat diantara
pipa selubung dan lubung sumur
2) jasa penyemenan perbaikan
(remedial cementing), yaitu
penempatan bubur semen untuk
maksud-maksud :

a) penyumbatan kembali formasi


yang sudah kosong;

b) penyumbatan kembali zona yang


berproduksi air;

c) perbaikan dari penyemenan


dasar yang gagal;

d) penutupan sumur;
3) jasa pengontrolan pasir (sand
control), yaitu jasa yang menjamin
bahwa bagian-bagian formasi yang
tidak terkonsolidasi tidak akan ikut
terproduksi ke dalam rangkaian
pipa produksi dan menghilangkan
kemungkinan tersumbatnya pipa
4) jasa pengasaman (matrix acidizing),
yaitu pekerjaan untuk memperbesar
daya tembus formasi yang
menaikan produktivitas dengan
jalan menghilangkan material
penyumbat yang tidak diinginkan
5) jasa peretakan hidrolika (hydraulic),
yaitu pekerjaan yang dilakukan
dalam hal cara pengasaman tidak
cocok, misalnya perawatan pada
formasi yang mempunyai daya
tembus sangat kecil
6) jasa nitrogen dan gulungan pipa
(nitrogen dan coil tubing), yaitu
jasa yang dikerjakan untuk
menghilangkan cairan buatan yang
berada dalam sumur baru yang
telah selesai, sehingga aliran yang
terjadi sesuai dengan tekanan asli
formasi dan kemudian menjadi
besar sebagai akibat dari gas
nitrogen yang telah dipompakan ke
dalam cairan buatan dalam sumur
7) jasa uji kandung lapisan (drill stem
testing), penyelesaian sementara
suatu sumur baru agar dapat
mengevaluasi kemampuan
berproduksi
8) jasa reparasi pompa reda (reda
repair)
9) jasa pemasangan instalasi dan
perawatan
10) jasa penggantian peralatan/material
11) jasa mud logging, yaitu
memasukkan lumpur ke dalam
sumur
12) jasa mud engineering
13) jasa well logging & perforating
14) jasa stimulasi dan secondary
decovery
15) jasa well testing & wire line service
16) jasa alat kontrol navigasi lepas
pantai yang berkaitan dengan
drilling
17) jasa pemeliharaan untuk pekerjaan
drilling
18) jasa mobilisasi dan demobilisasi
anjungan drilling
19) jasa lainnya yang sejenisnya di
bidang pengeboran migas
g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di
bidang penambangan selain migas :

1) jasa pengeboran
2) jasa penebasan
3) jasa pengupasan dan pengeboran
4) jasa penambangan
5) jasa pengangkutan/ sistem
transportasi, kecuali jasa angkutan
umum
6) jasa pengolahan bahan galian
7) jasa reklamasi tambang
8) jasa pelaksanaan mekanikal,
elektrikal, manufaktur, fabrikasi dan
penggalian/pemindahan tanah
9) jasa lainnya yang sejenis di bidang
pertambangan umum
h. Jasa penunjang di bidang penerbangan
dan bandar udara:

1) bidang aeronautika, termasuk :


a) jasa pendaratan, penempatan,
penyimpanan pesawat udara dan
jasa lain sehubungan dengan
pendaratan pesawat udara
b) jasa penggunaan jembatan pintu
(avio bridge)
c) jasa pelayanan penerbangan
d) jasa ground handling, yaitu
pengurusan seluruh atau
sebagian dari proses pelayanan
penumpang dan bagasinya serta
kargo, yang diangkut dengan
pesawat, udara baik yang
berangkat maupun yang datang,
selama pesawat udara di darat
e) jasa penunjang lain di bidang
aeronautika
2) bidang non-aeronatika, termasuk :
a) jasa catering di pesawat dan jasa
pembersihan pantry
pesawat;
b) jasa penunjang lain di bidang
non-aeronautika
i. Jasa penebangan hutan
j. Jasa pengolahan limbah
k. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing
services)
l. Jasa perantara dan/atau keagenan
m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat
berharga, kecuali yang dilakukan oleh
Bursa Efek, KSEI dan KPEI
n. Jasa custodian/penyimpanan/penitipan,
kecuali yang dilakukan oleh KSEI
o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau
sulih suara
p. Jasa mixing film
q. Jasa sehubungan dengan software
komputer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin,
peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC,
dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan
oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di
bidang konstruksi dan mempunyai izin
dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan
mesin, perawatan, listrik, telepon, air,
gas, AC, TV Kable, alat
transportasi/kendaraan dan/atau
bangunan selain yang dilakukan oleh
Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di
bidang konstruksi dan mempunyai izin
dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
t. Jasa maklon; yaitu jasa pemberian jasa
dalam rangka proses penyelesaian suatu
barang tertentu yang proses
pengerjaannya dilakukan oleh pihak
pemberi jasa (disubkontrakkan), yang
spesifikasi, bahan baku dan atau barang
setengah jadi dan atau bahan
penolong/pembantu yang akan diproses
sebagian atau seluruhnya disediakan oleh
pengguna jasa, dan kepemilikan atas
barang jadi berada pada pengguna jasa
u. Jasa penyelidikan dan keamanan
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event
organizer; yaitu kegiatan usaha yang
dilakukan oleh pengusaha jasa
penyelenggara kegiatan meliputi antara
lain penyelenggaraan pameran, konvensi,
pagelaran musik, pesta, seminar,
peluncuran produk, konferensi pers, dan
kegiatan lain yang memanfaatkan jasa
penyelenggara kegiatan
w. Jasa pengepakan
x. Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu
dalam media masa, media luar ruang atau
media lain untuk penyampaian informasi
y. Jasa pembasmian hama
z. Jasa kebersihan atau cleaning service
aa Jasa catering atau tata boga
.

Catatan :
Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan
jasa sebagaimana dimaksud di atas tidak memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif
pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus
persen) daripada tarif sebagaimana dimaksud di
atas
VI PPh Pasal 26
Dasar UU Nomor 36 Tahun 2008
Hukum :
624/KMK.04/1994
SE - 25/PJ.4/1995

1. Dividen 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final


2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan
imbalan sehubungan dengan jaminan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
pengembalian utang
3. Royalti, Sewa, dan Penghasilan lain
20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
sehubungan dengan penggunaan harta
4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan,
20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
dan kegiatan
5. Hadiah dan Penghargaan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
6. Pensiunan dan Pembayaran berkala lainnya 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
7. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
8. keuntungan karena pembebasan utang 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
9. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan
harta di Indonesia, kecuali yang diatur dalam 20% x Perkiraan Phs
Harga Jual Final
Pasal 4 ayat (2) UU PPh yang diterima WP LN Neto atau Tarif P3B
selain BUT di Indonesia
10 Premi asuransi, termasuk Premi Reasuransi
.
a. Dibayarkan tertanggung kepada Perusahaan 20% x 50% atau Premi yang Final
Asuransi di LN, baik secara langsung 10% atau Tarif P3B Dibayar
maupun melalui pialang
b Dibayarkan Perusahaan Asuransi di 20% x 10% atau 2% Premi yang Final
. Indonesia kepada Perusahaan Asuransi di atau Tarif P3B Dibayar
LN, baik secara langsung maupun melalui
pialang
c. Dibayarkan Perusahaan Reasuransi di 20% x 5% atau 1% Premi yang Final
Indonesia kepada Perusahaan Asuransi di atau Tarif P3B Dibayar
LN, baik secara langsung maupun melalui
pialang
11 Penghasilan dari penjualan atau pengalihan 20% x Perkiraan Phs Harga Jual Final
. saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Neto atau Tarif P3B
ayat (3c) UU PPh
12 Penghasilan BUT, kecuali ditanamkan kembali 20% atau Tarif P3B Penghasilan Final
. di Indonesia Kena Pajak
– PPh BUT
di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai