Anda di halaman 1dari 27

Pajak Negara dan Pajak Daerah

Pertemuan 9 dan 10
PAJAK NEGARA
Pajak Negara yang berlaku sampai saat ini adalah:
1.pajak penghasilan
Dasar hukum pengenaan pajak penghasilan adalah
undang-undang no.7 tahun 1984, sebagaimana telah
diubah terakhir dengan undang-undang no.17 tahun 2000.
undang-undang pajak penghasilan berlaku mulai tahun
1984 dan merupakan pengganti UU pajak perseroan 1925,
UU pajak pendapatan 1944, UU PDBR 1970.
2.Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (PPN & PPn BM)
dasar hukum pengenaan PPN & PPn BM adalah
undang-undang no.8 tahun 1983
sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang-
undang no.18 tahun 2000. undang-undang PPN &
PPn BM efektif mulai berlaku sejak tanggal 1 april
1985 dan merupakan pengganti UU pajak Penjualan
1951.
3.bea materai
 Dasar Hukum Pengenaan Bea Materai adalah undang-
undang no.13 tahun 1985. undang-undang bea materai
berlaku mulai tanggal 1 januari 1986 menggantikan
peraturan dan undang-undang bea materai yang lama
(aturan bea materai 1921).
4.pajak bumi dan bangunan (PBB)
 dasar hukum pengenaan pajak bumi dan bangunan adalah
undang-undang no.12 tahun 1985 sebagaimana telah
diubah dengan
 undang-undang no.12 tahun 1994. undang-undang PBB
berlaku mulai tanggal 1 januari 1986 dan merupakan
pengganti;
a. ordonansi pajak rumah tangga tahun 1908.
b. ordonansi verponding indonesia tahun 1923.
c. ordonansi pajak kekayaan tahun 1932.
d. ordonansi verponding tahun 1928.
e. ordonansi pajak jalan tahun 1942.
f. undang-undang darurat nomor 11 tahun 1957
khususnya pasal 14 huruf j, k, l.
g. undang-undang nomor 11 prp.tahun 1959 pajak
hasil bumi.
5. bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)
 dasar hukum pengenaan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan adalah undang-undang no.21 tahun
1997 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
undang-undang no.20 tahun 2000. undang-undang
BPHTB berlaku sejak tanggal 1 januari 1998
menggantikan Ordonansi bea balik nama staasblad
1924 No.291.
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Dasar hukum pemungutan pajak daerah dan retribusi


daerah adalah undang-undang no.18 tahun 1997
tentang pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan undang-undang no.34
tahun 2000.
 Beberapa pengertian atau istilah PAJAK DAERAH;
1. Daerah otonom ; kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu yang berwenang
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam ikatan Neagara Kesatuan RI.
2. Daerah Pajak ; iuran WP yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggraan pemerintahan daerah dan pembangunan
daerah.
3. Badan ; sekumpulan orang dan/atau modal yang yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun
tidak meliputi : PT, Perseroan komanditer, BUMN dan
BUMD, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi masa,
Organisasi Sospol, lembaga, usaha tetap, dan bentuk badan
lainnya.
4. Subjek pajak ; orang pribadi atau badan yang dapat
dikenakan pajak daerah
5. Wajib pajak ; orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak
yang terutang, termasuk pemungutan atau pemotongan
pajak tertntu.
JENIS PAJAK DAN OBJEK PAJAK
 Pajak daerah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. pajak propinsi, terdiri dari:
a. pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air.
b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air.
c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor.
d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan.
2. pajak kabupaten/kota; terdiri dari:
a. pajak hotel.
b. Pajak restoran.
c. Pajak hiburan
d. Pajak reklame
e. Pajak penerangan jalan.
f. Pajak pengambilan bahan galian golongan C
g. Pajak parkir
h. Pajak lain-lain.
TARIF PAJAK YANG BELUM DINAIKAN

1. pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air sebesar 5 % (lima


persen)
2. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air sebesar 10
% (sepuluh persen)
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 5 % (lima persen)
4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan
sebesar 20 % (dua puluh persen)
5. pajak hotel sebesar 10 % (sepuluh persen)
6. Pajak restoran sebesar 10 % (sepuluh persen)
7. Pajak hiburan sebesar 35 % (tiga puluh lima persen)
8. Pajak reklame sebesar 25 % (dua puluh lima persen)
9. Pajak penerangan jalan sebesar 10 % (sepuluh persen)
10. Pajak pengambilan bahan galian golongan C sebesar 20% (dua
puluh persen)
11. Pajak parkir sebesar 20 % (dua puluh persen).
KENAIKAN TARIF MAKSIMUM PAJAK DAERAH

Untuk memberi ruang gerak bagi daerah mengatur


sistem perpajakannya dalamrangka peningkatan
pendapatan dan peningkatan kualitas pelayanan,
penghematanenergi, dan pelestarian/perbaikan
lingkungan, tarif maksimum beberapa jenis pajak
daerah dinaikkan, antara lain:
a.Tarif maksimum Pajak Kendaraan Bermotor,
dinaikkan dari 5% menjadi 10%. Khusus untuk
kendaraan pribadi dapat diterapkan tarif progresif.
b.Tarif maksimum Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor, dinaikkan dari 10% menjadi 20%.
c.Tarif maksimum Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor, dinaikkan dari 5% menjadi 10%. Khusus
untuk kendaraan angkutan umum, tarif dapat
ditetapkan lebih rendah.
d. Tarif maksimum Pajak Parkir, dinaikkan dari 20% menjadi
30%.
e. Tarif maksimum Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
(sebelumnya Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C),
dinaikkan dari 20% menjadi 25%.
6. Bagi Hasil Pajak Provinsi
 Dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan
kemampuan keuangan
 kabupaten/kota dalam membiayai fungsi pelayanan kepada
masyarakat, pajak
 provinsi dibagihasilkan kepada kabupaten/kota, dengan
proporsi sebagai berikut:
No. Jenis Pajak Provinsi Kab/Kota
1. Pajak Kendaraan Bermotor 70% 30%
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 70% 30%
3. Pajak Bahan Bakar Kend. Bermotor 30% 70%
4. Pajak Air Permukaan 50% 50%
5. Pajak Rokok 30% 70%
6. Earmarking yaitu Untuk meningkatkan kualitas pelayanan
secara bertahap dan terus menerus dan sekaligus menciptakan
good governance dan clean government, penerimaan beberapa
jenis pajak daerah wajib dialokasikan (di-earmark) untuk
mendanai pembangunan sarana dan prasarana yang secara
langsung dapat dinikmati oleh pembayar pajak dan seluruh
masyarakat.
Pengaturan earmarking tersebut adalah:
a. 10% dari penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor wajib
dialokasikan untuk pemeliharaan dan pembangunan jalan,
serta peningkatan sarana transportasi umum.
b. 50% dari penerimaan pajak rokok dialokasikan untuk
mendanai pelayanan kesehatan dan penegakan hukum.
c. Sebagian penerimaan pajak penerangan jalan digunakan
untuk penyediaan penerangan jalan.
 Dengan penetapan UU PDRD ini, diharapkan struktur APBD
menjadi lebih baik, iklim investasi di daerah menjadi lebih
kondusif karena Perda-Perda pungutan daerah yang
membebani masyarakat secara berlebihan dapat dihindari,
serta memberikan kepastian hukum bagi semua pihak.
TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG
RETRIBUSI YANG KADALUWARSA

 tata cara pelaksanaan pemungutan pajak ditetapkan


oleh Kepala Daerah.
 Piutang pajak yang tidak mungkin ditagih karena hak
untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa
sehingga dapat dihapuskan.
 Penghapusan piutang pajak propinsi, kabupaten atau
kota yang sudah kadaluwarsa dilakukan dengan
keputusan masing-masing ditetapkan oleh gubernur dan
bupati atau walikota.
 Tata cara penghapusan piutang pajak yang sudah
kadaluwarsa diatur dengan peraturan daerah.
Golongan Retribusi adalah pengelompokan
retribusi yang meliputi Retribusi Jasa Umum,
Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan
Tertentu;
1. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa
yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan
dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati
oleh orang pribadi atau badan;
Retribusi Daerah
2. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu
yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan;
3. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut
prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta;
4. Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas
kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum
dan menjaga kelestarian lingkungan.
JENIS RETRIBUSI DAERAH
Dibagi menjadi 3 golongan ;
1.Retribusi jasa umum
a. Retribusi pelayanan kesehatan
b.Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan.
c. Retribusi pengganti biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte
catatan sipil.
d.Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat.
e. Retribusi pelayanan parker di tepi jalan umum.
f. Retribusi pelayanan pasar.
g.Retribusi pengujian kendaraan bermotor.
h.Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran.
i. Retribusi penggantian biaya cetak peta.
j. Retribusi pengujian kapal perikanan.
2. retribusi jasa usaha
a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah
b. Retribusi pasar grosir dan/ pertokoan
c. Retribusi tempat pelalangan
d. Retribusi terminal
e. Retribusi tempat khusus parkir.
f. Retribusi tempat penginapan /pesanggrahan/villag.Retribusi
penyedotan kakus
h. Retribusi rumah pemotongan hewan
i. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal.
j. Retribusi tempat rekreasi dan olah raga.
k. Retribusi penyebrangan di atas air.
l. Retribusi pengolahan limbah cair
m. Retribusi penjualan produksi daerah.
3. Retribusi perizinan tertentu
a. Retribusi izin mendirikan bangunan.
b. Retribusi tempat penjualan minuman beralkohol.
c. Retribusi izin gangguan.
d. Retribusi izin trayek.

 Objek Retribusi Dearah terdiri dari ;


a. Jasa Umum berupa pelayanan yang disediakan atau
yang diberikan pemerintah daerah untuk tujuan
kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh pribadi atau badan
b. Jasa usaha ; berupa pelayanan yang disediakan
pemerintah daerah dengan menganut prinsip
komersial.
c. Perizinan tertentu ; kegiatan tertentu pemerintah
daerah dalam rangka pemberian ijin kepada orang
pribadi atau badan dengan maksud untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
 Subjek Retribusi Daerah ;
a. Retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang
bersangkutan
b. Retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang
bersangkutan
c. Retribusi perijinan tertentu adalah orang pribadi atau badan
yang memperoleh ijin tertentu dari pemerintah daerah.
 Prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi daerah ;
a. Retribusi jasa umum, berdasarkan kebijakan daerah dengan
mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan.
b. Retribusi jasa usaha ; berdasarkan pada tujuan untuk
memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana
keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha
swasta sejenis yang beroperasi secara efisien dan
beroerintasi pada harga pasar.
c. Retribusi perijinan tertentu, berdasarkan pada tujuan
untuk menutup sebagian atau seluruh
penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai