Anda di halaman 1dari 8

II.

PEMBAHASAN

Pajak merupakan iuran rakyat terhadap negara terhadap UU sehingga dapat dipaksakan
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung. Pajak diambil berdasarkan penguasa yang
mempunyai norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa
kolektif demi mencapai kesejahteraan umum.

Pajak-pajak Pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi :

1. Pajak Penghasilan (PPh)


PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adlah
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan
nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa
keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di
dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan
jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-
undang PPN. Tarif PPN adalah tunggal yaitu sebesar 10%. Dalam hal ekspor, tarif PPN
adalah 0%. Yang dimaksud Dengan Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, peraian, dan ruang udara diatasnya.

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)


Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah, juga
dikenakan PPn BM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
adalah :

a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau


b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; atau
d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu
ketertiban masyarakat.

4. Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris,
serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal
diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.

5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau
bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi
penerimaan PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/Kota.

6. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)


BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
Seperti halnya PBB, walaupun BPHTB dikelola oleh Pemerintah Pusat namun realisasi
penerimaan BPHTB seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan.

Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun


Kabupaten/Kota antara lain meliputi :
1. Pajak Propinsi
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
2. Pajak Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;
g. Pajak Parkir.

Unsur Pajak

1. Pajak diambil berdasarkan UU. Aturan ini berdasarkan dengan Undang Undang Dasar
1945 yang menyatakan pajak bersifat memaksa untuk keperluan dan berlangsungnya
kehidupan bernegara.
2. Tidak mendapatkan timbal balik secara langsung melainkan bertahap demi
kepentingan bersama.
3. Pengambilan pajak untuk membiaya pembangunan infrastruktur pemerintahan dan
demi berlangsungnya kesehjateraan rakyat banyak, bukan untuk pemerintah tetapi
dikembalikan kepada rakyat
4. Pembayaran pajak merupakan hal yang wajib dan mutlak serta harus dilakukan dan
jika tidak membayar atau membohongi pemerintah akan dikenakan sanksi yang besar.
5. Pajak juga berfungsi untuk membiaya pekerjaan di lapangan, bukan hanya untuk
anggaran belanja negara tetapi untuk berlangsungnya pembangunan ekonomi dari
segala sektor..

Berdasarkan lembaga yang memungut pajak, maka pajak dibagi menjadi dua jenis yaitu:
Pajak Negara
Biasa disebut dengan Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat yang
terdiri dari:

 Pajak Penghasilan

Pajak yang diambil dari penghasilan rakyat untuk kepentingan negara

 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah biasa disebut PPN

Pajak yang menambahkan nilai jual seperti ketika Anda membeli makanan di restoran akan
terkena biaya tambahan 10%
 Bea Masuk

 Cukai

Pajak Daerah
Sesuai UU 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak
Daerah:
Pajak Provinsi terdiri dari:

 Pajak Kendaraan yang setiap tahun dibayarkan


 Bea Balik Nama Kendaraan untuk pemindahan tangan kendaraan
 dan lain lain

Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:

 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan


 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
 dan lain lain

Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara yaitu bahwa di
dalam pelaksanaan pembangunan mempunyai satu kebutuhan penting yaitu dana yang
didapat dari, pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai
semua pengeluaran dalam kehidupan berpemerintahan termasuk pengeluaran pembangunan.
Oleh sebab itu maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

 Fungsi anggaran mempunyai tugas yaitu memberikan sumber pendapatan negara


pajak yang mempunyai fungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.
Oleh sebab itu untuk menjalankan kewajiban rutin negara dan melaksanakan
pembangunan dan bernegara membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya yang
besar ini tentu saja dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Zaman ini pajak digunakan
untuk pembiayaan rutin seperti pembayaran gaji pegawai, membeli barang seperti
peralatan, pemeliharaan, dan lain lain. Untuk pembiayaan pembangunan yang begitu
besar, uang dicairkan dari tabungan pemerintah melewati penerimaan internal bangsa
ini dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah yang sangat besar ini ini dari
tahun ke tahun semakin membesar sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang
semakin membesar oleh sebab itu yang paling utama diharapkan dari sektor pajak.

 Fungsi mengatur yaitu pemerintah bisa mengatur secara leluasa


pertumbuhan ekonomi melalui pajak. Dengan kebebasan yang mempunyai suatu
fungsi mengatur pajak diperbolehkan digunakan sebagai alat untuk mencapai hasil
yang jelas. Seperti dalam rangka membantu investor dalam penanaman modal
maupun di negeri sendiri maupun di luar negeri dengan memberikan berbagai macam
fasilitas keringanan pembayaran pajak untuk menarik investor asing. Dalam rangka
melindungi produksi dalam negeri makan pemerintah mempunyai aturan untuk
pemerintah berhak menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

 Fungsi stabilitas yang sangat membantu untuk menjaga kestabilan pajak, pemerintah
mempunyai dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan terhadap stabilitas
harga yang memungkinkan inflasi dapat dikendalikan secara utuh, Oleh sebab itu hal
ini bisa dilakukan antara lain dengan cara menjaga dan mengatur peredaran uang di
masyarakat, pengambilan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

 Fungsi redistribusi pendapatan Pajak yang telah dipungut oleh negara tidak serta
merta hanya demi kepentingan sedikit orang, tetapi digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum termasuk untuk pembangunan untuk itu dapat membuka
kesempatan kerja yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.

Tetapi dengan banyaknya korupsi di pemerintahan banyak orang yang tidak percaya jika
pajak disalurkan dengan benar, semoga pemerintah dapat membuat rakyat kembali percaya
kepada instansi pajak terkait. Apakah Anda sudah membayar pajak?

Ada bermacam-macam batasan atau definisi tentang pajak menurut para ahli diantaranya
adalah :

1. Prof. Dr. P. J. A. Adriani = pajak adalah iuran masrayakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayararnya menurut peraturan-peraturan
umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas-tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

2. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH. = pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

3. Sommerfeld Ray M. Anderson Herschel M. & Brock Horace R. = Pajak adalah suatu
pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran
hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang sudah ditentukan dan tanpa
mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan
tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.

4. Smeets = Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terhutang melalui norma-norma
umum dan dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hak
individual untuk membiayai pengeluaran pemerintah

5. Suparman Sumawidjaya = pajak adalah iuran wajib berupa barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif
dalam mencapai kesejahteraan umum.

Lima unsur pokok dalam definisi pajak pajak adalah :


1. Iuran/pungutan dari rakyat kepada Negara
2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
3. Pajak dapat dipaksakan
4. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi
5. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara (pengeluaran umum pemerintah)

PAJAK PENGHASILAN (PPh)


Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah pajak atas penghasilan tertentu di mana
mekanisme pemajakannya telah dianggap selesai pada saat dilakukan pemotongan,
pemungutan atau penyetoran sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan. Pertimbangan-
pertimbangan yang mendasari diberikannya perlakuan khusus ini adalah demi kesederhanaan
dalam pemungutan pajak, keadilan, serta pemerataan dalam pengenaan pajaknya agar tidak
menambah beban administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak, serta
memperhatikan perkembangan ekonomi dan moneter.
Buku ini berisikan penjelasan secara komperehensif atas 23 jenis penghasilan yang dikenakan
Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana yang diatur dalam pasal 4 ayat (2), pasal
15, pasal 17 ayat (2d), pasal 19, pasal 21 dan pasal 22 Undang-undang No. 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan. Penghasilan tersebut diantaranya adalah: Penghasilan dari Hadiah
Undian, Bunga Deposito dan Tabungan, Penghasilan Hak atas Tanah dan Bangunan,
Penjualan Saham di Bursa Efek, Diskonto Surat Perbendaharaan Negara, Usaha Jasa
Konstruksi, Uang Pesangon yang dibayarkan sekaligus, Selisih Lebih dari Revaluasi Aktiva
Tetap, serta jenis-jenis penghasilan lainnya.

Macam-macam Pajak Penghasilan yang diatur dalam Undang-undang Pajak Penghasilan


antara lain:

1. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (1) adalah pajak penghasilan atas setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak.
2. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) merupakan pajak yang bersifat final, dikenakan
atas penghasilan antara lain:
o Bunga deposito, tabungan, bunga obligasi, bunga simpanan anggota koperasi
o Hadiah undian
o Penghasilan dari transaksi saham
o Pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa kontruksi, usaha
real estate, dan persewaan tanah dan/ atau bangunan
3. Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang diterima Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
4. Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh:
o Bendahara yang memungut pajak sehubungan dengan Pembayaran atas
penyerahan barang
o Badan-badan tertentu yang memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain
o Wajib Pajak badan tertentu yang memungut pajak dari pembeli atas penjualan
barang yang tergolong sangat mewah
5. Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pemotongan pajak kepada Wajib Pajak dalam
negeri atas penghasilan:
o Dividen, bunga, royalty serta
o hadiah, penghargaan bonus, dan sejenisnya
o sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta
o imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa
konsultan,dan jasa lain.
6. Pajak Penghasilan Pasal 24 adalah pajak penghasilan yang dibayar di luar negeri
boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang dalam tahun pajak yang sama.
7. Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah angsuran pajak dalam tahun berjalan
8. Pajak Penghasilan Pasal 26 adalah pemotongan pajak kepada Wajib Pajak luar negeri
atas penghasilan dividen, bunga, royalty, imbalan sehubungan jasa, pekerjaan dan
kegiatan, hadiah dan penghargaan, pensiun, premi swap, keungtungan karena
pembebasan utang, yang dibayarkan kepada Wajib Pajak luar negeri.
9. Pajak Penghasilan Pasal 29 adalah kekurangan pembayaran pajak yang terutang pada
SPT Tahunan Pajak Penghasilan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak langsung, yang dikenakan atas transaksi
penyerahan Barang Kena Pajak maupun penmanfaatan Jasa Kena Pajak. Pada dasarnya
pengenaan Pajak Pertambahan Nilai akan dibebankan kepada konsumen akhir.
Karena merupakan pajak tidak langsung, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang
Kena Pajak yang sama dapat dikenakan berkali-kali. Namun demikian, Pajak Pertambahan
Nilai yang harus dibayar setiap pengenaan PPN tersebut, terlebih dahulu harus
diperhitungkan dengan pajak masukan yang berkaitan dengan pengadaan Barang Kena Pajak
tersebut. Ini mengandung arti bahwa PPN atas penyerahan Barang Kena Pajak pada setiap
transaksi tersebut dikenakan atas nilai tambah dari Dasar Pengenaan Pajak setiap transaksi.
ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum, keadilan, dan kesederhaan, arah dan
tujuan perubahan Undang-Undang tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ini
mengacu pada kebijakan pokok sebagai berikut:
a. Meningkatkan efesiensi pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan Negara.
b. Menigkatakan pelayanan, kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat guna
meningkatkan daya saing dalam bidang penanaman modal, dengan tetap mendukung
pengembangan usaha kecil dan menengah.
c. Menyesuaikan tuntutan perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta perkembangan di
bidang teknologi informasi.
d. Meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban
e. Menyederhanakan prosedur administrasi perpajakan
f. Meningkatakan penerapan prinsip self assement secara akuntabel dan konsisten, dan;
g. Mendukung iklim usaha kea rah yang lebih kondusif dan kompetitif.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajaknnya.
Fungsi NPWP Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dan Untuk menjaga
ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pelaksaan administrasi perpajakan.

Sanksi
Setiap orang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajin
Pajak , atau menyalah gunakan atau menggunakan tabpa hak NPWP sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara dipidana penjar apaling sedikit enam bulan
dan paling lama enam tahun dan denda paling sedikit dua kali jumlah pajak terutang yang
tidak atau tidak kurang dibayar dan paling banyak empat kali jumlah pajak terutang yang
tidak dibayar.

Penghapusan NPWP apabila:


1. Dilakukan permohonan pengapusan NPWP oleh Wajib Pajak dan/atau ahli ahli waris nya
apabila wajib Pajak sudah tiada memenuhi persyaratan subyektif dan atau obyektif sesuai
dengan ketentuan undang-undang perpajakan
2. Wajib pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha
3. Wajib pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia

Surat Pemberitahuan (SPT)

a. Pengertian SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/ atau harta pembayran pajak , objek pajak dan/atau bukan oleh objek pajak
, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
perpajakan.

b. Fungsi SPT Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atua
melalui pemotongan atau pemungutan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak
atau bagian tahun pajak.
c. Jenis SPT Secara garis besar dibedakan menjadi dua,yaitu surat Pemberitahuan untuk suatu
Masa Pajak dan Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Pemberitahuan untuk suatu Tahun
Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

Surat Setoran Pajak (SSP) dan Pembayaran Pajak

Surat setoran pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan
dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas Negara melalui
tempat pembayararan yang ditunjuk oleh Mentri Keuangan.
Fungsi SSP berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat
kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi.

Surat Ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang
bayar , Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau
Surat ketetapan Pajak lebih Bayar.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pengertian ‘’surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak , jumlah kredit pajak , jumlah kekeurangan pajak,
besarnya sanksi administrasi , dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

III. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Dari pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal dan dapat juga disimpulkan peran pajak
khususnya dalam kestabilan harga pasar dan umumnya kestabilan pasar adalah sebagai
berikut:

a. Pajak merupakan campur tangan pemerintah dalam perekonomian


b. Pemerintah mengatur perekonomian Negara dengan pajak dan subsidi yang didapat dari
pajak
c. Pajak berfungsi sebagai Pengatur pertumbuhan ekonomi
d. Didalam ilmu ekonomi harga adalah factor utama yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran suatu barang yang akan membentuk pola kegiatan perekonomian
e. Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan
f. Kestabilan harga dapat diajaga dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat
dengan pajak, pemungutan pajak untuk dana subsidi dan pembangunan, penggunaan pajak
yang efektif dan efisien.
g. Subsidi adalah bantuan dari pemerintah untuk menekan harga. Subsidi juga bisa diartikan
pengurangan persenan pajak dalam suatu produk atau barang.
h. Harga yang tidak stabil dapat diatasi dengan kebijakkan pajak dengan menaikkan
persentase pajak dan menurunkan persentase pajak pada bidang-bidang yang berkaitan
dengan harga pasar dalam perekonomian
Dengan referensi yang ada, waktu dan semangat yang masih tersisa di raga dan di pikiran
makalah ini bisa terselesaikan. Karena dengan modal seperti itu, makalah ini masih banyak
kekurangan dan diharapkan dapat diperbaiki kedepannya. Diharapkan makalah ini juga dapat
membantu pembaca baik dari inspirasi, maupun sebagai bahan kajian atau pembelajaran.
Makalah ini adalah bukti dari kemampuan penulis yang masih banyak perlu belajar. Bagi
pembaca di ucapakan terimakasih. Tetap semangat jalani hari-hari dan hadapilah dengan
senyuman dan berpikir positif di setiap inchi masalah. Salam Mahasiwi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai