Anda di halaman 1dari 23

1

BAB V
PROGRAMASI LINIER

Programasi Linier merupakan suatu model optimasi persamaan linier dari suatu fungsi
tujuan dengan kendala-kendala linier yang dihadapi.

Fungsi linier yang hendak dicari nilai optimumnya, berbentuk sebuah persamaan disebut
fungsi tujuan. Fungsi tujuan ada 2 yaitu :
1. Memaksimumkan fungsi tujuan
2. Meminimumkan fungsi tujuan

1. Memaksimumkan fungsi tujuan

Z = c1 x1 + c2 x2 + c3 x3 + … + cn xn

Fungsi-fungsi linier yang harus terpenuhi dalam optimasi fungsi. Tujuan dapat berbentuk
persamaan atau pertidaksamaan à fungsi kendala.

Sehingga harus tunduk terhadap kendala :

a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 + … + c1n xn ≤ b1


a21 x1 + a22 x2 + a13 x3 + … + c2n xn ≤ b2
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
am1 x1 + am2 x2 + am3 x3 + … + cmn xn ≤ bn

dimana : xj ≥ 0
j = 1, 2, 3, … , n

n
Ringkasnya maksimumkan Z = Σ cjxj
j=1

n
Terhadap Z = Σ aij xj ≤ b1
j=1

dimana : xj ≥ 0
i = 1, 2, 3, … , m

1. Meminimumkan fungsi tujuan


2

Z = c1 x1 + c2 x2 + c3 x3 + … + cn xn

Fungsi-fungsi linier yang harus terpenuhi dalam optimasi fungsi. Tujuan dapat berbentuk
persamaan atau pertidaksamaan à fungsi kendala.

Sehingga harus tunduk terhadap kendala :

a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 + … + c1n xn ≥ b1


a21 x1 + a22 x2 + a13 x3 + … + c2n xn ≥ b2
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
am1 x1 + am2 x2 + am3 x3 + … + cmn xn ≥ bn

dimana : xj ≥ 0
j = 1, 2, 3, … , n

n
Ringkasnya maksimumkan Z = Σ cjxj
j=1

n
Terhadap Z = Σ aij xj ≥ b1
j=1

dimana : xj ≥ 0
i = 1, 2, 3, … , m

Syarat yang harus dipenuhi suatu masalah Optimasi dengan


menggunakan Programasi Linier :

a. Masalah yang bersangkutan dapat dirubah dalam bentuk permasalahan matematis.


b. Keseluruhan sistem permasalahan hrs dapat dipilah-pilah menjadi satuan-satuan
aktivitas.
c. Masing-masing aktivitas hrs dpt ditentukan dg tepat, baik jenis maupun letaknya
dlm model programasi.
d. Setiap aktivitas hrs dpt dikualifikasikan.
3

Kesimpulannya, suatu masalah Programasi linier harus terdapat rangkaian:

1. Kendala – aktivitas – tujuan


atau
2. Masukan – aktivitas – keluaran.

Penyelesaian Programasi Linier :

1. Metode Grafik
2. Metode Simplex.

5.1. Metode Grafik

Tahap-tahap Penyelesaian Programasi Linier dengan Metode Grafik

1. Rumuskan permasalahan kedalam fungsi Tujuan dan fungsi kendala.


2. Bentuklah fungsi. Tujuan dan fungsi. Kendala tersebut dlm persamaan atau
pertidaksamaan matematis.
3. Gambarkan fungsi. Kendala ke dalam suatu grafik dan arsirlah daerah yang
memenuhi.
4. Tentukan daerah yang memenuhi seluruh kendala yang ada (feasible area).
5. Tandai titik-titik kombinasi yang membatasi feasible area.
6. Masukkan titik kombinasi ke dalam fungsi tujuan.
7. Pilihlah titik kombinasi yang sesuai dengan fungsi.
fungsi. Tujuan maksimum / minimum
à maksimum : nilai terbesar
minimum : nilai terkecil.
8. Berikan solusi/kesimpulan yang sesuai dengan fungsi.. Tujuan.

Contoh :

Perumusan model programasi linier sebuah persahaan yang menghasilkan dua macam
roti, yaitu : Roti A dan roti B menggunakan dua macam bahan mentah yaitu tepung terigu
dan tepung tapioka. Baik roti A maupun roti B masing-masing menggunakan masukan
tepung terigu dan tepung tapioka.

Setiap unit roti A memerlukan 3 unit tepung terigu dan 10 unit tepung tapioka
Setiap unit roti B memerlukan 8 unit tepung terigu dan 4 unit tepung tapioka

Harga jual roti A Rp. 15.000,-


Harga jual roti B Rp. 12.000,-

Jumlah persediaan tepung terigu 600 unit


Jumlah persediaan tepung teapioka 640 unit

Dengan metode grafik, tentukanlah berapa roti A dan berapa roti B yang harus diproduksi
agar diperoleh hasil penjualan maksimum, jika roti A tidak boleh melebihi 50 buah
4

Jawab :

Fungsi tujuan : Z = 15.000 a + 12.000 b

Fungsi kendala : 3a + 8b ≤ 600


10a + 4b ≤ 640

Tabel Permasalahan :

Keluaran Kendala
A B Masukan
Masukan 3 8 600
10 4 640
Kendala 15.000 12.000
Keluaran

Jawab :

3a + 8b = 600 x 1 3a + 8b = 600
10a + 4b = 640 x 2 20a + 8b = 1280
-
- 17a = - 680
a = 40

3a + 8b = 600
3(40) + 8b = 600
120 + 8b = 600
8b = 480
b = 60

Jadi L (40, 60)

10a + 4b = 640
a = 50 10(50) + 4b = 640
500 + 4b = 640
4b = 140
b = 35

Jadi M (50,35)
5

Tabel : 3a + 8b = 600 a 0 200

B 75 0

Tabel : 10a + 4b = 640 a 0 64

B 160 0

Grafik :

160

K
75
L

N
50 64 200

Z = 15.000 a + 12.000 b
K (0 , 75) Z = 15.000 (0) + 12.000 (75) = 900.000
L (40,60) Z = 15.000 (40) + 12.000 (60) = 1.320.000
M (50, 35) Z = 15.000 (50) + 12.000 (35) = 1.170.000
N (50,0 ) Z = 15.000 (50) + 12.000 (0) = 900.000

Kesimpulan :

Jadi agar diperoleh hasil penjualan maksimum maka dipilih L (40 , 60) yang berarti
bahwa diproduksi roti jenis A sebanyak 40 buah dan roti jenis B sebanyak 60 buah
dengan total penjualan sebesar Rp. 1.320.000,-
6

Soal :

1. Dalam pembuatan kue diperlukan bahan pokok : mentega dan tepung terigu
Kue jenis A memerlukan 6 unit mentega, 2 unit tepung terigu
Kue jenis B memerlukan 4 unit mentega, 6 unit tepung terigu
Mentega hanya tersedia 420 unit Harga kue A Rp. 45.000,-
Tepung terigu hanya tersedia 280 unit Harga kue B Rp. 35.000,-
Produksi kue jenis A tidak boleh melebihi 60 buah
Dengan menggunakan metode grafik, Tentukanlah hasil penjualan maksimum, berapa
kue jenis A dan kue jenis B harus di produksi

2 Dalam pembuatan Roti diperlukan 2 bahan pokok : mentega dan tepung terigu
Roti jenis A memerlukan 2 unit mentega, 5 unit tepung terigu
Roti jenis B memerlukan 3 unit mentega, 2 unit tepung terigu
Mentega hanya tersedia 160 unit Harga Roti A Rp. 60.000,-
Tepung terigu hanya tersedia 290 unit Harga Roti B Rp. 45.000,-
Produksi roti jenis A tidak boleh melebihi 50 buah
Dengan menggunakan metode grafik Tentukanlah hasil penjualan maksimum, berapa
roti jenis A dan Roti jenis B harus di produksi

3. Dalam pembuatan kue diperlukan 2 bahan pokok yaitu mentega dan tepung terigu
Kue jenis A memerlukan 2 unit mentega dan 6 unit tepung terigu
Kue jenis B memerlukan 5 unit mentega dan 3 tepung terigu
Mentega hanya tersedia 330 unitdan tepung terigu hanya tersedia 390 unit
Sedang harga kue jenis A Rp 10.000 dan jenis B Rp 15.000
Produksi kue jenis A tidak boleh melebihi 60 buah.
Jika kue tsb terjual semua tentukanlah hasil penjualan maksimum, berapa kue jenis A
dan kue jenis B harus di produksi dengan menggunakan metode grafik

4. Dalam pembuatan Roti diperlukan 3 bahan pokok : mentega dan tepung terigu dan
telor
Roti jenis A memerlukan 6 unit mentega, 8 unit tepung terigu dan 13 unit butir telor
Roti jenis B memerlukan 10 unit mentega, 4 unit tepung terigu dan 10 unit butir telor
Mentega hanya tersedia 680 unit
Tepung terigu hanya tersedia 440 unit Harga Roti A Rp. 30.000,-
Telor hanya tersedia 820 butir Harga Roti B Rp. 45.000,-
Dengan menggunakan metode grafik Tentukanlah hasil penjualan maksimum, berapa
roti jenis A dan Roti jenis B harus di produksi

5. Dalam pembuatan kue diperlukan 3 bahan pokok : mentega dan tepung terigu dan
tepung tapioka
Kue jenis A memerlukan 6 unit mentega, 10 unit tepung terigu dan 35 unit t. tapioka
Kue jenis B memerlukan 8 unit mentega, 6 unit tepung terigu dan 32 unit t. tapioka
Mentega hanya tersedia 480 unit
7

Tepung terigu hanya tersedia 580 unit Harga kue A Rp. 45.000,-
Tepung tapioka hanya tersedia 2140 unit Harga kue B Rp. 35.000,-
Dengan menggunakan Metode Simpleks Tentukanlah hasil penjualan maksimum,
berapa kue jenis A dan kue jenis B harus di produksi

2. Metode Simplex.

Metode Simplex (Simple Linier Example) dikerjakan secara sistematik bermula dari
suatu penyelesaian dasar yang laik ke penyelesaian dasar yang laik berikutnya. Hal
ini dilakukan secara berulang-ulang hingga akhirnya ditemukan penyelesaian yang
optimal. Dalam pengerjaan secara simplex ini peranan matriks berikut kaidah-
kaidahnya sangat berarti.

Cara pengerjaannya terlebih dahulu harus dilakukan standarisasi rumusan model,


sebelum penyelesaian awal dilakukan.Fungsi-fungsi kendala yang masih berbentuk
pertidaksamaan harus dirubah dalam bentuk persamaan, yaitu dengan menambahkan
variable senjangpada fungsi kendala yang bertanda ≤ , dan mengurangkan variable
surplus pada fungsi kendala yang bertanda  , dan sera umum fungsi fungsi-fungsi
kendala dapat dituliskan sebagai berikut :

a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 + … + c1n xn ± s1 = b1


a21 x1 + a22 x2 + a13 x3 + … + c2n xn ± s2 = b2
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
am1 x1 + am2 x2 + am3 x3 + … + cmn xn ± sn = bn

n
Ringkasnya : Z = Σ aij xj ≤ b1
j=1

dimana : xj ≥ 0
i = 1, 2, 3, … , m
8

Hasil-hasil perhitungan pada setiap tahap pengerjaan disajikan ke dalam bentuk tablo
(Tabel Matriks). Berdasarkan angka-angka yang muncul di tablo inilah dilakukan analisis
dan ditarik kesimpulan. Dalam metodesimplex dikenal 2 macam model penyajian tablo,
Yaitu :
a. Tablo berkolom variable dasar
b. Tablo berbaris cj zj

Meskipun kesimpulan akhir dari analisis simplex dengan kedua model tablo ini sama,
namun karena baris dan kolom yang terdapat di masing-masing tablo berlainan,
perlakuan terhadapnya berbeda.

a. Simplex dengan Tablo berkolom variable dasar

Metode Simplex dengan Tablo berkolom variable dasar harus menstandarisasi semua
halyang akan kita bahas, yaitu mengubahnya dalam bentuk fungsi implicit. Secara umum
rumusan model dasar tersebut adalah sebagai berikut :

Z - c1 x1 - c2 x2 - c3 x3 - … - cn xn = 0

a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 + … + c1n xn ± s1 = b1


a21 x1 + a22 x2 + a13 x3 + … + c2n xn ± s2 = b2
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
am1 x1 + am2 x2 + am3 x3 + … + cmn xn ± sn = bn

Bentuk tablonya :

VD Z x1 x2 ..… xn s1 s2 ….. sn S

Z 1 c1 c2 ….. cn 0 0 …... 0 0 Persamaan-z


9

s1 0 a11 a12 ...… a1n 1 0 …… 0 b1 Persamaan-s


Persamaan-s1
s2 0 a21 a22 ...… a2n 0 1 …… 0 b2 Persamaan-s
Persamaan-s2
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
sm 0 am1 am2 ...… amn 0 1 …… 0 bn Persamaan-s
Persamaan-sn

matriks utama matriks satuan

Keterangan :

VD = Variabel Dasar, yaitu variable-variabel yang nilainya ditunjukkan oleh konstanta-


konstanta yang bersesuaian di kolom S . Kolom VD ini berisi semua variable
semu. Variabel-variabel lain yang tidak terdapat di kolom ini disebut variable
adasar.

Z = Kolom ini sebenarnya hanya berfungsi sebagai pelengkap, isinya selalu sama
(1, 0, 0, 0, …, 0 )sejak penyelesaian awal hingga penyelesaian akhir, karenanya
boleh tidak dicantumkan di dalam tablo.

Kolom-kolom Variabel = Kolom ini berisi koefisien-koefisien dari masing-masing


variable dalam persamaan yang bersesuaian; yaitu aij untuk variable-variabel asli
xj dan 0 atau 1 untuk variable-variabel semu sj , untuk tablo pertama (penyesuaian
awal).

Kolom S = Kolom “Solution” ini berisi nilai-nilai ruas kanan dari persamaan-persamaan
implicit yang terdapat di dalam model, baik persamaan fungsi tujuan maupun
persamaan-persamaan fungsi kendala. Angka-angka yang tercantum di kolom S
ini mencerminkan nilai Z dan nilai variable-variabel dasar pada tahap
penyelesaian yang bersangkutan.

Langkah-langkah Penyelesaian

1. Rumuskan dan standarisasikan modelnya.


10

2. Bentuk tablo pertama dengan menetapkan semua variable semu sebagai variable
dasar (variable asli sebagai variable adasar)
3. Tentukan satu “Variabel Pendatang’ di antara variable-variabel adasar yang ada,
untuk dijadikan variable dasar dalam tablo berikutnya. Variabel pendatang adalah
variable adasar yang nilainya pada baris Z paling negatif dalam kasus
maksimisasi, atau paling positif dalam kasus minimisasi.
4. Tentukan satu “Variable Perantau” diantara variable-variabel dasar yang ada,
untuk menjadi variable-variabel adasar dalam tablo berikutnya. Variabel perantau
adalah variable dasar yang memiliki “rasio solusi” dengan nilai positif terkecil.
Kolom yang mengandung variable pendatang disebut kolom kunci, kunci, dan baris
yang mengandung variable perantau disebut baris kunci.
kunci.
5. Bentuk tablo berikutnya dengan memasukkan variable pendatang ke kolom VD
dan mengeluarkan variable perantau dari kolom VD, serta lakukan transformasi
baris-baris tablo, termasuk baris Z. Dengan perlakuan transformasi sebagai
berikut :
a. Baris kunci baru = Baris kunci lama : unsure kunci
b. Baris baru =Baris lama – (Unsur pada kolom kuncinya x Baris kunci baru)

6. Lakukan pengujian optimalitas. Jika semua koefisien variable adasar pada baris Z
sudah tidak ada lagi yang negatif untuk kasus maksimisasi atau sudah tidak ada
lagi yang positif untuk kasus minimisasi, berarti penyelesaian sudah optimal,
tidak perlu dibentuk tablo berikutnya. Tetapi jika masih, maka penyelesaian
belum optimal, ulangi lagi langkah ke 3 sampai ke 6

Contoh 1 :

Maksimumkan Z = 25 x1 + 15 x2
Terhadap 3 x1 + 3 x2  24 ………. (kendala masukan K)
2 x1 + 4 x2  20 ………. (kendala masukan L)
3 x1  21 ………. (kendala masukan M)
x1 ; x2 0

Model Standarnya :

Maksimumkan Z - 25 x1 - 15 x2 = 0
Terhadap 3 x1 + 3 x2 + s 1 = 24
2 x1 + 4 x2 + s2 = 20
3 x1 + s3 = 21
x1 ; x2 ; s1 ; s2 ; s3  0

Model yang sudah standar ini diterjemahkan menjadi tablo pertama, sebagai berikut :

Tablo 1.
11

VD Z x1 x2 s1 s2 s3 S

Z 1 - 25 - 15 0 0 0 0 Persamaan-z

s1 0 3 3 1 0 0 24 Persamaan-s
Persamaan-s1
s2 0 2 4 0 1 0 20 Persamaan-s
Persamaan-s2
s3 0 3 0 0 1 0 21 Persamaan-s
Persamaan-s3

Dalam kasus maksimisasi ini variable pendatangnya adalah x1 karena nilai pada baris z
paling negatif, sehingga kolom x1 merupakan kolom kunci. Dari sini bisa dihitung rasio
solusi untuk masing-masigvariabel dasar, Rasio solusi s1 = 24 / 3 = 8
Rasio solusi s2 = 20 / 2 = 10
Rasio solusi s3 = 21 / 7 = 7

s3 merupakan variable perantau karena rasio solusinya paling kecil, sehingga disebut
baris kunci. Perpotongan antara baris kunci dan kolom kunci merupakan unsure kunci.

pendatang paling negatif


Tablo 1.

VD Z x1 x2 s1 s2 s3 S

Z 1 - 25 - 15 0 0 0 0

s1 0 3 3 1 0 0 24 r.s. = 8
s2 0 2 4 0 1 0 20 r.s. = 10
s3 0 3 0 0 1 0 21 r.s. = 7
(terkecil)

Perantau unsur kunci

Transformasi baris kunci (x


( 1 menggantikan s3 )
12

x1 0/3 3/3 0/3 0/3 0/3 1/3 21/3

x1 0 1 0 0 0 1/3 7

Transformasi baris z Transformasi baris s1 Transformasi baris s2

1 – ( - 25 ) 0 = 1 0–(3)0 = 0 0–(2)0 = 0
-25 – ( - 25 ) 1 = 0 3–(3)1 = 0 2–(2)1 = 0
-15 – ( - 25 ) 0 = - 15 3–(3)0 = 3 4–(2)0 = 4
0 – ( - 25 ) 0 = 0 1–(3)0 = 1 0–(2)0 = 0
0 – ( - 25 ) 0 = 0 0–(3)0 = 0 1–(2)0 = 1
0 – ( - 25 ) (1/3) = 25/3 0 – ( 3 ) (1/3) = -1 0 – ( 2 ) (1/3) = -2/3
0 – ( - 25 ) 7 = 175 24 – ( 3 ) 7 = 3 20 – ( 2 ) 7 = 6

unsur kunci
Tablo 2.

VD Z x1 x2 s1 s2 s3 S

Z 1 0 -15 0 0 25/3 175

s1 0 0 3 1 0 -1 3 r.s. = 1
s2 0 0 4 0 1 -2/3 6 r.s. = 1,5
x1 0 1 0 0 1 1/3 7 r.s. = ~

Sekarang variable-variabel adasarnya ialah x2 dan s3. Karena di antara variable-variabel


adasar ini masih ada koefisien pada baris z yang bernilai negatif (kasus maksimisasi),
berarti penyelesaian belum optimal dan harus dibentuk tablo berikutnya. Sebelum tablo
dibentuk harus dilakukan transformasi baris, sebagai berikut :

Transformasi baris kunci (x


( 2 menggantikan s1 ) :

x1 0/3 3/3 0/3 0/3 0/3 1/3 21/3


13

x1 0 1 0 0 0 1/3 7

Transformasi baris z Transformasi baris s1 Transformasi baris s2

1 – ( - 15 ) 0 = 1 0–(4)0 = 0 0–(0)0 = 0
1 – ( - 15 ) 0 = 0 0–(4)0 = 0 1–(0)0 = 1
-15 – ( - 15 ) 1 = 0 4–(4)1 = 0 0–(0)1 = 0
0 – ( - 15 ) (1/3) = 5 0 – ( 4 ) (1/3) = -4/3 0 – ( 0 ) (1/3) = 0
0 – ( - 15 ) 0 = 0 1–(4)0 = 1 0–(0)0 = 0
25/3 – ( - 15 ) (-1/3) = 10/3 -2/3 – ( 4 ) (-1/3) = 2/3 1/3 – ( 0 ) (-1/3) = 1/3
175 – ( - 15 ) 1 = 190 6–(4)1 = 2 7–(0)1 = 7

Tablo 3.

VD Z x1 x2 s1 s2 s3 S

Z 1 0 0 5 0 10/3 190

x2 0 0 1 1/3 0 -1/3 1
s2 0 0 4 -4/3 1 2/3 2
x1 0 1 0 0 1 1/3 7

Variabel-variabel dasarnya sekarang (lihat kolom VD) adalah x1 , x2 dan s2 . Sedangkan


variable-variabel adasarnya ialah s1 dan s2 . Karena koefisien-koefisien variable adasar
pada baris z sudah tidak ada lagi yang negatif, berarti optimalitas sudah dicapai. Sehingga
tablo ini disebut tablo optimal.

Kesimpulan :

Baris-baris yang brsesuaian pada kolom VD dan kolom S menunjukkan :

S = 190
x2 = 1
14

s2 = 2
x1 = 7

Yang berarti bahwa : Optimalitas dicapai pada kombinasi :

Produksi 7 unit x1
Produksi 1 unit x2
Dengan keuntungan maksimum 190
Sisa masukan L yang tidak terpakai sebanyak 2 unit (dilambangkan dengan s2)

b. Simplex dengan Tablo Berbaris cj - zj

Metode simplex dengan tablo jenis ini tidak memerlukan peng implicit anpersamaan
fungsi tujuan. Secara umum rumusan model standar untuk metode simplex dengan tablo
berbaris cj - zj adalah :

Optimumkan :
Z = c1 x1 - c2 x2 - c3 x3 - … - cn xn

Terhadap :
a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 + … + c1n xn ± s1 = b1
a21 x1 + a22 x2 + a13 x3 + … + c2n xn ± s2 = b2
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
am1 x1 + am2 x2 + am3 x3 + … + cmn xn ± sn = bn

Bentuk Tablonya :

Program Tujuan c1 c2 …… cn 0 0 …… 0 Kuan


x1 x2 …… xn s1 s2 …… sn titas

s1 0 a11 a12 …… a1n 1 0 …… 0 b1


s2 0 a21 a22 …… a2n 0 1 …… 0 b2
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
sn 0 am1 am2 …… amn 0 0 …… 1 bm
15

zj
cj - zj

matriks utama matriks satuan


Amxn Imxn

Keterangan :

1. Kolom Program
Kolom ini berisi variable-variabel sj dan / atau xj ( j = 1 , 2 , 3 , …, n ) yang
menentukan kesimpulan penyelesaian.

2. Kolom Tujuan
Kolom ini berisi koefisien variable-variabel di dalam fungsi tujuan, sesuai dengan
yang tercantum di kolom program.

3. Kolom-kolom variable
Kolom-kolom ini berisi koefisien-koefisien dari setiap variable yang terdapat di
dalam model.

4. Kolom kuantitas
Kolom ini mencerminkan kuantitas masing-masing variable yang tercantum di
kolomprogram pada tahap penyelesaian yag bersangkutan.

5. Baris zj
Baris ini berisi jumlah hasilkali unsure-unsur pada kolom tujuan dengan unsure-
unsur pada kolom yang bersesuaian.

6. Baris cj - zj
Baris ini merupakan indicator optimalitas penyelesaian, berisi selisih antara cj dan
zj . Untuk masalah maksimisasi penyelesaian dinyatakan optimal jika sudah tidak
ada lagi unsure-unsur yang bertanda positif pada baris zj - cj ini.

Langkah-langkah Penyelesaian

1. Rumuskan dan standarisasikan modelnya.


2. Bentuk tablo pertama berdasarkan keterangan-keterangan di atas.
3. Tentukan satu kolom kunci diatara kolom-kolom variable yag ada. Yaitu kolom
yang menadung nilai (cj - zj ) paling positif untuk kasus maksimisasi, atau
menadung nilai (cj - zj ) paling negatif untuk kasus minimisasi.
4. Tentukan satu baris kunci diatara baris-baris variabel yang ada., yaitu baris yang
memiliki “rasio kuantitas” dengan nilai positif terkecil. Baik untuk masalah
maksimisasi maupun minimisasi.
16

5. Bentuk tablo berikutnya dengan memasukkan variable pendatang ke kolom


program dan mengeluarkan variable perantau dari kolom tersebut, serta lakukan
transformasi baris-baris variable.

Baris kunci baru = Baris kunci lama : unsure kunci

Sedangkan transformasi baris-baris lainnya :

Baris baru =Baris lama – (rasio kunci x Baris kunci lama)

6. Lakukan pengujian optimalitas. Jika semua koefisien pada baris cj - zj sudah tidak
ada lagi yang positif untuk kasus maksimisasi atau sudah tidak ada lagi yang
negatif untuk kasus minimisasi, berarti penyelesaian sudah optimal, tidak perlu
dibentuk tablo berikutnya. Tetapi jika masih, maka penyelesaian belum optimal,
ulangi lagi langkah ke 3 sampai ke 6

Contoh 2 :
Dari Contoh1 diselesaikan secara simplex menggunakan tablo berbaris cj - zj

Maksimumkan Z = 25 x1 + 15 x2
Terhadap 3 x1 + 3 x2  24 ………. (kendala masukan K)
2 x1 + 4 x2  20 ………. (kendala masukan L)
3 x1  21 ………. (kendala masukan M)
x1 ; x2 0

Model Standarnya :

Maksimumkan Z = 25 x1 + 15 x2
Terhadap 3 x1 + 3 x2 + s 1 = 24 (kendala masukan K)
2 x1 + 4 x2 + s2 = 20 (kendala masukan L)
3 x1 + s3 = 21 (kendala masukan M)
x1 ; x2 ; s1 ; s2 ; s3  0

Tablo 1.

Program Tujuan 25 15 0 0 0 Kuantitas Kuantitas


x1 x2 s1 s2 s3

s1 0 3 3 1 0 0 24 r.ks. = 8
s2 0 2 4 0 1 0 20 r.ks. = 10
s3 0 3 0 0 0 1 21 r.ks. = 7
zj 0 0 0 0 0 0
17

cj - zj 25 15 0 0 0

Dari tablo di atas bisa dilihat bahwa unsure kuncinya ialah 3. Sehingga bisa dihitung
bahwa rasio kunci sebagai berikut :

Untuk baris s1 adalah 3/3 = 1


Untuk baris s2 adalah 2/3
Untuk baris s3 tak perlu dihitung karena merupakan baris kunci.

Dalam Tablo kedua, variable pendatang x1 masuk ke kolom program menggantikan


variable ; s3

Transformasi baris kunci Transformasi baris s1 Transformasi baris s2

3:3 = 1 3–(1)3 = 0 2 – ( 2/3 ) 3 = 0


0:3 = 0 3–(1)0 = 3 4 – ( 2/3 ) 0 = 4
0:3 = 0 1–(1)0 = 1 0 – ( 2/3 ) 0 = 0
0:3 = 0 0–(1)0 = 0 1 – ( 2/3 ) 0 = 1
1:3 = 1/3 0–(1)1 = -1 0 – ( 2/3 ) 1 = -2/3
21 : 3 = 7 24 – ( 1 ) 21 = 3 20 – ( 2/3 ) 21 = 6

Tablo 2.

Program Tujuan 25 15 0 0 0 Kuantitas Kuantitas


x1 x2 s1 s2 s3

s1 0 0 3 1 0 -1 3 r.k . = 1
s2 0 0 4 0 1 - 2/3 6 r.ks. = 1,5
x1 25 1 0 0 0 1/3 7 r.ks. = ~

zj 23 0 0 0 25/3 175
cj - zj 0 15 0 0 -25/3

Pada baris cj - zj masih terdapat unsure positif, berarti penyelesaian belum optimal. Kolom
kuncinya adalah kolom x2 dan variable x2 merupakan variable pendatang. Baris
kuncinya adalah baris s1dan variable s1merupakan variable perantau. Yang berarti bahwa
pada tablo berikutnya x2 menggantikan s1 di kolom program. Unsure kuncinya 3
Sedangkan rasio kunci untuk baris s2 dan baris x1 masing-masing adalah 4/3 dan 0.
18

Transformasi baris kunci Transformasi baris s1 Transformasi baris s2

0:3 = 0 0 – ( 4/3 ) 0 = 0 1 –(0)0 = 0


3:3 = 1 4 – (4/3 ) 3 = 0 0 –(0)3 = 4
1:3 = 1/3 0 – (4/3 ) 1 = - 4/3 0 –(0)1 = 0
0:3 = 0 1 – (4/3) 0 = 1 0 –(0)0 = 1
-1 : 3 = -1/3 -2/3 – (4/3 ) (-1) = 2/3 1/3 – ( 0 ) (-1) = 1/3
3:3 = 1 2 – (4/3 ) 3 = 2 7 –(0)3 = 7

Catatan : Dalam mentransformasikan baris, unsure pada kolom tujuan tidak ikut
ditransformasikam

Tablo 3.

Program Tujuan 25 15 0 0 0 Kuantitas


x1 x2 s1 s2 s3

X2 15 0 1 1/3 0 - 1/3 1
s2 0 0 0 -4/3 1 2/3 2
x1 25 1 0 0 0 1/3 7

zj 25 15 5 0 10/3 190
cj - zj 0 0 -5 0 -10/3

Pada penyelesaian tahap ke 3 ini terlihat tidak terdapat lagi unsur positif pada baris cj - zj
Berarti penyelesaian sudah optimal. Tablo 3 ini merupakan tablo optimal, sehingga dapat
disimpulkan bahwa :

Optimalitas dicapai pada kombinasi :

Produksi 7 unit x1
Produksi 1 unit x2
Dengan keuntungan maksimum 190
Sisa masukan L yang tidak terpakai sebanyak 2 unit (dilambangkan dengan s2)

c. Simplex Dengan Variabel Buatan dan Masalah Minimisasi

Cotoh :
19

Minimunkan Z = 4x
4 1 + 3x2
Terhadap 2x1 + x2  50
x1 + 2x2  40
5x1 + 4x2  170
x1 , x2  0

Jawab :

Rumusan model tersebut distandarkan menjadi :

r1 = 50 - 2x1 - x2 + s1
r2 = 40 - x1 - 2x2 + s2
r3 = 170 - 5x1 - 4x2 + s3

Dan standarisasi fungsi tujuan sebagai berikut :

Z = 4x
4 1 + 3x2 + M (50-2x1- x2 + s1) + M (40 - x1 - 2x2 + s2 ) + M (170 -5x1-4x2+ s3)
Z - (4 - 8M) x1 - (3 - 7 M)x2 - Ms1 - Ms2 - Ms3 = 260 M

Terhadap :

2x1 + x2 - s1 + r1 = 50
x1 + 2x2 - s1 + r1 = 40
5x1 + 4x2 - s1 + r1 = 170
x1 , x2 , s1, s2 , s3 , r1 , r2 , r1)  0

Tablo I

VD Z x1 x2 s1 s2 s3 r1 r2 r3 S

Rasio
Z 1 -4 + 8M -3 + 7M -M -M -M 0 0 0 -260M Solusi

r1 0 2 1 -1 0 0 1 0 0 50 25
r2 0 1 2 0 -1 0 0 1 0 40 40
r3 0 5 4 0 0 -1 0 0 1 170 34
20

Langkah-langkah berikutnya adalah seperti yang sudah digariskan sebelumnya.

Hasil transformasi baris kunci, yaitu baris kunci lama dibagi unsure kunci aebagai berikut
:
x1 0 1 ½ -½ 0 0 ½ 0 0 25

Transformasi baris-baris lainnya sebagai berikut :

Baris baru = baris lama – (unsure pada kolom kunci x baris kunci baru)

Transformasi baris z Transformasi baris z


-4 + 8M – (-4 + 8M)1 =0 1 – (1) 1 =0
-3 + 7M – (-4 + 8M) ( ½ ) = -1 + 3M 2 – (1) ( ½ ) = 3/2
-M – (-4 + 8M) ( -½ ) = -2 + 3M 0 – (1) ( -½ ) =½
-M – (-4 + 8M)0 = -M -1 – (1) 0 = -1
-M – (-4 + 8M)0 = -M 0 – (1) 0 =0
0 – (-4 + 8M) ( ½ ) =2–4M 1 – (1) ( ½ ) =-½
0 – (-4 + 8M)0 =0 1 – (1) 0 =1
0 – (-4 + 8M)0 =0 0 – (1) 0 =0
260 M – (-4 + 8M)25 = 100 + 60 M 40 – (1) 25 = 15

Hasil transformasi baris r3 adalah sebagai berikut :

r 0 0 3/2 5/2 0 -1 -5/2 0 1 45

Dengan demikian maka tablo keduanya adalah sebagai berikut :

Tablo II

VD Z x1 x2 s1 s2 s3 r1 r2 r3 S

Rasio
Z 1 0 -1+3M -2+3M -M -M 2-4M 0 0 100+60M Solusi

x1 0 1 ½ -½ 0 0 ½ 0 0 25 50
3/2
r2 0 0 2 ½ -1 0 -½ 1 0 15 10
r3 0 0 3/2 5/2 0 -1 -5/2 0 1 45 30
21

Penyelesaian belum optimal, karena koefisien variable adasarpada baris z masih ada yang
bernilai positif.tablo selanjutnya sebagai berikut :

Tablo III

VD Z x1 x2 s1 s2 s3 r1 r2 r3 S

Rasio
Z 1 0 -1+3M -2+3M -M -M 2-4M 0 0 100+60M Solusi

x1 0 1 ½ -½ 0 0 ½ 0 0 25 50
3/2
r2 0 0 2 ½ -1 0 -½ 1 0 15 10
r3 0 0 3/2 5/2 0 -1 -5/2 0 1 45 30

Tablo IV

VD Z x1 x2 s1 s2 s3 r1 r2 r3 S

Rasio
Z 1 0 -1+3M -2+3M -M -M 2-4M 0 0 100+60M Solusi

x1 0 1 ½ -½ 0 0 ½ 0 0 25 50
3/2
r2 0 0 2 ½ -1 0 -½ 1 0 15 10
r3 0 0 3/2 5/2 0 -1 -5/2 0 1 45 30

Tablo V

VD Z x1 x2 s1 s2 s3 r1 r2 r3 S

Rasio
Z 1 0 -1+3M -2+3M -M -M 2-4M 0 0 100+60M Solusi
22

x1 0 1 ½ -½ 0 0 ½ 0 0 25
50
3/2
r2 0 0 2 ½ -1 0 -½ 1 0 15
10
r3 0 0 3/2 5/2 0 -1 -5/2 0 1 45
30

Kesimpulan :

Pada Tablo V ini adalah tablo optimal, dengan x1 = 10 , x2 = 30 dan Z minimum = 130

SOAL :

1. Dengan menggunakan Metode Simpleks. Maksimumkan fungsi tujuan dari seorang


pengusaha yang memproduksi 2 (dua) macam barang dan dihadapkan pada kendala-
kendala yang ada sebagai berikut:
Maksimum : Profit = 8000X1 + 6000X2
Kendala : 4x1 + 2x2  600
2x1 + 4x2  480
x1.x2  0

2. Dalam pembuatan kue diperlukan 3 bahan pokok : mentega dan tepung terigu dan
tepung tapioka
Kue jenis A memerlukan 6 unit mentega, 10 unit tepung terigu dan 35 unit t. tapioka
Kue jenis B memerlukan 8 unit mentega, 6 unit tepung terigu dan 32 unit t. tapioka
Mentega hanya tersedia 480 unit
Tepung terigu hanya tersedia 580 unit Harga kue A Rp. 45.000,-
Tepung tapioka hanya tersedia 2140 unit Harga kue B Rp. 35.000,-
Dengan menggunakan Metode Simpleks Tentukanlah hasil penjualan maksimum,
berapa kue jenis A dan kue jenis B harus di produksi

3 Dalam pembuatan kue diperlukan 2 bahan pokok yaitu mentega dan tepung terigu
Kue jenis A memerlukan 2 unit mentega dan 6 unit tepung terigu
Kue jenis B memerlukan 5 unit mentega dan 3 tepung terigu
Mentega hanya tersedia 330 unitdan tepung terigu hanya tersedia 390 unit edang
harga kue jenis A Rp 10.000 dan jenis B Rp 15.000. Produksi kue jenis A tidak boleh
23

melebihi 60 buah. jika kue tersebut terjual semua entukanlah hasil penjualan
maksimum, berapa kue jenis A dan kue jenis B harus di produksi dengan
menggunakan Metode Simpleks.

4 Dalam pembuatan kue diperlukan bahan pokok : mentega dan tepung terigu
Kue jenis A memerlukan 6 unit mentega, 2 unit tepung terigu
Kue jenis B memerlukan 4 unit mentega, 6 unit tepung terigu
Mentega hanya tersedia 420 unit Harga kue A Rp. 45.000,-
Tepung terigu hanya tersedia 280 unit Harga kue B Rp. 35.000,-
Produksi kue jenis A tidak boleh melebihi 60 buah
Dengan menggunakan metode grafik, Tentukanlah hasil penjualan maksimum, berapa
kue jenis A dan kue jenis B harus di produksi

5 Dalam pembuatan Roti diperlukan 2 bahan pokok : mentega dan tepung terigu
Roti jenis A memerlukan 2 unit mentega, 5 unit tepung terigu
Roti jenis B memerlukan 3 unit mentega, 2 unit tepung terigu
Mentega hanya tersedia 160 unit Harga Roti A Rp. 60.000,-
Tepung terigu hanya tersedia 290 unit Harga Roti B Rp. 45.000,-
Produksi roti jenis A tidak boleh melebihi 50 buah
Dengan menggunakan metode grafik Tentukanlah hasil penjualan maksimum, berapa
roti jenis A dan Roti jenis B harus di produksi

6 Dalam pembuatan Roti diperlukan 3 bahan pokok : mentega dan tepung terigu dan
telor
Roti jenis A memerlukan 6 unit mentega, 8 unit tepung terigu dan 13 unit butir telor
Roti jenis B memerlukan 10 unit mentega, 4 unit tepung terigu dan 10 unit butir telor
Mentega hanya tersedia 680 unit
Tepung terigu hanya tersedia 440 unit Harga Roti A Rp. 30.000,-
Telor hanya tersedia 820 butir Harga Roti B Rp. 45.000,-
Dengan menggunakan metode grafik Tentukanlah hasil penjualan maksimum, berapa
roti jenis A dan Roti jenis B harus di produksi

7. Dalam pembuatan kue diperlukan 3 bahan pokok : mentega dan tepung terigu dan
tepung tapioka
Kue jenis A memerlukan 6 unit mentega, 10 unit tepung terigu dan 35 unit t. tapioka
Kue jenis B memerlukan 8 unit mentega, 6 unit tepung terigu dan 32 unit t. tapioka
Mentega hanya tersedia 480 unit
Tepung terigu hanya tersedia 580 unit Harga kue A Rp. 45.000,-
Tepung tapioka hanya tersedia 2140 unit Harga kue B Rp. 35.000,-
Dengan menggunakan Metode Simpleks Tentukanlah hasil penjualan maksimum,
berapa kue jenis A dan kue jenis B harus di produksi

Anda mungkin juga menyukai