PERPAJAKAN I
Oleh
Drs. Abdul Hadi Achmad, M.Sc.
Perpajakan
Literatur Perpajakan I
• Buku 1, Perpajakan Indonesia oleh
Waluyo, Salemba Empat, Edisi 10/11.
• Undang-Undang No.28 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketiga atas UU No.6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (KUP).
• Undang-Undang No.36 Tahun 2008
tentang Perubahan Ketiga atas UU No.7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
PERPAJAKAN I
TATAP MUKA KE 1
• Pengertian pajak
• Perbedaan pajak dg pungutan lainnya
• Pengertian dan kedudukan hukum pajak
• Penafsiran dalam hukum pajak
• Pembagian hukum pajak
• Azas-azas pemungutan pajak
• Cara pemungutan pajak
• Hapusnya utang pajak
PERPAJAKAN I
PENGERTIAN PAJAK
Menurut UU No. 28 Tahun 2007
Perpajakan
PPh
(Pajak Penghasilan)
Pajak Pusat Dikenakan atas
penghasilan yg
Rp diterima
DIREKTORAT JENDERAL
PAJAK
PENGELOLA PAJAK PUSAT
Bea Meterai
Pajak atas pemanfaatan
Perpajakan
dokumen tertentu
Bioskop
Pajak Daerah
Provinsi
APBN/APBD
Kas Negara
Kementerian/
melalui Bank
Lembaga
dan Kantor
Pos
DJP Fasilitas
mengadministrasi Masyarakat publik
kan
Perpajakan
Sumber Penerimaan Negara (APBN):
Perpajakan
TETAPI …….
SEDANGKAN
UTANG AKAN MENIMBULKAN
BIAYA BUNGA YANG SANGAT
TINGGI, SEHINGGA BIAYA
YANG HARUS KITA BAYAR
AKAN BERLIPAT
Perpajakan
PENGERTIAN PAJAK
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan UU (yg dpt dipaksakan) dgn tdk
mendpt jasa timbal (kontraprestasi), yg
langsung dapat ditunjukan dan yg digunakan
untuk membayar pengeluaran umum
(Prof.Dr.Rochmat Soemitro, S.H, “Dasar-Dasar Hukum Pajak dan
Pajak Pendapatan”[1990:5])
PERPAJAKAN I
Perbedaan pajak dg
pungutan lainnya
• Retribusi: pungutan daerah sbg pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yg
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau badan.
• Sumbangan: beda dengan retribusi, seseorang
tidak dapat ditunjuk, tetapi golongan tertentu yg
dapat menikmati kontraprestasi, spt. sumbangan
bencana alam.
PERPAJAKAN I
Kedudukan hukum pajak
PERPAJAKAN I
Hukum Pajak
A. Hukum Pajak Materiil
Memuat norma-norma yang menerangkan keadaan,
perbuatan, peristiwa hukum yg dikenakan pajak (objek
pajak), siapa yg dikenakan pajak (subjek pajak), besarnya
pajak, timbul dan hapusnya hutang pajak, dan hubungan
hukum antara pemerintah dengan wajib pajak. Meliputi
UU: PPh, PPN, PBB, BPHTB, Bea Materai.
B. Hukum Pajak Formal
Memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum
materiil menjadi kenyataan, a.l. memuat tata cara
penetapan utang pajak, hak-hak fiskus utk mengawasi WP,
serta kewajiban dan hak WP. Hukum formal meliputi UU:
KUP, Penagihan Pajak dg Surat Paksa, dan Pengadilan
Pajak.
PERPAJAKAN I
Asas Pemungutan Pajak
1. Equality
Adil dan merata, sebanding dg kemampuan membayar
dan sesuai dan manfaat yg diterima.
2. Certainty,
Tidak ditentukan sewenang-wenang, harus diketahui
secara jelas dan pasti pajak terutang dan kapan harus
dibayar.
3. Convenience,
Saat membayar harus pada waktu yang tidak menyulitkan
wajib pajak.
4. Economy,
Biaya pemungutan dan biaya pembayaran seminimum
mungkin.
PERPAJAKAN I
Dasar Teore Pemungutan Pajak
1. Teore Asuransi
Masyarakat seakan mempertanggungkan keselamatan dan keamanan
jiwanya kpd negara
2.Teore kepentingan
Perlindungan negara dg memperhatikan pembagian beban yg hrs
dipungut kpd masy sesuai dg harta/kekayaan
3.Teore Gaya Pikul
Pajak yg dibayar berdasarkan penghasilan dan pengeluaran seseorang,
dengan bobot yg sama.
4.Teore Bakti
Negara punya hak mutlak pungut pajak dan masyarakat bayar pajak sbg
tanda bakti kpd negara
5.Teore Gaya beli
Pembayaran pjk utk memelihara masy.nya. (Mengatur)
PERPAJAKAN I
PEMBAGIAN JENIS PAJAK
1. Menurut sifatnya:
a. Pajak Langsung, spt. PPh
b. Pajak tidak langsung, spt. PPN
2. Menurut sasaran/objeknya:
a. Pajak subjektif, spt. PPh
b. Pajak Objektif, spt. PPN, PBB, BPHTB
3. Menurut pemungutannya:
a. Pajak Pusat, spt. PPh, PPN, PBB,
b. Pajak Daerah, spt. Pajak reklame, hiburan.
BPHTB
PERPAJAKAN I
CARA PEMUNGUTAN PAJAK
1. Stelsel Pajak
a. Stelsel Nyata
b. Stelsel Fiktif
c. Stelsel Campuran
PERPAJAKAN I
TARIF PAJAK
1. Proporsional/sebanding
Contoh: PPN 11%, PBB 0,5%, BPHTB 5%
PPh Badan 22%
2. Progresif
Contoh: PPh OP, 5%:<60 jt, 15%: 60-250 jt, 25%:250-
500jt, dan 30%: 500jt.- 5 m, 35%: 5m >
3. Degresif, tarif menurun jika jlh yg dikenakan pjk
semakin besar
4. Tetap, spt. Bea Materai
5. Pajak Advalorem, spt.Bea Masuk, 10% nilai impor
6. Spesifik, spt. Bea masuk atas brg impor ttt.
PERPAJAKAN I
TIMBUL DAN HAPUSNYA UTANG PAJAK
1. Timbulnya utang pajak
a. Diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak
b. Karena Undang-Undang
PERPAJAKAN I
Hak Untuk Melakukan Penagihan
DALUWARSA
Pajak PENAGIHAN
Pasal 22 Ayat (1) UU KUP
PERPAJAKAN I