Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18. Nomor 01.

Maret 2016

VOLUME : 18 NOMOR : 01 MARET 2016

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN


ASLI DAERAH (PAD) KOTA BALIKPAPAN
(Studi Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Balikpapan)

Yerni Pareang
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

Yudea
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

ABSTRACT
Balikpapan city was given the opportunity to explore the potential of financial resources by setting
taxes and fees for the region to increase revenues generated local revenues. This study aims to
analyze the contribution of local taxes and levies on revenue Balikpapan City during the last five years
(2010-2014). The object of this research is the area of Balikpapan, the focus of research to address
locally generated revenue, local taxes and levies. This type of research in this study is quantitative
descriptive. This analysis uses the analysis of tax and levy contribution to total revenue every year.
Results of this study found that the average contribution of local taxes and levies when the reception
local revenues generated Balikpapan City during 2010-2014 were highly variable. The percentage
contribution of local taxes is greater than the percentage contribution levies. This study contributes to
the government Balikpapan to better see the potential of the region to add value to the contribution
of local taxes and levies in improving revenue performance.

Keywords: local taxes, levies, locally-generated revenue, Balikpapan city.

P ENDAHULUAN dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan


dan pembangunan. Dari berbagai alternatif
Era otonomi daerah yang secara resmi penerimaan daerah, Undang-undang tentang
mulai diberlakukan di Indonesia sejak 1 Januari Pemerintahan Daerah dan juga Undang-Undang
2001 menghendaki daerah untuk berkreasi tentang Perimbangan Keuangan antara
dalam mencari sumber penerimaan yang dapat Pemerintah Pusat dan Daerah menetapkan pajak
membiayai pengeluaran pemerintah daerah dan retribusi daerah sebagai sumber

32
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18. Nomor 01. Maret 2016

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber KAJIAN P USTAKA


dari dalam daerah itu sendiri. Pemberian
kewenangan kepada daerah untuk memungut Pajak Daerah
pajak dan retribusi daerah telah mengakibatkan Marihot (2005) menyatakan bahwa
pemungutan berbagai jenis pajak dan retribusi Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan
daerah yang berkaitan dengan berbagai aspek oleh daerah kepada orang pribadi atau badan
kehidupan masyarakat. tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang
Pemungutan ini harus dapat dipahami dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
oleh masyarakat sebagai sumber penerimaan perundang-undangan yang berlaku, yang
yang dibutuhkan oleh daerah untuk digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
daerah. Untuk mengatur tentang pemungutan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
pajak dan retribusi daerah, pemerintah bersama tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dengan DPR telah mengeluarkan Undang- menyatakan bahwa Pajak Daerah, yang
Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi
Daerah dan Retribusi Daerah yang kemudian wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor pribadi atau badan yang bersifat memaksa
34 Tahun 2000. Kedua undang-undang ini berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
menjadi dasar hukum pemungutan pajak dan mendapatkan imbalan secara langsung dan
retribusi daerah yang memberikan kewenangan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-
kepada daerah untuk memungut atau tidak besarnya kemakmuran rakyat.
memungut suatu jenis pajak atau retribusi pada Jenis Pajak dan Objek Pajak Daerah
daerahnya. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
Agar dapat dipungut secara efektif, tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
pemahaman masyarakat, petugas pajak, dan menyatakan bahwa Pajak Daerah dibagi menjadi
setiap pihak yang terkait dengan 2 (dua) bagian, yaitu:
pemungutannya harus sesuai dengan ketentuan 1. Pajak Provinsi yang terdiri dari:
yang diatur dalam undang-undang serta a. Pajak kendaraan bermotor;
peraturan daerah yang mengatur tentang pajak b. Bea balik nama kendaraan bermotor;
dan retribusi daerah. Hal ini memerlukan c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor;
sosialisasi kepada masyarakat umum sehingga d. Pajak air permukaan; dan
mereka mau dengan sadar membayarnya, tetapi e. Pajak rokok.
disisi lain juga menghendaki adanya kepastian 2. Pajak Kabupaten/Kota yang terdiri dari:
bahwa pemungutan dilakukan sesuai dengan a. Pajak hotel;
ketentuan yang sebenarnya. Undang-Undang b. Pajak restoran;
tentang Pajak dan Retribusi Daerah memang c. Pajak hiburan;
memungkinkan perbedaan pemungutan suatu d. Pajak reklame;
jenis pajak dan retribusi daerah antar daerah e. Pajak penerangan jalan;
provinsi atau kabupaten/kota. Oleh karena itu, f. Pajak mineral bukan logam dan batuan;
untuk memahami secara utuh tentang g. Pajak parkir;
pemungutan suatu jenis pajak atau retribusi h. Pajak air tanah;
daerah yang diberlakukan pada suatu daerah i. Pajak sarang burung walet;
haruslah mengacu pada peraturan daerah yang j. Pajak bumi dan bangunan perdesaan
berkaitan. dan perkotaan; dan
k. Bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan.

33
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18. Nomor 01. Maret 2016

Retribusi Daerah Jenis retribusi jasa usaha, yaitu:


Marihot (2005) menyatakan bahwa 1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
Retribusi adalah pembayaran wajib dari 2. Retribusi Terminal;
penduduk kepada negara karena adanya jasa 3. Retribusi Rumah Potong Hewan;
tertentu yang diberikan oleh negara bagi 4. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;
penduduknya secara perorangan. Jasa tersebut 5. Retribusi Tempat Rekreasi dan
dapat dikatakan bersifat langsung, yaitu hanya Olahraga; dan
yang membayar retribusi yang menikmati balas 6. Retribusi Pengolahan Limbah Cair.
jasa dari negara. 3. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu
Retribusi Daerah, yang selanjutnya Pemerintah Daerah dalam rangka
disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah pemberian izin kepada orang pribadi atau
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau pengaturan, pengendalian dan pengawasan
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta
kepentingan orang pribadi atau badan. penggunaan sumber daya alam, barang,
Objek Retribusi Daerah prasarana, sarana atau fasilitas tertentu
Mardiasmo (2013) menyatakan bahwa guna melindungi kepentingan umum dan
ada 3 (tiga) Objek Retribusi Daerah, yaitu: menjaga kelestarian lingkungan.
1. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan Jenis retribusi perizinan tertentu, yaitu:
atau diberikan oleh Pemerintah Daerah 1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan 2. Retribusi Izin Gangguan;
umum serta dapat dinikmati oleh orang 3. Retribusi Izin Trayek;
pribadi atau badan. 4. Retribusi Izin Bidang Kesehatan;
Jenis retribusi jasa umum, yaitu: 5. Retribusi Izin Bidang Industri;
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan; 6. Retribusi Izin Usaha Kontruksi;
2. Retribusi Pelayanan 7. Retribusi Izin Tanda Daftar Perusahaan;
Persampahan/Kebersihan; 8. Retribusi Izin Usaha Perdagangan;
3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak 9. Retribusi Izin Membuka dan
Kartu Tanda Penduduk dan Akta Memanfaatkan Tanah Negara; dan
Catatan Sipil; 10. Retribusi Izin Ketenagakerjaan/ Bidang
4. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Perizinan Tenaga Kerja Asing.
Umum; Subjek Retribusi Daerah
5. Retribusi Pelayanan Pasar; Mardiasmo (2013) menyatakan bahwa
6. Retribusi Pengujian Kendaraan ada 3 (tiga) Subjek Retribusi Daerah, yaitu:
Bermotor; 1. Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi
7. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam atau badan yang menggunakan/menikmati
Kebakaran; pelayanan jasa umum yang bersangkutan.
8. Retribusi Pelayanan Kesehatan Hewan; 2. Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi
9. Retribusi Penyediaan dan/atau atau badan yang menggunakan/menikmati
Penyedotan Kakus; pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.
10. Retribusi Pengolahan Limbah Cair; dan 3. Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang
11. Retribusi Pengendalian Menara pribadi atau badan yang memperoleh izin
Telekomunikasi. tertentu dari Pemerintah Daerah.
2. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pemerintah Daerah dengan menganut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
prinsip-prinsip komersial karena pada tentang Perimbangan Keuangan antara
dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada
swasta. pasal 1 menyatakan bahwa

34
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18. Nomor 01. Maret 2016

Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut terhadap data-data yang bersifat pembuktian
PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah dari masalah. Sehingga metode deskriptif
yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah kuantitatif adalah metode penelitian yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. memaparkan atau menjelaskan data melalui
Pendapatan asli daerah merupakan penerimaan angka-angka.
daerah dari berbagai usaha pemerintah daerah Sugiyono (2013), operasional merupakan
untuk mengumpulkan dana guna keperluan salah satu instrumen dari riset karena
daerah yang bersangkutan dalam membiayai merupakan salah satu tahapan dalam proses
kegiatan rutin maupun pembangunannya, yang pengumpulan data. Sebuah definisi operasional
terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, juga bisa dijadikan sebagai batasan pengertian
bagian laba usaha milik daerah, dan lain-lain yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu
penerimaan asli daerah yang sah. kegiatan atau pekerjaan penelitian. Dalam hal
Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 ini, peneliti akan menjelaskan mengenai
tentang Perimbangan Keuangan antara beberapa variabel yang akan diteliti berdasarkan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada pada objek penelitian, yaitu:
pasal 6 menyatakan bahwa: 1. Peraturan Daerah Kota Balikpapan nomor 1
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) bersumber tahun 2003, Pajak Daerah adalah iuran wajib
dari: yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
a. Pajak Daerah; kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang
b. Retribusi Daerah; seimbang, yang dapat dipaksakan
c. hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
dipisahkan; dan yang berlaku, yang digunakan untuk
d. lain-lain PAD yang sah. membiayai penyelanggaraan pemerintahan
2. Lain-lain PAD yang sah sebagaimana daerah dan pembangunan daerah.
dimaksud pada nomor 1 huruf d, 2. Peraturan Daerah Kota Balikpapan nomor 1
meliputi: tahun 2003, Retribusi Daerah adalah
a. hasil penjualan kekayaan Daerah yang pungutan daerah sebagai pembayaran atas
tidak dipisahkan; jasa atau pemberian izin tertentu yang
b. jasa giro; khusus disediakan dan atau diberikan oleh
c. pendapatan bunga; Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang
d. keuntungan selisih nilai tukar rupiah pribadi atau Badan.
terhadap mata uang asing; dan 3. Kontribusi merupakan persentase
e. komisi, potongan, ataupun bentuk lain penerimaan yang berupa uang dari
sebagai akibat dari penjualan pencapaian target yang telah ditetapkan oleh
dan/atau pengadaan barang dan/atau pihak Dispenda.
jasa oleh daerah. 4. Pendapatan Asli Daerah merupakan dana
yang dihimpun oleh Dispenda dari
penerimaan yang berasal dari pajak daerah,
METODOLOGI P ENELITIAN retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
Definisi Operasional pendapatan asli daerah yang sah lalu
Jenis penelitian yang digunakan dalam kemudian diproses dan digunakan untuk
penelitian ini adalah pendekatan deskriptif membiayai pengeluaran daerah.
kuantitatif. Sugiyono (2013), metode deskriptif
adalah metode penelitian yang bertujuan untuk Batasan Penelitian
membuat gambaran mengenai situasi atau Penelitian dilakukan pada Kantor Dinas
kejadian, sedangkan analisis kuantitatif adalah Pendapatan Daerah Kota Balikpapan dengan
metode analisis dengan melakukan perhitungan

35
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18. Nomor 01. Maret 2016

objek penelitian yaitu pajak daerah dan retribusi data, guna menafsirkan data yang telah
daerah di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. diperoleh melalui metode statistik. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
Instrumen Penelitian kuantitatif untuk mengetahui kontribusi Pajak
Sugiyono (2013) menyatakan bahwa Daerah dan Retribusi Daerah secara langsung.
pada prinsipnya meneliti adalah melakukan Metode deskriptif adalah suatu analisis yang
pengukuran terhadap fenomena sosial maupun mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan
alam. Oleh sebab itu, harus ada alat ukur yang menganalisis data angka, agar dapat
baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya memberikan gambaran mengenai suatu keadaan
dinamakan instrumen penelitian. Instrumen tertentu sehingga dapat ditarik kesimpulan.
dalam penelitian ini berupa pedoman dokumen Berikut gambaran untuk menganalisis data yang
yaitu Realisasi Pajak Daerah dan Retribusi akan diperoleh:
Daerah dan pedoman dokumen Pendapatan Asli Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Daerah Kota Balikpapan. Dokumen-dokumen terhadap Pendapatan Asli Daerah. Untuk
tersebut digunakan sebagai alat untuk menghitung kontribusi penerimaan Pajak Daerah
mengetahui seberapa besar kontribusi pajak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD),
daerah dan retribusi daerah terhadap digunakan rumus sebagai berikut:
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Balikpapan
selama 5 (lima) tahun 2010-2014. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Data dan Teknik Pengumpulan Data Kontribusi = x 100%
Data yang digunakan dalam penelitian Realisasi Penerimaan PAD
ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data
Primer merupakan data yang diperoleh penulis Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah
dengan langsung mendatangi objek penelitian Kontribusi = x 100%
dan melakukan wawancara kepada pihak yang Realisasi Penerimaan PAD
bersangkutan. Dalam hal ini, objek penelitian
yang dimaksud adalah Kantor Dinas Pendapatan Berdasarkan hasil perhitungan melalui rumus
Daerah (DISPENDA) Kota Balikpapan dan pihak diatas, dapat diketahui tingkat kontribusi yang
yang bersangkutan yaitu pihak yang mampu diberikan berdasarkan persentase yang
memberikan data yang berkaitan dengan diketahui.
penelitian ini. Sedangkan Data Sekunder
merupakan data yang diperoleh dari studi
pustaka untuk beberapa teori yang berkaitan HASIL P ENELITIAN DAN P EMBAHASAN
dengan permasalahan dan juga sebagai
pembanding terhadap hasil-hasil penelitian Target dan Realisasi Pajak Daerah dan
terdahulu untuk mendukung pemecahan Retribusi Daerah
permasalahan dan mampu menambah Pihak Dinas Pendapatan Daerah
keyakinan penulis terhadap suatu kesimpulan Kota Balikpapan bersama Dewan Perwakilan
penelitian, misalnya jumlah penerimaan Rakyat Daerah (DPRD) dan Badan Pengelola
Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui kontribusi Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) setiap
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. tahunnya berkoordinasi untuk membahas
penentuan target penerimaan pendapatan
daerah yang berupa Pajak Daerah dan Retribusi
TEKNIK ANALISIS DATA Daerah. Berikut adalah data target dan
penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Sugiyono (2013), teknik analisis data Kota Balikpapan.
merupakan salah satu tahap kegiatan penelitian
berupa proses penyusunan dan pengolahan

36
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18. Nomor 01. Maret 2016

Tabel 4.1
Target dan Realisasi Pajak dan Retribusi Daerah Tahun 2010-2014
Tahun Jenis Pajak Daerah Retribusi Daerah P.A.D
Target 79.912.849.921 31.320.124.972 130.345.817.293
2010
Realisasi 88.442.340.405 29.083.767.415 139.231.153.341
Target 143.584.347.507 28.147.271.394 200.000.000.000
2011
Realisasi 170.407.776.955 27.439.734.654 221.274.968.057
Target 235.170.966.501 37.849.480.240 303.983.530.207
2012
Realisasi 261.380.972.015 43.791.684.143 352.034.256.557
Target 262.423.628.135 51.248.954.189 354.840.272.692
2013
Realisasi 340.998.753.948 57.381.026.800 470.719.065.633
Target 496.803.855.927 59.547.489.715 638.630.681.123
2014
Realisasi 575.567.514.292 68.314.359.063 729.037.647.063
Sumber: Dispenda Kota Balikpapan 2015
penerimaan pada tahun 2011. Salah satu
Dari tabel di atas diketahui bahwa faktor yang membuat target selalu terpenuhi
target penerimaan Pajak Daerah yang adalah jumlah wajib pajak yang dari tahun ke
ditetapkan Pemerintah Kota Balikpapan selalu tahun meningkat.
meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan
target untuk penerimaan Retribusi Daerah Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan
mengalami penurunan pada tahun 2011. Mulai Asli Daerah Kota Balikpapan.
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 Untuk mengetahui kontribusi
target yang ditetapkan Dispenda Kota pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah
Balikpapan selalu terpenuhi. Berbeda dengan Kota Balikpapan pada tahun 2010-2014 adalah
Pajak Daerah yang selalu mengalami sebagai berikut:
peningkatan penerimaan setiap tahunnya,
Retribusi Daerah justru mengalami penurunan

37
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18. Nomor 01. Maret 2016

Tabel 4.2
Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD Tahun 2010-2014
Tahun Pajak Daerah Pendapatan Asli Daerah %
2010 Rp 88.442.340.405 Rp 139.231.153.341 63,5 %
2011 Rp 170.407.776.955 Rp 221.274.968.057 77 %
2012 Rp 261.380.972.015 Rp 352.034.256.557 74,2 %
2013 Rp 340.998.753.948 Rp 470.719.065.633 72,4 %
2014 Rp 575.567.514.292 Rp 729.037.647.063 78,9 %
Sumber: Dispenda Kota Balikpapan 2015
penurunan, dan kembali mengalami kenaikan
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2014 yaitu sebesar 78,9 %.
kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan
Asli Daerah dari tahun 2010-2014 mengalami Kontribusi Retribusi Daerah terhadap
fluktuasi. Pada tahun 2010 Pajak Daerah Pendapatan Asli Daerah Kota Balikpapan.
memberikan kontribusi sebesar 63,5 %, dan Untuk mengetahui kontribusi retribusi
pada 2011 kontribusi yang diberikan oleh Pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota
Daerah mengalami peningkatan yaitu sebesar Balikpapan pada tahun 2010-2014 adalah
77 %, pada tahun 2012 dan 2013 kontribusi sebagai berikut:
pajak daerah mengalami selalu mengalami

Tabel 4.3
Kontribusi Retribusi Daerah terhadap PAD Tahun 2010-2014

Tahun Retribusi Daerah Pendapatan Asli Daerah %


2010 Rp 29.083.767.415 Rp 139.231.153.341 20,8 %
2011 Rp 27.439.734.654 Rp 221.274.968.057 12,4 %
2012 Rp 43.791.684.143 Rp 352.034.256.557 12,4 %
2013 Rp 57.381.026.800 Rp 470.719.065.633 12,1 %
2014 Rp 68.314.359.063 Rp 729.037.647.063 9,3 %
Sumber: Dispenda Kota Balikpapan 2015

38
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18. Nomor 01. Maret 2016

Dari tabel diatas diketahui bahwa tahun 2013 kontribusi yang diberikan oleh
kontribusi Retribusi Daerah terhadap Retribusi Daerah yaitu sebesar 12,4 %, pada
Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2010-2014 tahun 2014 kontribusi Retribusi Daerah
mengalami penurunan. Pada tahun 2010 kembali mengalami penurunan yaitu menjadi
Retribusi Daerah memberikan kontribusi 9,3 %.
sebesar 20,8 %, dan pada 2011 sampai dengan

Tabel 4.4
Klasifikasi Kriteria Kontribusi
Persentase Kriteria
0,00 % - 10 % Sangat kurang
10,10 % - 20 % Kurang
20,10 % - 30 % Sedang
30,10 % - 40 % Cukup baik
40,10 % - 50 % Baik
Diatas 50 % Sangat baik
Sumber: Tim Litbang Depdagri-fisipol UGM 1991
Daerah serta melakukan inovasi dan
KESIMPULAN DAN SARAN terobosan-terobosan baru dalam pelayanan
dan potensi daerah yang ada agar kontribusi
Kesimpulan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
1. Realisasi penerimaan Pajak Daerah dari tahun Pendapatan Asli Daerah semakin besar.
2010 sampai dengan tahun 2014 selalu 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
mencapai target yang telah ditetapkan, Dengan adanya beberapa keterbatasan
sedangkan realisasi penerimaan Retribusi dalam penelitian ini, kepada peneliti
Daerah dari tahun 2010 sampai dengan 2011 selanjutnya diharapkan untuk melakukan
tidak mencapai target yang telah ditentukan. penelitian sejenis lebih lanjut dengan
Namun pada tahun 2012 sampai dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui
2014 bisa mencapai target yang telah pengaruh kontribusi pajak daerah dan
ditentukan. retribusi daerah terhadap PAD, sehingga
2. Kontribusi Pajak Daerah terhadap dapat ditemukan hasil yang lebih optimal dan
Pendapatan Asli Daerah Kota Balikpapan bisa digeneralisasikan pada wilayah yang
secara keseluruhan sudah memberikan lebih luas.
tingkat kontribusi yang sangat baik dengan
rata-rata kontribusi sebesar 73,2%.
Berbanding terbalik dengan Pajak Daerah,
Retribusi Daerah justru memberikan
kontribusi yang kurang bagi Pendapatan Asli
Daerah Kota Balikpapan, yaitu sebesar 13,4%.
Saran
1. Bagi Pemerintah Daerah
Kontribusi Pajak Daerah sudah sangat
baik sehingga harus dipertahankan atau lebih
ditingkatkan, sedangkan kontribusi Retribusi
Daerah masih dalam kapasitas yang kurang
dan harus ditingkatkan lagi dengan cara
memperbaiki dan meningkatkan sistem
pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi

39
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18. Nomor 01. Maret 2016

DAFTAR P USTAKA

Isfatul, F., Achmad, H., dan M. Shobaruddin.


2014. “Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak
Daerah sebagai salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Malang”. Jurnal Perpajakan.Vol.3 No.1
(Desember).
Krisna, Md.Arta., Wirawati, Ni Gst.Putu . 2013.
“Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Propinsi Bali”. E-Jurnal Udayana. ISSN:2302-
8556
Mardiasmo. 2013. Perpajakan. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Siahaan, Marihot. 2005. Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.Edisi 1. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Litbang Depdagri-fisipol UGM 1991
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.

40

Anda mungkin juga menyukai