Anda di halaman 1dari 26

PAJAK DAERAH

DAN
KEDUDUKAN PAJAK

PONTAS
PANE
Pajak Daerah & Retribusi Daerah

 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


 NOMOR 34 TAHUN 2000
 TENTANG
 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1997
 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
www.themegallery.com
PAJAK DAERAH

Pajak Pemerintah Pajak Pemerintah Kabupaten Kota


Propinsi
• Pajak Hotel;
• Pajak Kendaraan
• Pajak
. Bermotor dan
Kendaraan di Atas Restoran;
Air; • Pajak
• Bea Balik Nama Hiburan;
Kendaraan Bermotor • Pajak
dan Kendaraan di Reklame;
Atas Air; • Pajak
• Pajak Bahan Bakar Penerangan
Kendaraan Bermotor; Jalan;
• Pajak Pengambilan
• Pajak
dan Pemanfaatan Air
Bawah Tanah dan Air Pengambilan
Permukaan. Bahan Galian
BAGI HASIL PAJAK PROPINSI
BAGIAN KAB/KOTA

• Pajak Kendaraan Bermotor dan


Kendaraan di Atas Air; MINIMUM 30%
• Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air;.

• Pajak Bahan Bakar Kendaraan MINIMUM 70%


Bermotor;

• Pajak Pengambilan dan


MINIMUM 70%
Pemanfaatan Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan.
Ketentuan tarif
Maksimum
Pajak Propinsi
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air 5%
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air 10%
Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor 5%
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan 20%
Ketentuan tarif Maksimum
Pajak kabupaten/ Kota

Pajak Hotel 10 %
Pajak Restoran
10 % Hiburan 35 %
Pajak
Pajak reklame 25 %
Pajak Penerangan jalan 25 %
Pajak Parkir 20%
Pajak Pengambilan Bahan galian Golongan C 20%
RESTRIBUSI
DAERAH
Jenis-jenis Retribusi Jasa
 Retribusi Pelayanan Kesehatan; Umum
 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda
Penduduk dan Akte Catatan Sipil;
 Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan
Mayat;
 Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
 Retribusi Pelayanan Pasar;
 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
 Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
 Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha
 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
 Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
 Retribusi Tempat Pelelangan;
 Retribusi Terminal;
 Retribusi Tempat Khusus Parkir;
 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
 Retribusi Penyedotan Kakus;
 Retribusi Rumah Potong Hewan;
 Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal;
 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga;
 Retribusi Penyeberangan di Atas Air;
 Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
Jenis-jenis Retribusi Izin
Tertentu
 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
 Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
 Retribusi Izin Gangguan;
 Retribusi Izin Trayek.
PRINSIP DAN SASARAN
• KEUANGAN DAERAH

Adalah semua hak & kewajiban daerah dlm rangka


penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam
kerangka APBD

• APBD

Adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang


.
ditetapkan berdasarkan perda tentang APBD

www.themegal
lery.com
Diagram

1 Model Alokasi Transfer yang Mempertimbangkan


Kesenjangan Fiskal

FORMULASI 2 Model Alokasi Transfer Berdasarkan Pertimbangan


PERIMBANGAN Kapasitas Fiskal
KEUANGAN
(INTERGOVER 3 Model Alokasi Transfer Yang Didasarkan Berbagai
NMENTAL Indikator Kebutuhan
FISCAL
TRANSFER) 4 Model Alokasi Transfer Berdasarkan Kesamaan Basis Pajak
Per Kapita
Pembagian hasil

Pembagian hasil penerimaan PPh orang pribadi dalam negeri


dan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :
Pemerintah
Pusat
Hasil
( 80 % ) Daerah Propinsi
Penerimaan
PPh OPDN dan ( 40 % )
Pemerintah
PPh Ps 21 Daerah Daerah
( 20 % ) Kabupaten/Kota
( 60 % )

Bagian pemerintah daerah merupakan pendapatan daerah dan


dicantumkan dalamAPBD. Pengalokasian bagian pemerintahndaerah
kepada masing-masing daerah Kabupatern/Kota berdasarkan usulan
Gubernur dengan pertimbangan faktor jumlah penduduk, luas
wilayah, serta faktor-faktor lain yang relevan dalam rangka
pemerataan
UU NO. 32 TAHUN 1956
Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Negara dan Daerah-Daerah yang berhak
mengurus Rumah Tangganya Sendiri
PERKEMBANGAN PERPAJAKAN
DI INDONESIA

 Peraturan Perundang-undangan Perpajakan


yang berlaku sejak Poklamasi s.d. 1983
 Peraturan Perundang-undangan Perpajakan
yang berlaku sejak 1983 yang belum diper
barui
Peraturan Perundang-undangan
Perpajakan

Sejak proklamasi s.d.


1983
 Pasal II (Aturan Peralihan) UUD. 1945 jo Undang-
Undang No. 4 Tahun 1952 antara lain menyatakan
. bahwa sejak 1 Januari 1951, semua Undang-Undang,
Undang-Undang Darurat dan Ordonasi tentang Pajak
yang dikeluarkan sebelum pembentukan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dinyatakan berlaku di
seluruh Indonesia.
 Pajak-pajak negara lain yang tidak disebutkan dalam
Undang-undang No 4 Tahun 1952 diumumkan secara
tersendiri seperti Pajak Perseroan 1925 (Lembaran
Negara 1952 No. 83).
 UU No 12 tahun 1956 jo. PP No. 3 tahun 1957
 UU No 10 tahun 1968
Peraturan Perundang-undangan
Perpajakan

Sekarang -

 UU No. 6 Tahun 1983 terakhir diubah


dengan UU No. 28 Tahun 2007
.
 UU No. 7 Tahun 1983 terakhir diubah
dengan UU No. 36 Tahun 2008
 UU No. 8 Tahun 1983 terakhir diubah
dengan UU No. 18 Tahun 2000
 UU No. 12 Tahun 1985 terakhir diubah
dengan UU No. 12 Tahun 1994
 UU No. 13 Tahun 1985
Pasal 23A ayat (2) UUD 1945 yang
berbunyi “Segala pajak untuk
keperluan negara berdasarkan undang-
Undang”

www.themegal
lery.com
HUKUM
PAJAK
Hukum Pajak merupakan suatu bagian
dari Hukum Tata Usaha Negara, yang
didalamnya termuat juga anasir-anasir
Hukum Tata Negara, Hukum Pidana, Hukum
Perdata dan lain-lain.
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK DALAM SISTEM HUKUM
INDONESIA
HUKUM PAJAK MATERIAL:
MENGATUR NORMA-NORMA YANG
MENERANGKAN KEADAAN,
PERBUATAN, DAN PERISTIWA HUKUM
YANG HARUS DIKENAKAN PAJAK DAN
HUKUM
BESARNYA PAJAK
PAJAK MATERIAL

MENGATUR TENTANG CARA- CARA


MENGIMPLEMENTASIKAN HUKUM
PAJAK MATERIAL MENJADI
KENYATAAN.
HUKUM PAJAK FORMAL:

Anda mungkin juga menyukai