Anda di halaman 1dari 15

1

Otonomi Daerah (Otda)


sejak 1 Januari 2001

Pemerintah pusat:
upaya penyetaraan (equalization).
Pemerintah daerah:
aspek kecukupan (sufficiency), pusat memiliki basis
pungutan potensial.

2
STRUKTUR PENDAPATAN DAERAH
1. Pendapatan Asli Daerah
- Pajak Daerah
- Retribusi Daerah
- Lain-lain PAD Yang Sah
- Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan

2. Dana Perimbangan
- Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
- Dana Alokasi Umum (DAU)
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
- Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Provinsi
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
- Bantuan Dana Adhock Dari Pemerintah
- Dana Alokasi Khusus

3
Fakta:
 Peran PAD terhadap APBD relatif kecil. Rata-rata nasional:
1. Sebelum otda (1998-2000): 10,2%
2. Setelah otda (2001-2003): 8,1%

Proporsi APBD tahun 2009 Proporsi PAD tahun 2009


(dalam %) (dalam %)

Provinsi KabKota Provinsi Kab/Kota


PAD 44 7 Pajak Daerah 85 34
Dana Retribusi Daerah 3 31
Perimbanga 46 85
Hasil Perusahaan&
n
Kekayaan 4 8
Lain-lain Dipisahkan
10 8
PAD
Lain-lain PAD 8 27

4
 Lambatnya peningkatan PAD:
1. Ketidakmampuan daerah membuat strategi koleksi dan memetakan
potensi
2. Kepatuhan masyarakat rendah
3. Regulasi/peraturan yang lemah
4. Kelembagaan/inst yg kurang tepat
5. KKN
6. Political will yang rendah

5
CARA PENINGKATAN
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAHDAER
 INTENSIFIKASI

Meningkatkan kemandirian penerimaan daerah


dengan meningkatkan kinerja penerimaan pajak
dan retribusi daerah yang telah ada
 EKSTENSIFIKASI

Perluasan jenis pungutan

6
DASAR HUKUM
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH:
 UU No. 18 tahun 1997
 UU N0. 34 tahun 2000
 PP 65 tahun 2001: ttg Pajak Daerah
 PP 66 tahun 2001: ttg Retribusi Daerah
 UU No. 28 tahun 2009

7
PENGERTIAN

PAJAK DAERAH
Kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

RETRIBUSI DAERAH
Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

8
FUNGSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

FUNGSI PENERIMAAN/BUDGETAIR
Alat penghimpun dana dari masyarakat untuk kepentingan
pembiayaan pembangunan daerah

FUNGSI PENGATURAN/REGULEREND
Alat pencapaian tujuan tertentu, dengan jalan
mempengaruhi tingkat konsumsi barang dan jasa
tertentu lewat kebijakan tarif

9
CIRI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
PAJAK DAERAH
 Dipungut Pemerintah Daerah, berdasar peraturan perundang-undangan
 Dipungut bila ada suatu keadaan, peristiwa dan perbuatan yg menurut perundang-
undangan dapat dikenakan pajak daerah
 Dapat dipaksakan dalam pengertian jika wajib pajak tidak memenuhi kewajiban
pembayaran pajak daerah, yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi (pidana dan
denda)
 Tidak ada hubungan langsung antara pembayaran pajak daerah dengan
imbalan/balas jasa secara perseorangan
 Hasil penerimaan pajak daerah disetor ke kas daerah
RETRIBUSI DAERAH
 Dipungut Pemerintah Daerah, berdasar peraturan perundang-undangan
 Dipungut bila ada jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dan dinikmati oleh
orang atau badan
 Pihak yang membayar retribusi daerah mendapat imbalan/balas jasa langsung dari
pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukan
 Wajib retribusi yg tidak memenuhi kewajiban dapat dikenakan sanksi ekonomis, yaitu
tidak memperoleh jasa yg diselenggarakan oleh pemerintah daerah
 Hasil penerimaan retribusi daerah disetor ke kas daerah

10
JENIS PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
DA
(UU Nomor 34 Tahun 2000 dan UU Nomor 28 Tahun 2009):

PAJAK DAERAH
 Pajak Propinsi
 Pajak Kabupaten/Kota

RETRIBUSI DAERAH
 Retribusi Jasa Umum
 Retribusi Jasa Usaha
 Retribusi Perizinan Tertentu

11
JENIS PAJAK PROPINSI
UU Nomor 34 Tahun 2000 UU Nomor 28 2009

Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Kendaraan Bermotor


Kendaraan di Atas Air Tarif I : 1%-2%
Tarif maksimum 5%. II : 2%-10%

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Kendaraan di Atas Air Tarif I : 20%
Tarif maksimum 10% II: 1%

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Tarif maksimum 5% Tarif maksimum 10%.

Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air


Pajak Air Permukaan
Bawah Tanah dan Air Permukaan
Tarif maksimum 10%.
Tarif maksimum 20%

Pajak Rokok
Tarif : 10% -15%.

12
JENIS PAJAK KABUPATEN/KOTA
UU Nomor 34 Tahun 2000 UU No. 28 Tahun 2009
1 Pajak Hotel Pajak Hotel
2 Pajak Restoran Pajak Restoran
3 Pajak Hiburan Pajak Hiburan
4 Pajak Reklame Pajak Reklame
5 Pajak Penerangan Jalan Pajak Penerangan Jalan
6 Pajak Pengambilan Bahan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Galian Golongan C
7 Pajak Parkir Pajak Parkir
8 Pajak Air Tanah
9 Pajak Sarang Burung Walet
1 Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
0 Perkotaan
1 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
1 Bangunan
13
Kriteria Jenis Pajak Daerah Baru (UU Nomor 34 Tahun 2000):
◦ Bersifat pajak dan bukan retribusi
◦ Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah Daerah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan mempunyai
mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani
masyarakat di wilayah Daerah Kabupaten/Kota yang
bersangkutan
◦ Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan
dengan kepentingan umum
◦ Objek pajak bukan merupakan objek pajak Propinsi
dan/atau objek pajak Pusat
◦ Potensinya memadai
◦ Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif
◦ Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan
masyarakat
◦ Menjaga kelestarian lingkungan

14
Kriteria Jenis Pajak Daerah Baru (UU Nomor 28 Tahun 2009):
a. Tidak dimungkinkan lagi
b. Pasal 2 ayat 3: Daerah dilarang memungut pajak selain
jenis pajak yang sudah ditetapkan UU 28/2009

15

Anda mungkin juga menyukai