Anda di halaman 1dari 57

ِ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬

‫َّحي ِْم‬

PENGANTAR
&
DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Ihr Logo
MENU PAJAK

PENGERTIAN UNSUR FUNGSI

SYARAT PEMUNGUT KELOMPOK PAJAK HAK DAN KEWAJIBAN

Your Logo
Rp
Rp
WARGA NEGARA

AK
J PA
JAK
PA
on
N

KAS NEGARA
SOSIAL

Your Logo
PENGERTIAN PAJAK
 Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. (UU No. 16 Thn 2009
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan)

Your Logo
Pengertian Pajak
 Pajak adalah iuran rakyat pada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Prof Dr. Rochmat
Soemitro, S.H)

 Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan


ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan
sebagai suatu hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan
pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik
dari negara secara langsung, untuk memelihara negara secara
umum. (S.I Djajadiningrat : 2010)

Your Logo
UNSUR-UNSUR PAJAK

1. Iuran dari rakyat kepada negara

2. Berdasarkan undang-undang

3. Tanpa jasa timbal balik yang secara langsung


dapat ditunjuk

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga


negara

Your Logo
Prinsip Perpajakan
Tiga Prinsip utama perpajakan :

1. Efficiency : Pemungutan pajak harus mudah dan murah dalam


penagihannya, sehingga hasil pemungutan pajak lebih besar dari biaya
pemungutannya.

2. Equity : pemungutan pajak harus adil diantara suatu wajib pajak dengan
wajib pajak lainnya. Pajak dikenakan kepada wajib pajak harus sebanding
dengan kemampuannya untuk membayar

3. Economic effect must be considered : pajak yang dikumpulkan dapat


mempengaruhi kehidupan ekonomis wajib pajak, hal ini harus
dipertimbangkan ketika merumuskan kebijakan perpajakan. Pajak yang
dikumpulkan jangan sampai membuat seseorang melarat atau mengganggu
kelancaran produksi perusahaan.

Your Logo
FUNGSI PAJAK

1. FUNGSI BUDGETAIR--Pajak sebagai sumber


dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.

2. FUNGSI REGULEREND--Pajak berfungsi


sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
bidang sosial dan ekonomi.

Your Logo
TEORI PEMUNGUTAN PAJAK
1. TEORI ASURANSI : negara bertugas melindungi warganya dengan segala
kepentingannya yaitu keselamatan dan keamanan jiwa dan hartanya. Oleh
sebab itu pajak disamakan dengan pembayaran premi.
2. TEORI KEPENTINGAN : pembebanan pajak pada penduduk seluruhnya harus
didasarkan pada kepentingan orang masing-masing dalam tugas
negara/pemerintah.
3. TEORI DAYA PIKUL : pajak harus dibayar berdasarkan daya pikul seseorang
yang dapat dilihat dari kekayaan, penghasilan, dan tanggungan.
4. TEORI BAKTI : negara memiliki hak mutlak memungut pajak, dan rakyat harus
membayar pajak sebagai tanda bakti
5. TEORI ASAS DAYA BELI :daya beli rumah tangga masyarakat untuk daya beli
rumah tangga negara, kemudian meyalurkan kembali ke masyarakat dengan
maksud untuk kesejahteraan.

Your Logo
PENGELOMPOKAN PAJAK

1. Menurut golongannya:
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak
dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh PPh.
b. Pajak Tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh PPN
2. Menurut Sifatnya:
a. Pajak Subyektif, adalah pajak yang berpangkal pada subyeknya, yaitu dengan
memperhatikan keadaan diri wajib pajak
b.Pajak obyektif, adalah pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak
3. Menurut lembaga yang memungutnya:
a.Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pempus dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara, contoh PPh, PPn, PPn-BM, Bea materai
b.Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah contoh PBB, PKB, BBNKB, Pajak
Hotel dan Restoran, Pajak Penerangan Jalan dll

Your Logo
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
1. Hukum perdata, mengatur hubungan antara satu individu dengan
individu lainnya

2. Hukum publik, mengatur hubungan antara pemerintah dengan


rakyatnya. Rinciannya:

a. Hukum tata negara

b. hukum tata usaha negara (hk admtif)

c. hukum pajak

d. hukum pidana

Your Logo
Hukum Pajak Materiil dan Hukum Pajak
Formil
Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah (fiscus) selaku
pemungut pajak dengan rakyat sebagai Wajib Pajak.
 Hukum pajak materiil, memuat norma2 yang menerangkan al keadaan,
perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yg
dikenakan pajak (subjek pajak), berapa besar tarif, timbul dan hapusnya
utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan WP. Contoh:
UU PPh
 Hukum Pajak formil, memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum
materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materiil).
Hukum ini memuat:
a. tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak
b. hak-hak fiskus
c. kewajiban WP

Your Logo
Hukum Pajak

MATERIIL FORMIL
Mengatur materinya: Mengatur acaranya:
• Subjek •Cara mendata
• Objek •Cara menetapkan
• Tarif •Cara membayar
Contoh: •Cara melapor, dll
•UU No 17 Th 2000 (PPh) Contoh:
•UU No 18 Th 2000 (PPN) •UU No 16 Th 2000 (KUP)
•UU No 12 Th 1994 (PBB) •UU No 19 Th 1997
•UU No 20 Th 2000 (BPHTB) (Penagihan pajak)
•UU No 13 Th 1985 (Bea Meterai)
Megatur Kewajiban dan Hak
WAJIB PAJAK

Your Logo
Kewajiban dan Hak Wajib Pajak

 Kewajiban
 Hak
Mendaftar – Mencabut pendaftaran
Potong/pungut – Menunda penyampaian SPT
Setor – Membetulkan SPT
Lapor – Menunda penyetoran

Pembukuan – Pengajuan keberatan dan banding

Your Logo 14
STELSEL PAJAK
1) Stelsel nyata – pengenaan pajak berdasarkan penghasilan yang
sebenarnya diterima sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan
pada akhir tahun pajak, yaitu setelah penghasilan sesungguhnya
diketahui.

2) Stelsel anggapan – pengenaan pajak didasarkan pada suatu


anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya: penghasilan
suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada
awal tahun sudah dapat ditentukan besarnya pajak terutang untuk
tahun berjalan

3) Stelsel campuran – awal tahun dihitung berdasar anggapan , akhir


tahun disesuaikan dengan penghasilan sesungguhnya diterima. Apabila
kurang, WP harus menambah atau apabila lebih dikembalikan.

Your Logo
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
1. ASAS DOMISILI—negara berhak mengenakan pajak
atas seluruh penghasilan WP yang bertempat tinggal
dlm wilayahnya, baik yang berasal dari dalam maupun
luar negeri. Asas ini berlakubagi WP dalam negeri.

2. ASAS SUMBER —negara berhak mengenakan pajak


terhadap penghasilan yang bersumber dari wilayahnya
tanpa memperhatikan tempat tinggal WP.

3. ASAS KEBANGSAAN– pengenaan pajak didasarkan


pada kebangsaan atau kewarganegaraan seseorang.

Your Logo
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
1. OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM – adalah suatu
sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiscus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh WP

2. SELF ASSESSMENT SYSTEM – adalah suatu sistem


pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada WP
untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

3. WITH HOLDING SYSTEM – adalah sistem pemungutan


pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga
(bukan fiscus dan bukan WP) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh WP.

Your Logo
Timbul dan Hapusnya Utang Pajak
Ada dua ajaran timbulnya utang pajak:

1. Ajaran formil, utang pajak timbul karena dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak
(SKP) oleh Fiskus. Ajaran ini diterapkan pada official Assessment System

2. Ajaran materil, utang pajak timbul karena berlakunya undang-undang.


Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaan atau perbuatan. Ajaran ini
diterapkan pada self assessment system

Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal:

1. Pembayaran

2. Kompensasi

3. Kadaluwarsa

4. Pembebasan dan penghapusan

Your Logo
HAMBATAN-HAMBATAN PEMUNGUTAN PAJAK

1. PERLAWANAN PASIF --- sistem pemungutan pajak yang sulit


dipahami masyarakat, krisis ekonomi.

2. PERLAWANAN AKTIF --- WP sengaja menghindari pajak.

a.Tax Avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan


tidak melanggar UU

b.Tax Evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara


melanggar UU

Your Logo
JENIS TARIF PAJAK
Tarif Proporsional, tarif berupa persentase yang tetap terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak
yang terutang sebanding dengan besarnya nilai yang dikenai
pajak

Tarif Tetap, tarif berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun


jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang
tetap

Tarif Progresif, persentase yang digunakan semakin besar sesuai


dengan jumlah yang dikenai pajak

Tarif Degresif, persentase tarif yang digunakan semakin kecil


sesuai dengan bertambahnya jumlah yang dikenai pajak

Your Logo
MEKANISME PEMBAYARAN PAJAK

1. MEMBAYAR PPh Pasal 25 (LS)


SENDIRI PAJAK
TERUTANG
PPh Pasal 29

2. MELALUI PPh Psl. 4 ayat


PEMOTONGAN
ATAU (2), Psl 15, Psl 21,
PEMUNGUTAN
PIHAK LAIN 22, 23 serta PPh
Pasal 26

Your Logo
MEKANISME PEMBAYARAN PAJAK

3. PEMUNGUTAN
OLEH PIHAK PAJAK
PENJUAL
PERTAMBAHAN
NILAI

4. PEMBAYARAN
PAJAK PAJAK PBB , BPHTB,
LAINNYA
BEA METERAI

Your Logo
MEKANISME PELAPORAN PAJAK

SURAT
PEMBERITAHUAN (SPT)

SPT MASA

Sarana bagi Wajib Pajak dalam


melaporkan dan SPT TAHUNAN
mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah pajak yang
sebenarnya terutang

INGAT BATAS WAKTU


PELAPORAN !!Logo
Your
PAJAK PENGHASILAN UMUM

Dasar Hukum: UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang


terakhir diubah oleh UU No. 36 tahun 2008

Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pajak atas penghasilan


(laba) yang diterima atau diperoleh orang pribadi maupun badan

Your Logo
SUBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK PENGHASILAN

1. a. Orang Pribadi

b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan


menggantikan yang berhak

2. Badan

3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Your Logo
OBJEK PPh

Objek PPH adalah penghasilan. Penghasilan yaitu setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh WP, baik yang berasal

dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

konsumsi atau menambah kekayaan WP ybs, dengan nama dan bentuk

apapun

Your Logo
Termasuk dalam pengertian penghasilan adalah:

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh (Gaji,Upah,
honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dlm bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain oleh
UU)
2. Hadiah dan penghargaan
3. Laba usaha
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta (hibah, bantuan atau sumbangan)
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
6. Bunga
7. Deviden
8. Royalti
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
11. Keuntungan karena pembebasan utang
12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
14. Premi asuransi
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari WP yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas
16. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak

Your Logo
DASAR PENGENAAN PAJAK

 Penghasilan Kena Pajak (WP badan) = Penghasilan Netto

 Penghasilan Kena Pajak (WP Orang Pribadi) = Penghasilan Netto - PTKP

Your Logo
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 2015

Besarnya PTKP setahun yang berlaku tahun 2015 adalah:

1. Rp 36.000.000,00 untuk diri WP orang pribadi

2. Rp 3.000.000,00 tambahan untuk WP yang kawin

3. Rp 36.000.000,00 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung


dengan penghasilan suami, dengan syarat:

- Penghasilan istri tidak semata-mata diterima atau diperoleh dari satu pemberi
kerja yang telah dipotong pajak berdasarkan ketentuan dalam UU PPh pasal 21, dan

- Pekerjaan istri tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas
suami atau anggota keluarga lain

4. Rp 3.000.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga


semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya (maksimal 3 orang)

Your Logo
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
201 6
Besarnya PTKP setahun yang berlaku saat ini adalah:

1. Rp 54.000.000,00 untuk diri WP orang pribadi

2. Rp 4.500.000,00 tambahan untuk WP yang kawin

3. Rp 54.000.000,00 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan


penghasilan suami, dengan syarat:

- Penghasilan istri tidak semata-mata diterima atau diperoleh dari satu pemberi
kerja yang telah dipotong pajak berdasarkan ketentuan dalam UU PPh pasal 21, dan

- Pekerjaan istri tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas
suami atau anggota keluarga lain

4. Rp 4.500.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga


semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya (maksimal 3 orang)

Your Logo
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp. 50.000.000,- 5%
Diatas Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 15%
250.000.000,-
Diatas Rp. 250.000.000,- sampai dengan Rp. 25%
500.000.000,-
Diatas Rp. 500.000.000,- 30%

Tarif Deviden 10%


Tidak memiliki NPWP (Untuk PPh Pasal 21) 20% lebih tinggi
dari yang
seharusnya
Tidak mempunyai NPWP untuk yang dipungut 100% lebih tinggi
/potong(Untuk PPh Pasal 23) dari yang
seharusnya
Pembayaran Fiskal untuk yang punya NPWP Gratis
Tahun Tarif Pajak
2009 28%
2010 dan selanjutnya 25%
PT yang 40% sahamnya diperdagangkan di bursa 5% lebih rendah
efek dari yang
seharusnya
Peredaran bruto sampai dengan Rp. 50.000.000.000 Pengurangan 50%
dari yang
seharusnya
CARA MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN
(PPh):
Pajak Penghasilan (Wajib Pajak badan):
= Penghasilan Kena Pajak x tarif pasal 17
= Penghasilan netto x tarif pasal 17
= (Penghasilan bruto – biaya yang diperkenankan UU PPh) x tarif
pasal 17
Pajak Penghasilan (WP orang pribadi):
= Penghasilan Kena Pajak x tarif pasal 17
= (Penghasilan netto – PTKP) x tarif pasal 17
= [ (Penghasilan bruto – biaya yang diperkenankan UU PPh) –
PTKP ] x tarif pasal 17

Your Logo
CONTOH PENGHITUNGAN:
Wawan, sepanjang tahun 2015 mempunyai penghasilan kena pajak sebesar
Rp154.168.900,00. besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar atau terutang Oleh
Wawan adalah:
PKP Rp154.168.000,00
PPh yang harus dibayar:
5% x Rp 50 Juta Rp 2.500.000,00
15% x Rp 104.168.000 Rp 15.625.200,00
Jumlah Rp 18.125.200,00

Gunawan pada tahun 2015 mempunyai PKP sebesar Rp350.000.000,00. Besarnya PPh
yang harus dibayar atau terutang oleh Gunawan adalah: (tarif progresif)
PKP Rp350.000.000,00
PPh yang harus dibayar:
5% x Rp50 Juta Rp 2.500.000,00
15% x Rp200 Juta Rp 30.000.000,00
25% x Rp100 juta Rp 25.000.000,00
Jumlah Rp 57.500.000,00

Your Logo
Contoh soal wp dalam negeri
 Wajib pajak atas nama Andri status kawin (istri tidak bekerja) mempunyai 3 orang anak, ia seorang dokter bertempat tinggal dan membuka praktek dokter di Jakarta, ia juga
memiliki industri rotan di Cirebon. Besarnya prosentase penghasilan untuk industri rotan di Cirebon 12,5% dan praktek dokter di Jakarta 40%.

 Penerimaan dari usaha industri rotan di Cirebon setahun Rp 4.000.000.000,-

 Penerimaan bruto praktek dokter di Jakarta setahun Rp 750.000.000,-

 Penghasilan tersebut ia terima pada tahun 2016, maka berapa pajak penghasilan terutangnya?

 Penghasilan 500jt +300jt = 800jt

 Ptkp = 72jt

 PKP = 800 jt-72jt = 727jt

 PPH = 5% x 50jt = 2.500.000

 15% x 200jt = 30.000.000

 25% x 250jt = 62.500.000

 30% x 227jt = 68.100.000

 Jadi pph terutang = 2.500.000 + 30.000.000 + 62.500.000 + 68.100.000

 163.100.000

Your Logo
Contoh soal pegawai tetap
 Fadil Hasan pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT. Perkasa dengan memperoleh gaji sebulan Rp
7.500.000,- dan membayar iuran pensiun sebesar Rp.100.000,-, Fadil Hasan sudah menikah tetapi belum
mempunyai anak. Pada bulan Maret penghasilan Fadil Hasan dari PT. Perkasa hanya dari gaji. (punya NPWP)

 Berapa PPh terutang Fadil Hasan bulan Maret?

 Penghasilan bruto = 7.500.000

 Pengurang = iuran pensiun : 100.000

 Biaya jabatan = 5% x 7.500.000 : 375.000

 Penghasilan neto = 7.500.000 – 100.000 – 375.000= 7.025.000

 Penghasilan neto setahun = 84.300.000

 PTKP = WP : 54.000.000 + 4.500.000 (menikah) = 58.500.000

 PKP = 84.300.000 – 58.500.000 = 25.800.000

 PPH terutang = 5% x 25.800.000 = 1.290.000

 Pph bulan maret = 1.290.000/12 = 107.500

Your Logo
Contoh soal pegawai tetap
 Ardan Qodri pegawai pada perusahaan PT Bahari, menikah belum punya
anak, memperoleh gaji sebulan Rp 6.000.000,-. PT Bahari mengikuti
program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan kerja dan premi Jaminan
Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50
persen dan 0,30 persen dari gaji. PT. Bahari menangung iuran Jaminan Hari
Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari Gaji sedangkan Ardan Qodri
membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2% dari Gaji setiap bulan. Di
samping itu PT. Bahari juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.
PT. Bahari membayar iuran pensiun untuk Ardan Qodri ke dana pensiun,
yang Pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan
sebesar Rp 100.000,- sedangkan Ardan Qodri membayar iuran pensiun
sebesar Rp 50.000,-. Pada bulan Juli 2016 Ardan Qodri hanya menerima
pembayaran berupa gaji. Perhitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2016
adalah :

Your Logo
Contoh soal pegawai tetap
 Mayangsari adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak, bekerja pada PT. Makmur Utama dengan gaji sebulan
sebesar Rp 7.500.000,-. Mayangsari membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan sebesar Rp 50.000,- sebulan. Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat Mayangsari berdomisili yang diserahkan
kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak mempunyai penghasilan apapun. Pada Juli 201 6 selain menerima
pembayaran gaji juga menerima pembayaran atas lembur (overtime) sebesar Rp 2.000.000,-. Hitung PPh 21 bulan Juli
Mayangsari !

 Penghasilan bruto = 7.500.000 + 2.000.000 (overtime)

 Penghasilan bruto = 9.500.000

 Pengurang = iurang pensiun : 50.000

 Biaya jabatan : 5% x 9.500.000 = 475.000

 Penghasilan neto = 9.500.000 – 50.000 – 475.000 = 8.975.000

 Penghasilan neto setahun = 107.700.000

 PTKP = 54.000.000 + 4.500.000 (menikah suami tidak bekerja) = 58.500.000

 PKP = 107.700.000 – 58.500.000 = 49.200.000

 Pph terutang = 5% x 49.200.000 = 2.460.000

Pph juli = 2.460.000/12 = 205.000

Your Logo
 Roni adalah seorang karyawan tetap dengan status menikah memiliki
1 anak, bekerja pada PT. Sentosa Abadi dengan gaji 6.500.000
sebulan, Roni membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar 75.000
sebulan. Pada bulan Juni 2017 Roni memperoleh THR sebesar 1,5
kali gaji sebulan. Berapa PPh 21 Roni bulan Juni 2017?

 Fajar adalah seorang karyawan kontrak (tidak tetap) dengan status


belum menikah dan menanggung 1 orang adiknya, bekerja pada PT.
Putra Pratama dengan kontrak 1 tahun mulai bulan Januari 2017
dengan gaji sebulan sebesar Rp 5.500.000,-. Pada bulan Februari
2017 Fajar memperoleh Bonus penjualan sebesar 1.500.000. Berapa
PPh 21 Fajar bulan Februari 2017?

Your Logo
Contoh soal pegawai tetap
 Ayu rahayu karyawati dengan status menikah dan mempunyai 3 anak bekerja
pada PT Sinar Jaya. Suami dari Ayu Rahayu merupakan seorang pegawai
negeri sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggerang. Ayu Rahayu menerima
gaji Rp 5.000.000 sebulan. PT Sinar Jaya mengikuti program pensiun dan
Jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp 40.000,-
sebulan. Ayu Rahayu juga membayar iuran pensiun Rp 30.000,- sebulan. Di
samping itu perusahaan juga membayarkan iuran Jaminan Hari Tua
Karyawannya setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Ayu Rahayu
membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 2% dari gaji. Premi
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi Kerja
dengan jumlah masing-masing sebesar 1% dan 0,30% dari gaji. Pada Juli 2017
di samping menerima pembayaran gaji Ayu Rahayu juga menerima uang
lembur (overtime) sebesar Rp 2.000.000,-. Hitung PPh terutang bulan Juli!

Your Logo
PERHITUNGAN PPH 21

 PEGAWAI TIDAK TETAP


1. Upah bulanan
PPh 21 setahun = (penghasilan bruto-PTKP) x tarif pajak

PPh 21 setahun = Penghasilan kena pajak x tarif pajak

Your Logo
PEGAWAI TIDAK TETAP UPAH HARIAN
 Tidak dipotong pajak jika upah sehari kurang dari Rp 450.000 dan
jumlah kumulatif sebulan belum melebihi Rp 4.500.000,-

 Upah harian lebih dari Rp 450.000 tetapi jumlah kumulatif yang


diterima dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi
Rp 4.500.000,-

PPh Pasal 21 = (upah harian – Rp 450.000,-) x 5%

 Penghasilan bruto sebulan melebihi Rp 4.500.000,- tapi tidak lebih


dari Rp 10.200.000,-
PPh Pasal 21 = (upah harian – PTKP sehari) x 5%

 Penghasilan bruto sebulan lebih dari Rp 10.200.000,-


PPh Pasal 21 = [(Penghasilan bruto setahun – PTKP) x Tarif Pajak] /12
Your Logo
PPH 21 BAGI PESERTA KEGIATAN
PPh Pasal 21 bagi peserta kegiatan = Penghasilan Bruto x Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh

Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai


1. Menerima atau memperoleh penghasilan yang tidak bersifat
berkesinambungan
PPh Pasal 21 = [50% x Penghasilan Bruto] x Tarif Pajak

1. Menerima atau memperoleh penghasilan hanya dari suatu pemberi


penghasilan yang bersifat berkesinambungan
DPP = (50% x Penghasilan Bruto sebulan – PTKP per bulan) kumulatif

PPh Pasal 21 sebulan = DPP x Tarif Pajak

2. Menerima atau memperoleh penghasilan yang bersifat berkesinambungan


dan mempunyai penghasilan lain
PPh Pasal 21 = [50% x Penghasilan Bruto] kumulatif x Tarif Pajak
Your Logo
Pegawai Tetap dengan gaji Mingguan / harian
Arman Zaky pegawai pada perusahaan PT Cahaya Utama dengan
memperoleh gaji mingguan sebesar Rp 1.000.000,-. Arman Zaky
berstatus telah menikah dan mempunyai seorang anak. PT.
Cahaya Utama masuk program Jamsostek, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh
pemberi kerja dengan jumlah masing-masing setiap bulan
sebesar satu persen dan 0,30 persen dari gaji. Pt Cahaya Utama
membayar iuran pensiun Rp 20.000,- dan jaminan Hari Tua
sebesar 2 persen dari gaji. Dalam minggu kedua bulan Agustus
2013 Arman Zaky hanya memperoleh pembayaran berupa gaji
saja, sehingga perhitungan PPH Pasal 21 untuk minggu kedua
bulan Agustus adalah :

Your Logo
Pegawai Tetap Atas Pembayaran Uang Rapel
 Andi Zaenal status menikah dan mempunyai satu anak bekerja
sebagai pegawai tetap pada PT Cemerlang dengan memperoleh
gaji sebulan sebesar Rp 3.000.000,-. Andi Zainal menanggung
iuran pensiun yang dibayarkan ke yayasan dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran
Jaminan Hari Tua (JHT) masing-masing sebesar Rp 15.000,- dan
Rp 10.000,-. Andi Zainal pada bulan Juni menerima kenaikan gaji
menjadi Rp 5.000.000,- sebulan yang berlaku surut sejak Januari
2013. Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut,
maka Andi Zainal menerima rapel sejumlah Rp 10.000.000,-
(kekurangan gaji untuk masa Januari – Mei 2013). Hitung PPH 21
atas rapel!

Your Logo
Pemotongan PPh Pasal 21 terhadap penghasilan berupa : Jasa
produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan hari raya atau tahun baru,
bonus, premi, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak
tetap dan pada umumnya diberikan sekali dalam setahun

 Wawan Kurnial status menikah, tetapi belum mempunyai anak


bekerja sebagai pegawai tetap pada PT. Perisai dengan
memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 4.000.000,-. PT Perisai
masuk program Jamsostek, premi asuransi kecelakaan kerja dan
premi asuransi kematian yang dibayarkan oleh pemberi kerjasetiap
bulan masing-masing Rp 30.000,- dan Rp 10.000,-. PT Perisai juga
menanggung iuran pensiun yang dibayarkan ke yayasan dana
pension yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
dan iuran jaminan hari tua (JHT) masing masing sebesar Rp
25.000,- dan Rp 15.000,-, sedangkan yang ditanggung oleh Wawan
Kurnial masing-masing sebesar Rp 20.000,- dan Rp 15.000,-.
Dalam tahun 2013 Wawan Kurnial menerima Tunjangan Hari Raya
(THR) Rp 3.000.000,-. Perhitungan PPH Pasal 21!

Your Logo
Pemotongan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan
Pegawai yang Dipindahtugaskan dalam Tahun
Berjalan
 Ahmad Zakaria, status belum menikah bekerja sebagai
pegawai tetap pada kantor pusat PT Lentera di Jakarta
memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 3.500.000,-.
Ahmad Zakaria menanggung iuran pension yang
dibayarkan ke yayasan dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp
100.000,-. Sejak 1 Juni 2013, Ahmad Zakaria
dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung dan
pada 1 Oktober 2013 dipindahtugaskan lagi ke kantor
cabang di Garut. Hitung PPh Pasal 21 !

Your Logo
PPh Pasal 21 atas Penghasilan pegawai yang kewajiban pajak
subjektifnya sebagai subjek pajak dalam negeri sudah ada sejak
awal tahun kalender, tetapi baru bekerja pada pertengahan tahun

 Hustianto bekerja pada PT Cemerlang


sebagai pegawai tetap sejak 1 September
2013. Hustianto menikah, tetapi belum
punya anak. Gaji sebulan adalah sebesar
Rp 8.000.000,- dan iuran pensiun yang
dibayar tiap bulan sebesar Rp 150.000,-.
Hitung PPh Pasal 21 tahun 2013 !

Your Logo
PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai yang Kewajiban Pajak
Subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri dimulai setelah
Permulaan Tahun Pajak dan Mulai Bekerja pada Tahun Berjalan

 Bahar Amin status menikah dan memiliki 3


anak mulai bekerja 1 September 2013. Ia
mulai di Indonesia pada Agustus 2013.
Selama tahun 2013 menerima gaji per
bulan Rp 20.000.000,-. Penghitungan PPh
Pasal 21 bulan September 2013 dalam hal
Bahar Amin hanya menerima penghasilan
berupa gaji adalah?

Your Logo
Pegawai yang masih memiliki Kewajiban Pajak
Subjektif Berhenti Bekerja pada tahun Berjalan
 Ardan Qodri yang berstatus belum menikah adalah
pegawai pada PT Mahakam Utama di Yogyakarta.
Sejak 1 Oktober 2013, yang bersangkutan berhenti
bekerja di PT Mahakam Utama. Gaji Ardan Qodri
setiap bulan sebesar Rp 3.500.000,- dan yang
bersangkutan membayar iuran pensiun kepada Dana
Pensiun yang pendiriannya telahmendapat
persetujuan Menteri Keuangan sejumlah Rp
100.000,- setiap bulan. Perhitungan PPh Pasal 21
yang dipotong !

Your Logo
Pegawai Berhenti Bekerja Pada Tahun Berjalan dan
Sekaligus Kehilangan Kewajiban Pajak Subjektif

 Harun Arsad (K/3) mulai bekerja Mei 2005


dan berhenti bekerja sejak 1 Juni 2013 dan
meninggalkan Indonesia ke Negara
asalnya (kehilangan kewajiban pajak
subjektif). Selama tahun 2013 menerima
gaji perbulan sebesar Rp 15.000.000,- dan
pada bulan April 2013 menerima bonus
sebesar Rp 20.000.000,-.

Your Logo
Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21 Atas
Penghasilan yang Sebagian atau Seluruhnya diperoleh
dalam Mata Uang Asing
 Ibrahim Affelay adalah seorang karyawan
memperoleh gaji pada bulan Januari 2013
dalam mata uang asing sebesar US$2.000
sebulan. Kurs yang berlaku untuk bulan
Januari 2013 berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan adalah Rp 11.250 per
US$1. Ibrahim Affelay berstatus menikah
dengan 1 anak. Perhitungan PPh Pasal 21 !

Your Logo
PPh Pasal 21 Seluruh atau Sebagian
Ditanggung oleh Pemberi Kerja

 Jasman adalah seorang pegawai dari PT


Bahtera dengan status menikah dan
mempunyai 3 orang anak. Dia menerima
gaji Rp 4.000.000 sebulan dan PPh
ditanggung oleh pemberi kerja. Tiap bulan ia
membayar iuran pension ke dana pension
yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan sebesar Rp 150.000,-.

Your Logo
Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21 terhadap
Pegawai Tetap yang Menerima Tunjangan Pajak

 Yusran, status belum menikah dan tidak


mempunyai tanggungan, bekerja pada PT
Cendrawasih dengan memperoleh gaji
sebesar Rp 2.500.000,- sebulan. Kepada
Yusran diberikan tunjangan pajak sebesar
Rp 25.000,-. Iuran pensiun yang dibayar
oleh Yusran adalah sebesar Rp 25.000,-
sebulan. Perhitungan PPh 21/ bln!

Your Logo
PPh pasal 21 Atas Penerimaan dalam bentuk Natura dan
Kenikmatan Lainnya yang Diberikan oleh Wajib Pajak yang
Pengenaan Pajak Penghasilannya Bersifat Final atau Berdasarkan
Norma penghitungan Khusus (Deemed profit)

 Abdul Muthalib, status menikah dan mempunyai


satu anak adalah warga Negara Republik
Indonesia yang bekerja pada Kedutaan Besar
Australia di Indonesia memperoleh gaji sebulan
sebesar Rp 3.000.000,- dan mendapatkan beras
25kg beserta gula 10kg. Harga pasar beras dan
gula pada saat itu masing-masing sebesar Rp
25.000,- per kg dan Rp 10.000,- per kg. Hitung
PPh 21 tahun 2013

Your Logo
Perhitungan PPh Pasal 21 bagi Pegawai Tetap
Baru memiliki NPWP pada Tahun Berjalan

 Sugianto, status menikah dan mempunyai satu anak


bekerja pada PT Ayu Lestari memperoleh gaji sebulan
sebesar Rp 3.000.000,-. Sugianto menanggung iuran
pensiun yang dibayarkan ke Yayasan dana Pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan dan iuran Jaminan Hari Tua (JHT) masing-
masing sebesar Rp 15.000,- dan Rp 10.000,-. Sugianto
baru memiliki NPWP pada Juni 2013 dan menyerahkan
fotokopi kartu NPWP kepada PT Ayu Lestari untuk
digunakan sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 21
bulan Juni. Hitung PPh Pasal 21 yang harus dipotong
bulan Juni 2013 !
Your Logo
Penghitungan PPh pasal 21 atas Penghasilan
Pegawai Tetap pada Masa Pajak Terakhir
 Waluyo, status menikah dan mempunyai satu anak
bekerja pada PT Arya Makmur memperoleh gaji
sebulan sebesar Rp 3.000.000,-. Waluyo
menanggung iuran pension yang dibayarkan ke
yayasan dana pension yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran jaminan
hari tua (JHT) masing-masing sebesar Rp 15.000,-
dan Rp 10.000,-. Mulai bulan Juli 2013, Waluyo
memperoleh kenaikan penghasilan tetap setiap bulan
menjadi sebesar Rp 5.000.000,-.

Your Logo

Anda mungkin juga menyukai