Anda di halaman 1dari 29

PAJAK NEGARA

DAN
PAJAK DAERAH
PENGENAAN PAJAK DI INDONESIA
DIKELOMPOKKAN MENJADI 2 BAGIAN:

• Pajak Negara

• Pajak Daerah
MACAM PAJAK NEGARA:

• Pajak Penghasilan (PPh)

• Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Atas Barang Mewah (PPN & PPn
BM).

• Bea Meterai
PAJAK PENGHASILAN (PPH)

► Dasar Hukum  UU No. 7 Th 1984 diubah terakhir


UU No. 17 Th 2000.
► UU ini berlaku sejak tahun1984, dan merupakan
pengganti UU Pajak Perseroan 1925, UU Pajak
Pendapatan 1944, UU PBDR 1970 (Pajak atas bunga,
dividen dan royalty Tahun 1970).
PPN DAN PPN BM

• Dasar Hukum  UU No. 8 Tahun 1983, dirubah


terakhir UU No. 18 tahun 2000.
• UU ini mulai efektif berlaku sejak 1 April 1985.
• Merupakan Pengganti UU Pajak Penjualan tahun 1951.
BEA MATERAI

• Dasar Hukum  UU No. 13 Tahun 1985.


• UU ini mulai efektif berlaku 1 Januari 1986.
• Pengganti UU Bea Materai yang lama (Aturan Bea Meterai 1921).
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI
DAERAH
• Dasar hukum UU No. 18 Tahun 1997.

• Dirubah terakhir dengan UU No. 34 Th 2000.

• Pajak Daerah dibagi menjadi dua bagian: Pajak Propinsi dan Pajak
Kabupaten/Kota.
ISTILAH YANG TERKAIT DENGAN PAJAK DAERAH ......1/2

• Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan


masyarakat hukum yg mempunyai batas daerah tertentu
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam ikatan NKRI.
• Pajak Daerah, selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah
tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yg
digunakan utk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pembangunan daerah.
ISTILAH YANG TERKAIT DENGAN PAJAK DAERAH …. 2/2

► Badan, adalah sekumpulan orang dan/atau modal yg


merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yg
tidak melakukan usaha yang meliputi PT, CV, BUMN, BUMD,
Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun, Persekutuan,
Perkumpulan, Yayasan, Organisasi masa, Organisasi Sospol,
Lembaga, Bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.
► Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat
dikenakan Pajak Daerah.
► Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk
pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu.
PAJAK DAERAH TERDIRI DARI: PAJAK
PROPINSI DAN PAJAK KABUPATEN/KOTA

► Pajak Propinsi, terdiri dari:


1. Pajak Kendaraan Bermotor dan kendaraan diatas
air,
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan
kendaraan diatas air.
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor.
PAJAK KABUPATEN/KOTA
TERDIRI
• Pajak Bumi DARI:
dan Bangunan (PBB)
• Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB)
• Pajak Hotel
• Pajak Restoran
• Pajak Hiburan
• Pajak Reklame
• Pajak Penerangan Jalan
• Pajak Pengambilan bahan galian golongan C
• Pajak Parkir
• Pajak Pengambilan dan pemanfaatan Air bawah tanah dan air permukaan.
• Pajak Lain-lain
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)
► Dasar Hukum UU No. 12 tahun 1985, terakhir diubah dengan UU
No. 12 Tahun 1994.
► UU ini mulai berlaku pada tgl 1 Januari 86.
► Pengganti dari:
1. Ordonansi/peraturan Pajak Rumah Tangga Th 1908
2. Ordonansi Verponding Indonesia Th 1923
3. Ordonansi Pajak Kekayaan Tahun 1932
4. Ordonansi Verponding Tahun 1928
5. Ordonansi Pajak Jalan Tahun 1942
6. UU Darurat No. 11 Tahun 1957 Khususnya Pasal 14 huruf j, k,
l.
7. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 11
Tahun 1959 (UU No 11 Prp Tahun 1959) Pajak Hasil Bumi

* Ordonnantie (Belanda)  Peraturan


BPHTB

• Dasar Hukum UU No. 21 Tahun 1997, dirubah terakhir dengan UU No. 20


Th 2000
• Berlaku sejak tanggal 1 Januari 1998.
• Sebagai pengganti Ordonansi Bea Balik Nama Staatsblad* 1924 No. 291.

* Staatsblad (Belanda)  Surat kabar, Lembaran


TARIF PAJAK DITETAPKAN PALING TINGGI SEBESAR:

1. Pajak Kendaraan Bermotor dan kendaraan diatas air sebesar 5%


2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan kendaraan diatas air sebesar 10%
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 5%
4. Pajak Pengambilan dan pemanfaatan Air bawah tanah dan air permukaan sebesar 20%
5. Pajak Hotel sebesar 10%
6. Pajak Restoran sebesar 10%
7. Pajak Hiburan sebesar 35%
8. Pajak Reklame sebesar 25%
9. Pajak Penerangan Jalan sebesar 10%
10. Pajak Pengambilan bahan galian golongan C sebesar 20%
11. Pajak Parkir sebesar 20%
TARIF PAJAK PADA ANGKA 1 S/D 4
DITETAPKAN SERAGAM DI
SELURUH INDONESIA DAN DIATUR
DENGAN PERATURAN
PEMERINTAH (PP).

TARIF PAJAK SEBAGAIMANA PADA


ANGKA 5 S/D 11 DITETAPKAN
DENGAN PERATURAN DAERAH.
TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN
PAJAK DAN TATA CARA PENGHAPUSAN
PIUTANG PAJAK YANG KADALUARSA:

• Tata cara pelaksanaan pemungutan pajak ditetapkan oleh Kepala


Daerah.
• Piutang Pajak yg tdk mungkin dpt ditagih dan sudah kadaluarsa dapat
dihapuskan.
• Penghapusan Piutang pajak propinsi dan pajak kabupaten/kota
dilakukan dengan keputusan masing-masing oleh Gubernur dan
Bupati/Walikota.
• Tata cara penghapusan piutang pajak yg sudah kadaluarsa diatur dengan
Peraturan Daerah.
RETRIBUSI DAERAH
BEBERAPA PENGERTIAN YANG TERKAIT
DENGAN RETRIBUSI DAERAH...... 1/2
• Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
• Jasa, adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan
pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan
lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
• Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
BEBERAPA PENGERTIAN YANG TERKAIT
DENGAN RETRIBUSI DAERAH ….. 2/2

• Jasa Usaha, adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah


dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya
dapat pula disediakan oleh sektor swasta.
• Perizinan tertentu, adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan
yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian,
dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu
guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
JENIS RETRIBUSI DAERAH

Dibagi dalam Tiga Golongan, Yaitu:

► Retribusi Jasa Umum

► Retribusi Jasa Usaha

► Retribusi Perizinan Tertentu


KRITERIA RETRIBUSI JASA UMUM YG
DITETAPKAN DENGAN PERATURAN
PEMERINTAH:
• Retribusi Jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau
retribusi perizinan tertentu
• Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
• Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan
membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.
• Jasa tsb layak dikenakan retribusi.
• Retribusi tdk bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya
• Retribusi dpt dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber
pendapatan daerah yang potensial, dan
• Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan
atau kualitas pelayanan yg lebih baik.
JENIS-JENIS RETRIBUSI JASA
UMUM
• Retribusi pelayanan kesehatan
• Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
• Retribusi pengganti biaya cetak KTP dan akte catatan sipil
• Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat
• Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum
• Retribusi pelayanan pasar
• Retribusi pengujian kendaraan bermotor
• Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
• Retribusi penggantian biaya cetak peta
• Retribusi pengujian kapal perikanan
KRITERIA RETRIBUSI JASA USAHA YG DITETAPKAN
DENGAN PERATURAN PEMERINTAH:

• Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan


retribusi jasa Umum atau retribusi perizinan tertentu

• Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial


yang seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum
memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai daerah
yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah
Daerah.
JENIS-JENIS RETRIBUSI JASA
• USAHA
Retribusi pemakaian kekayaan daerah
• Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan
• Retribusi tempat pelelangan
• Retribusi terminal
• Retribusi tempat khusus parkir
• Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa
• Retribusi penyedotan kakus
• Retribusi rumah potong hewan
• Retribusi pelayanan pelabuhan kapal
• Retribusi tempat rekreasi dan olah raga
• Retribusi penyeberangan di atas air
• Retribusi pengolahan libah cair
• Retribusi penjualan produksi daerah
KRITERIA RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU YG
DITETAPKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH:

• Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang


diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi;
• Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi
kepentingan umum; dan
• Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin
tersebut dari biaya untuk mengulangi dampak negatif dari
perizinan tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari
retribusi perizinan.
JENIS-JENIS RETRIBUSI PERIZINAN
TERTENTU:

• Retribusi izin mendirikan bangunan

• Retribusi tempat penjualan minuman beralkohol

• Retribusi izin gangguan

• Retribusi izin trayek


OBJEK DAN SUBJEK
RETRIBUSI
Objek Retribusi Daerah DAERAH
► Jasa Umum
► Jasa Usaha
► Perizinan tertentu

Subjek Retribusi Daerah


► Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau badan yg
menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum ybs.
► Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yg
menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha ybs.
► Retribusi Perizinan tertentu adalah orang pribadi atau badan yg
memperoleh izin tetentu dari Pemda.
PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN
TARIF RETRIBUSI DAERAH

Prinsip dan sasaran penetapan tarif jenis retribusi daerah sbb:


► Retribusi jasa umum, berdasarkan kebijakan daerah dgn mempertimbangkan
biaya penyediaan jasa yg bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek
keadilan.
► Retribusi jasa usaha, berdasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan
yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta
sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
► Retribusi perizinan tertentu, berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian
atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan.

Penetapan tarif retribusi dpt ditinjau kembali paling lama 5 tahun sekali
TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN
RETRIBUSI DAN TATA CARA PENGHAPUSAN
PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUARSA:

• Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan oleh


Kepala Daerah.
• Piutang retribusi yg tdk mungkin dpt ditagih dan sudah
kadaluarsa dapat dihapuskan.
• Penghapusan Piutang retribusi daerah propinsi dan retribusi
daerah kabupaten/kota dilakukan dengan keputusan masing-
masing oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.
• Tata cara penghapusan piutang retribusi yg sudah kadaluarsa
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai