Anda di halaman 1dari 32

Sumber-Sumber

Penerimaan
Keuangan Daerah
Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat
dinilai dengan uang termasuk didalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

(PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah)


Sumber – sumber Keuangan Daerah:
1. Pajak daerah
2. Retribusi Daerah
3. Bagian Daerah dan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)
4. Bagian Daerah dan Penerimaan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB)
5. Bagian Daerah Dari Penerimaan Pajak Penghasilan(PPH)
6. Bagian Daerah Dari Penerimaan Sumber Daya (SDA)
7. Dana Alokasi Umum
8. Dana Alokasi Khusus
9. Pembiayaan Dekonsentrasi
10.Pembiayaan Tugas Pembantuan
1. Pajak daerah

Pajak daerah adalah iuaran wajib yang dilakukan


oleh orang pribadi atau badan kepada daerah,
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Pajak daerah dibagi menjadi dua:


1. Pajak Provinsi
2. Pajak Kabupaten/ Kota
Provinsi Kabupaten/Kota
1. Pajak kendaraan bermotor dan 1. Pajak hotel
kendaraan diatas air
2. Bea balik nama kendaraan bermotor dan 2. Pajak restoran
kendaraan di atas air
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor 3. Pajak hiburan

4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air 4. Pajak reklame


bawah tanah dan air permukaan(kecuali
untuk rumah tangga dan pertanian)
5. Pajak penerangan
jalan
6. Pajak pengambilan
barang galian
golongan C
7. Pajak parkir
Bagi Hasil Pajak Daerah
•Bagi hasil pajak provinsi kepada daerah/kota
1. Hasil penerimaan pajak kendaraan beromotor dan diatas air serta
bea balik nama diserahkan kepada kabupaten/provinsi paling sedikit
30%
2. Hasil penerimaan pajak bahan bakar dan pengambilan serta
pemanfaataan air diserahkan pada kabupaten/provinsi paling sedikit
70%
3. Penggunaan bagian daerah kabupaten/kota ditetapkan sepenuhnya
oleh daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.

•Bagi Hasil Pajak Kabupaten kepada Desa


1. Hasil penerimaan pajak kabupaten paling sedikit 10% bagi desa
yang bersangkutan
2. Bagian desa ini ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten
dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi antar desa
3. Penggunaan bagian desa ditetapkan sepenuhnya oleh desa yang
bersangkutan.
2. Retribusi Daerah
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus di sediakan dan / atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

• Retribusi Daerah:
1. Retibusi Umum
2. Retibusi Jasa Usaha
3. Retribusi Tertentu
• Retibusi Umum

Retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan.

Retibusinya meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan
2. Pelayanan Persampahan atau Kebersihan
3. Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil
4. Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
5. Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
6. Pelayanan Pasar
7. Pengujian Kendaraan Bermotor
8. Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
9. Penggantian Biaya Cetak Peta
10. Pengujian Kapal Perikanan
• Retribusi Jasa Usaha

Retibusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan


menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan
oleh sektor swasta. Objeknya adalah pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial.

Retibusinya meliputi :
1. Pemakaian Kekayaan Daerah 11. Penyeberangan di Atas Air
2. Pasar Grosir /Pertokoan 12. Pengolahan Limbah Cair
3. Tempat Pelelangan 13. Penjualan Produksi UsahaDaerah
4. Terminal
5. Tempat Khusus Parkir
6. Tempat penginapan/pesanggarahan/villa
7. Penyedotan kakus
8. Rumah Potong Hewan
9. Pelayanan Pelabuhan kapal
10. Taman Rekreasi dan Olahraga
• Retribusi Perijinan Tertentu

Retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam


rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
SDA, barang, prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Retibusinya meliputi :
1. Izin Mendirikan Bangunan
2. Izin Tempat Pnejualan Minuman Beralkohol
3. Izin Gangguan
4. Izin Trayek
• Bagi hasil retribusi kabupaten kepada desa

Hasil penerimaan jenis retribusi tertentu sebagian


diperuntukkan kepada desa yang terlibat langsung dalam
pemberian layanan, seperti retribusi penggantian biaya cetak
KTP dan Akta Catatan Sipil. Bagian desa ini ditetapkan lebih
lanjut degan Peraturan Daerah Kabupaten dengan
memperhatikan aspek keterlibatan desa dalam penyediaan
layanan tersebut.
3. Bagian Daerah dan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak yang


dikenakan atas bumi atau bangunan. Subyek pajak dalam PBB
adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak
atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas atas bangunan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian hasil penerimaan


PBB dan penyalurannya diatur sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku dalam bentuk peraturan
pemerintah. (PP no. 16 tahun 2000)
4. Bagian Daerah Dari Penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan(BPHTB)
BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan bangunan. Yang
menjadi subjek BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah
dan atau bangunan. Objeknya adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan yang
meliputi :

a. Pemindahan hak karena : b. Pemberiaan hak baru karena :


1. Jual beli 1. Kelanjutan pelepasan hak
2.Tukar menukar 2. Di luar pelepasan hak
3.Hibah
4.Hibah wasiat
5.Waris
6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya
7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan
8.Penunjukan pembeli dalam lelang
9. Pelaksaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap
10. Penggabungan usaha
11. Peleburan usaha
12.Pemekaran usaha
13. Hadiah
5. Bagian Daerah Dari Penerimaan Pajak Penghasilan
(PPH)
Pajak Penghasilan adalah pajak penghasilan yang dipotong oleh
pemberi kerja atas penghasilan yang dibayarkan kepada Wajib Pajak
Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa dan kegiatan tang dilakukan.

Penerimaan negara dari Pajak Penghasilan Orang Pribadi dalam negeri


dan Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pemberi kerja dibagi
dengan imbangan 80% untuk pemerintah pusat dan 20% untuk
pemerintah daerah tempat wajib pajak terdaftar.

Bagian penerimaan pemerintah daerah sebesar 20% dibagi antara


daerah propinsi dan daerah Kabupaten/Kota dengan imbangan sebagai
berikut:
• 40% untuk daerah propinsi
• 60% untuk kabupaten/kota
6. Bagian Daerah Dari Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA)

Yang dimaksud dengan bagian daerah dari penerimaan sumber


daya alam bagian daerah dari penerimaan negara yang berasal dari
pngelolaan sumber daya alam, antara lain di bidang pertambangan
umum, pertambangan minyak dan gas alam, kehutanan, dan
perikanan.
Penerimaan negara dari sumber daya alam sektor kehutanan,
sektor pertambangan umum dan sektor perikanan dibagi dengan
imbangan 20% (dua puluh persen) untuk pemerintah pusat dan 80%
untuk pemerintah daerah.
Bagian Daerah yang Berasal dari Penerimaan SDA :

1. Sektor Kehutanan.
Bagian daerah yang berasal dari penerimaan sumber daya alam sektor
kehutanan yang diterima dari pemerintah pusat ditetapkan sebagai
berikut:

a. 80% dari penerimaan iuran hak pengusahaan hutan dibagi dengan


perincian.
• Bagian propinsi sebesar 16 %
• Bagian kabupaten/kota penghasil sebesar 64%

b. 80% dari penerimaan provinsi sumber daya hutan dibagi dengan


perincian:
• Bagian provinsi sebesar 16%
• Bagian kabupaten/kota sebesar 32%
• Bagian kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan 32%.
Jumlah ini dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk semua
kabupaten/kota dalam provinsi yang bersangkutan.
2. Sektor Pertambangan

Bagian daerah dari penerimaan negara Iuran Tetap (land-rent)


dibagi dengan perincian:
a. 80% dari penerimaan Iuran Tetap (land rent) dibagi dengan
perincian
• Bagian provinsi sebesar 16%
• Bagian kabupaten/kota penghasil sebesar 64%

b. 80% dari penerimaan iuran eksploitasi dan iuran eksploitasi


(royalty dibagi dengan perincian:
• Bagian provinsi sebesar 16%
• Bagian kabupaten/kota penghasil sebesar 32%
• Bagian kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan
seesar 32%. Jumlah ini dibagikan dengan porsi yang sama besar
untuk semua kabupaten/kota dalam provinsi yang bersangkutan.
3. Sektor Perikanan

Penerimaan negara dari sumber daya alam sektor


perikanan terdiri dari:
• Penerimaan Pungutan Pengusahaan Perikanan
(PPP)
• Penerimaan Pungutan Hasil Perikanan (PHP)

Bagian daerah sebesar 80% dari Pungutan


Pengusahaa Perikanan dan Pungutan Hasil
Perikanan dibagikan secara merata kepada
seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
4. Sektor Pertambangan Minyak dan Gas

a.) Penerimaan negara dari pertambangan minyak bumi yang


berasal dari wilayah daerah setelah dikurangi komponen pajak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dibagi dengan imbangan
85% untuk pemerintah pusat dan 15% untuk daerah.
Untuk bagian daerah sebesar 15% ini selanjutnya dibagi dengan
perincian sebagai berikut:

• Bagian provinsi yang bersangkutan sebesar 3%


• Bagian kabupaten/kota penghasil sebesar 6%
• Bagian kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang
bersangkutan sebesar 6%. Jumlah ini dibagikan dengan porsi
yang sama besar untuk semua kabupaten/kota dalam provinsi
yang bersangkutan
b.) Penerimaaan negara dari pertambangan gas
alam yang berasal dari wilayah daerah setelah
dikurangi komponen pajak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dibagi dengan imbangan 70% untuk
pemerintah pusat dan 30% untuk daerah.
Bagian daerah yang 30% dibagi dengan perincian
sebagai berikut:

• Bagian provinsi bersangkutan sebesar 6%


• Bagian kabupaten/kota penghasil sebesar 12%
• Bagian kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang
bersangkutan sebesar 12%. Jumlah ini dibagikan
dengan porsi yang sama besar untuk semua
kabupaten/kota dalam provinsi yang bersangkutan.
7. Dana Alokasi Umum

Dana alokasi umum adalah dana yang berasal dari


APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai
kebutuhan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
Desentraliasasi.

Besarnya dana alokasi ditetapkan sekurang kurangnya


25% dari Penerimaan Dalam Negri yang ditetapkan
dalam APBN.
Kenaikan dana alokasi umum akan sejalan dengan
penyearahan kewenangan pemerintah dan
pengalihan kewenangan pemerintah pusat kepada
daerah dalam rangka desentralisasi.

Dana Alokasi Umum terdiri dari:


1. Dana alokasi umum untuk daerah propinsi.
2. Dana alokasi umum untuk daerah kabupaten/kota

Dana Alokasi Umum untuk daerah propinsi dan


untuk daerah kabupaten/kota ditetetapkan
masing-masing 10%dan 90% dari Dana Alokasi
Umum yang ditetapkan APBN.
8. Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal


dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah
untuk membiayai kebutuhan tertentu.
Dana alokasi khusus dapat dialokasikan dari
APBN kepada daerah tertentu untuk membiayai
kebutuhan khusus, dengan memperhatikan
tersedianya dana dalam APBN.
Yang dimaksud dengan kebutuhan khusus adalah:
1. Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan
menggunakan rumus alokasi umum, kebutuhan
yang tidak dapat diperkirakan secara umum
dengan rumus, adalah kebutuhan yang bersifat
khusus yang tidak sama dengan kebutuhan daerah
lain. Misalnya, kebutuhan dikawasan transmigrasi.

2. Kebutuhan yang merupakan komitmen atau


prioritas nasional, yang termasuk dalam komitmen
atau prioritas nasional antara lain proyek yang
dibiayai donor, pembiayaan reboisasi daerah dan
proyek-proyek kemanusiaan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia.
1. Kriteria Teknis Kegiatan Dapat Dibiayai Dana Alokasi
Khusus.
kriteria ini ditetapkan oleh menteri teknis yang
berkonsultasi dengan dewan pertimbangan otonomi
daerah. Sector/kegiataan yang tidak dapat dibiayai
dari dana alokasi khusus adalah biaya administrasi,
biaya proyek, biaya penelitian, biaya pelatihan, biaya
perjalanan pegawai daerah, dll.

2. Dana Reboisasi
Penerimaan Negara yang berasal dari dana reboisasi
sebesar 40% disediakan kepada daerah penghasil
sebagai dana alokasi khusus untuk membiayai
kegiatan reboisasi dari penghijauan oleh Daerah
Penghasil
Dana reboisasi dibagi dengan imbangan:
• 40% dibagikan kepada daerah penghasil
sebagai dana alokasi khusus.
• 60% untuk pemerintah pusat

3. Penetapan Dana Alokasi Khusus


Jumlah dana alokasi khusus ditetapkan setiap
tahun dalam anggaran pendapatan dan belanja
Negara berdasarkan masing masing bidang
pengeluaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
4. Dana Pendamping

Ketentuan penyediaan dana pendamping dari


APBD atas dana alokasi khusus dari APBN ini
adalah untuk menyatakan komitmen dan
tanggungjawab daerah dalam pembiayaan
progam-progam yang merupakan kebutuhan
khusus. Besarnya porsi dana pendamping ini
sekurang-kurangnya 10%.
5. Alokasi Dana Alokasi Khusus

Dana alokasi khusus dialokasikan kepada daerah


tertentu berdasarkan usulan daerah yang berisi
usulan-usulan kegiatan dan sumber-sumber
pembiayaannya yang diajukan kepada Mentri
Teknis oleh daerah tersebut.
Bentuknya dapat berupa rencana suatu proyek
atau kegiataan tertentu atau dapat berbentuk
dokumen program rencana pengeluaraan
tahunan dan multi tahunan untuk sektor-sektor
dan sumber pembiayaannya.
9. PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari


pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil
Pemerintah dan / atau perangkat pusat di daerah.
Penyelenggaraan wewenang dalam rangka
dekonsentrasi dilaksanakan oleh Dinas Provinsi.

• Gubernur wajib mengupayakan secepat mungkin


tersedianya biaya yang dapat dilakukan dengan :
1. Melaporkan secepatnya kepada pemerintah
mengenai keadan mendesak tersebut dan biaya yang
diperlukan untuk dapat disediakan .
2. Meminjam dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah setelah terlebih
dahulu berkonsultasi dengan pimpinan DPRD
untuk mendapat persetujuannya dalam hal biaya
dari pemerintah belum tersedia.

Untuk menyikapi upaya gubernur di atas ,


pimpinan DPRD dalam kesempatan pertama
mengadakan rapat paripurna khusus untuk
mendapatkan pertimbangan dan persetujuan
penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah serta mewajibkan Gubernur
untuk mempertanggungjawabannya
10. PEMBIAYAAN TUGAS PEMBANTUAN

Tugas pembantuan adalah penugasan dari


pemerintah kepada daerah dan desa dan dari daerah
ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang
disertai pembiayaan , sarana dan prasarana serta
SDM dengan kewajiban melaporkan pelaksanaanya
dan mempertanggungjawablannya kepada yang
menugaskannya.

Tujuan pemberian tugas pembantuan adalah


mempelancar pelaksanaan tugas dan penyelesaikan
permasalahan serta membantu pengembangan
pembangunan bagi daerah dan desa.
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai