Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR OBJEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN

Dasar
No
Obyek Tarif Perhitunga Sifat
.
n
I PPh Pasal 4 ayat (2)      
  1. Bunga deposito dan tabungan serta
diskonto SBI
Dasar Hukum : PP No. 131 Tahun 2000

Pengecualian:
a. Bunga deposito dan tabungan serta
diskonto SBI sepanjang jumlah
deposito dan tabungan serta SBI
tersebut tidak melebihi Rp
7.500.000,00 dan bukan merupakan
jumlah yang dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima
atau diperoleh bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar
negeri di Indonesia. 20% (untuk WPDN &
c. Bunga deposito dan tabungan serta BUT) Jumlah
Final
diskonto SBI yang diterima atau 20% atau Tarif P3B Bruto Bunga
diperoleh Dana Pensiun yang telah (untuk WPLN)
disahkan Menteri Keuangan, sepanjang
dananya diperoleh dari sumber
pendapatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun.
d. Bunga tabungan pada bank yang
ditunjuk Pemerintah dalam rangka
pemilikan rumah sederhana dan
sangat sederhada, kapling siap bangun
untuk rumah sederhana dan sangat
sederhana, atau rumah susun
sederhana sepanjang untuk dihuni
sendiri.
   
  2. Transaksi Saham Di Bursa Efek
Dasar Hukum : PP No. 41 Tahun 1994 jo.
  PP No. 14 Tahun 1997

a. Bukan Saham Pendiri 0,1% X Nilai Transaksi


b. Saham Pendiri (0,1% X Nilai Transaksi) + (0,5% X
nilai saham pasar saat Penawaran Final
Umum Perdana (IPO))

  3. Bunga atau Diskonto Obligasi yang Final


Diperdagangkan di Bursa Efek
   
Dasar Hukum : PP No. 16 TAHUN 2009

a. Bunga Obligasi dengan kupon (interest


bearing bond)
1 WP DN & BUT Jumlah
15 % 
. bruto bunga
2 WP LN selain BUT sesuai
. dengan
20 % atau Tarif
masa
berdasarkan P3B
kepemilikan
obligasi

b. Diskonto Obligasi dengan kupon


1 WP DN & BUT 15 % Selisih lebih
. harga jual
2 WP LN selain BUT 20 % atau Tarif atau nilai
. berdasarkan P3B nominal di
atas harga
perolehan
obligasi,
tidak
termasuk
bunga
berjalan

c. Diskonto Obligasi tanpa bunga (zero


coupon bond)
1 WP DN & BUT Selisih lebih
20 %
. harga jual
2 WP LN selain BUT 20 % atau Tarif atau nilai
. berdasarkan P3B nominal di
atas harga
perolehan
obligasi

d. bunga dan/atau diskonto dari Obligasi


yang diterima dan/atau diperoleh Wajib
Pajak reksadana yang terdaftar pada
Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
1 untuk tahun 2009 sampai dengan Jumlah
0%
. tahun 2010 bruto bunga
2 untuk tahun 2011 sampai dengan 5% sesuai
. tahun 2013 dengan
3 untuk tahun 2014 dan seterusnya 15 % masa
. kepemilikan
obligasi /
Selisih lebih
harga jual
atau nilai
nominal di
atas harga
perolehan
obligasi

Pengecualian :
a. Wajib Pajak dana pensiun yang
pendirian atau pembentukannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan dan
memenuhi persyaratan sebagaimana
diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan
b. Wajib Pajak bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar
negeri di Indonesia

  4. Hadiah Undian
Jumlah
Dasar PP No. 132 Tahun 2000
Bruto
Hukum : 25% Final
Hadiah
  KEP-395/PJ./2001
Undian
  5. Persewaan Tanah dan/atau Bangunan 10% Jumlah Final
Dasar Hukum : PP No. 29 Tahun 1996 jo. Bruto
  PP No. 5 Tahun 2002
 
  6. Penghasilan dari Pengalihan Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan
Dasar Hukum : PP No. 48 Tahun 1994 jo.
 
  PP No. 27 Tahun 1996 jo.
  PP No. 79 Tahun 1999 jo.
PP No. 71 Tahun 2008

a. Wajib Pajak yang melakukan transaksi Jumlah


pengalihan hak atas tanah dan/atau 5% Bruto Nilai
bangunan Pengalihan
b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang
mengalihkan Hak atas Tanah dan/atau
Jumlah
Bangunan yang jumlah bruto nilai
5% Bruto Nilai
pengalihannya kurang dari Rp. 60 jt
Pengalihan Final
namun penghasilan lainnya dalam 1
tahun melebihi PTKP.
c. pengalihan hak atas Rumah Sederhana
dan Rumah Susun Sederhana yang Jumlah
dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha 1% Bruto Nilai
pokoknya melakukan pengalihan hak Pengalihan
atas tanah dan/atau bangunan
           
  7. Usaha Jasa Konstruksi
Dasar Hukum : PP No. 51 Tahun 2008
jo.      
  PP No. 40 Tahun 2009
 
a. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang
Penghasilan
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang 2%
bruto
memiliki kualifikasi usaha kecil
b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang 4% Penghasilan
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang bruto
tidak memiliki kualifikasi usaha
c. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang 3% Penghasilan
dilakukan oleh Penyedia Jasa selain bruto
Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b Final
d. Jasa Perencanaan Konstruksi atau 4% Penghasilan
Pengawasan Konstruksi yang dilakukan bruto
oleh Penyedia Jasa yang memiliki
kualifikasi usaha
e. Jasa Perencanaan Konstruksi atau 6% Penghasilan
Pengawasan Konstruksi yang dilakukan bruto
oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki
kualifikasi usaha

  8. Penghasilan perusahaan modal ventura


dari transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada
perusahaan pasangan usahanya
Dasar Hukum : PP No. 4 Tahun 1995 Jumlah
  Bruto Nilai
Syarat :  Transaksi
a. merupakan perusahaan kecil, 0,1 % Penjualan/ Final
menengah, atau yang melakukan Pengalihan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha Penyertaan
yang ditetapkan oleh Menteri Modal
Keuangan; dan
b. sahamnya tidak diperdagangkan di
bursa efek di Indonesia.
 
II PPh Pasal 15      
Dasar 248/KMK.04/1995
Hukum :
416/KMK.04/1996
417/KMK.04/1996
  475/KMK.04/1996
KEP-667/PJ./2001

  1. Pelayaran Dalam Negeri Peredaran


1,2% Final
Bruto
  2. Penerbangan Dalam Negeri Peredaran
1,8%  
Bruto
  3. Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Peredaran
2,64% Final
Negeri Bruto
  4. WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Nilai Ekspor
0,44% Final
Dagang di Indonesia Bruto
  5. Pihak-pihak yang melakukan kerjasama Jumlah
dalam bentuk Perjanjian Bangunan Guna Bruto dari
Serah (Built Operate and Transfer) Nilai
Tertinggi
antara Nilai
Final bagi
5% Pasar
WPOP
dengan
NJOP Bagian
Bangunan
yang
Diserahkan
         
III PPh Pasal 21
Dasar Hukum UU Nomor 36 Tahun 2008
:
  252/PMK.03/2008      
  Per-31/PJ/2009 jo.
Per-57/PJ/2009

  1. penghasilan yang diterima atau diperoleh PKP = PB -


Pegawai tetap Pasal 17 UU PPh (BJ + IP) –  
PTKP
2. penghasilan yang diterima atau diperoleh
Penerima pensiun secara teratur (Penerima PKP = (PB –
Pasal 17 UU PPh
pensiun berkala) berupa uang pensiun atau BP) - PTKP
penghasilan sejenisnya
  3. penghasilan pegawai tidak tetap atau
tenaga kerja lepas kecuali tenaga ahli,
 
berupa upah harian, upah mingguan, upah
satuan, upah borongan atau upah yang
  a. dibayarkan secara bulanan PKP = PB -
Pasal 17 UU PPh  
PTKP
  b. tidak dibayar secara bulanan  
- Apabila penghasilan sehari atau jumlah
rata-rata penghasilan sehari telah penghasilan
melebihi Rp 150.000 sehari yang
sepanjang penghasilan kumulatif melebihi Rp
5%
yang diterima dalam 1 (satu) bulan 150.000,00
kalender belum melebihi Rp (seratus
1.320.000,00 lima puluh
ribu) sehari
- Apabila telah memperoleh 5% PKP = (PB –
penghasilan kumulatif dalam 1 IP) – PTKP
(satu) bulan kalender melebihi Rp untuk
1.320.000,00 tetapi tidak melebihi jumlah hari
Rp 6.000.000 kerja yang
sebenarnya
(PTKP sehari
ditetapkan
sebesar
PTKP
setahun
sesuai
dengan
statusnya
dibagi
dengan
360))
  - Apabila telah memperoleh
penghasilan kumulatif dalam 1 PKP = (PB –
Pasal 17 UU PPh  
(satu) bulan kalender melebihi Rp IP) – PTKP
6.000.000
  4. imbalan kepada bukan pegawai, antara lain
berupa honorarium, komisi, fee, dan
imbalan sejenisnya dengan nama dan
dalam bentuk apapun sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan
  a. imbalan yang tidak bersifat 50% dari
berkesinambungan jumlah
Pasal 17 UU PPh Kumulatif
penghasilan
bruto
  b. imbalan yang bersifat
berkesinambungan
- Memenuhi Ketentuan PKP = (50%
Pasal 17 UU PPh Kumulatif
x PB) – PTKP
- Tidak Memenuhi Ketentuan 50% dari
jumlah
Pasal 17 UU PPh Kumulatif
penghasilan
bruto
Ketentuan PER - 31/PJ/2009 Pasal 13
ayat (1):
yang bersangkutan telah mempunyai
Nomor Pokok Wajib Pajak dan hanya
memperoleh penghasilan dari
hubungan kerja dengan Pemotong PPh
Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta
tidak memperoleh penghasilan lainnya
  5. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan Pasal 17 UU PPh 50% dari
bebas dan bertindak untuk dan atas jumlah
namanya sendiri penghasilan
bruto
  6. imbalan kepada peserta kegiatan, antara
lain berupa uang saku, uang representasi,
uang rapat, honorarium, hadiah atau
Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
penghargaan dengan nama dan dalam
bentuk apapun, dan imbalan sejenis
dengan nama apapun
  7. honorarium atau imbalan yang bersifat
tidak teratur yang diterima atau diperoleh
anggota dewan komisaris atau dewan Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
pengawas yang tidak merangkap sebagai
pegawai tetap pada perusahaan yang sama
  8. jasa produksi , tantiem, gratifikasi, bonus
atau imbalan lain yang bersifat tidak
Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
teratur yang diterima atau diperoleh
mantan pegawai
  9. penarikan dana pensiun oleh peserta
program pensiun yang masih berstatus
sebagai pegawai, dari dana pensiun yang Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan
  10 Honorarium yang dananya dari keuangan
. negara/ daerah yang diterima oleh Pejabat
Negara, PNS, Anggota TNI/ POLRI kecuali
PNS Gol. II/d kebawah atau Anggota 15% PB Final
POLRI dengan Pangkat Pembantu Letnan
Satu atau Ajun Inspektur Tingkat Satu ke
bawah
  11 Uang Tebusan Pensiun, Uang THT atau
. JHT, Uang Pesangon yang diterima
     
Pegawai atau Mantan Pegawai, kecuali
tidak lebih dari Rp. 25 juta
  a. Rp. 25 juta s.d. Rp. 50 juta 5% PB Final
  b. > Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta 10% PB Final
  c. > Rp. 100 juta s.d. Rp. 200 juta 15% PB Final
  d. > Rp. 200 juta 25% PB Final
  12 Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan
PKP= (PB -
. kegiatan yang diterima oleh Tenaga Asing
Pasal 17 UU PPh (BJ + BP) -  
(Expatriate) yang telah berstatus sebagai
PTKP
WPDN
  13 Penghasilan dari pekerjaan yang diterima
. oleh Tenaga Asing (Expatriate) yang
     
bekerja pada Perusahaan Pengeboran
Migas :
    a. General Manager US$ 11.275
Pasal 17 UU PPh  
per bulan
    b. Manager US$ 9.350
Pasal 17 UU PPh  
per bulan
    c. Supervisor/ Tool Pusher US$ 5.830
Pasal 17 UU PPh  
per bulan
    d. Assisten Supervisor/ Tool Pusher US$ 4.510
Pasal 17 UU PPh  
per bulan
    e. Crew Lainnya US$ 3.245
Pasal 17 UU PPh
per bulan  

  Catatan :
Bagi Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh
Pasal 21 yang tidak memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal
21 dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh
persen) daripada tarif yang diterapkan
terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak      

Ket :
 PKP : Penghasilan Kena Pajak
 PB : Penghasilan Bruto
 BJ : Biaya Jabatan
 IP : Iuran Pensiun
 BP : Biaya Pensiun
         
IV PPh Pasal 22
Dasar UU Nomor 36 Tahun 2008
Hukum :
  254/KMK.03/2001 Jo
  392/KMK.03/2001 Jo
     
236/KMK.03/2003 Jo
154/PMK.03/2007 Jo
08/PMK.03/2008 Jo
210/PMK.03/2008

  1. Pembelian Barang oleh Bendaharawan dan Harga


1,5%  
BUMN/BUMD Pembelian
  2. Impor Barang :      
    a. Importir mempunyai API 2,5% Nilai Impor  
    b. Importir tidak mempunyai API 7,5% Nilai Impor  
    c. Yang tidak Dikuasai Harga Jual
7,5%  
Lelang
3. impor kedelai, gandum, dan tepung terigu
0,5% Nilai Impor
oleh importir yang menggunakan API
  4. Industri Semen 0,25% DPP PPN  
  5. Industri Rokok (SE - 7/PJ.03/2008) Harga
Pasal 17 UU PPh
Bandrol
  6. Industri Kertas 0,1% DPP PPN  
  7. Industri Baja 0,3% DPP PPN  
  8. Industri Otomotif 0,45% DPP PPN  
  9. Bahan Bakar Minyak dan Gas SPBU
Swastanisa Pertamin    
si a
    a. Premium 0,3% 0,25% Penjualan -    
    b. Solar Swastanis
0,3% 0,25% Penjualan asi=
Final
    c. Premix/Super TT 0,3% 0,25% Penjualan -     Pertamina
    d. Minyak Tanah =
  0,3% Penjualan Tidak
Final
    e. Gas/LPG   0,3% Penjualan
    f. Pelumas   0,3% Penjualan
  9. Pembelian bahan-bahan berupa hasil Harga
perhutanan, perkebunan, pertanian, dan Pembelian
perikanan untuk keperluan industri dan 0,5% (tidak  
ekspor dari pedagang pengumpul termasuk
PPN)
         
V PPh Pasal 23
Dasar UU Nomor 36 Tahun 2008
Hukum :      
  244/PMK.03/2008
 
  1. Dividen Jumlah
15%  
Bruto
  2. Bunga Jumlah
15%  
Bruto
  3. Royalti Jumlah
15%  
Bruto
  4. hadiah, penghargaan, bonus, dan
Jumlah
sejenisnya selain yang telah dipotong PPh 15%  
Bruto
Pasal 21
  5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan
Jumlah
dengan penggunaan harta, kecuali sewa
Bruto tidak
dan penghasilan lain sehubungan dengan 2%
termasuk
penggunaan harta yang telah dikenai PPh
PPN
Final pasal 4 (2)
  6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, Jumlah
jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa Bruto tidak
2%  
konsultan, dan jasa lain selain jasa yang termasuk
telah dipotong PPh Pasal 21 PPN
  7. Jasa lain selain jasa yang telah dipotong 2% Jumlah  
PPh Pasal 21, yang terdiri dari : Bruto tidak
a. Jasa penilai (appraisal) termasuk
b. Jasa aktuaris PPN
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan
atestasi laporan keuangan
d. Jasa perancang (design)
e. Jasa pengeboran (drilling) di bidang
penambangan minyak dan gas bumi
(migas), kecuali yang dilakukan oleh
bentuk usaha tetap
f. Jasa penunjang di bidang
penambangan migas, berupa :
1) jasa penyemenan dasar
(primary cementing) yaitu
penempatan bubur semen
secara tepat diantara pipa
selubung dan lubung sumur
2) jasa penyemenan perbaikan
(remedial cementing), yaitu
penempatan bubur semen
untuk maksud-maksud :
a) penyumbatan kembali
formasi yang sudah kosong;
b) penyumbatan kembali zona
yang berproduksi air;
c) perbaikan dari penyemenan
dasar yang gagal;
d) penutupan sumur;
3) jasa pengontrolan pasir (sand
control), yaitu jasa yang
menjamin bahwa bagian-
bagian formasi yang tidak
terkonsolidasi tidak akan ikut
terproduksi ke dalam rangkaian
pipa produksi dan
menghilangkan kemungkinan
tersumbatnya pipa
4) jasa pengasaman (matrix
acidizing), yaitu pekerjaan
untuk memperbesar daya
tembus formasi yang menaikan
produktivitas dengan jalan
menghilangkan material
penyumbat yang tidak
diinginkan
5) jasa peretakan hidrolika
(hydraulic), yaitu pekerjaan
yang dilakukan dalam hal cara
pengasaman tidak cocok,
misalnya perawatan pada
formasi yang mempunyai daya
tembus sangat kecil
6) jasa nitrogen dan gulungan
pipa (nitrogen dan coil tubing),
yaitu jasa yang dikerjakan
untuk menghilangkan cairan
buatan yang berada dalam
sumur baru yang telah selesai,
sehingga aliran yang terjadi
sesuai dengan tekanan asli
formasi dan kemudian menjadi
besar sebagai akibat dari gas
nitrogen yang telah
dipompakan ke dalam cairan
buatan dalam sumur
7) jasa uji kandung lapisan (drill
stem testing), penyelesaian
sementara suatu sumur baru
agar dapat mengevaluasi
kemampuan berproduksi
8) jasa reparasi pompa reda (reda
repair)
9) jasa pemasangan instalasi dan
perawatan
10) jasa penggantian
peralatan/material
11) jasa mud logging, yaitu
memasukkan lumpur ke dalam
sumur
12) jasa mud engineering
13) jasa well logging & perforating
14) jasa stimulasi dan secondary
decovery
15) jasa well testing & wire line
service
16) jasa alat kontrol navigasi lepas
pantai yang berkaitan dengan
drilling
17) jasa pemeliharaan untuk
pekerjaan drilling
18) jasa mobilisasi dan demobilisasi
anjungan drilling
19) jasa lainnya yang sejenisnya di
bidang pengeboran migas
g. Jasa penambangan dan jasa
penunjang di bidang penambangan
selain migas :
1) jasa pengeboran
2) jasa penebasan
3) jasa pengupasan dan
pengeboran
4) jasa penambangan
5) jasa pengangkutan/ sistem
transportasi, kecuali jasa
angkutan umum
6) jasa pengolahan bahan galian
7) jasa reklamasi tambang
8) jasa pelaksanaan mekanikal,
elektrikal, manufaktur, fabrikasi
dan penggalian/pemindahan
tanah
9) jasa lainnya yang sejenis di
bidang pertambangan umum
h. Jasa penunjang di bidang
penerbangan dan bandar udara:
1) bidang aeronautika, termasuk :
a) jasa pendaratan,
penempatan, penyimpanan
pesawat udara dan jasa lain
sehubungan dengan
pendaratan pesawat udara
b jasa penggunaan jembatan
pintu (avio bridge)
c) jasa pelayanan penerbangan
d jasa ground handling, yaitu
pengurusan seluruh atau
sebagian dari proses
pelayanan penumpang dan
bagasinya serta kargo, yang
diangkut dengan pesawat,
udara baik yang berangkat
maupun yang datang,
selama pesawat udara di
darat
e) jasa penunjang lain di bidang
aeronautika
2) bidang non-aeronatika,
termasuk :
a) jasa catering di pesawat dan
jasa pembersihan pantry
pesawat;
b jasa penunjang lain di bidang
non-aeronautika
i. Jasa penebangan hutan
j. Jasa pengolahan limbah
k. Jasa penyedia tenaga kerja
(outsourcing services)
l. Jasa perantara dan/atau keagenan
m. Jasa di bidang perdagangan surat-
surat berharga, kecuali yang
dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan
KPEI
n. Jasa
custodian/penyimpanan/penitipan,
kecuali yang dilakukan oleh KSEI
o. Jasa pengisian suara (dubbing)
dan/atau sulih suara
p. Jasa mixing film
q. Jasa sehubungan dengan software
komputer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin,
peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, dan/atau TV kabel, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi
dan mempunyai izin dan/atau
sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
s. Jasa
perawatan/perbaikan/pemeliharaan
mesin, perawatan, listrik, telepon, air,
gas, AC, TV Kable, alat
transportasi/kendaraan dan/atau
bangunan selain yang dilakukan oleh
Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di
bidang konstruksi dan mempunyai
izin dan/atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi
t. Jasa maklon; yaitu jasa pemberian
jasa dalam rangka proses
penyelesaian suatu barang tertentu
yang proses pengerjaannya dilakukan
oleh pihak pemberi jasa
(disubkontrakkan), yang spesifikasi,
bahan baku dan atau barang
setengah jadi dan atau bahan
penolong/pembantu yang akan
diproses sebagian atau seluruhnya
disediakan oleh pengguna jasa, dan
kepemilikan atas barang jadi berada
pada pengguna jasa
u. Jasa penyelidikan dan keamanan
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau
event organizer; yaitu kegiatan usaha
yang dilakukan oleh pengusaha jasa
penyelenggara kegiatan meliputi
antara lain penyelenggaraan
pameran, konvensi, pagelaran musik,
pesta, seminar, peluncuran produk,
konferensi pers, dan kegiatan lain
yang memanfaatkan jasa
penyelenggara kegiatan
w. Jasa pengepakan
x. Jasa penyediaan tempat dan / atau
waktu dalam media masa, media luar
ruang atau media lain untuk
penyampaian informasi
y. Jasa pembasmian hama
z. Jasa kebersihan atau cleaning service
aa Jasa catering atau tata boga
.
  Catatan :
Dalam hal penerima imbalan sehubungan
dengan jasa sebagaimana dimaksud di atas
tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak,      
besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi
100% (seratus persen) daripada tarif
sebagaimana dimaksud di atas
         
VI PPh Pasal 26
Dasar UU Nomor 36 Tahun 2008
Hukum :
     
624/KMK.04/1994
SE - 25/PJ.4/1995

  1. Dividen Jumlah
20% atau Tarif P3B Final
Bruto
  2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan
Jumlah
imbalan sehubungan dengan jaminan 20% atau Tarif P3B Final
Bruto
pengembalian utang
  3. Royalti, Sewa, dan Penghasilan lain Jumlah
20% atau Tarif P3B Final
sehubungan dengan penggunaan harta Bruto
  4. Imbalan sehubungan dengan jasa, Jumlah
20% atau Tarif P3B Final
pekerjaan, dan kegiatan Bruto
  5. Hadiah dan Penghargaan Jumlah
20% atau Tarif P3B Final
Bruto
  6. Pensiunan dan Pembayaran berkala lainnya Jumlah
20% atau Tarif P3B Final
Bruto
7. premi swap dan transaksi lindung nilai Jumlah
20% atau Tarif P3B Final
lainnya Bruto
8. keuntungan karena pembebasan utang Jumlah
20% atau Tarif P3B Final
Bruto
  9. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan
harta di Indonesia, kecuali yang diatur 20% x Perkiraan Phs
Harga Jual Final
dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh yang Neto atau Tarif P3B
diterima WP LN selain BUT di Indonesia
10 Premi asuransi, termasuk Premi Reasuransi
.
  a. Dibayarkan tertanggung kepada 20% x 50% atau Premi yang Final
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara 10% atau Tarif P3B Dibayar
langsung maupun melalui pialang
  b. Dibayarkan Perusahaan Asuransi di 20% x 10% atau Premi yang Final
Indonesia kepada Perusahaan Asuransi 2% atau Tarif P3B Dibayar
di LN, baik secara langsung maupun
melalui pialang
  c. Dibayarkan Perusahaan Reasuransi di 20% x 5% atau 1% Premi yang Final
Indonesia kepada Perusahaan Asuransi atau Tarif P3B Dibayar
di LN, baik secara langsung maupun
melalui pialang
11 Penghasilan dari penjualan atau pengalihan 20% x Perkiraan Harga Jual Final
. saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal Phs Neto atau Tarif
18 ayat (3c) UU PPh P3B
  12 Penghasilan BUT, kecuali ditanamkan 20% atau Tarif P3B Penghasila Final
. kembali di Indonesia n Kena
Pajak –
PPh BUT di
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai