TINJAUAN PUSTAKA
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
8
9
mendefinisikan bahwa “Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan
(kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
berdaulat secara penuh dengan memiliki pilar-pilar kenegaraan yang disebut Pilar
merupakan salah satu aktivitas iuran ekonomi antara warga negara kepada
negaranya. Maka Pajak diatur dakam Undang-undang dasar 1945 dalam pasal 23
ayat 2 yang menetapkan bahwa : “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa
Negara yang teerutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Selain itu ada dasar hukum yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
Perpajakan
Abuyamin (2010:16_ menyebutkan bahwa jenis pajak dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Pajak Langsung
Pajak Langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri
oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada
Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contohnya yaitu
a. Pajak Subjektif
b. Pajak Objektif
(PPnBM).
Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Pusat dan Pajak
Daerah.
a. Pajak Pusat
dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak -
Kementerian keuangan.
12
setempat.
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak
PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak
PPN.
4. Bea Meterai
berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas
b. Pajak Daerah
e. Pajak Rokok.
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
g. Pajak Parkir;
15
seperti pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
dan lain-lain.
Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur
pajak.
untuk menghitung besarnya pajak terutang berada pada wajib pajak dengan
menghitung besarnya pajak terutang oleh wajib pajak, seperti pada peraturan
tax amnesty 2016, unutk mentepakna sendiri jumlah uang tebusan pajak atas
pengampunan pajak.
4. Semi full assessment system, yaitu campuran antara sistem self assessment dan
official assessment.
wajib pajak dengan pihak lain untuk menghitung dan menetukan besarnya
yang berlaku.
17
(PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM) adalah Undang-Undang
No. 8 tahun 1993 tentang Pajak Pertambahan Nilai barang dan jasa dan Pajak
dengan Undang –Undang No.11 Tahun 1994, sebagaimana telah diubah kembali
dengan Undang-Uandang No.18 tahun 2000, dan terakhir diubah dengan Undang-
2009, Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak yang dikenakan atas konsumsi
barang dan jasa di dalam negeri (daerah Pabean) yanf dikenakan secara bertingkat
objek dari Pajak Pertambahan Nilai. Perkembangan ekonomi yang sangat dinamis
Menurut pasal 4 atat (1) Undang-Undang No.42 tahun 2009, Objek Pajak
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha.
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean.
g. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.
kena pajak dan/atau jasa kena pajak dengan jumlah peredaran bruto dan/atau
penerimaan bruto tidak lebih dari Rp. 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan
3. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan BKP Tidak Berwujud dari
4. Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri yang
Barang Kena Pajak adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau
Hukumnya dapat berupa barang bergerak atau tidak bergerak, dan barang
tidak berwujud.”
diubah dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM.
sumbernya.
3. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, rumah makan, warung, dan
sejenisnya.
6. Pelayanan sosial.
8. Keuangan.
9. Asuransi.
10. Keagamaan.
11. Pendidikan.
16. Perhotelan.
21. Catering..
21
yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang PPN
“Jasa Kenap Pajak adalah Jasa yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
fasilitas, kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang
2.2.6.2. Jasa Kena Pajak yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
Menurut A. P. Priono dan Edi Untung Tamba (2012:11) Jasa Kena Pajak
yang tidak dikenakan pajak atau yang dikecualikan dari Jasa Kena Pajak sebagai
berikut :
4. Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi.
12. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintah
secara umum.
Mulai 1 April 2010 ditambah 4 (empat) jenis jasa yang tidak dikenakan
PPN. Yaitu :
dimaksud dengan dasar pengenaan pajak (DPP) adalah jumlah Harga jual,
Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai Lain yang dipakai sebagai
dasar untuk menghitung pajak terutang, jenis DPP dapat dibagai menjadi dua,
yaitu :
dengan harga jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. Dari
Pengertian tersebut dapat diambil 3 hal yang termasuk harga jual, yaitu
sebagai berikut:
1) Nilai nya berupa uang karena penyerahan BKP oleh Pengusaha kena
Pajak.
faktur pajak. 17
b. Penggantian
diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa
Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak
Undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak,
atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh
c. Nilai Impor
24
PPN.
Dari pengertian tersebut dapat diambil 3 hal yang termasuk harga jual,
yaitu;
d. Nilai Ekspor
2. DPP Khusus
Nilai lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai dasar pengenaan
pajak yang diatur oleh menteri keuangan. Sampai saat ini menteri keuangan
1. Harga Pokok Penjualan yaitu harga jual atau penggantian dikurangi laba
BKP/JKP.
atau gambar
3. Perkiraan hasil rata-rata per judul film untuk penyerahan film cerita
rupiah) per copy Film Cerita Impor untuk pemanfaaatan BKP tidak 19
berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean berupa film
6. Harga pasar wajar untuk BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang
7. Harga perolehan atau harga pokok penjualan untuk penyerahan BKP dari
10. Sebesar 20% dari harga jual emas perhiasan atau nilai penggantian untuk
11. Sebesar 10% dari jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih untuk;
3. Tarif Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berubah menjadi
paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi sebesar 15% (lima belas
Menurut A.P. Priono dan Edi Untung (2012:6) bahwa “Faktur Pajak
adalah bukti pungutan yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan
pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau
1. Saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak;
Kena Pajak;
pekerjaan; atau
4. Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
3. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan
harga;
Sebagai dasar hukum atas tata cara pembuatan dan pelaporan faktur pajak
1. Elektronik dan
2. Kertas
Faktur Pajak berbentuk elektronik adalah Faktur Pajak yang dibuat secara
maksud dalam Pasal 4 ayat(1) huruf a dab huruf c serta pasal 16 D UU PPN
Faktur pajak elektronik atau E-Faktur Pajak adalah Faktur Pajak yang dibuat
melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh
Pulau Jawa dan Bali diwajibkan membuat e-Faktur mulai tanggal 1 Juli 2015.
Faktur Pajak berbentuk kertas (Hardcopy) adalah Faktur Pajak yang dibuat
tidak secara elektronik untuk setiap penyerahan dan/atau ekspor BKP dan/atau
ekspor JKP sebagaimana dimaksud dalam pasal (4) ayat (1) Huruf a, huruf c,
huruf f, huruf g, dan huruf h UU PPN , dan diupdate dengan Peraturan direktoat
mengalikan Dasar pengenaan pajak yang meliputi harga jual , penggantian , nilai
Jika dalam penyerahan BKP/JKP sudah termasuk PPN , maka untuk menentukan
a. Pajak Masukan
b. Pajak Keluaran
sebagaimana diatur dalam UU KUP yang mengatur ketentuan formil PPN yaitu :
2. Pajak masukan yang dapat dikreditkan untuk masa satu bulan dijumlahkan
juga
3. Jumlah PPN yang menjadi pajak masukan pada bulan yang bersangkutan
dikreditkan sebagai pengurang PPN yang menjadi pajak keluaran untuk bulan
yang sama
4. Apabila pada suatu bulan , pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan
maka selisihnya merupakan PPN Kurang Bayar, yang harus disetor ke kas
Negara
5. Apabila jumlah pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran , selisihnya
maupun dapat direstitusi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan pajak
Cara menghitung PPN dengan cara-cara tertentu lainnya dan diatur khusus
1. PKP tertentu
2. PPN atas perlehan/impor barang modal bagi PKP yang gagal produksi
3. PKP yang melakukan penyerahan kena pajak dan tidak kena pajak
31
4. PPN atas penyerahan BKP/JKP tertentu seperti hasil tembakau dan produk
rekaman suara
pembayaran.
4). Lembar ke-4 untuk Bank Persepsi atau kantor pos atau
dan tsnggal advis SPM pad setiap lembar Faktur Pajak dan
SSP.
34
Setoran 910.
penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah
dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui Kantor Pos dan Bank Persepsi.
pembayaran pajak secara elektronik adalah bagian dari sistem Penerimaan Negara
secara elektronik yang diadministrasikan oleh Biller Direktorat Jenderal Pajak dan
Rupiah dan Dollar Amerika Serikat. Pembayaran dalam mata uang Dollar
35
Amerika Serikat hanya dapat dilakukan untuk Pajak Penghasilan Pasal 25, Pajak
Penghasilan Pasal 29 dan Pajak Penghasilan yang bersifat Final yang dibayar
pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika
Serikat.
dan
d. Teraan BPN pada SSP/SSP PBB, untuk pembayaran melalui Teller Bank/Pos
Kode jenis setoran pajak PPN yang dapat digunakan adalah diuraikan
Table 2.1.
Table Jenis Kode setoran PPN
PPN Dalam
2. 411211 300 STP PPN Dalam Negeri
Negeri
perusahaan.
PPN Dalam
12. 411211 320 SKPKBT PPN Dalam Negeri
Negeri
Peninjauan Kembali
Peninjauan Kembali
Peninjauan Kembali
1. PPN yang dihitung sendiri oleh PKP harus disetor paling lama akhir bulan
2. PPN yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT dan STP harus dibayarkan
/disetorkan sesuai batas waktu yang tercantum dalama Surat Ketetapan pajak
tersebut.
39
3. PPN atas impor dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea MAsuk ,
b. DJBC yangmemungut PPN atas impor harus disetor dalam jangka waktu 1
5. PPN dari penyerahan terigu oleh BULOG harus dilunasi sendiri oleh PKP
Tata cara pelaporan PPN adalah sesuai dengan PMK No. 243/PJ/2014 ,
dan lebih lanjut diatur dalam peraturan dirjen pajak nomor PER-29/PJ./2015 ,
hahwa pelaporan PPN adalah menggunakan SPT masa PPN berbentuk e-SPT.
Jenderal Pajak ini, yang selanjutnya disebut dengan SPT Masa PPN 1111,
terdiri dari:
(D.1.2.32.07);
atas Impor BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/ JKP dari
b. dokumen elektronik.
3. Formulir SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas (hard copy) dan
aplikasi untuk membuat SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk dokumen
www.pajak.go.id;
4. Aplikasi yang dipergunakan PKP untuk membuat SPT Masa PPN 1111 dalam
b. Aplikasi e-Faktur.
41
Dalam hal Formulir SPT Masa PPN 1111 berbentuk formulir kertas (hard
SPT Masa PPN 1111 wajib diisi oleh setiap PKP selain PKP yang
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (7) dan ayat (7a) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Setiap PKP wajib menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk
dokumen elektronik. Dalam hal SPT Masa PPN 1111 disampaikan dalam bentuk
a. menggunakan Aplikasi e-SPT atau aplikasi e-Faktur yang ditentukan dan/ atau
b. menyampaikan Induk SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas
Keputusan Direktur Jenderal Pajak wajib membuat SPT Masa PPN 1111
Tata cara pengisian serta keterangan yang wajib diisi pada SPT Masa
PPN 1111 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti petunjuk penggunaan (
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 16/ PJ/ 20 14. PKP yang telah
menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk dokumen elektronik, untuk
b. PKP tidak diperkenankan lagi untuk menyampaikan SPT Masa PPN 1111
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah Diubah Beberapa Kali
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah; atau
b. PKP yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena
Pajak yang diatur secara khusus pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
(1) namun melaporkan Faktur Pajak dalam SPT Masa PPN 1111 dengan cara
43
digunggung merupakan PKP yang menyampai kan SPT Masa PPN dengan tidak
benar. PKP wajib melaporkan Daftar Pajak Keluaran atas penyerah an dalam
negeri dengan Faktur Pajak dalam SPT Masa PPN 1111 pada Formulir 1111 A2
untuk Masa Pajak yang sama dengan tanggal Faktur Pajak dibuat. PKP wajib
melaporkan dalam Formulir 1111 B3 atas Pajak Masukan yang menurut ketentuan
PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN 1111 tetapi isinya tidak benar
sebagai berikut :
2. PPN yang tercantum dalam Surat ketetapan pajak yang telah dilunasi
b. DJBC ata simpor harus dilaporkan paling lama akhir bulan berikut
4. Untuk penyerahan tepung terigu oleh BULOG, PPN dihitung sendiri oleh
PKP dan dilaporkan dalam SPT MAsa dan dilaporkan ke KPP setempat
Berdasarkan SPT Masa PPN yang harus dibuat oleh Pengusaha Kena
Pajak wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak
dikukuhkan, paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
Apabila terjadi keterlambatan dalam pelaporan SPT Masa PPN maka terhadap
500.000.00-
Dalam hal tanggal jatuh tempo di atas bertepatan dengan hari libur
termasuk hari sabtu dan hari libur nasional, maka pelaporan atau penyampaian
SPT Masa PPN dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Dalam pengertian hari
Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara