Anda di halaman 1dari 45

KAS DI BANK DAN

PIUTANG DAGANG
Akuntansi Pajak untuk KAS
• Pengertian Kas dalam perpajakan serupa dgn akuntansi. Kas
mencakup uang tunai, uang di bank, dan kas ekuivalen (setara
kas)
• Uang di bank bisa berupa rekening giro, deposito atau
tabungan  ada penghasilan bunga yang menjadi obyek PPh
• setara kas adalah investasi yang sifatnya paling likuid,
berjangka pendek dan dapat cepat dicairkan menjai kas tanpa
menghadapi risiko → ada potensi menghasilkan bunga →
obyek PPh
• Bila dalam Kas ada mata uang asing, maka perlu dikonversikan
dgn kurs tetap atau kurs pada tgl pelaporan & diterapkan scr
konsisten. 2
• Bila ada uang palsu diakui/dicatat dalam akun “Selisih Kas”
Kas dan Bank
• Kas: alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan.
• Bank: rekening giro perusahaan di bank yang dapat
digunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan. Penggunaannya dengan menerbitkan cek.
Adapun yang bukan termasuk kas & bank yaitu dana yang
disisihkan untuk tujuan tertentu (restricted cash), seperti: dana
untuk ekspansi, saldo kompensasi (compensating balances).
Saldo kompensasi adalah simpanan milik perusahaan di bank
yang tidak memperoleh pendapatan bunga.

3
Perlakuan Bunga Bank
Bunga rekening giro:
• Akuntansi Komersial: dicatat sebagai penghasilan
• Akuntansi Fiskal: dicatat adanya penghasilan bunga,
dan bunga tersebut dikenakan PPh dengan tarif 20%
bersifat final. Data disajikan dalam laporan bank. Data
penghasilan bunga disajikan dalam SPT sebagai
pelengkap saja.

4
REKENING KORAN/GIRO
BANK

5
Akuntansi Fiskal
• Pencatatan atas penghasilan bunga di rekening giro bank dalam
negeri berdasar Laporan Bank
• Kas Rp 46.456
PPh Final –Pasal 23 11.613
Penghasilan bunga Rp 58.069

• Penghasilan bunga sumber atau bentuk penghasilan nya beragam,


dan UU PPh pun mengatur secara berbeda. Ada penghasilan bunga
yang dikenakan pajak bersifat final dan ada pajak tidak final.

6
Tidak Termasuk Sebagai Kas
1. Deposito jatuh lebih dari 3 bulan
Simpanan deposito ini ada restriksi karena tidak dapat
digunakan sewaktu-waktu
2. Cek Mundur (Post-Dated Check)
Cek ini tidak dapat diuangkan sewaktu-waktu karena
penerbit cek tidak mempunyai saldo yang cukup di
bank. Cek ini hanya dapat diuangkan pada tanggal yang
ditentu kan dalam cek ini.
3. Cek Kosong (Not Sufficient Fund/NSF)
Penerbit cek tidak mempunyai saldo di bank sehingga
cek ini bukan sebagai aset. 7
Penghasilan Bunga Bank
• Penghasilan bunga dari deposito, jasa giro, dan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI)dikenakan PPh dgn tarip 20% bersifat final
• Diatur dalam UU PPh pasal 4 ayat 2
• Metode Pencatatan: Metode Bruto (Gross Method) atau
Metode Neto (Net Method)
Contoh:
CV. Gowes memperoleh penghasilan bunga atas deposito di bank
sebesar Rp 4.500.000 kena PPh 20% bersifat final. Pencatatan
atas penghasilan bunga tersebut seperti berikut:

8
Penghasilan Bunga Bank (Lnjt)
PPh atas Bunga = 20% x 4.500.000 = 900.000
 Metode Bruto (Gross Method)
Kas (di Bank) 3.600.000
PPh Pasal 4 900.000
Penghasilan Bunga 4.500.000

 Metode Neto (Net Method)


Kas (di Bank) 3.600.000
Penghasilan Bunga 3.600.000
9
Penghasilan Menurut UU PPh ps 4
ay 2 – Bersifat final
a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
b. penghasilan berupa hadiah undian;
c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi
derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;
d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah
dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan
persewaan tanah dan/atau bangunan; dan
e. penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan 10
Peraturan Pemerintah.
Penghasilan Bunga – PPh Final
tarip 20%

1. Penghasilan bunga dari hasil simpanan uang dapat


berupa:
• Bunga tabungan
• Bunga deposito
• Bunga simpanan di koperasi diterima oleh anggota
koperasi
2. Bunga dari investasi SUN
3. Bunga dari investasi obligasi
Semua penghasilan bunga ini tidak mengikuti ketentuan
11
dalam pasal 23
Penghasilan Bunga Menurut Pasal
4 ay 1 butir f
1. Penghasilan bunga mencakup:
a. premium,
b. diskonto, dan
c. Imbalan karena jaminan pengembalian utang
2. Atas penghasilan bunga ini dikenakan PPh bersifat tidak
final dengan tarip 15% - diatur dalam PPh pasal 23

12
Obyek PPh Untuk Obligasi
PMK-85/PMK.03/2011
Pemotong Objek Pemotongan Saat Pemotongan Tarif
Bunga (jumlah bruto bunga sesuai
dengan masa kepemilikan obligasi)
dan/atau diskonto (selisih lebih harga
Jatuh Tempo Bunga Jika Penerima Obligasi
jual atau nilai nominal di atas harga
Obligasi adalah:
Penerbit obligasi atau perolehan obligasi, tidak termasuk
•WPDN/BUT : 15%
custodian selaku agen bunga berjalan) yang diterima
•WPLN: 20% atau sesuai
pembayaran yang ditunjuk pemegang obligasi dengan kupon
dengan Tax Treaty
Diskonto (selisih lebih harga jual atau
nilai nominal di atas harga perolehan
Jatuh Tempo Obligasi
obligasi) yang diterima pemegang
obligasi tanpa bunga
Bunga (jumlah bruto bunga sesuai
dengan masa kepemilikan obligasi) dan
Perusahaan efek, dealer,
diskonto (selisih lebih harga jual atau
atau bank selaku pedagang Saat Transaksi
nilai nominal di atas harga perolehan
perantara dan/atau pembeli
obligasi, tidak termasuk bunga berjalan)
yang diterima penjual obligasi
Perusahaan efek, dealer,
bank, dana pensiun, dan
reksadana,selaku pembeli Bunga dan/atau diskonto Obligasi yang
Obligasi langsung tanpa diterima atau diperoleh penjual Saat Transaksi
melalui perantara. (Pasal 4 Obligasi.
ayat (1) huruf c PMK 13
85/PMK.03/2011)
Obyek PPh Untuk Obligasi
PMK-85/PMK.03/2011
Pihak yang
Kondisi Transaksi Pemotong Saat Pemotongan
dipotong
Kustodian atau
Jika ada
sub-registry
pencatatan
(selaku pihak yang Penjual sebelum mutasi hak
mutasi
mencatat mutasi obligasi kepemilikan dilakukan
kepemilikan
hak kepemilikan
obligasi
obligasi)
untuk bunga: saat jatuh
Penjualan obligasi tempo bunga, dihitung
secara langsung berdasarkan masa
Jika penjualan
tanpa perantara kepemilikan penuh
obligasi hanya
kepada pihak Penerbit obligasi sejak tanggal jatuh
atas unjuk (tidak
selain pemotong (emiten) atau Pembeli/ tempo bunga berakhir.
memerlukan
kustodian yang pemegang untuk diskonto: saat
pencatatan
ditunjuk sebagai obligasi jatuh tempo obligasi,
mutasi hak
agen pembayaran dihitung berdasarkan
kepemilikan
masa kepemilikan
obligasi)
penuh sejak tanggal
penerbitan perdana 14
obligasi.
Bunga Obligasi Yang Tidak Dikenai
Pemotongan PPh
Apabila penerima penghasilan berupa Bunga Obligasi adalah:
• WP dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) UU PPh (penghasilan
dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang-
bidang tertentu yang ditetapkan dengan KMK
• WP bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar
negeri di Indonesia

15
Contoh 4
PT. Gonjang-ganjing memiliki 10 lembar obligasi nominal @ Rp
10.000.000 bunga 8% dibayarkan tiap 1 April &1 Oktober. Bila
pada tgl 1 Juni perusahaan menjual 2 lembar obligasi dengan
kurs 103.
Diminta:
1. Hitung dan jurnal pendapatan bunga dan PPh yang terutang
pada tgl 1 Maret
2. Hitung PPh dan jurnal saat penjualan obligasi 1 Juni
3. Hitung PPh dan jurnal pada tgl 1 Oktober

16
Jawab
1. Penghasilan bunga = 6/12 x 8% x Rp 100.000.000 =
Rp 4.000.000
PPh Ps 4 ay 2 = 20% x Rp 4.000.000 = Rp 800.000
1 Maret – Jurnal:
Kas Rp 3.200.000
PPh Final-Pasal 4 ay2 800.000
Penghasilan bunga Rp 4.000.000

17
Jawab
2. Penjualan 2 lbr obligasi kurs 103
Hasil penjualan = 103% x Rp 20.000.000 = Rp 20.600.000
Nilai nominal Rp 20.000.000
Premium obligasi Rp 600.000
Kena PPh pasal 23
PPh premium = 15% x Rp 600.000 = Rp 90.000 -
Kas yang diterima Rp 510.000

Penghasilan bunga =3/12 x 8% x Rp 20 jt = Rp 400.000


Kena PPh pasal 4 ay 2
PPh atas bunga = 20% x Rp 400.000 = Rp 80.000
18
Uang yang diterima Rp 320.000
Jawab
1 Juni - Jurnal
Penjualan 2 lbr obligasi

Kas Rp 20.510.000
PPh dibayar di muka-Premium 90.000
Investasi – Obligasi Rp 20.000.000
Penghasilan premium 600.000

Kas Rp 320.000
PPh Final – Bunga Obligasi 80.000
Penghasilan Bunga Rp 400.000 19
Jawab
3. Bunga 1 Oktober – untuk 8 lembar obligasi
Penghasilan bunga = 6/12 x 8% x Rp 80.000.000 = Rp 3.200.000
PPh pasal 4 ay 2 = 20% x Rp 3.200.000 = Rp 640.000 –
Kas yang diterima Rp 2.560.000
Jurnal:
Kas Rp 2.560.000
PPh Final – Bunga Obligasi 640.000
Penghasilan bunga Rp 3.200.000

20
Bunga Obyek PPh pasal 23
 Obyek PPh psal 23 adalah bunga dan imbalan lainnya
termasuk premium dan diskonto yang merupakan bunga
antar pinjaman yang diterima atau diperoleh oleh WPOP DN
atau WP Badan DN dari pihak pembayar bunga yang
merupakan pemotong PPh pasal 23.
 Dalam pengertian bunga termasuk pula premium, diskonto,
dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian
utang.
 Premium terjadi bila misalnya surat obligasi dijual di atas
nilai nominalnya. Premium merupakan penghasilan bagi
yang menerbitkan obligasi, dikenakan tarip pajak 15%
 Diskonto terjadi bila misalnya surat obligasi dijual di bawah
nilai nominalnya. Diskonto merupakan penghasilan bagi
21
yang membeli obligasi, dikenakan tarip pajak 15%.
Bunga yang Tidak Dipotong PPh ps 23

1.Jika penghasilan yang dibayar/terutang pada Bank


2.Jika penghasilan yang dibayar/terutang pada badan usaha atas jasa
keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau
pembiayaan (berdasar PMK No 251/PMK.03/2008), termasuk
pembiayaan berbasis syariah.
3.Bunga deposito, tabungan, dan diskonto SBI
4.Bunga Obligasi (termasuk pemotongan PPh pasal 4 ay 2)
5.Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
koperasi WPOP (termasuk pemotongan PPh pasal 4 ay 2)

22
Tarip Bunga PPh pasal 23
 Tarip 15% dari penghasilan bruto dan bersifat tidak final.
 Bila WP yang menerima atau memperoleh penghasilan
bunga tidak memiliki NPWP, tarip pemotongan lebih tinggi
100%.

23
KASUS 1
PT. Rumah Arta Maju pada tgl 1 Agust membeli Sertifikat BI
nominal Rp 100 juta dengan harga Rp 95.000.000, umur 3
bulan.
a. Berapa PPh yang harus dibayar oleh PT Celengan Arta
pada saat jatuh tempo (1 Nov)?
b. Buatlah jurnal pencatatannya

24
Jawab
a. Nilai nominal Rp 100.000.000
Harga beli 95.000.000 -
Penghasilan bunga (saat jatuh tempo) Rp 5.000.000
PPh bunga = 20% x Rp 5.000.000 = Rp 1.000.000

b. Jurnal:
Kas Rp 4.000.000
PPh final – Pasal 4ay2 1.000.000
Penghasilan bunga Rp 5.000.000
25
Akuntansi Pajak untuk Piutang
• Piutang dicatat berdasar nilai nominalnya.
• Piutang dagang timbul akibat penyerahan barang atau jasa
secara kredit.
• Dalam penjualan kredit perlu memperhatikan syarat
pengiriman barang: FOB Shipping point atau FOB Destination.
• Adanya potongan penjualan trade discount ataupun cash
discount diperbolehkan dalam UU Pajak.
• Standar akuntansi membolehkan mengakui adanya (taksiran)
cadangan/penyisihan kerugian piutang → dgn Metode Tidak
Langsung.
• Perpajakan mengakui Kerugian piutang bilamana piutang
26
nyata-nyata tidak dapat ditagih → dgn Metode Langsung
Berdasarkan KMK 130/KMK.04/1998
• Piutang tidak tertagih yg timbul di bidang usaha, lembaga
pembiayaan, industri, dagang
• Piutang tak tertagih dari piutang usaha yg sesuai dgn bidang
usaha WP
Peraturan tsb telah diubah dgn PMK 105/PMK/ 2009 dan diubah
lagi menjadi PMK 57/PMK.03/
2010:
“Piutang yg nyata-nyata tidak dapat ditagih merupakan piutang
yg timbul dari transaksi bisnis yg wajar sesuai dgn bidang
usahanya yg nyata-nyata tidak dapat ditagih meskipun telah
dilakukan upaya-upaya penagihan yang maksimal oleh wajib
pajak.”
27
Yang diperkenankan Pemupukan Dana Cadangan
(UU PPh ps 9 ay 1c)

a. Cadangan piutang tidak tertagih untuk usaha bank dan badan


usaha yg menyalurkan kredit, sewa dgn hak opsi, persh anjak
piutang
b. Cadangan untuk usaha asuransi
c. Cadangan penjaminan unt LPS
d. Cadangan biaya reklamasi
e. Cadangan biaya penanaman kembali unt kehutanan
f. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan Tempat
Pembuangan Limbah Industri

28
PMK NO: 219/PMK.011/2012-BANK (1)
Pembentukan atau pemupukan dana cadangan yang boleh
dikurangkan sebagai biaya:
cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha
lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi,
perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang,
yang meliputi:
1) cadangan piutang tak tertagih untuk:
a) bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional;
b) bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah;
c) bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional; dan
d) bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha 29
berdasarkan prinsip syariah
PMK NO: 219/PMK.011/2012-BANK (2)
2). cadangan piutang tak tertagih untuk badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, yaitu badan usaha selain bank umum
dan bank perkreditan rakyat yang menyalurkan kredit kepada
masyarakat, yang meliputi:
a) koperasi simpan pinjam;
b) PT Permodalan Nasional Madani (Persero);
c) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia;
d) perusahaan pembiayaan infrastruktur yang melakukan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada proyek
infrastruktur; dan
e) PT Perusahaan Pengelola Aset
• 30
PMK NO :219/PMK.011/2012-BANK (3)
3. cadangan piutang tak tertagih untuk sewa guna usaha dengan
hak opsi yaitu cadangan piutang tak tertagih untuk kegiatan
pembiayaan dengan menyediakan barang modal untuk
digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran dengan hak
opsi (Finance Lease);
4. cadangan piutang tak tertagih untuk perusahaan pembiayaan
konsumen yaitu cadangan piutang tak tertagih untuk
perusahaan yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan
pembayaran secara angsuran;
5. cadangan piutang tak tertagih untuk perusahaan anjak piutang
yaitu cadangan piutang tak tertagih untuk perusahaan yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian
piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut 31
pengurusan atas piutang tersebut
PMK NO :219/PMK.011/2012- Asuransi

Cadangan untuk usaha asuransi, yang meliputi:


1. cadangan premi tanggungan sendiri dan klaim
tanggungan sendiri untuk perusahaan asuransi
kerugian;
2. cadangan premi untuk perusahaan asuransi jiwa;

32
Perlakuan Piutang Tak Tertagih
Pajak hanya mengakui beban atas piutang yang nyata tidak dapat
ditagih, dengan syarat:
 Telah dibebankan sbg biaya dalam lap L/R
 Menyerahkan daftar piutang yg tidak dapat ditagih
 Telah dipublikasikan di penerbitan umum atau ada perjanjian
tertulis adanya penghapusan piutang atau pengakuan dari
debitur bahwa utangnya telah dihapuskan
 Tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur
kecil
 Piutang tidak terkait dengan pihak-pihak yang memiliki
hubungan istimewa

33
KASUS 3
PT. Sepeda Jaya menjual sepeda secara kredit 5 unit sepeda @ Rp
6.600.000 (termasuk PPN 10%) pada tgl 10 Juni 2018. Perusahaan telah
dikukuhkan sebagai PKP 2 tahun yang lalu. Perusahaan menggunakan
metode perpetual dalam mencatat persediaannya. Diketahui, harga pokok
sepeda tersebut Rp 5.500.000 per unit.
Buatlah jurnal pencatatan atas pajak sepeda tersebut.
 Saat penjualan sepeda (10 Juni 2018)
Piutang Dagang Rp 33.000.000
Penjualan Rp 30.000.000
PPN Keluaran 3.000.000

Penjualan sepeda+PPN = 5 x Rp 6.600.000 = Rp 33.000.000


Harga jual sepeda = 100/110 x Rp 33.000.000 = Rp 30.000.000 -
34
PPN Keluaran = 10% x Rp 30.000.000 = Rp 3.000.000
KASUS 3 (lanjutan)
 Mencatat harga pokok sepeda yang terjual (10 Juni 2018)
Beban Pokok Penjualan Rp 27.500.000
Persediaan Rp 27.500.000
Nilai persediaan = 5 x Rp 5.500.000 = Rp 27.500.000

Bila tgl. 15 Juni 2018 PT. Sepeda Jaya menerima pengembalian 1 unit sepeda
dari pelanggannya, maka adanya retur tersebut akan dicatat sbb:
15/6 Retur Penjualan Rp 6.000.000
PN Keluaran 600.000
Piutang Dagang Rp 6.600.000
Persediaan Rp 5.500.000
Beban Pokok Penjualan Rp 5.500.000
35
KASUS 4 –
Piutang Tak Tertagih
10 Juli 2018 PT. Sepeda Jaya memperoleh kabar dari salah satu
pelanggannya bahwa ia tidak mampu membayar hutangnya. Setelah
perusahaan menyelidiki lebih lanjut, ternyata pelanggan tersebut
nyata-nyata tidak mampu membayar. Kemudian perusahaan
memutuskan untuk menghapuskan piutang tersebut dan syarat2
penghapusan menurut ketentuan perpajakan telah dipenuhi. Piutang
yang dihapuskan senilai Rp 2.700.000.

Jurnal pencatatan:
10 Juli Beban Piutang tak Tertagih Rp 2.700.000
Piutang Dagang Rp 2.700.000 36
Latihan Mandiri
1. Jurnallah transaksi diatas bila perusahaan menggunakan
metode Periodik (Fisik).
2. Bila salah satu debitur tidak mampu membayar hutangnya.
Setelah PT. Sepeda Jaya melakukan penyelidikan pada debitur
tsb dan penghapusan nyata-nyata tidak dapat ditagih, maka
perusahaan memutuskan untuk menghapuskan piutang tsb.
Piutang yang tidak dapat ditagih senilai Rp 1.900.000. Buatlah
jurnal pencatatan menurut UU Pajak.

37
Piutang debitur Kecil
1. Jumlah tidak melebihi Rp 100 juta dari jumlah
gunggungan jumlah piutang dari beberapa kredit
pinjaman.
2. Bentuk kredit pinjaman dari bank: KUKESRA (Kredit
usaha keluarga prasejahtera), KUT (kredit usaha tani),
KPRSS (kredit pemilikan rumah sangat sederhana), KUK
(kredit usaha kecil), KUR (kredit usaha rakyat), kredit
kecil lainnya.
3. WP tidak boleh melakukan pemupukan dana cadangan
untuk dibebankan sebagai biaya.
38
Pemupukan Cadangan – Usaha
Bank
Tarip Dana Cadangan piutang tak tertagih yg
diperkenankan pada usaha bank:
• 5% dari kredit yang digolongkan perhatian khusus
• 15% dari kredit yang tergolong kurang lancar
• 50% dari kredit yang digolongkan diragukan
• 100% dari kredit yang digolongkan macet

39
Jurnal Pencatatan penghapusan piutang di Industri
Perbankan
Cadangan Piutang tak tertagih XXX
Piutang Usaha XXX

Perlakuan menurut UU PPh, bila Cadangan Piutang tak tertagih


tidak dipakai sepenuhnya untuk menutup kerugian, kelebihan
cadangan diperhitungkan sebagai penghasilan.
Jurnal
Cadangan Kerugian Piutang XXX
Penghasilan XXX

40
KASUS 5
PT. Bank Pundi Semesta memiliki piutang pada para debitur seperti
berikut:

Kelompok Debitur Cadangan Jumlah Piutang Cad Piutang


Perhatian khusus 5% Rp 126 milyar Rp 6,3 milyar
Kurang lancar 15% Rp 94 milyar Rp 14,1 milyar
Diragukan 50% Rp 65 milyar Rp 32,5 milyar
Macet 100% Rp 28 milyar Rp 28 milyar
Jumlah Rp 313 milyar Rp 80,9 milyar

a. Buatlah jurnal pencatatan Cadangan kerugian piutang yang


diperkenankan
41
KASUS 5 (lanjutan)
• Jurnal
Cad Kerugian Piutang Rp 80,9 milyar
Piutang Usaha Rp 80,9 milyar

• Cadangan piutang tersebut dapat diperlakukan seperti biaya


(sebagai pengurang penghasilan)

42
Perlakuan Penghapusan Piutang
Menurut UU Pajak
• Bila terjadi Cadangan tidak mencukupi, maka adanya
kekurangan tersebut diperhitungkan sebagai kerugian.

Andaikan kerugian piutang yang tidak dapat ditagih secara


riil
• Jurnal atas kelebihan Cad Kerugian Piutang
Kerugian Piutang XXX
Piutang Usaha XXX

43
Wesel Tagih

• Wesel tagih timbul dari meminjami uang atau


peralihan/perubahan dari piutang dagang.
• Bunga yang diterima pada saat pelunasan merupakan
penghasilan pemegang wesel dan biaya bagi penerbit
wesel.
• Penghasilan bunga wesel merupakan obyek potongan PPh
pasal 23 (WP dalam negeri) atau PPh pasal 26 (WP luar
negeri) .
• Dikenakan pajak dengan tarip 15% dan bersifat tidak final
44
KASUS 6
Perusahaan TELKOMNET seringkali menghendaki para pelanggannya yang
membeli secara kredit dalam jumlah (partai) besar untuk menandatangani
wesel. Berikut ini transaksi yang terjadi dalam Januari - Maret 2018.

6/1 Diterima wesel dari Tuan Ronaldo nominal Rp 25 juta, 12%, umur 60
hari atas pinjaman uang
3/3 Diterima kabar dari Tn. Ronaldo bahwa ia tidak sanggup melunasi
wesel tersebut pada saat jatuh tempo tetapi ia berharap akan
membayarnya satu pekan lagi. Perusahaan tidak mempublikasikan
tentang tidak dibayarnya hutang tn Ronaldo.
6/3 Menerima cek dari Tn. Ronaldo sesuai jumlah utangnya.
8/3 Diterima kabar dari bank bahwa cek dari Tn. Ronaldo tidak dapat
diclearingkan dan Tn. Ronaldo tidak bisa membayar karena usahanya
bangkrut. 45

Diminta: Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai