DASAR-DASAR PERPAJAKAN
(1)
Overview Perpajakan Indonesia
Sebelum mempelajari pajak, ada baiknya mahasiswa
mengetahui terlebih dahulu kondisi perpajakan di Indonesia
saat ini.
699 RIBU
Lapor SPT
421 RIBU
WP Bayar
Kondisi Kepatuhan Wajib Pajak
TARGET PAJAK 2016
1.355 T
BERASAL DARI
2 JUTA
OP Usahawan
& Perusahaan
YANG BAYAR PAJAK
Kas APBN
Negara
Uang Pajak
Free Rider
Fasilitas
Fasilitas
Pembayar Pajak
Definisi Pajak (1)
17
Sejarah Pemungutan Pajak (1)
Cara
Pembebanan
Pemungut
atau Sifat
Pengelola
Pajak Menurut Cara Pembebanan
Berdasarkan Cara pembebanannya, pajak dibagi 2 yaitu :
1. Pajak Langsung Yaitu pajak yang harus dipikul atau
ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.
Contoh : Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi &
Bangunan (PBB), Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Kendaraan Bermotor
2. Pajak Tidak Langsung Yaitu pajak yang pada akhirnya
dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain
atau pihak ketiga.
Contoh : Pajak Penjualan, Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn
BM), Bea Materai, Bea Cukai, Bea Balik Kendaraan
Bermotor
Pajak Menurut Pemungut atau Pengelola (1)
Pajak Pusat
DASAR-DASAR PERPAJAKAN
(2)
Prinsip Pemungutan Pajak (1)
4. Tarif Advalorem
Adalah suatu tarif dengan persentase tertentu yang
dikenakan / ditetapkan pada harga atau nilai suatu
barang
Contoh :
PT XZY mengimpor barang jenis A sebanyak 1500 unit
dengan harga per unit Rp. 100.000,00. Jika tarif Bea
Masuk atas Impor Barang tersebut 20%, maka
besarnya Bea Masuk yang harus dibayar adalah :
Nilai Barang Impor =
1500 x Rp. 100.000 = Rp. 150.000.000
Tarif Bea Masuk 20%, maka Bea Masuk yang harus
dibayar : 20% x Rp. 150.000.000 = Rp. 30.000.000
Tarif Pajak (4)
5. Tarif Spesifik
Adalah tarif dengan suatu jumlah tertentu atas suatu
jenis barang tertentu atau suatu satuan jenis barang
tertentu
Contoh :
Misalnya PT ABC mengimpor barang jenis Z sebanyak
1500 unit dengan harga per unit Rp. 100.000. Jika tarif
Bea Masuk atas impor barang Rp. 10.000 per unit,
maka besarnya Bea Masuk yang harus dibayar adalah :
Jumlah Barang Impor = 1500 unit
Tarif Bea Masuk Rp. 10.000, maka Bea Masuk yang
harus dibayar : Rp. 10.000 x 1500 = Rp. 15.000.000
Hambatan Pemungutan Pajak (1)
Dikurang Penghasilan
Penghasilan
Pengurang Neto (Setahun/
Bruto
penghasilan disetahunkan)
Dikurangi Dikenakan
PKP
PTKP Tarif UU HPP
Klasifikasi PPh 22 :
1. Pembayaran atas penyerahan barang oleh
Bendaharawan
2. Kegiatan di bidang Impor
3. Kegiatan usaha dibidang lainnya
4. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah
PPh 22 (2)
Pembayaran Atas Penyerahan Barang Oleh Bendaharawan
Pemungut PPh 22
1. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA), berkenaan dgn pembayaran atas pembelian brg
2. Bendahara Pengeluaran, berkenaan dgn pembayaran atas
pembelian brg yg dilakukan dgn mekanisme uang persediaan
3. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau Pejabat Penerbit Surat
Perintah Membayar yg diberi delegasi oleh KPA, berkenaan
dgn pembayaran atas pembelian brg kpd pihak ketiga yg
dilakukan dgn mekanisme pembayaran langsung
4. BUMN seperti PT. PLN, PT. Pertamina, PT. Telkom dsb,
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang
dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usahanya
Tarif PPh 22
Sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN
PPh 22 (3)
Contoh Perhitungan
1. Pada tanggal 21 April 2018, Dinas Pendidikan membeli
mebel dan peralatan kantor lainnya dari Utama Furniture
dgn nilai Rp. 220.000.000 (termasuk PPN 10%). PPh pasal
22 yg dipungut oleh bendahara dinas Pendidikan adalah :
DPP : (100/110) x Rp. 220.000.000 = Rp. 200.000.000
PPh Pasal 22 : 1,5 % x Rp. 200.000.000 = Rp. 3.000.000
Tarif PPh 22
1. Barang-barang tertentu yg tercantum dlm Lampiran sebesar
7,5% dari nilai impor (Barang–Barang ttt tercantum dlm
Lampiran PMK 34/PMK.010/2017)
2. Selain barang-barang tertentu, yg menggunakan Angka
Pengenal Impor (API), sebesar 2,5% dari nilai impor,
kecuali atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu
sebesar 0,5% dari nilai impor
PPh 22 (5)
3. Selain barang-barang tertentu yg tdk menggunakan Angka
Pengenal Impor (API), sebesar 7,5% dari nilai impor
4. Yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang
Nilai Impor
Adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan
Bea Masuk yaitu Cost Insurance and Freight (CIF) ditambah
dengan Bea Masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
kepabeanan di bidang impor
PPh 22 (6)
Contoh Perhitungan
1. Pada tanggal 21 April 2018, Dinas Pendidikan membeli
mebel dan peralatan kantor lainnya dari Utama Furniture
dgn nilai Rp. 220.000.000 (termasuk PPN 10%). PPh pasal
22 yg dipungut oleh bendahara dinas Pendidikan adalah :
DPP : (100/110) x Rp. 220.000.000 = Rp. 200.000.000
PPh Pasal 22 : 1,5 % x Rp. 200.000.000 = Rp. 3.000.000
Contoh Perhitungan :
PT Pertamina selaku produsen bahan bakar minyak, gas, dan
pelumas menyerahkan bahan bakar minyak senilai Rp.
300.000.000 (tidak termasuk PPN) kepada non-SPBU. Maka,
berapakah PPh Pasal 22 yang dipungut ?
Jawab :
PPh Pasal 22 yang dipungut atas penyerahan bahan bakar
minyak adalah : 0,3% x Rp. 300.000.000 = Rp. 900.000
PPh 22 (11)
2. Badan usaha yg bergerak dlm bid. usaha industri semen,
industri kertas, industri baja, industri otomotif & industri
farmasi, atas penj hasil produksinya kpd distributor di dlm
negeri
Tarif :
a. Penj. semua jenis semen sebesar 0,25% dr DPP PPN
b. Penjualan kertas sebesar 0,1% dr DPP PPN
c. Penjualan baja sebesar 0,3% dr DPP PPN
d. Penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda dua
atau lebih sebesar 0,45% dr DPP PPN
e. Penjualan semua jenis obat sebesar 0,3% dr DPP PPN
Contoh Perhitungan :
Pd bln Mei, PT. Semen Padang menjual hasil produknya kpd PT.
Indah senilai Rp. 825.000.000 (termasuk PPN 10%)
Jawab :
DPP PPN : (100/110) x Rp. 825.000.000) = Rp. 750.000.000
PPh 22 : 0,25% x Rp. 750.000 = Rp. 1.875
PPh 22 (12)
3. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen
Pemegang Merek (APM) & importir umum kendaraan
bermotor, atas penj. kendaraan bermotor di dlm negeri
Tarif : 0,45% dari DPP PPN
Contoh Perhitungan :
PT. Aneka Mobil sbg distributor otomotif membeli mobil
Toyota sebesar Rp. 990.000.000 (sdh termasuk PPN) dari PT.
Astra Internasional Tbk sbg ATPM Toyota. Besarnya PPh 22
adlh sbb :
Jawab :
DPP PPN : (100/110) x Rp. 990.000.000 = Rp. 900.000.000
PPh 22 : 0,45% x Rp. 900.000.000 = Rp. 4.050.000
PPh 22 (13)
4. Industri & eksportir yg bergerak dlm sektor kehutanan,
perkebunan, pertanian, peternakan, & perikanan, atas
pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul
untuk keperluan industrinya atau ekspornya
Tarif : 0,25% dari Harga Pembelian
Contoh Perhitungan :
Tgl 8 Feb 2018 PT. Rubber membeli bahan olah karet dari PT
Perkebunan Nusantara yg menjual bahan olah karet hasil
perkebunan sendiri senilai Rp. 600.000.000 & tgl 18 Feb 2018
membeli bahan olah karet dr Tn. Eko, seorang pedagang
besar yg membeli hasil karet dari petani karet di sekitar
daerahnya senilai Rp. 100.000.000. Berapa PPh 22 nya
Jawab :
PPh 22 : 0,25% x Rp. 100.000.000 = Rp. 250.000
PPh 22 (14)
Penjualan Barang Yang Tergolong Sangat Mewah
Obyek PPh 22 (PMK 90/PMK.03/2015)
1. Pesawat terbang pribadi dan Helikopter pribadi
2. Kapal pesiar, Yacht dan sejenisnya
3. Rumah beserta tanahnya dgn hrg jual atau hrg pengalihan nya
lebih dari Rp. 5 M atau luas bangunan lebih dr 400 M2
4. Apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual
atau pengalihannya lebih dari Rp. 5 M atau luas bangunan
lebih dari 150 M2
5. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang
dari 10 orang berupa Sedan, Jeep, Sport Utility Vehicle (SUV),
Multi Purpose Vehicle (MPV), Minibus dan sejenisnya dgn hrg
jual lebih dari Rp. 2 M atau dgn kapasitas silinder lebih dari
3.000 cc.
6. Kendaraan bermotor roda dua dan tiga, dgn hrg jual lebih dari
Rp. 300 juta atau dgn kapasitas silinder lebih dari 250cc
PPh 22 (15)
Pemungut PPh 22
Wajib Pajak badan yang melakukan penjualan barang yang
tergolong sangat mewah wajib memungut PPh pasal 22 saat
melakukan penjualan
Contoh Perhitungan :
PT Ageng adlh perusahaan pengembang properti. Pd tgl 23
Mei 2018 PT Ageng menjual satu unit apartemen senilai Rp.
10.500.000.000 (tidak termasuk PPN & PPnBM) kpd Tn Nafis
Berapa PPh 22 nya
Jawab :
PPh 22 : 5% x Rp. 10.500.000.000 = Rp. 525.000.000
PPh 23 (1)
PPh 23 adalah Pajak yang dipotong atas penghasilan yang
berasal dari modal, penyerahan jasa atau hadiah, selain
yang telah dipotong PPh Pasal 21
Pemotong PPh Pasal 23
1. Badan Pemerintah.
2. Subjek Pajak Badan dalam negeri.
3. Penyelenggaraan kegiatan.
4. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
6. Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri tertentu yang
ditunjuk Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan KEP-
50/PJ/1994, di antaranya:
− Akuntan, arsitek, dokter, notaris, PPAT.
− OP yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
pembukuan atas pembayaran berupa sewa.
PPh 23 (2)
Objek & Tarif PPh Pasal 23
1. 15% dari jumlah bruto atas
a.Deviden kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi
dikenakan final, bunga, dan royalti
b.Hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh
pasal 21.
2.2% dari jumlah bruto atas sewa & penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah
dan/atau bangunan
3.2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi, dan jasa konsultan
4.2% dari jmlh bruto atas imbalan jasa lainnya, misalnya :
Jasa penilai, Jasa aktuaris, Jasa akuntansi, Jasa hukum,
Jasa Arsitektur, Jasa Perancangan, Jasa Penebangan
hutan, Jasa pengolahan limbah dsb
Referensi pendukung dari penelitian Pradnyana, Ida
Bagus Gede Putra dan Noviari, Naniek. 2017.Pengaruh
Perencanaan Pajak Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Transparansi Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi.
Soal Essay
1. Pada tanggal 21 Juni 2018, Dinas Pendidikan membeli
Komputer dari Elektronik City dgn nilai Rp. 475.000.000
(termasuk PPN 10%). PPh pasal 22 yg dipungut oleh
bendahara dinas Pendidikan adalah....
2. PT Ayu Lestari adlh perusahaan pengembang properti. Pd
tgl 23 Juli 2018 PT Ayu Lestari menjual satu unit apartemen
senilai Rp. 10.500.000.000 (tidak termasuk PPN & PPnBM)
kpd Tn Fahmi. Berapa PPh 22 nya
Pertemuan 6
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 4 AYAT 2
PPh Pasal 4 Ayat 2 (1)
PPh Pasal 4 Ayat 2 adalah pajak yang dikenakan pada
wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi atas
beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan
pemotongan pajaknya bersifat final.
Contoh Perhitungan :
Tuan Dilan menjual 1000 lembar saham dgn hrg Rp.
3.000 per lembar. Hitung Besanya PPh Psl 4 ayat 2 ?
Jawab :
PPh Pasal 4 ayat 2 atas penjualan saham : 0,1% x (Rp.
3.000 x 1000 lbr) = Rp. 3.000
PPh Pasal 4 Ayat 2 (4)
3. Bunga atau Diskonto Obligasi yang diperdagangkan
di Bursa Efek
Dasar Hukum : PP No. 16 Thn 2009
a. Bunga Obligasi dgn kupon
- 15% dari Jumlah bruto bunga sesuai dengan
masa kepemilikan obligasi utk WP DN & BUT
- 20% dari Jumlah bruto bunga sesuai dengan
masa kepemilikan obligasi atau Tarif P3B utk WP
LN selain BUT
UU No 32/1956
PAJAK PEREDARAN
UU No 12/1950 mulaiberlaku 1 Januari 1951
PAJAK PENJUALAN
UU No 18 Drt/1951 jo UU No 85/1953
mulai berlaku 1 Oktober 1951
Wajib Pajak Dipungut Biaya PPN masukan DPP PPN keluaran Tambahan Pajak
(Pemungut) (1) (2) = 11% x (1) (3) (4) =11% x (3) (5)=(4)-(2)
Faktur Pajak yg tdk diisi scr lengkap, jelas & benar, tdk
ditanda tangani dan/atau ditandatangani menggunakan cap,
dibuat melampaui batas yg ditentukan, dibuat oleh
pengusaha yg blm / tidak dikukuhkan sbg PKP serta
termasuk kesalahan dlm pengisian kode & nomor seri
merupakan Faktur Pajak cacat
FAKTUR PAJAK (6)
Permintaan nomor Seri Faktur Pajak Standar diatur dgn SE–
20/PJ/2014 :
Ayat 1 :
PKP harus membuat Faktur Pajak dengan menggunakan
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini
Ayat 2 :
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari 16 (enam belas) digit yaitu :
a.2 (dua) digit Kode Transaksi;
b.1 (satu) digit Kode Status; dan
c.13 (tiga belas) digit Nomor Seri Faktur Pajak yang
ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
FAKTUR PAJAK (7)
Kode & Nomor Seri Faktur Pajak sesuai Lampiran III PER-
24/PJ/2012 adalah sbb :
Keterangan :
1.Penulisan Kode & Nomor Seri Faktur Pajak hrs lengkap
sesuai dgn banyaknya digit
2.Kode Faktur Pajak meliputi Kode Transaksi & Kode Status
3.Kode Faktur Pajak diisi sendiri oleh WP
FAKTUR PAJAK (8)
Kode Transaksi diisi dengan ketentuan sbb :
- 01 : Digunakan utk penyerahan BKP dan / atau JKP yg
terutang PPN & PPN nya dipungut oleh PKP Penjual yg
melakukan penyerahan BKP dan / atau JKP. Kode ini
digunakan dlm hal bukan merupakan jenis penyerahan
sebagaimana dimaksud pd kode 04 s.d kode 09
- 02 : Digunakan utk penyerahan BKP dan / atau JKP kpd
Pemungut PPN Bendahara Pemerintah yg PPN nya
dipungut oleh Pemungut PPN Bendahara Pemerintah
- 03 : Digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kpd
Pemungut PPN Lainnya (selain Bendahara Pemerintah)
yg PPN nya dipungut oleh Pemungut PPN Lainnya (selain
Bendahara Pemerintah), seperti Kontraktor Kontrak Kerja
Sama Pengusahaan Minyak & Gas
FAKTUR PAJAK (9)
- 04 : Digunakan utk penyerahan BKP dan/atau JKP yang
menggunakan DPP Nilai Lain yg PPNnya dipungut oleh PKP
Penjual yg melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP
- 05 : Kode ini tdk digunakan
- 06 : Digunakan utk penyerahan lainnya yg PPNnya di pungut
oleh PKP Penjual yg melakukan penyerahan BKP dan/atau
JKP, & penyerahan kpd OP pemegang paspor LN (turis
asing) sebagaimana dimaksud dlm Psl 16E UU PPN
- 07 : Digunakan utk penyerahan BKP dan/atau JKP yg
mendapat fasilitas PPN Tdk Dipungut atau Ditanggung
Pemerintah (DTP)
- 08 : Digunakan utk penyerahan BKP dan/atau JKP yg
mendpt fasilitas Dibebaskan dari pengenaan PPN
- 09 : digunakan utk penyerahan Aktiva Pasal 16D yg PPN
nya dipungut oleh PKP Penjual yg melakukan penyerahan
BKP
FAKTUR PAJAK (10)
Contoh :
0 1 0 . 9 0 0 - 1 3 . 0 0 0 0 0 0 0 1
Kode & Nomor Seri Faktur Pajak tsb memiliki arti :
- Penyerahan yg terutang PPN dan PPN nya dipungut oleh
PKP penjual yg melakukan penyerahan BKP dan / atau
JKP. Hal ini ditunjukkan dgn kode transaksi 01
- Faktur Pajak Normal (bukan Faktur Pajak Pengganti). Hal
ini ditunjukkan dgn kode Status 0
- Nomor Seri Faktur Pajak digunakan untuk penerbitan
Faktur Pajak tahun 2013 nomor 1
- Nomor Seri 900-13.00000001 sesuai dgn nomor seri
pemberian dari Dirjen Pajak
FAKTUR PAJAK (11)
Contoh :
0 1 1 . 9 0 0 - 1 3 . 0 0 0 0 0 0 0 1
Kode & Nomor Seri Faktur Pajak tsb memiliki arti :
- Penyerahan yg terutang PPN dan PPN nya dipungut oleh
PKP penjual yg melakukan penyerahan BKP dan / atau
JKP. Hal ini ditunjukkan dgn kode transaksi 01
- Faktur Pajak Pengganti. Hal ini ditunjukkan dgn kode
Status 1
- Nomor Seri Faktur Pajak digunakan untuk penerbitan
Faktur Pajak tahun 2013 nomor 1
- Nomor Seri 900-13.00000001 sesuai dgn nomor seri
pemberian dari Dirjen Pajak
FAKTUR PAJAK (12)
DEFINISI FAKTUR PAJAK BAGI
PKP PEDAGANG ECERAN
Menurut Peraturan Dirjen Pajak No. PER-58/PJ./2000
Pasal 1 Ayat 1 : PKP Pedagang Eceran yg selanjutnya
disebut PKP PE adlh PKP yg dlm kegiatan usaha atau
pekerjaannya melakukan penyerahan BKP dgn cara sbb :
1. Melalui suatu tempat penjualan eceran seperti toko & kios
atau langsung mendatangi dari satu tempat konsumen
akhir ke tempat konsumen akhir lainnya
2. Dgn cara penjualan eceran yg dilakukan langsung kepada
konsumen akhir, tanpa didahului dengan penawaran
tertulis, pemesanan tertulis, kontrak, atau lelan
3. Pada umumnya penyerahan BKP atau transaksi jual beli
dilakukan scr tunai & penjual langsung menyerahkan BKP
atau pembeli langsung membawa BKP yang dibelinya
FAKTUR PAJAK (13)
Menurut Peraturan Dirjen Pajak No. PER-27/PJ/2011 :
Pasal 1 :
Dokumen ttt yg kedudukannya dipersamakan dgn Faktur
Pajak antara lain :
1.Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yg tlh diberikan
persetujuan ekspor oleh pejabat yang berwenang dari
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
2.Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yg dibuat / di
keluarkan oleh BULOG/DOLOG utk penyaluran tepung terigu
3.Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yg dibuatkan /
dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk penyerahan Bahan
Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan Bakar Minyak
4.Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh
perusahaan telekomunikasi
FAKTUR PAJAK (14)
5. Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan
listrik
6. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang mencantumkan
identitas pemilik barang berupa nama, alamat dan NPWP,
dan dilampiri dengan Surat Setoran Pajak, Surat
Setoran Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti
pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa
nama, alamat dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk impor
Barang Kena Pajak
FAKTUR PAJAK (15)
Berdasarkan Psl 4 ayat 1 PerMenKeu No. 151/PMK.03/2013
Faktur Pajak berbentuk :
1. Faktur Pajak Elektronik (e-Faktur) yaitu Faktur Pajak yang
dibuat secara elektronik sesuai PerDirJen Pajak mengenai
tata cara pembuatan Faktur Pajak yang berbentuk
elektronik, untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
2. Faktur Pajak berbentuk Kertas (hardcopy) yaitu Faktur
Pajak yg dibuat tdk scr elektronik berdasarkan PerDirJen
Pajak utk setiap penyerahan dan/atau ekspor BKP
dan/atau penyerahan dan/atau ekspor JKP
FAKTUR PAJAK (15)
Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak
Berbentuk Elektronik diatur dalam Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 Jo. PER-
31/PJ/2017
2.Syarat Material
a.Berhubungan langsung dengan kegiatan usaha;
b.Belum dibebankan sebagai biaya
INGAT
Jika
PM > PK = Pajak Lebih bayar
Jika
PM < PK = Pajak Kurang bayar
PENGKREDITAN PM (4)
CONTOH SOAL PENGKREDITAN PM
PT. Mikita Cookies telah dikukuhkan sebagai PKP dan berikut ini
informasi berkaitan dengan PM yang telah dibayar dan PK yang
dipungut selama 1 semester :
Januari 2014 :
Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP … Rp. 6.000.000
Pajak keluaran yang telah dipungut …………….. Rp. 3.000.000
Februari 2014 :
Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP … Rp. 6.000.000
Pajak keluaran yang telah dipungut …………….. Rp. 7.000.000
Maret 2014 :
Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP … Rp. 6.000.000
Pajak keluaran yang telah dipungut …………….. Rp. 12.000.000
PENGKREDITAN PM (5)
April 2014 :
Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP … Rp. 5.500.000
Pajak keluaran yang telah dipungut …………….. Rp. 0
Mei 2014 :
Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP … Rp. 10.960.000
Pajak keluaran yang telah dipungut …………….. Rp. 0
Juni 2014 :
Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP … Rp. 0
Pajak keluaran yang telah dipungut …………….. Rp. 10.700.000
Februari 2014 :
Pajak Keluaran : Rp. 7.000.000
Pajak Masukan : Rp. 6.000.000 _
PPN Kurang Bayar : Rp. 1.000.000
Kompensasi PPN LB Jan 2014 : (Rp. 3.000.000) _
PPN Lebih Bayar : (Rp. 2.000.000)
PENGKREDITAN PM (7)
Maret 2014 :
Pajak Keluaran : Rp. 12.000.000
Pajak Masukan : Rp. 6.000.000 _
PPN Kurang Bayar : Rp. 6.000.000
Kompensasi PPN LB Feb 2014 : (Rp. 2.000.000) _
PPN Kurang Bayar : Rp. 4.000.000
April 2014 :
Pajak Keluaran : Rp. 0
Pajak Masukan : Rp. 5.500.000 _
PPN Lebih Bayar : (Rp. 5.500.000)
PENGKREDITAN PM (8)
Mei 2014 :
Pajak Keluaran : Rp. 0
Pajak Masukan : Rp. 10.960.000 _
PPN Lebih Bayar : (Rp. 10.960.000)
Kompensasi PPN LB Mar 2014 : (Rp. 5.500.000) _
PPN Lebih Bayar : (Rp. 16.460.000)
Juni 2014 :
Pajak Keluaran : Rp. 10.700.000
Pajak Masukan : Rp. 0_
PPN Kurang Bayar : Rp. 10.700.000
Kompensasi PPN LB Mei 2014 : (Rp. 16.460.000) _
PPN Lebih Bayar : (Rp. 5.760.000)
PENGKREDITAN PM (9)
Berdasarkan UU PPN Pasal 9 ayat 8 dan Pasal 16B ayat 3,
PAJAK MASUKAN TIDAK DAPAT DIKREDITKAN untuk
pengeluaran sbb :
Pasal 9 ayat 8
Huruf (a) : Perolehan BKP / JKP sblm Pengusaha dikukuh-
kan sbg PKP
Huruf (b) : Perolehan BKP / JKP yang tidak mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha
Huruf (c) : Perolehan dan Pemeliharaan kendaraan bermotor
jenis sedan dan station wagon, kecuali merupakan barang
dagangan atau disewakan.
Huruf (d) : Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau
pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean sebelum
Pengusaha dikukuhkan sbg PKP
PENGKREDITAN PM (10)
Huruf (f) : Perolehan BKP atau JKP yang Faktur Pajaknya
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13 ayat 5 atau ayat 9 atau tidak mencantumkan nama,
alamat dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP
Huruf (g) : Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau
pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean yang faktur
pajaknya tidak memenuhi ketentuan UU PPN
Huruf (h) : Perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannya
ditagih dengan penerbitan Ketetapan Pajak
Huruf (i) : Perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannya
tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN, yang ditemukan pada
waktu dilakukan pemeriksaan
Huruf (j) : Perolehan BKP selain barang modal atau JKP
sebelum Pengusaha Kena Pajak berproduksi sebagaimana
dimaksud pada Pasal 9 ayat 2a
PENGKREDITAN PM (11)
Pasal 16b ayat 3
Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan BKP dan / atau
perolehan JKP yang atas penyerahaannya dibebaskan dari
pengenaan PPN
PERTEMUAN 11
Nomor, kode dan nama formulir SPT Masa PPN 1111 adalah
sebagai berikut :
No Nomor & Nama Formulir Keterangan
Kode Formulir
1 1111 SPT Masa PPN Induk SPT Masa PPN
(F.1.2.32.04)
BENTUK & ISI SPT MASA PPN 1111 (2)
KPP/KP2KP
Secara manual Pos/ekspedisi/kurir
(Media Elektronik)
Bentuk SPT
Disampaikan
Sistem online yang
realtime melalui
Data elektronik
website DJP
(e-SPT)
Secara elektronik Perusahaan ASP
CD
(e-Filing)
Soal Essay
PT. Tata telah dikukuhkan sebagai PKP dan berikut ini informasi
berkaitan dengan PM yang telah dibayar dan PK yang dipungut
selama 1 semester :
Januari 2014 :
Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP … Rp. 5.000.000
Pajak keluaran yang telah dipungut …………….. Rp. 3.000.000
Februari 2014 :
Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP … Rp. 5.000.000
Pajak keluaran yang telah dipungut …………….. Rp. 8.000.000
Maret 2014 :
Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP … Rp. 7.000.000
Pajak keluaran yang telah dipungut …………….. Rp. 10.000.000
Berdasarkan informasi diatas, hitunglah besarnya Pajak Lebih
Bayat atau Pajak Kurang Bayar PT. Tatapada bulan Januari s.d
Juni 2018
PERTEMUAN 12
PAJAK DAERAH
PAJAK DAERAH
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib pajak kepada Daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
NJKP NJKP 20% s.d. 100% (PP 25 Tahun 2002 Tidak ada
SOAL ESAY:
Dari data soal diatas, coba hitung PBB terhutang dengan
menggunakan peraturan terbaru, dan NJOPTKP yang
ditetapkan yang digunakan adalah sesuai dengan
peraturan tersebut.
OBJEK PBB SEKTOR PERKEBUNAN (1)
Tugas Dirumah :
Carilah contoh perhitungan PBB:
1. Sektor Pedesaan dan perkotaan berupa rumah susun
atau apartemen
2. Sektor Kehutanan
OBJEK PBB SEKTOR PERTAMBANGAN (1)
Bahan galian adalah unsur-unsur kimia mineral-mineral,
bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk batu-batu
mulia yang merupakan endapan-endapan alam.
Dengan terbitnya peraturan ini maka koleksi bentuk materai yang selama
ini dikenal secara umum (berbentuk kertas yang penggunan nya ditempel)
bertambah dengan hadir nya Materai Elektronik.
Sanksi Denda
UU Bea Meterai terbaru, denda hanya sebesar 100% dari
Bea Meterai kurang bayar.
Bea Materai (7)
Sanksi Pidana