Badan
1
Dasar Hukum
PPh dikenakan terhadap….? (Pasal 1 UU PPh)
Diterima/Diperoleh
Subjek Pajak Penghasilan
dalam Tahun Pajak
Subjek Pajak Pasal 2 (1) UU PPh
Orang Pribadi
Badan
Subjek
Pajak
Wajib
Pajak
Objek
Pajak
OBJEK PAJAK
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1)
PENGHASILAN
Penghasilan
Penghasilan
(income/revenue)
Objek PPh Dikecualikan Sbg Objek Pph Objek PPh Final Bukan Objek PPh
Psl. 4 (1) Psl. 4 (1) Huruf K Psl. 4 (2) Psl. 4 (3)
Sesuai UU Tidak
Sesuai UU
over under
Laba usaha
Premi asuransi
biaya-biaya
terkait tidak
dapat menjadi
pengurang
pajak yang
dibayar tidak
dapat
dikreditkan
penghasilan tidak
dihitung kembali
pada saat
penghitungan
pajak akhir tahun
Penghasilan Dikenai Pajak Bersifat Final (1)
warisan;
6. dalam hal dividen yang berasal dari badan usaha di luar negeri yang
sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek diinvestasikan di Indonesia
setelah Direktur Jenderal Pajak menerbitkan surat ketetapan pajak atas
dividen tersebut sehubungan dengan penerapan Pasal 18 ayat (2)
Undang-Undang ini, dividen dimaksud tidak dikecualikan dari pengenaan
Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada angka 2.
Dikecualikan dari Objek Pajak (9)
iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan Otoritas Jasa Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja
maupun pegawai
dana setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan/atau BPIH khusus,
dan penghasilan dari pengembangan keuangan haji dalam bidang atau instrumen
keuangan tertentu, diterima Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
over under
Biaya 3 M
Mendapatkan
Menagih PENGHASILAN
Memelihara
1. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara
lain:
a. biaya pembelian bahan;
b. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
c. bunga, sewa, dan royalti;
d. biaya perjalanan;
e. biaya pengolahan limbah;
f. premi asuransi;
g. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;
h. biaya administrasi; dan
i. pajak kecuali Pajak Penghasilan;
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (2)
3. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan;
4. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan
dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (3)
2. PEMBUKUAN
PT A dalam tahun 2016 menderita kerugian fiskal Rp 1,5 M setelah diperiksa (terbit SKPN)
ditetapkan rugi Rp1,2M. Data 5 tahun berikutnya :
2017 : laba fiskal Rp200.000.000,00
2018 : rugi fiskal (Rp300.000.000,00)
2019 : laba fiskal Rp N I H I L
2020 : laba fiskal Rp100.000.000,00
2021 : laba fiskal Rp800.000.000,00
8. Pajak Penghasilan
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan (5)
• Aktiva Tetap:
harta perusahaan yang dimiliki untuk menciptakan penghasilan
dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari
satu tahun. Terhadap aktiva ini diperkenankan untuk dilakukan
alokasi pembebanan biaya melalui penyusutan dan
dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto.
Jumlah yang
sesungguhnya
dikeluarkan untuk Hubungan Berelasi:
mendapatkan harta Jumlah yang seharusnya
yang bersangkutan dikeluarkan (harga pasar
wajar)
Harga Perolehan (2)
• Nilai sisa buku fiskal harta yang bersangkutan atau nilai yang ditetapkan
oleh Dirjen Pajak, dalam hal harta tersebut diperoleh karena sumbangan,
bantuan, zakat, hibah serta warisan yang memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3)
huruf a dan b Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
• Nilai pasar dari harta yang bersangkutan, dalam hal harta tersebut
diperoleh dalam rangka setoran modal sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal (Pasal 4 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008).
• Harga perolehan aktiva yang dibangun sendiri :
• Yaitu biaya-biaya untuk membangun atau membuat aktiva tersebut, dimana
harus dikeluarkan (dikoreksi) unsur-unsur biaya yang menurut ketentuan fiskal
tidak dapat dibebankan (non deductible).
• Dalam hal aktiva tersebut dibangun dengan dana yang berasal dari pinjaman,
biaya bunga pinjaman tersebut harus dikapitalisir dalam harga perolehan
aktiva yang bersangkutan (menjadi unsur harga perolehan).
Harga Perolehan (4)
• Bukan Bangunan
Klasifikasi Aktiva Tetap
Bangunan
Tidak Permanen (10 th)
Aktiva Tetap
I (4 th)
II (8 th)
Bukan Bangunan
- KELOMPOK 1 4 THN 25 % 50 %
- KELOMPOK 2 8 THN 12,5 % 25 %
- KELOMPOK 3 16 THN 6,25 % 12,5 %
- KELOMPOK 4 20 THN 5 % 10 %
TARIF BERDASARKAN KELOMPOK
HARTA ATAU DIBEBANKAN
1. BIAYA PENDIRIAN
SEKALIGUS PADA TAHUN
2. BIAYA PERLUASAN MODAL
TERJADINYA PENGELUARAN
Substansi Pengaturan:
Pasal Terdampak
• Pasal 11 ayat (6a) dan Pasal 11A ayat (2a) ditambahkan
• Pasal 11 ayat (7) dan Pasal 11A ayat (1a) diubah
• Pasal 11 ayat (11) dihapus
BIAYA BUNGA
BIAYA BUNGA
• Biaya bunga termasuk premium,
diskonto, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang
merupakan biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan
bruto
• Bunga pinjaman selama masa
konstruksi suatu aset merupakan
komponen biaya langsung atas
harga pokok atau harga
perolehan aset yang
bersangkutan
BIAYA BUNGA
• Bunga Pinjaman selama masa
kontruksi suatu aset menurut SE-
20/PJ.42/1994 merupakan
komponen biaya langsung dari
harga pokok atau harga perolehan
aset yang bersangkutan. Biaya
bunga dalam masa kontruksi suatu
aset harus dikapitalisir menjadi
komponen harga pokok atau harga
perolehan aset yang bersangkutan
sampai dengan kontruksi selesai,
selanjutnya pembebanan biaya
bunga tersebut dilakukan melalui
penyusutan/amortisasi atau diakui
pada saat penjualan barang sebagai
bagian dari harga pokok penjualan.
BIAYA BUNGA
• Bunga Pinjaman atas pinjaman
yang dipergunakan untuk
membeli saham tidak dapat
dibebankan sebagai biaya
sepanjang dividen yang
diterimanya tidak merupakan
objek pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf f
BIAYA BUNGA (4) PMK 169 tahun 2015
Formulir 1771
Formulir 1771