Anda di halaman 1dari 11

HUKUM PAJAK DAN

RETRIBUSI DAERAH
Kelompok 4 Present

(B10020001) Ayu Fitriyani


(B10020047) Annisa Putri Larasati
(B10020048) Nony Ambarsari
(B10020062) Syahrani Ramadhina

Dosen Pengampu :
Ivan Fauzani Raharja, S.H., M.H
PAJAK
DAERAH
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak Daerah merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah (APBD) yang penting untuk membiayai
pelaksanaan pemerintahan daerah dan pembangunan.

Pajak atau kontribusi wajib yang diberikan oleh penduduk suatu daerah kepada
pemerintah daerah ini akan digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan
kepentingan umum suatu daerah. Contohnya seperti pembangunan jalan,
jembatan, pembukaan lapangan kerja baru, dan kepentingan pembangunan serta
pemerintahan lainnya.
KRITERIA & DASAR HUKUM PAJAK DAERAH
KRITERIA HUKUM PAJAK DAERAH :
1. Pungutan memiliki sifat sebagai pajak dan bukan retribusi
2. Objek dari pajak atau yang harus membayar pajak berada di wilayah
kabupaten/kota yang bersangkutan dan memiliki mobilitas cukup
rendah, serta hanya melayani masyarakat di wilayah daerah
kabupaten/kota
3. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan Dasar Hukum Pajak Daerah :
kepentingan umum. Peraturan tentang pajak daerah adalah UU No. 28
4. Potensi pada yang memadai. Penerimaan pajak harus lebih besar dari Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
biaya pemungutan Daerah (PDRD). Peraturan ini menggantikan
a. Objek pajak bukan objek pajak pusat keberadaan UU No. 18 Tahun 1997 sebagaimana
b. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif telah diubah dengan UU No. 34 Tahun 2000.
c. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat seperti
objek dan subjek pajak harus jelas sehingga bisa diawasi
pemungutannya, jumlah pembayaran pajak, dan tarif pajak yang telah
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dari wajib pajak
d. Aspek kemampuan masyarakat. Memperhatikan Kemampuan subjek
pajak untuk memikul tambahan beban pajak sehingga beban pajak
tidak dipikul oleh masyarakat kurang mampu
5. Menjaga kelestarian lingkungan.
JENIS – JENIS PAJAK
DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
terdapat 16 jenis pajak daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah, yang terdiri dari tujuh jenis pajak yang
pemungutannya merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi dan sembilan sembilan jenis pajak yang pemungutannya
merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan rincian sebagai berikut.

Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi sebagai berikut. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai berikut.
• Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
• Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
• Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT).
• Pajak Alat Berat (PAB).
• Pajak Reklame.
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
• Pajak Air Tanah (PAT).
• Pajak Air Permukaan (PAP).
• Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).
• Pajak Rokok. • Pajak Sarang Burung Walet.
• Opsen Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB). • Opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
• Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
DAERAH
Self Assessment System

Merupakan aturan pajak yang membebankan ketentuan dari besarnya pajak yang harus dibayarkan melalui Wajib Pajak
secara pribadi yang bersangkutan. Wajib Pajak diharuskan untuk melakukan perhitungan, pelaporan, dan pembayaran pajak
sesuai dengan ketentuan besarnya pajak tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat maupun melalui ystem online.

Official Assessment System

Sistem ini membebankan wewenang dalam penentuan besarnya Wajib Pajak terutang kepada pihak perpajakan yang menjadi
pemungut Wajib Pajak kepada seorang Wajib Pajak. Dalam hal ini, Wajib Pajak akan diberikan surat ketetapan pajak yang
berisi nilai pajak terutang dan Wajib Pajak harus membayarkan pajak yang terutang tersebut sesuai dengan besaran pajak
yang ada dalam surat ketetapan pajak. Jadi, Wajib Pajak tidak perlu untuk menghitung kembali besarnya pajak terutang,
tetapi hanya perlu untuk membayarkan nilai pajak terutang tersebut.

Withholding System

Sistem pajak ini berupakan ystem perhitungan pajak yang dapat dihitung melalui pihak ketiga. Jadi, bukan Wajib Pajak atau
aparat yang berkaitan dengan pajak yang menghitung besarnya pajak ini, melainkan pihak ketiga, seperti perusahaan yang
melakukan pemotongan dari penghasilan karyawan yang diperoleh.
RETRIBUSI
DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, retribusi adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah
daerah bagi kepentingan individu maupun badan. Pada hakikatnya, fungsi
utama pemungutan retribusi adalah hampir mirip dengan pajak, yaitu
sebagai sumber anggaran daerah, stabilitas ekonomi daerah serta
pemerataan pendapatan masyarakat daerah. Retribusi yang berperan
sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) berfungsi sebagai
anggaran guna membiayai seluruh kebutuhan sehari-hari pemerintahan
dan juga pembangunan daerah. Saat sumber anggaran di suatu daerah
telah tercukupi, maka seluruh kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan baik.
Fungsi lain dari retribusi adalah sebagai stabilitas ekonomi daerah yaitu
mengendalikan harga pasar dan juga dapat membukakan lapangan kerja
baru dalam rangka mengurangi kesenjangan ekonomi masyarakat wilayah
setempat.
JENIS – JENIS RETRIBUSI
DAERAH
Retribusi dibagi menjadi 3 golongan, yakni :

1. Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau
diberikan oleh pemerintah daerah (pemda) untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan
2. Retribusi Jasa Usaha yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh
pemda dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat
pula disediakan oleh sektor swasta
3. Retribusi Perizinan Tertentu yaitu retribusi atas kegiatan tertentu
pemda dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan
atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum
dan menjaga kelestarian lingkungan.
JENIS – JENIS RETRIBUSI
DAERAH
KRITERIA RETRIBUSI DAERAH
PERBEDAAN PAJAK DAERAH
DENGAN RETRIBUSI DAERAH
Perbedaan Pajak daerah Retribusi daerah
Kontraprestasi Kontraprestasi tidak langsung Kontraprestasi langsung

Balas jasa Balas jasa berlaku untuk umum Balas jasa berlaku khusus

Sifat pungutan Bersifat umum Bersifat khusus


Sifat pelaksanaan Pelaksanaannya dapat Pelaksanaannya dapat
dipaksakan, paksaannya dipaksakan, paksaannya bersifat
bersifat yuridis ekonomis
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai